-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN MUKIM PULO PINEUNG DAN MUKIM CALEUE KECAMATAN DARUL AMAN KABUPATEN ACEH TIMUR

QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR : 6 TAHUN 2009

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT GAMPONG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN MUKIM KEUMUNENG DAN MUKIM KUTA BARO KECAMATAN IDI TUNONG KABUPATEN ACEH TIMUR

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN NAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN GAMPONG SAH RAJA DAN GAMPONG SIJUDO KECAMATAN PANTE BIDARI KABUPATEN ACEH TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

-1- PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANDA ACEH PROVINSI ACEH QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS ADAT ACEH KOTA BANDA ACEH

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG

-1- PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG KAWASAN KOTA TERPADU MANDIRI SEUMANAH JAYA

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEURUKON KATIBUL WALI

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PEMERINTAHAN MUKIM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT GAMPONG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT LEMBAGA KEISTIMEWAAN ACEH TIMUR

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA ADAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM,

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI JASA USAHA

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2005 TENTANG TUHA PEUET GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG REUSAM GAMPONG DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2014

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

-1- QANUN ACEH NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK GAMPONG DI KABUPATEN ACEH TIMUR

QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

-1- QANUN ACEH NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

QANUN ACEH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG TUHA PEUET GAMPONG DALAM KOTA LANGSA DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA LANGSA,

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA ACEH TAHUN ANGGARAN 2012

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG DANA ABADI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ACEH

(2) Pendanaan Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap tahun dianggarkan dalam APBA.

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG PEMERINTAHAN MUKIM DALAM PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

QANUN ACEH NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT ACEH

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG REUSAM GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA BANDA ACEH

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI ACEH JAYA PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH JAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

-1- BUPATI GAYO LUES QANUN KABUPATEN GAYO LUES NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PEMERINTAHAN MUKIM

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN GAMPONG DALAM KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASRAMA MAHASISWA ACEH BARAT DAYA

-1- QANUN ACEH NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DAN PENDIRIAN TEMPAT IBADAH

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENABALAN NAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ACEH BARAT DAYA

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 53 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KEMUKIMEN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TENGAH,

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG TUHA PEUT GAMPONG DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN ACEH TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BANK ACEH SYARIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

QANUN KABUPATEN PIDIE NOMOR 6 TAHUN

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH


QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG SUMBER KEUANGAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG TUHA PEUT GAMPONG DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN DAN PENGHAPUSAN GAMPONG BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

-1- BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

Transkripsi:

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS ADAT ACEH KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (Memorandum of Understanding Between The Government of Republic of Indonesia And The Free Aceh Movement Helsinki 15 Agustus 2005), Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka menegaskan komitmen mereka untuk menyelesaikan konflik Aceh secara damai, menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi semua, dan para pihak bertekad untuk menciptakan kondisi sehingga Pemerintahan Rakyat Aceh dapat diwujudkan melalui suatu proses yang demokratis dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. bahwa adat dan adat istiadat merupakan bagian dari sumber perilaku dalam aktualisasi nilai bagi masyarakat, memberikan kedudukan dan peran kepada lembaga adat Aceh untuk menjalankannya dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 2 ayat (2) Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 3 Tahun 2004 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Majelis Adat Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Qanun Kabupaten Aceh Timur tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Majelis Adat Aceh Kabupaten Aceh Timur; : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

-2-2. Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092); 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Propinsi Atjeh dan Perubahan Peraturan Pembentukan Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1103); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 9. Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 3 Tahun 2004 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Majelis Adat Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2004 Nomor 8 Seri D Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 32); 10. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 6 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Lembaga Keistimewaan Aceh Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Nomor 35);

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT KABUPATEN ACEH TIMUR dan BUPATI ACEH TIMUR MEMUTUSKAN: Menetapkan : QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS ADAT ACEH KABUPATEN ACEH TIMUR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan: 1. Kabupaten adalah Kabupaten Aceh Timur. 2. Pemerintah Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Kabupaten Aceh Timur yang terdiri dari Bupati dan perangkat daerah Kabupaten Aceh Timur. 3. Bupati adalah Bupati Aceh Timur. 4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupaten Aceh Timur. 5. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati Aceh Timur untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. 6. Mukim adalah kesatuan masyarakat hukum di bawah Kecamatan yang terdiri atas gabungan beberapa gampong yang mempunyai batas wilayah tertentu yang dipimpin oleh Imeum Mukim dan berkedudukan langsung dibawah Camat. 7. Imeum Mukim adalah Kepala Pemerintahan Mukim. 8. Gampong adalah kesatuan masyarakat hukum yang berada di bawah mukim dan dipimpin oleh Keuchik yang berhak menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri. 9. Keuchik adalah pimpinan suatu gampong yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri. 10. Lembaga Adat adalah suatu organisasi kemasyarakatan dan adat yang dibentuk oleh suatu masyarakat hukum adat tertentu, mempunyai wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak menyelesaikan hal-hal yang berkaitan dengan adat Aceh. 11. Majelis Adat Aceh Kabupaten yang selanjutnya disingkat MAA Kabupaten adalah Majelis Penyelenggara Kehidupan Adat di Kabupaten Aceh Timur. 12. Majelis Adat Aceh Kecamatan yang selanjutnya disebut MAA Kecamatan adalah Majelis Penyelenggara Kehidupan Adat di wilayah Kecamatan.

-4-13. Hukum Adat adalah Hukum Adat Aceh yang hidup dan berkembang dalam masyarakat di Kabupaten. 14. Adat istiadat adalah aturan atau perbuatan yang bersendikan Syari at Islam yang lazim dituruti, dihormati, dimuliakan sejak dahulu dan dijadikan sebagai landasan hidup dalam masyarakat. 15. Kebiasaan-kebiasaan adalah suatu kegiatan atau perbuatan yang pada dasarnya bukan bersumber dari hukum adat atau adat istiadat akan tetapi hal tersebut telah diakui oleh umum dan dilaksanakan oleh umum dan telah dilaksanakan secara berulang-ulang. 16. Peradilan Adat Gampong adalah Peradilan perdamaian melalui musyawarah mufakat yang dipimpin oleh Keuchik dengan anggota tengku meunasah dan para Tuha Peut Gampong. 17. Peradilan Adat Mukim adalah Peradilan perdamaian melalui musyawarah mufakat yang dipimpin oleh Imeum Mukim dengan anggota Imeum Syik dan para Tuha Peut Mukim. 18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten yang selanjutnya disingkat APBK adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Timur. BAB II PEMBENTUKAN, WEWENANG, TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu Pembentukan Pasal 2 (1) Dengan Qanun ini dibentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Majelis Adat Aceh Kabupaten Aceh Timur. (2) Di ibukota Kecamatan dapat dibentuk MAA oleh Camat dan ditetapkan oleh Bupati. Bagian Kedua Wewenang Pasal 3 (1) MAA Kabupaten mempunyai wewenang: a. mengkaji dan menyusun rencana penyelenggaraan kehidupan adat; b. membentuk dan mengukuhkan lembaga adat; dan c. menyampaikan saran dan pendapat kepada Pemerintahan Kabupaten dalam kaitan dengan penyelenggaraan kehidupan adat, baik diminta maupun tidak diminta. (2) MAA Kecamatan mempunyai wewenang: a. mengkaji dan menyusun rencana penyelenggaraan kehidupan adat di wilayah Kecamatan; b. membentuk dan mengukuhkan lembaga adat di wilayah Kecamatan; dan

-5- c. menyampaikan saran dan pendapat kepada Pemerintahan Kabupaten dalam kaitan dengan penyelenggaraan kehidupan adat, baik diminta maupun tidak diminta. Bagian Ketiga Tugas Pasal 4 (1) MAA Kabupaten mempunyai tugas: a. memberikan pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan adat istiadat; b. memberikan dukungan (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan adat istiadat; dan c. melakukan kontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran adat istiadat. (2) MAA Kecamatan mempunyai tugas: a. memberikan pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan adat istiadat di wilayah kecamatan; b. memberikan dukungan (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan adat istiadat di wilayah kecamatan; dan c. melakukan kontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran adat istiadat di wilayah kecamatan. Bagian Kempat Fungsi Pasal 5 (1) MAA Kabupaten mempunyai fungsi: a. meningkatkan pemeliharaan, pembinaan dan menyebarluaskan adat istiadat dan hukum adat dalam masyarakat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari adat di Indonesia; b. meningkatkan kemampuan Tokoh Adat yang profesional sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat di Kabupaten; c. meningkatkan penyebarluasan adat Aceh ke dalam masyarakat melalui keureja udep dan keureja mate, penampilan kreatifitas, dan media masa; d. menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan fungsi peradilan adat gampong dan peradilan adat mukim; e. mengawasi penyelenggaraan adat istiadat dan hukum adat supaya tetap sesuai dengan Syari at Islam;

-6- f. peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak, perorangan maupun badan-badan yang ada kaitannya dengan masalah adat Aceh, baik di dalam maupun di luar negeri, sejauh tidak bertentangan dengan agama, adat istiadat dan peraturan perundang-undangan; g. menyusun risalah-risalah untuk menjadi pedoman tentang adat; h. ikut serta dalam setiap penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Aceh Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan; dan i. mengusahakan perwujudan maksud dan makna falsafah hidup dalam masyarakat sesuai dengan "Adat Bak Pouteumereuhom, Hukom Bak Syiah Kuala, Qanun Bak Putroe Phang, Reusam Bak Laksamana". (2) MAA Kecamatan mempunyai fungsi: a. meningkatkan pemeliharaan, pembinaan dan menyebarluaskan adat istiadat dan hukum adat dalam masyarakat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari adat di Indonesia di wilayah Kecamatan; b. meningkatkan kemampuan Tokoh Adat yang profesional sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat di wilayah Kecamatan; c. meningkatkan penyebarluasan adat Aceh ke dalam masyarakat di wilayah Kecamatan melalui keureja udep dan keureja mate, penampilan kreatifitas, dan media masa; d. menyelenggarakan pembinaan dan pengembangan fungsi peradilan adat gampong dan peradilan adat mukim di wilayah Kecamatan; e. mengawasi penyelenggaraan adat istiadat dan hukum adat supaya tetap sesuai dengan Syari at Islam di wilayah Kecamatan; f. peningkatan kerjasama dengan berbagai pihak, perorangan maupun badan-badan yang ada kaitannya dengan masalah adat Aceh di wilayah Kecamatan, sejauh tidak bertentangan dengan agama, adat istiadat dan peraturan perundangundangan; g. menyusun risalah-risalah untuk menjadi pedoman tentang adat di wilayah Kecamatan; h. ikut serta dalam setiap penyelenggaraan Pekan Kebudayaan Aceh Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan; dan i. mengusahakan perwujudan maksud dan makna falsafah hidup dalam masyarakat sesuai dengan "Adat Bak Pouteumereuhom, Hukom Bak Syiah Kuala, Qanun Bak Putroe Phang, Reusam Bak Laksamana".

-7- BAB III SUSUNAN ORGANISASI Pasal 6 Susunan Organisasi MAA Kabupaten, terdiri dari: a. Majelis Pemangku Adat; dan b. Pengurus. Pasal 7 (1) Majelis Pemangku Adat merupakan majelis yang berfungsi sebagai pembina, penasehat dan pengawas. (2) Pengurus dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab dibantu oleh bidang-bidang. Pasal 8 (1) Majelis Pemangku Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a, terdiri dari: a. Bupati; b. Wakil Bupati; dan c. Tokoh Adat. (2) Tokoh Adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, ditetapkan berdasarkan hasil Musyawarah MAA Kabupaten dan berjumlah paling banyak 8 (delapan) orang. (3) Susunan pengurus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf b, terdiri dari: a. Ketua; b. Wakil Ketua; dan c. Bidang-bidang. (4) Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, terdiri dari: a. bidang Hukum Adat, Adat Istiadat dan Pembinaan Adat; b. bidang Pengkajian, Pendidikan, Pengembangan dan Pelestarian Adat; dan c. bidang Pemberdayaan Putroe Phang. (5) Setiap bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c, dipimpin oleh 1 (satu) orang ketua dan dibantu oleh 3 (tiga) orang anggota. (6) Bagan Struktur Organisasi MAA Kabupaten sebagaimana tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Qanun ini. Pasal 9 (1) Susunan Organisasi Pengurus MAA Kecamatan terdiri dari: a. Ketua; b. Sekretaris; dan c. Anggota berjumlah 3 (tiga) orang.

-8- (2) Bagan struktur organisasi pengurus MAA Kecamatan sebagaimana tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Qanun ini. BAB IV MUSYAWARAH MAA KABUPATEN DAN MAA KECAMATAN Pasal 10 (1) Musyawarah MAA Kabupaten dilaksanakan setiap 4 (empat) tahun sekali dan bertugas: a. memilih dan menetapkan pengurus MAA Kabupaten untuk masa bakti 4 (empat) tahun; dan b. membahas dan menyusun rencana kerja MAA Kabupaten. (2) Musyawarah MAA Kecamatan dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali dan bertugas: a. memilih dan menetapkan pengurus MAA Kecamatan untuk masa bakti 3 (tiga) tahun; dan b. menyusun dan membahas rencana kerja MAA Kecamatan. Pasal 11 (1) Pengurus MAA Kabupaten dipilih dalam musyawarah MAA Kabupaten dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (2) Pengurus MAA Kecamatan dipilih dalam musyawarah MAA Kecamatan dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 12 (1) Peserta musyawarah MAA Kabupaten terdiri dari: a. pengurus dan anggota MAA Kabupaten; b. pengurus dan anggota MAA Kecamatan; dan c. para Ahli Adat setempat. (2) Peserta musyawarah MAA Kecamatan terdiri dari: a. pengurus dan anggota MAA Kecamatan; b. tokoh adat setempat; dan c. Imeum Mukim dan Keuchik di wilayah Kecamatan. Pasal 13 (1) Apabila terjadi keadaan khusus terkait dengan keberadaan pengurus MAA Kabupaten dan MAA Kecamatan, dapat dilakukan musyawarah khusus. (2) Keadaan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu apabila pengurus: a. meninggal dunia; b. tidak dapat melaksanakan tugas; c. tidak amanah; d. melanggar adat dan norma-norma Syari at Islam; e. mengundur diri dari jabatan; dan/atau f. diketahui tidak terpenuhi syarat keanggotaan.

-9- (3) Musyawarah khusus dapat dilakukan atas inisiatif ketua dan/atau usulan anggota pengurus. Pasal 14 Usulan anggota pengurus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (3) dapat dilaksanakan apabila didukung oleh paling kurang 51% (lima puluh satu perseratus) jumlah pengurus. Pasal 15 Persyaratan untuk menjadi pengurus MAA Kabupaten dan MAA Kecamatan adalah sebagai berikut: a. mampu membaca Al-Qur an dan dibuktikan dengan surat keterangan dari Kantor Urusan Agama; b. warga negara Indonesia dan berdomisili di Kabupaten paling kurang 1 (satu) tahun berturut-turut khusus untuk menjadi pengurus MAA Kecamatan berdomisili di wilayah Kecamatan yang bersangkutan paling kurang 1 (satu) tahun; c. memiliki kemampuan/keilmuan tentang adat dan adat hukum adat; d. berusia paling kurang 35 (tiga puluh lima) tahun; e. khusus untuk unsur pimpinan MAA Kabupaten (Ketua, Wakil Ketua, dan Ketua Bidang) berusia paling kurang 35 (tiga puluh lima) tahun; f. khusus untuk unsur pimpinan MAA Kecamatan (Ketua, dan Sekretaris) berusia paling kurang 35 (tiga puluh lima) tahun; g. berakhlak baik serta taat melaksanakan Syari at Islam; h. tidak merangkap jabatan; dan i. syarat lain yang belum diatur dalam Qanun ini akan ditetapkan lebih lanjut dalam musyawarah MAA. BAB V RAPAT-RAPAT Pasal 16 Rapat-rapat MAA Kabupaten dan MAA Kecamatan, terdiri dari: a. rapat kerja; dan b. rapat pengurus. BAB VI PEMBIAYAAN Pasal 17 Segala biaya yang diperlukan untuk operasional, pelaksanaan tugas dan kegiatan MAA Kabupaten dan MAA Kecamatan dibebankan pada APBK serta sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

-10- BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Kabupaten Aceh Timur. Ditetapkan di Idi pada tanggal 20 Februari 2017 M 23 Jumadil Awal 1438 H BUPATI ACEH TIMUR, ttd Diundangkan di Idi pada tanggal 20 Februari 2017 M 23 Jumadil Awal 1438 H HASBALLAH BIN M. THAIB SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR, ttd M. IKHSAN AHYAT LEMBARAN KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2016 NOMOR 7 NOREG QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR, PROVINSI ACEH : (11/142/2016); Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDAKAB. ACEH TIMUR, M. JAMAL, SH Pembina (IV/a) Nip. 19730604 200312 1 004