BAB 1 PENDAHULUAN. Hayanah, 2015

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan belajar siswa. Oleh karena itu, jalannya proses pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi antaranggota masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga dalam berkomunikasi. Tarigan (1993:2) menyebutkan. membuat kalimat dan berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya, semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. IPS merupakan mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Efektivitas Metode Cooperative Learning

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah penulis melakukan penelitian, penulis memberikan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

Pre test-post test Design, dikenal juga dengan eksperimen semu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat untuk mencapai tujuan ekonomi-perdagangan, hubungan antar

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN WRITE ON BACK DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial, oleh karenanya manusia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP/MTs kelas VII terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

2015 METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN (SAKUBUN)

KENDALA DAN SOLUSI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI BERDASARKAN KTSP PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 SELOGIRI Tahun Ajaran 2009/2010

BAB IV ANALISIS DATA. jawaban pilihan berganda sebanyak 15 soal. Jenis soal terbagi ke dalam 3 bagian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan oleh ketetapan peneliti dalam memilih metodologi penelitiannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB I PENDAHULUAN. dan dipelajari oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Kurniawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Andina Pernatawaty,2014 PEMBELAJARAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf 1984:16 ).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari segala penjuru dunia, tidak hanya informasi dalam negeri tapi juga

Proses evaluasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum treatment dan

2015 PENERAPAN TEKNIK READING ALOUD DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA TINGKAT DASAR

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap. pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009: 53).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai efektivitas program pelatihan dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasai siswa. Dalam keterampilan berbicara diperlukan kemampuan dan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

2015 PENERAPAN METODE PENUGASAN (RESITASI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KATAKANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu pilihan bahasa asing yang dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu alat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Widya Lestari Koswara, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

BAB III METODE PENELITIAN

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Rima Rikmasari* Alfrida Riyanissani* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. baik, karena komunikasi yang baik di tunjang oleh kemampuan bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. memahami bahasa masing-masing pun semakin tinggi. Oleh karena itu, wajar jika

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

STKIP persada Khatulistiwa, Jl. Pertamina KM 4- Sengkuang- Sintang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2005

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN 5 Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Bahasa asing sangat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu upaya untuk menciptakan manusia yang cerdas, trampil

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penulis,

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa asing yang diminati dan dipelajari di Indonesia saat ini diantaranya bahasa Jepang, Jerman, Arab, Korea, Mandarin dan lain lainnya. Setiap bahasa memiliki kekhasan dan keunikan masing-masing di setiap negara. Salah satunya adalah keunikan bahasa di Jepang. Hingga saat ini, ketertarikan masyarakat Indonesia terhadap bahasa Jepang sangat meningkat. Lembagalembaga kebahasaan pun semakin bertambah dan pelajaran bahasa Jepang juga telah menjadi salah satu mata pelajaran bahasa asing di Sekolah Menengah Atas. Sesuai survei yang telah dilakukan, Indonesia pada tahun 2012 menduduki peringkat kedua jumlah pembelajar bahasa Jepang terbanyak di dunia. Pembelajaran bahasa Jepang yang terdapat pada kurikulum SMA umumnya dilaksanakan satu minggu 1 kali pertemuan dengan materi yang terdiri dari pembelajaran kosakata, pola kalimat dan contoh percakapan singkat dalam durasi waktu 90 menit. Hal ini sangat menyulitkan bagi siswa dikarenakan tidak semua siswa memiliki minat yang sama terhadap bahasa Jepang sehingga banyak diantara mereka yang tidak memiliki motivasi dalam belajar bahasa Jepang. Selain itu, waktu yang mereka miliki sangat terbatas, disamping harus belajar bahasa Jepang mereka pun harus mempelajari mata pelajaran lain sesuai dengan jurusan masing-masing dan hal ini cukup menyulitkan siswa sehingga diperlukan metode atau model pembelajaran yang efektif dan inovatif. Contohnya saja pada siswa kelas XI SMA Puragabaya yang juga mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa Jepang. Kesulitan tersebut diantaranya yaitu sulit mempelajari kosakata berbahasa Jepang. Hal ini disebabkan karena kosakata dalam bahasa Jepang sulit dicerna dan dihafalkan dibandingkan dengan kosakata bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu. Berbagai

2 faktor terjadi diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu ketertarikan dan motivasi dalam diri siswa yang kurang dalam mempelajari bahasa Jepang sehingga sulit mencerna kosakata baru yang dipelajari. Dan faktor eksternal yaitu pembagian waktu belajar bahasa jepang di sekolah yang tidak begitu efektif. Maksud dari tidak efektif disini adalah dalam seminggu pelajaran bahasa Jepang dibagi dalam dua hari (jum at dan sabtu) atau 2x pertemuan (2 x 45 menit) sehingga satu hari hanya 1 x 45 menit. Dalam waktu singkat ini idealnya siswa mampu mempelajari bahasa Jepang meliputi kosakata dan pola kalimat. Namun kenyataannya, siswa hanya mampu mempelajari kosakata saja dikarenakan untuk mencapai taraf mengerti kosakata hampir membutuhkan waktu lebih sampai 45 menit. Selain itu, model pembelajaran yang kurang inovatif dan terkesan konvensional menjadikan salah satu faktor penting bagi motivasi siswa dalam mempelajari bahasa Jepang. Dalam hal ini pengajar dituntut untuk mampu memberikan model pembelajaran yang baik dan efektif untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa tersebut agar siswa memiliki motivasi dalam mempelajarinya bahasa Jepang. Ada banyak model pembelajaran menarik untuk meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata. Contohnya menggunakan media, permainan, dan lainnya. Dalam proses ini, keberhasilan tidak lepas dari peran yang dilakukan oleh pengajar itu sendiri. Salah satu model pembelajaran yang efektif dan interaktif adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) karena melibatkan seluruh peserta didik dalam bentuk kelompok-kelompok sesuai dengan orientasi pilar learning to live together. Maka diharapkan model pembelajaran ini dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu tipe yang termasuk dalam cooperative learning adalah tipe Inside Outside Circle yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatakan kemampuan penguasaan kosakata siswa. Karena dalam tipe ini siswa akan terlibat secara aktif dalam menemukan, membangun dan mengembangkan pengetahuan

3 mengenai kosakata dalam pikirannya. Selain itu, dengan menggunakan model tipe ini siswa akan melakukan proses mengulang kosakata beberapa kali (drill) dalam pikirannya sehingga untuk akan lebih mudah memahami dan mengingat kosakata. Terdapat beberapa penelitian yang memfokukan pada peningkatan kemampuan kosakata siswa dengan menggunakan teknik permainan yang variatif dan menarik sehingga mampu meningkatkan kemampuan kosakata siswa. Salah satunya Sintya Miraz (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa :...terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest (sebelum diberikan perlakuan berupa penguasaan kosakata bahasa Jepang dengan menggunakan teknik permainan Missing Letter) dan pos-test (setelah diberikan perlakuan berupa penguasaan kosakata bahasa Jepang dengan menggunakan teknik permainan Missing Letter) dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik permainan Missing Letter efektif dalam meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Jepang... Berdasakan penelitian sebelumnya yang menggunakan tipe Inside Outside Circle dalam pembelajaran Bahasa Jerman di SMAN 19 Bandung yang dilakukan Intan Nur Islami (2013) dalam penelitiannya dengan judul penelitian Peningkatan Kosakata Siswa melalui Teknik Inside Outside Circle Di SMA Negeri 19 Bandung menyatakan bahwa: Berdasarkan selisih hasil rata-rata pretest dan posttest diperoleh Gain sebesar 635 dan dari hasil perhitungan uji-t diperoleh thitung sebesar 10,10 sedangkan dari data hasil ttabel dengan taraf nyata (α) 0,05 dan dk = 34 diperoleh ttabel 1,691. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut tampak bahwa thitung > ttabel (10,10 > 1.691). Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan teknik Inside Outside Circle efektif dalam meningkatkan kemampuan kosakata bahasa Jerman.

4 Berdasarkan beberapa penelitian diatas memberikan gambaran bahwa penggunaan model pembelajaran yang interaktif dan tepat dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan penguasaan kosakata siswa. Oleh karena itu, penulis ingin menggunakan model kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) dalam meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Jepang pada tingkatan Sekolah Menengah Atas. Adapun penelitian dengan menggunakan model ini akan dilakukan dalam jangka waktu 4 minggu. Sesuai apa yang telah dipaparkan diatas bahwa 1 minggu terdapat 2 pertemuan oleh karena itu jumlah keseluruhnya yaitu 8 pertemuan. Dalam jangka waktu tersebut, terdiri dari pertemuan pertama yaitu berupa pemberian materi dan pertemuan kedua berupa treatment pengajaran kosakata menggunakan model kooperatif tipe Inside Outside Circle (IOC) begitu pula seterusnya. Dengan pemaparan latar belakang diatas penulis memberi judul penelitian ini Efektivitas Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Inside Outside Circle (IOC) dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang diutarakan penulis diatas, maka dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa kelas XI SMA Puragabaya sebelum menggunakan model cooperative learning tipe IOC? b. Bagaimana penguasaan kosakata bahasa Jepang kelas XI SMA Puragabaya setelah menggunakan model cooperative learning tipe IOC? c. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan diantara kelas yang menggunakan tipe IOC dan yang tidak menggunakan tipe IOC? d. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran kosakata bahasa Jepang dengan menggunakan tipe IOC?

5 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA Puragabaya terhadap penguasaan kosakata bahasa Jepang sebelum dilakukan pengajaran kosakata bahasa Jepang dengan menggunakan tipe IOC. b. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMA Puragabaya terhadap penguasaan kosakata bahasa Jepang sesudah dilakukan pengajaran kosakata bahasa Jepang dengan menggunakan tipe IOC. c. Untuk mengetahui sejauh mana keefektivan tipe IOC dalam meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata bahasa Jepang siswa kelas XI SMA Puragabaya. d. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan diantara siswa yang menggunakan tipe IOC dan yang tidak menggunakan tipe IOC dalam penguasaan kosakata bahasa Jepang. e. Untuk mengetahui tanggapan siswa kelas XI SMA Puragabaya yang menggunakan tipe IOC dalam proses pembelajaran kosakata bahasa Jepang. 1.4 Manfaat Penelitian Apabila tujuan penelitian yang dikemukakkan di atas dapat tercapai, penulis berharap penelitian ini dapar memberikan manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran dan wawasan mengenai bagaimana memanfaatkan berbagai model pembelajaran sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar kosakata bahasa Jepang, khususnya tipe IOC yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran

6 sehingga dalam prakteknya dapat meningkatkan kualitas pembelajar bahasa Jepang terhadap penguasaan kosakata bahasa Jepang. b. Manfaat Praktis Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat digunakan secara langsung oleh penulis yang merupakan calon pendidik untuk dijadikan model pembelajaran yang lebih efektif dalam mengajarkan kosakata bahasa jepang. Sehingga penulis dapat mengetahui tingkat keberhasilan yang dapat dicapai guna meningkatkan kemampuan siswa melalui tipe IOC dalam pembelajaran kosakata bahasa Jepang. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat memudahkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Jepang. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran atau referensi kepada guru mata pelajaran bahasa Jepang untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Jepang. Melalui tipe IOC diharapkan guru dapat menyampaikan materi kepada siswa dengan lebih kreatif dan inovatif, sehingga dapat menimbulkan suasana kelas yang lebih hidup dan membuat siswa semangat untuk belajar kosakata bahasa Jepang. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi kajian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Pada Bab I adalah pendahuluan yang berisikan pemaparan mengenai latar belakang; rumusan masalah; batasan masalah; tujuan dan manfaat penelitian; definisi operasional; metode penelitian yang menjabarkan:

7 metode, anggapan dasar, hipotesis, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, populasi dan sampel penelitian; dan sistematika penulisan. Pada Bab II berupa landasan teori yang meliputi teori-teori yang melandasi penelitian dan kajian teori terdahulu yang relevan dengan pembahasan penelitian. Bab III adalah metodologi penelitian, pada bab ini memaparkan jenis metode yang digunakan, teknik pengumpulan data, instrumen, populasi dan sampel, varibel, instrumen penelitian, prosedur penelitian serta waktu dan tempat penelitian dilangsungkan. Bab IV Analisis data dan pembahasan, pada bab ini penulis menjabarkan kegiatan penelitian, analisis pengolahan data tes, analisis hipotesis dan anggapan dasar, analisis perhitungan meliputi nilai rata-rata pretes dan post-test dan analisis data angket. Bab V Kesimpulan dan saran memaparkan mengenai kesimpulan dan saran dalam penelitian Efektivitas Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Inside Outside Circle (IOC) dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jepang. Pada bagian akhir penulis mencantumkan daftar pustaka.