BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam perkembangannya tidak hanya orang yang

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGANGKUTAN BARANG MENGGUNAKAN KAPAL PETI KEMAS MELALUI LAUT (STUDI KASUS PT. MERATUS LINE CABANG PADANG)

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan tekhnologi dan peningkatan taraf hidup manusia yang. semakin lama semakin berkembang. Manusia cenderung untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. diusahakan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang nyata. perlindungan hukum bagi rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

toko modern dan kontribusinya terhadap PAD kota Metro.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mencapai tujuan dan menciptakan maupun menaikan utilitas atau

BAB I PENDAHULUAN. pulau-pulau di dunia. Seperti diketahui bahwa Negara Indonesia merupakan tentang Wawasan Nusantara yang meliputi:

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

III. METODE PENELITIAN

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kas daerah, baik melalui sumber daya alam maupun dari sumber lainnya, dalam hal sumber

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian dapat di artikan sebagai proses, prinsip-prinsip dan tata

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB III METODE PENELITIAN. satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok. Dengan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Tanah di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting karena Indonesia

III. METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan bagian yang sangat penting dalam hukum Islam. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

BAB III METODE PENELITIAN. masalah. Setelah masalah diketahui maka perlu diadakan pendekatan masalah

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisa (Soerjono Soekanto,

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan pembangunan Indonesia. transportasi yang efektif dan efisien serta terpadu antar moda transportasi,

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

BAB I PENDAHULUAN. betapa besar potensi laut sebagai sumber daya alam. Laut tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

III. METODE PENELITIAN. upaya memahami persoalan dengan tetap berada atau bersandarkan pada lapangan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1. dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 73

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yuridis normatif yaitu dengan menelaah ketentuan-ketentuan peraturan hukum

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

III. METODE PENELITIAN. konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan konsisten.

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945 yang menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perbankan di Indonesia diatur dalam UU Nomor 10 tahun 1998

III.METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka peneliti perlu

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

III. METODE PENELITIAN. digunakan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB I PENDAHULUAN. iklan. Saat ini iklan telah berkembang menjadi suatu sistem komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. akan mati, jadi wajar apapun yang terjadi di masa depan hanya dapat direka reka. itu tidak dapat diperkirakan kapan terjadinya.

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas yang tinggi, seperti berpindah dari satu tempat ke tempat lain

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kototangah Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, pada Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan faktor lingkungan hidup. Melalui CSR perusahaan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 18 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan

III. METODE PENELITIAN. mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam konsep kesejahteraan (welfare) dalam Pembukaan Undang-Undang

I. METODE PENELITIAN. perundang-undangan, teori-teori dan konsep-konsep yang ada dan berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perbankan dan situasi bisnis di pasar saat ini berubah sangat cepat. Kondisi

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak semula setiap orang memerlukan orang lain. Seseorang memerlukan orang lain untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam perkembangannya tidak hanya orang yang mempunyai berbagai kebutuhan melainkan subjek hukum lain juga, seperti perusahaan. Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan orang atau perusahaan pun semakin beragam. Sebagian dari kebutuhan-kebutuhan itu dapat diperoleh dengan bebas tetapi sebagian lagi tidak bebas, antara lain hanya dapat diperoleh melalui perdagangan. Sebagian dari kebutuhan itu dapat diperoleh dengan mudah dari sekitarnya tetapi sebagian lagi hanya dapat diperoleh dari tempat-tempat yang jauh bahkan dari negara yang berbeda, diantara kebutuhan itu adalah MIGAS (Minyak dan Gas). Di Indonesia, konsumsi MIGAS di dalam negeri dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal ini karena jumlah penduduk yang terus bertambah, peningkatan jumlah penduduk kelas menengah, dan pertumbuhan ekonomi, sehingga mengakibatkan permintaan untuk bahan bakar terus meningkat. Peningkatan ini dapat dilihat dari data statistik sebagai berikut : Berdasarkan dari data statistik di atas peningkatan ini tidak bisa dipenuhi dari hasil produksi MIGAS dalam negeri, akibatnya, Indonesia yang dulu dikenal sebagai negeri kaya minyak kini harus rutin mengimpor dari luar negeri. Kita tidak bisa menyangkal bahwa produksi MIGAS domestik sudah tidak bisa penuhi permintaan dalam negeri, sumber MIGAS Indonesia terbatas, sementara kebutuhan sangat tinggi. Data Pertamina menunjukkan, dari total konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak) di Tanah Air sebanyak 1,6 juta Bph (Barel per hari), hanya 850 ribu Bph yang dapat diproduksi di dalam negeri sehingga sisanya diimpor. Bahkan dari 850 ribu BBM yang diproduksi di kilang

Pertamina, hanya 60 persen bahan baku berupa minyak mentah berasal dari lapangan minyak dalam negeri, sisanya sekitar 40 persen minyak mentah juga diimpor. Tak hanya BBM dan minyak mentah, ke depan Indonesia juga harus mengimpor gas dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas) untuk memenuhi kebutuhan gas nasional. Pertamina mencatat selisih Gap (analisis teknikal untuk menggambarkan loncatan harga) antara kebutuhan gas domestik dengan produksi akan terus meningkat dari saat ini 2,5 Bcfd (Billion Cubik Feed Days) menjadi 4 Bcfd pada 2025. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan MIGAS ini Indonesia mendatangkannya dari luar negeri dan dibawa melalui pengangkutan di laut. Pengaturan pengangkutan laut pada awalnya hanya diatur dalam KUHD buku II Bab V karena KUHD ini merupakan warisan dari Hindia Belanda, kemudian diganti dan disempurnakan pada tanggal 17 September 1992 melalui UU No. 21 tahun 1992 tentang Pelayaran. Semua pengaturan pelaksanaan mengenai pelayaran dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan UU ini (Pasal 130 UU No. 21 Tahun 1992). Dari perkembangannya pada tahun 2008 UU Pelayaran yang ada di Indonesia mengalami perubahan lagi dari UU Pelayaran yang sebelumnya tahun 1992, yaitu melalui UU No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Terdapat perbaikan-perbaikan yang dimaksudkan agar membawa dampak yang lebih baik untuk negara Indonesia, diantara perbaikan itu adalah mengenai pengaturan tentang pengangkutan barang ekspor/impor. Proses impor umumnya merupakan suatu tindakan memasukan barang atau komoditas dari luar negeri ke dalam negeri, sedangkan ekspor merupakan suatu tindakan mengirimkan barang atau komoditas dari dalam negeri ke luar negeri, Seseorang atau perusahaan yang melakukan kegiatan pembelian, penerimaan atau pemasukan barang dari batas wilayah suatu negara ke negara penerima disebut dengan Importir, sedangkan seseorang atau perusahaan yang melakukan kegiatan penjualan, pengiriman atau pengeluaran barang dari batas wilayah suatu negara ke negara yang lain disebut dengan Eksportir.

Walaupun perjanjian ekspor/impor pada hakikatnya tidak berbeda dengan perjanjian jual beli pada umumnya yang diselenggarakan dalam suatu negara tetapi mempunyai beberapa perberdaan, antara lain : pembeli dan penjual dipisahkan dengan batas-batas negara, barang yang diperjualbelikan dari satu negara ke negara lain terkena berbagai peraturan seperti kepabeanan yang dikeluarkan masing-masing negara, diantara negara-negara yang terkait terdapat berbagai perbedaan seperti bahasa, mata uang, kebiasaan dalam perdagangan, hukum, dan lain sebagainya. Dalam ketentuan impor, Indonesia memilki Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor. Dalam peraturan tersebut juga diatur banyak hal mengenai impor, diantaranya kewajiban importir dalam memiliki kelengkapan seperti Angka Pengenal Impor (API) untuk dapat melaksanakan kegiatan impor barang dan jasa. Melalui peraturan tersebut Indonesia juga mengatur bahwa barang yang diimpor ke Indonesia tidak boleh barang yang mengganggu keselamatan konsumen serta mengganggu pembangunan ekonomi di Indonesia. Dalam Pasal 8 dan 9 Peraturan Menteri Nomor 54 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor ini juga menjelaskan bahwa importir harus mendapatkan persetujuan impor dan verifikasi atas beberapa barang tertentu sebelum importir tersebut melakukan perjanjian impor dengan pihak dari negara lain. Tentunya peraturan-peraturan yang ada dibuat untuk melindungi kepentingan nasional dan melindungi keselamatan masyarakat serta pembangunan nasional Indonesia. Adapun hakikat dari kontrak dagang ekspor/impor adalah rumusan kesepakatan akhir dari suatu perundingan bisnis, yang kadangkala berjalan alot serta memakan waktu lama. Hal ini disebabkan penjual dan pembeli masing-masing mempunyai kepentingan yang bertolak belakang. Pihak penjual secara umum akan menawarkan mutu barang apa adanya, sedangkan pembeli menginginkan mutu barang yang sesuai dengan selera dan kebutuhannya. Penjual

menginginkan harga yang tinggi, sebaliknya pembeli menginginkan harga yang serendah mungkin. Penjual menginginkan pengiriman barang sesuai dengan kemampuan produksi dan penyediaan ruangan kapal, sedangkan pembeli lebih menghendaki pengiriman barang disesuaikan dengan musim pemasaran dan mengangkut sendiri barangnya tersebut. Menurut Amir M.S, hampir semua kepentingan yang bertolak belakang ini diselesaikan dengan cara negosiasi, sehingga tercapai kesepakatan yang akhirnya dituangkan dalam bentuk kontrak dagang ekspor/impor. Selanjutnya, Taryana Soenandar mengemukakan bahwa, para pihak dalam praktik transaksi bisnis secara internasional seringkali menghadapi kesulitan dalam memastikan hak dan kewajiban mereka karena berada di negara yang berbeda. Masalah yang sering timbul dalam jual beli internasional karena perbedaan hukum diantara negara penjual dan pembeli adalah kekuatan hukum negosiasi, akseptasi yang berbeda dengan tawaran, pembatalan suatu tawaran, perlu tidaknya suatu Consideration (pertimbangan), keharusan kontrak tertulis, dan waktu dianggap tercapainya kata sepakat. Tidak hanya sekedar perbedaan di atas, tetapi juga menyangkut tentang bentuk syarat yang terdapat dalam implementasi serah-terima barang impor tersebut. Dalam perjanjian ekspor/impor, syarat serah-terima barang ini sangatlah penting, karena bertujuan untuk membatasi hak dan kewajiban antara para pihak yang terlibat didalamnya. Dalam implementasi perjanjian ekspor/impor banyak terdapat bentuk syarat penyerahan barang ini, diantaranya perjanjian impor bersyarat Loco. Dalam implementasinya perjanjian impor bersyarat Loco ini yang mana penyerahan barang dilakukan di gudang penjual. Karena penyerahan barang dilakukan di gudang penjual maka biaya pengangkutan darat maupun di laut menjadi beban pembeli. Secara umum implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan, namun ada beberapa ahli yang mengemukakan tentang pengertian implementasi, antara lain : 1. Nurdin Usman

Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana untuk mencapai tujuan kegiatan. 2. Guntur Setiawan Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif. Jadi, dapat disimpukan bahwa implementasi ini bukan hanya sekedar pelaksanaan atau penerapan, tetapi suatu kegiatan yang direncanakan dan disesuaikan untuk mencapai tujuan kegiatan tersebut. Oleh karena itu, pelaksanaanya tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi oleh subjek dan objek lainnya. Berdasarkan dari latar belakang di atas, dapat dikatakan bahwa terjadinya perbedaan kepentingan diantara kedua belah pihak, baik itu tentang kesepakatan harga, maupun kesepakatan bentuk syarat pengiriman barang. Dalam memastikan serta membatasi hak dan kewajiban para pihak pada pengiriman barang, menghadapi berbagai permasalahan yang timbul terutama dalam perjanjian impor ini, hal inilah yang menarik dilaksanakannya penelitian, mengenai implementasi perjanjian impor minyak, khususnya pada perjanjian impor bersyarat Loco. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pertamina Teluk Kabung Padang, sebagai salah satu perusahaan impor minyak. Berkaitan dengan itu, penelitian ini diberi judul; IMPLEMENTASI PERJANJIAN IMPOR BERSYARAT LOCO DALAM PENGANGKUTAN MINYAK JADI A. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan sebelumnya, yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan hukum ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses terbentuknya perjanjian pengangkutan minyak impor bersyarat Loco di PT.Pertamina Teluk Kabung? 2. Bagaimana pelaksanaan perjanjian pengangkutan minyak impor bersyarat Loco di PT. Pertamina Teluk Kabung tersebut? B. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis proses terbentuknya perjanjian pengangkutan minyak impor bersyarat Loco di PT. Pertamina Teluk Kabung 2. Untuk mengetahui dan menganalisis tentang pelaksanaan perjanjian pengangkutan minyak impor bersyarat Loco di PT. Pertamina Teluk Kabung tersebut. C. Manfaat Penelitian Suatu karya ilmiah seharusnya memberikan banyak manfaat bagi kita semua, manfaat tersebut dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu : 1. Manfaat Teoritis a. Sebagai wadah dan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bentuk karya ilmiah di bidang ilmu hukum, khususnya di bidang hukum perjanjian pengangkutan. b. Untuk menambah pengetahuan penulis di bidang ilmu hukum pada umumnya, khususnya hukum perdata di Fakultas Hukum Universitas Andalas.

2. Manfaat Praktis a. Para pihak Dapat menjadi perbandingan dan acuan bagi para pihak yang berkepentingan dalam menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya ketika ingin melakukan impor barang dari luar negeri. b. Pemerintah Bermanfaat bagi pemerintah sebagai masukan-masukan dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang harus di ambil. c. Masyarakat Memberikan sumbangan pemikiran kepada masyarakat dan pihak terkait dalam menghadapi persoalan yang berhubungan dengan proses perjanjian impor. D. Metode Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan masalah dilakukan secara yuridis empiris, yaitu pendekatan masalah dengan melihat dan mengkaji norma hukum terhadap fakta-fakta dan kejadian yang terjadi dilapangan/masyarakat untuk memperoleh informasi dan data, kemudian dihubungkan dengan norma-norma yang berlaku. Penelitian ini dilakukan dengan metode sebagai berikut : 1. Sumber dan Jenis Data a. Sumber data Data dalam penelitian penulis didapatkan melalui. 1) Penelitian Kepustakaan (Llibrary Research)

Penelitian kepustakaan artinya data yang diperoleh dalam penelitian ini dilakukan dengan membaca kaya-karya yang terkait dengan persoalan yang akan dikaji. Kemudian mencatat bagian yang memuat kajian tentang penelitian.penelitian kepustakaan dilakukan di Perpustakaan Pusat Universitas Andalas Padang dan di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Andalas Padang. 2) Penelitian lapangan ( Field Research ) Penelitian lapangan ini dilakukan di PT. Pertamina Teluk Kabung Padang dan di tempat pihak terkait lainnya. b. Jenis Data 1) Data sekunder Data ini penulis peroleh dari hasil penelitian kepustakaan (Library Research) yaitu berupa peraturan-peraturan dan buku-buku atau literatur yang berkaitan dengan perjanjian pengangkutan. Data sekunder meliputi : a) Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat, dalam hal ini yang dapat menunjang penelitian antara lain : (1) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) (2) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (3) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan (4) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1969 tentang Penyelenggaraan Dan Pengusahaan Angkutan Laut

(5) Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 54/M-DAG/PER/10/2009 tentang Ketentuan Umum di Bidang Impor b) Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer. Adapun bahan hukum sekunder yang digunakan penulis adalah karya dari kalangan hukum, teori-teori dan pendapat para sarjana, bahan pustaka atau literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, dan sumber dari internet. c) Bahan hukum tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan petunjuk terhadap sumber hukum primer dan sumber hukum sekunder, yang lebih dikenal dengan nama bahan acuan bidang hukum. 1 Bahan tersier dalam penelitian ini antara lain, kamus hukum dan ensiklopedia. 2) Data primer Data primer yaitu data yang didapat melalui penelitian langsung di lapangan, guna mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti 2. Data tersebut di kumpulkan melalui studi di lapangan dengan melakukan wawancara dengan pihak pihak yang terkait dengan PT. Pertamina Teluk Kabung. 1 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, PT Raja Grafindo, Jakarta2006, hlm 33 2 Rianto Adi,Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum,Granit,Jakarta,2005, hlm.72

2. Teknik pengumpulan data a. Studi dokumen Studi dokumen merupakan langkah awal dari setiap penelitian hukum (baik normatif maupun sosiologis). Untuk itu maka dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku dan dokumen-dokumen serta artikel yang dapat mendukung permasalahan yang dibahas. b. Wawancara Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data dengan jalan komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara pengumpul data dengan sumber data (responden).peneliti berhadapan langsung dengan responden untuk menanyakan secara lisan hal-hal yang diinginkan, dan jawaban responden dicatat oleh peneliti. Dalam hal ini data diperoleh dengan melakukan tanya jawab terhadap narasumber yakni pihak-pihak yang terkait dengan PT. Pertamina Teluk Kabung 3. Pengolahan dan Analisis data Setelah penulis mengumpulkan data-data dilapangan, maka penulis akan mengolah dan,menganalisis data tersebut dengan cara sebagai berikut : a. Pengolahan data Data yang telah diperoleh di lapangan diolah dengan cara editing. Editing yaitu data yang telah diperoleh penulis akan di edit terlebih dahulu guna mengetahui apakah data-data yang diperoleh tersebut sudah cukup baik dan lengkap untuk mendukung pemecahan masalah yang sudah dirumuskan.

b. Analisis data Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif yaitu data tidak berupa angka sehingga tidak menggunakan rumus statistik tetapi menilai berdasarkan logika dan diuraikan dalam bentuk kalimat kalimat yang kemudian dihubungkan dengan peraturan perundang undangan, pendapat para sarjana, pendapat pihak terkait dan logika. Kemudian ditarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan. 3 F. Sistematika Penulisan Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam tulisan ini, maka disini akan diuraikan secara garis besar dan sistematis mengenai hal-hal yang akan diuraikan lebih lanjut : BAB I : PENDAHULUAN Memaparkan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, sitematika penulisan. BAB II : TINJAUAN KEPUSTAKAAN Menguraikan tinjauan umum tentang perjanjian, pernjanjian pengangkutan, tinjauan khusus tentang pengangkutan laut, dan perjanjian impor bersyarat Loco BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menjelaskan dan menguraikan proses terbentuknya perjanjian 125 3 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, PT Radja Grafindo, Jakarta 2003, hlm

pengangkutan minyak impor bersyarat Loco di PT. Pertamina Teluk Kabung, serta menjelaskan dan menguraikan tentang pelaksanaan perjanjian pengangkutan minyak impor bersyarat Loco BAB IV : PENUTUP Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.