BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian pada komponen daya tarik wisata jalur pendakian Gunung Merbabu via Dusun Suwanting yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat tiga komponen yang dapat dijadikan dasar untuk dianalisis pada penelitian tersebut, yaitu komponen atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Komponen atraksi meliputi Puncak Suwanting, Sabana, Pos 3, Lembah Manding, hutan pinus, kearifan lokal, dan briefing di basecamp sebelum pendakian. Kemudian, komponen amenitas terdiri dari fasilitas umum berupa tempat parkir, pos air, peta jalur pendakian, plang penanda pos atau lembah, masjid atau mushola, basecamp, dan warung makan. Komponen aksesibilitas terdiri dari akses lokasi, lebar jalan, jarak lokasi, kodisi jalan, dan transportasi. Adapun hasil analisis daya tarik pada setiap komponen yang terdapat pada jalur pendakian Gunung Merbabu via Dusun Suwanting adalah sebagai berikut. 1. Atraksi Tabel 8. Frekuensi pada Komponen Atraksi No Komponen Atraksi Frekuensi 1 Puncak Suwanting: berfoto dan menikmati pemandangan dari puncak. 46 SM 78
79 2 Sabana: berfoto, menikmati pemandangan rerumputan hijau, bunga edelweis, dan bunga anggrek Habenaria tosariensis J.J.Sm. 3 Pos 3: tempat mendirikan tenda dan menikmati pemandangan Gunung Merapi. 4 Lembah Manding: medan menantang, curam dan licin, serta mitos tentang kehidupan makhluk halus. 5 Hutan pinus: menikmati pemandangan hutan pinus dengan udara yang masih segar, kicauan burung, dan tempat beristirahat Pos 1. 6 Kearifan lokal: keramahan masyarakat lokal, larangan dan kewajiban yang harus dilakukan para pendaki ketika melakukan pendakian terkait kepercayaan masyarakat. 7 Briefing di basecamp sebelum pendakian: pengarahan dari pengelola basecamp tentang larangan, kewajiban, dan medan yang akan dilalui. 44 SM 41 SM 30 M 54 M 39 SM 51 M Berdasarkan analisis terhadap komponen atraksi pada jalur pendakian Gunung Merbabu via Dusun Suwanting, terdapat 4 komponen yang termasuk dalam kategori sangat menarik, yaitu Puncak Suwanting, sabana, Pos 3, dan kearifan lokal. Selain itu, terdapat 3 komponen yang termasuk ke dalam kategori menarik, yaitu Lembah Manding, hutan pinus, dan briefing di basecamp sebelum pendakian. Dari ketujuh komponen, Lembah Manding memiliki frekuensi terendah yaitu 30, sedangkan frekuensi tertinggi terdapat pada komponen hutan pinus. 2. Amenitas Berikut ini adalah hasil analisis dengan frekuensi tertinggi pada komponen amenitas di jalur pendakian Gunung Merbabu via Dusun Suwanting.
80 Tabel 9. Frekuensi pada Komponen Fasilitas Umum No Komponen Amenitas Frekuensi 1 Tempat parkir: berada di rumah penduduk dan area sekitar basecamp. 2 Pos air: tersedia 2 pos air di sepanjang jalur pendakian dengan drum plastik sebagai penampung air. 3 Peta jalur pendakian: tersedia peta jalur pendakian berupa banner dan di belakang tiket sebagai acuan pendaki. 4 Plang penanda pos atau lembah: tersedia plang penanda pos atau lembah di sepanjang jalur pendakian. 5 Masjid atau mushola: masjid Dusun Suwanting yang terletak berdekatan dengan basecamp. 41 M 43 SM 53 M 36 M Tabel 10. Frekuensi pada Komponen Basecamp No Komponen Amenitas Frekuensi 1 Tempat istirahat: tersedia tempat beristirahat yang luas dan nyaman bagi para pendaki 54 M 2 Toilet: tersedia satu toilet di dalam basecamp. 39 M 3 Penjualan cinderamata: berupa kaos, 31 M gantungan kunci, siker, dan emblem. 4 Pusat informasi: memberikan informasi terkait jalur pendakian, tempat pendaftaran, dan pengecekan kelengkapan pendakian. 45 M 5 Tim SAR: memberikan pertolongan kepada pendaki yang sakit, kecelakaan, dan tersesat ketika melakukan pendakian.
81 Tabel 11. Frekuensi pada Komponen Warung Makan No Komponen Amenitas Frekuensi 1 Jenis makanan yang dijual: makanan berat dan makanan ringan. 2 Jenis minuman yang dijual: minuman hangat, dingin, dan air minum dalam kemasan. 3 Kondisi warung: berupa rumah penduduk di sekitar basecamp yang membuka warung makan. 4 Pelayanan: ramah dan memberikan pesanan sesuai yang dipesan. 5 Fasilitas: toilet, tempat sampah, dan tempat istirahat. 56 M 50 M 46 M 42 M Berdasarkan hasil analisis dari seluruh komponen daya tarik amenitas pada jalur pendakian Gunung Merbabu via Dusun Suwanting, hanya satu komponen yang memiliki kategori sangat menarik, yaitu pos air, sedangkan komponen tempat parkir, peta jalur pendakian, plang penanda pos atau lembah, masjid, basecamp, dan warung makan termasuk dalam kategori menarik. Frekuensi tertinggi terletak pada jenis makanan yang dijual oleh warung makan dengan jumlah 56, sedangkan frekuensi terendah terletak pada penjualan cinderamata di basecamp dengan jumlah 31. 3. Aksesibilitas Tabel 12. Frekuensi pada Komponen Aksesibilitas No Komponen Aksesibilitas Frekuensi 1 Akses lokasi: dekat kantor Kelurahan Banyuroto, obyek wisata Ketep Pass, kebun 47 M
82 stroberi Banyuroto, dan Bumi Perkemahan Sobleman. 2 Lebar jalan: memadai, dapat dilalui oleh semua jenis kendaraan dan dapat berpapasan. 3 Jarak lokasi: dari DIY 50 km, Magelang 27 km, Salatiga 30 km, Semarang 76 km, Boyolali 51 km, Klaten 86 km, dan Solo 80 km. 4 Kondisi jalan: berkelok-kelok, rusak, menanjak, dan sedang dalam perbaikan. 5 Transportasi: dapat ditempuh menggunakan transportasi umum dan pribadi, seperti sepeda motor, mobil, dan mini bus. 43 M 36 M 48 M Berdasarkan hasil analisis terhadap seluruh komponen aksesibilitas menuju jalur pendakian Gunung Merbabu via Dusun Suwanting, semua komponen termasuk dalam kategori menarik. Meskipun begitu, frekuensi tertinggi terletak pada komponen transportasi karena para pendaki dapat mencapai lokasi menggunakan transportasi umum maupun pribadi sehingga memudahkan para pendaki. Sedangkan, frekuensi terendah terletak pada kondisi jalan. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi jalan yang rusak parah. 4.2 Saran Berikut ini adalah saran dari peneliti dan para pendaki yang ditulis melalui kritik dan saran yang tertera pada kuesioner kepada pengelola basecamp Dusun Suwanting guna kemajuan basecamp tersebut. 1. Penambahan jumlah toilet umum agar para pendaki tidak mengantri lama apabila hendak membersihkan diri.
83 2. Pengelola basecamp sebaiknya mendata barang milik para pendaki yang berpotensi menghasilkan sampah guna meminimalisir sampah di atas Gunung Merbabu. 3. Penyediaan tempat sampah di dalam basecamp dan di setiap pos pada jalur pendakian. 4. Pemberitahuan mengenai lokasi masjid atau mushola sehingga para pendaki mengetahui lokasi masjid di sekitar basecamp. 5. Pengelola hendaknya menyediakan peta jalur pendakian berukuran A4 kepada para pendaki guna mengantisipasi pendaki yang tersesat. 6. Perlu penambahan rumah basecamp agar ketika musim ramai pendaki, semua pendaki dapat beristirahat dengan nyaman. 7. Ketika memberikan pengarahan, pengelola basecamp hendaknya mempertegas kepada para pendaki untuk membawa sampah turun ke basecamp guna menjaga kebersihan dan kelestarian alam di Gunung Merbabu. 8. Pemaksimalan hasil olahan makanan khas Desa Banyuroto sebagai oleh-oleh khas Desa Banyuroto bagi para pendaki.