SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS PENERIMAAN BEASISWA DI SMP N 5 PRINGSEWU)

Sesi XIII AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Profile Umum P.T. PJB Badan Pengelola Waduk Cirata

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

ISSN VOL 15, NO 2, OKTOBER 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA (STUDI KASUS : SMK Ma arif 1 Kalirejo)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

MODEL PENUNJANG KEPUTUSAN PENYELEKSIAN PEMBERIAN BEASISWA BIDIKMISI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN BIDAN DI DESA MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELEKSI SISWA BERPRESTASI PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) MA ARIF 1 KALIREJO MENGGUNAKAN METODE AHP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

Sistem pendukung keputusan pemilihan program studi pada perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN pada SMA N 16 Semarang

Sistem Penunjang Keputusan Penerimaan Dosen dengan Metode Analytic Hierarchy Process

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENERIMA BEASISWA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : SMK NEGERI 1 PUGUNG, TANGGAMUS)

Analytic Hierarchy Process

Abstrak

BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Aan Jaelani. Kata Kunci :Analytical Hierarchy Prosess (AHP), Pemilihan siswa berprestasi, sistem pengambilan keputusan.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI KOMPUTER SWASTA

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS SEBAGAI PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT) PEMILIHAN LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH KOS UNTUK KARYAWAN

ANALISIS DAN USULAN SOLUSI SISTEM UNTUK MENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DOSEN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMA BERAS UNTUK KELUARGA MISKIN ( RASKIN ) MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) Ilyas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Pertemuan 5. Pemodelan Sistem Penunjang Keputusan (DSS) Dengan Analytic Hierarchical Proces (AHP).

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE AHP SKRIPSI

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang).

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA DALAM MENGIKUTI LOMBA LKS DI SMK NEGERI 3 SEMARANG DENGAN METODE ANALITHICAL HIERARCHI PROCESS

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

JURNAL. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT BANK CENTRAL ASIA Tbk. (BCA) MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HEARARCHY PROCESS

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGADAAN ALAT KESEHATAN DI PUSKESMAS KECAMATAN DURENAN MENGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. evaluasi terhadap Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan STMIK Terbaik Di

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Untuk Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Pada Perusahaan XYZ

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas tentang tahapan penelitian. Tahapan penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

Pemanfaatan Analytical Hierarchy Process(AHP) sebagai Model Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan Karyawan

IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE

SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PADA SELEKSI PENERIMAAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

AHP (Analytical Hierarchy Process)

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

PEMANFAATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI

INTRO Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masal

Pengertian Metode AHP

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Implementasi Metode AHP dalam Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Kuota Pembimbing Mahasiswa. Irfan Dwi Jaya

Pendidikan Responden

Aplikasi Metode Analitical Hierarchy Proces (AHP) Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh Abulwafa Muhammad, S.Kom, M.

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PENERIMAAN GURU BERBASIS WEB

PENERAPAN METODE AHP (ANALYTHIC HIERARCHY PROCESS) UNTUK MENENTUKAN KUALITAS GULA TUMBU

Techno.COM, Vol. 12, No. 4, November 2013:

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015. Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJURUSAN SMA MENGGUNAKAN METODE AHP

SPK Evaluasi Peserta LBD (Local Business Development) Dengan Metode AHP (Studi Kasus Chevron Indonesia Company)

Sistem Pendukung Keputusan Memilih Perguruan Tinggi Swasta di Palembang Sebagai Pilihan Tempat Kuliah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN TYPE SEPEDA MOTOR YAMAHA

Pertemuan 9 (AHP) - Mochammad Eko S, S.T

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BARU MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS : PT. BTN)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Karyawan merupakan sumber daya yang utama bagi perusahaan. Maju mundurnya

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HIERARCY PROCESS

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMBERIAN KREDIT PADA KSP MITRA RAKYAT BERSAMA NGANJUK DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERRARCHI PROCESS (AHP) UNTUK MEMILIH PROGRAM STUDI DI PERGURUAN TINGGI

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

PEMILIHAN APLIKASI CONTENT MANAGEMENT SYSTEM DENGAN TAMPILAN RESPONSIVE MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

ABSTRAK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERIJINAN DAN PENEMPATAN KOLAM JARING TERAPUNG MENGGUNAKAN METODE AHP STUDI KASUS PT. PJB BATU TEGI BADAN PENGELOLAAN WADUK BATU TEGI Abin Nirwan Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu Lampung Telp. (0729) 22240 website: www.stmikpringsewu.ac.id E-mail : jerihpayah88@gmail.com Keputusan merupakan suatu reaksi memilih beberapa solusi yang dilakukan secara sadar sebagai sebuah strategi untuk pemecahan permasalahan. Secara umum, pengertian teori pengambilan keputusan adalah teknik pendekatan yang digunakan dalam proses pemilihan tindakan sebagai cara untuk pemecahan permasalahan untuk mencapai hasil yang maksimal. Pada proses pengambilan keputusan seringkali pengambil keputusan dihadapkan pada permasalahan yang bersumber dari beragamnya jumlah kriteria, standardisasi yang kurang jelas, kriteria-kriteria yang bisa berubah kapan saja (dinamis). Seperti yang terjadi di PT. BPWC BATU TEGI, pada proses perijinan dan penempatan lokasi kolam proses ini memiliki dua tahap utama, setiap tahap memiliki kriteria dan subkriteria yang sudah ditetapkan.pengambil keputusan kesulitan dalam menentukan prioritas, penghitungan bobot dan penilaian,terkait dengan hal tersebut, Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.analytical Hierarchy Process(AHP) merupakan suatu metode pengambilan keputusan terhadap masalah penentuan prioritas pilihan dari berbagai alternatif. Penggunaan AHP dimulai dengan membuat struktur hirarki permasalahan yang ingin diteliti, menghitung matriks perbandingan berpasangan, penghitunga bobot kriteria hingga penghitungan konsistensi matriks. Setelah dilakukan pengujian alpha dan beta, dapat ditarik kesimpulan bahwa secara fungsional sistem sudah dapat menghasilkan output yang diharapkan dan sistem pendukung informasi keputusan ini dinilai dapat mempermudah dalam melakukan pengambilan keputusan, dapat dipelajari, cukup mudah digunakan dan dapat menghasilkan yang diinginkan, melalui analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hirearchy Process (AHP) diketahui bahwa hasil perhitungan bobot nilai mendekati nilai bobot standar yang telah ditetapkan pada perusahaan tersebut, sehingga dapat disimpulkan bahwa bobot nilai untuk setiap komponen sama dengan bobot nilai standar perusahaan tersebut Maka dengan adanya konsep Analitic Hierarchy Proces (AHP) dapat membantu sistem informasi dan memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan yang dapat mengatasi kendala-kendala tersebut. Kata Kunci : Sistem Penunjang Keputusan,Pemilihan Tempat Lokasi Kolam Jaring Terapung, AHP, dinamis. D 15

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembagian wilayah kolam terapung di Waduk Batu Tegi terbagi menjadi tiga zona berbeda, yaitu zona 1 (Kecamatan Belu ), zona II (Kecamatan Pulau Panggung) Zona III ( Kecamatan Air Naningan). Dalam pelaksanaan terdapat dua kondisi, yaitu untuk pembangunan kolam baru dan kolam lama yang sudah ada. Proses prizinan pembangunan kolam terbagi dalam dua tahap, yaitu tahap penyeleksian pemohon dan tahap penempatan lokasi zona kolam. Dengan banyaknya jumlah pemohon, hal ini menjadikan kesulitan tersendiri bagi staff PT. PJB BATUTEGI untuk memutuskan. Dalam proses penyeleksian, panitia membutuhkan waktu yang lama untuk memilih pemohon. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala bagian perencanaan, proses penyeleksian dilakukan dengan mengandalkan intuisi panitia penyeleksi dan standard aspek-aspek yang telah ditetapkan oleh PT. PJB dan Dinas Perikanan. Terdapat tiga jenis aspek yang akan menjadi pertimbangan untuk proses penyeleksian pemohon, yaitu administrasi, profil dan pengelolaan. Adapun untuk persyaratan pada tahap penempatan lokasi kolam, yaitu domisili pemohon, luas lahan kolam, sisa lahan pada zona, kepadatan zona. Selain itu kepala bidang teknik menambahkan bahwa permasalahan yang lain adalah mengenai pengarsipan surat. Pada proses pembuatan rekap KJA (Kolam Jaring Apung) membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini menjadikan kinerja staff kurang maksimal. Dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, kepala bidang teknik mengharapkan adanya sebuah sistem informasi yang mampu membantu dan memberikan kmudahan dalam pengambilan keputusan yang dapat mengatasi kendala-kendala tersebut, sehingga proses dan kinerja staff PT. PJB Badan Pengelolaan Waduk Batu Tegi dapat semakin maksimal. Berdasarkan aspek-aspek yang ada mengenai penyeleksian dan pengambilan keputusan juga cara penyeleksian yang dilaksanakan oleh panitia penyeleksi, dapat disimpulkan sumber kerumitan masalah pengambilan keputusan disebabkan oleh banyaknya pilihan yang ada dan beragamnya kriteria. Kendala ini cocok dengan konsep Analitic Hierarchy Proces (AHP). 1.3 Batasan Masalah 1. Bagaimana membangun sistem pendukung keputusan untuk membantu memberikan rekomondasi bagi proses penyeleksian pemohon yang mengacu pada kriteria - kriteria yang ada. 2. Bagaimana membangun sistem informasi yang mampu mendukung proses 3. rekap KJA. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membangun sistem pendukung keputusan perijinan dan penempatan kolam jaring terapung menggunakan metode Analitic Hierarchy Proces (AHP ) pada PT. PJB Badan Pengelolaan Waduk Batu Tegi. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini yaitu: 1. Sistem dapat memberikan keputusan sebagai rekomendasi yang diperlukan untuk memudahkan proses pemilihan pemohon ijin kolam. 2. Sistem dapat membantu petugas dalam proses pemilihan lokasi tempat KJA yang sesuai 3. Sistem mampu membantu proses pengarsipan surat agar proses pengarsipan menjadi lebih mudah dan cepat. 4. Sistem mampu menjadi sumber data bagi proses pengambilan keputusan menjadi lebih objektif. 5. Sistem mampu membantu mengurangi kesalahan proses infut data agar data valid 6. Sistem mampu menyimpan data surat pada media penyimpanan yang lebih aman dan terjaga keutuhannya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui metode Analitic Hierarchy Proces (AHP) pada PT. PJB Badan Pengelolaan Waduk Batu Tegi dapat membangun sistem pendukung keputusan perijinan dan penempatan kolam jaring terapung? D 16

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keoutusan merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi pemodelan dan pemanifulasian data, SPK memberikan dukungan langsung pada permasalahan dan penyediaan alternatif pilihan dan menekankan kepada efektivitas pengambilan keputusan dalam upaya untuk menghasilkan keputusan yang lebih baik. Komponen SPK: a. Data Management Termasuk juga database yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh Database Management System b. Model Management Melibatkan model finansial, statistikal, atau berbagai model kuantitatif lainnya sehingga dapat memberikan kemampuan analisis bagi SPK c. Comunication (dialog sub system) Pengguna dapat berkomunikasi dan memberikan perintah kepada SPK. Hal ini berarti SPK menyediakan antar muka. d. Knowledge Management Subsistem opsional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri. Gambar 2.2 Struktur Hirarki AHP 2. Penilaian kriteria dan alternatif Membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada satu tingkat tertentu yang dalam kaitannya dengan satu tingkat diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. 3. Sinthesis of priority Dari setiap matriks pairwise comparison kemudian di cari vector eigen untuk mendapatkan local priority. Karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa di setiap local priority. 4. Logical consistency Konsistensi memiliki dua makna, yang pertama adalah bahwa objek-objek yang serupa dapat dikelompokkan sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Makna yang kedua adalah menyangkut tingkat hubungan antar objek-objek yang di dasarkan pada kriteria tertentu. Gambar 2. 1 Model Konseptual SPK 2.2 Analitic Hierarchy Proces (AHP) AHP merupakan suatu model pendukung suatu keputusan yang dikembangkan oleh Tomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam perhitungan AHP: 1. Decompositions Tahapan ini adalah pembuatan hierarki dari permasalahan yang dihadapi. Pembuatan hierarki perlu dilakukan untuk memecahkan persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. D 17

2.3 Analisis Data AHP Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu permasalahan kompleks yang tidak tersetruktur dan objektif. Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi: a. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi (decomposition). Tahapan ini adalah pembuatan hirearki dari permasalahan yang dihadapi. Gambar 2. 3 Hirarki Tahap Perijinan Gambar 2.4 Hirarki Tahap Penempatan b. Penilaian Kriteria dan Alternatif Prinsip ini berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada satu tingkat tertentu yang dalam kaitannya dengan satu tingkat diatasnya. c. Syntthesis of priority Dari setiap matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison) kemudian dicari vector eigen untuk mendapatkan local priority. Tabel 1.1 Bobot Kriteria Tahap Perijinan Kriteria Bobot Administrasi 0.11 Profil 0.26 Pengelolaan 0.63 Tabel 1.2 Tabel Subkriteria Administrasi Subkriteria Bobot SIUP 0.50 NPWP 0.35 RT/RW O.09 POLISI 0.06 Tabel 1.3 Bobot Subkriteria Profil Subkriteria Bobot Modal 0.51 Pengalaman 0.17 History 0.24 Alasan 0.08 Tabel 1.4 Bobot Subkriteria Administrasi Subkriteria Bobot Personil 0.08 Luas Lahan 0.45 Konstruksi 0.28 Jenis Ikan 0.18 Tabel 1.5 Bobot Kriteria Tahap Perijinan Kriter ia Domi sili Luas Lahan Sisa Zon Kepadata n a Domi 1.00 0.33 0.22 0.20 sili Luas 3.00 1.00 0.33 2.00 Laha n Sisa 5.00 3.00 1.00 2.00 Zona Kepa 5.00 0.50 0.50 1.00 datan Tm. ROR P 14.00 4.83 2.03 5.20 d. Logical Consistency Logical Consistency merupakan karakteristik penting AHP. Hal ini dicapai dengan mengagresikan seluruh eigen vektor yang diperoleh dari berbagai tingkatan hirarki dan selanjutnya diperoleh suatu vektor Composite tertimbang yang menghasilkan urutan pengambilan keputusan. Berikut adalah langkah untuk menghitung rasio konsistensi (CR) matriks : 1. Menghitung Å"ak Å"ak = (Å)/ 2. Menghitung CI CI = (Å"ak F )/ ( F Ú) 3. Menghitung CR CR = CI/RI D 18

2.4 Perancangan Antarmuka Perancangan Antarmuka utama sistem pendukung keputusan perijinan dan penempatan lokasi KJA password salah ataupun tidak mengisi kolom yang diperlukan, maka sistem akan menampilkan pesan kesalahan yang sesuai dengan kesalahannya Gambar 2.5 Perancangan Antarmuka Utama Sistem 2.5 Implementasi Antarmuka Tampilan halaman utama sistem pendukung keputusan perijinan dan penempatan lokasi KJA Gambar 2.6 Implementasi Antarmuka Utama Sistem 5. Hasil Dan Diskusi Tabel 1.6 Hasil Pengujian Login Petugas Kasus dan Data Hasil uji (Data Normal) Yang diharpkan Proses dilanjutkan menuju halaman awal sistem pendukung keputusan Setelah kolom username dan password diisi dengan benar, sistem langsung menuju halaman awal langsung. Kasus dan Hasil Uji (Data Salah) Proses akan dilanjutkan kepada pesan kesalahan data login memasukkan data username dan Tabel 1.7 Hasil Pengujian Proses Perhitungan Matriks Kriteria dan Subkriteria Kasus dan Hasil Uji (Data Normal) Perhitungan Matriks Kriteria Proses ini menampilkan matriks kriteria kemudian melakukan perhitungan AHP dan dapat menyimpan data bobot hasil perhitungan. perbandingan, sistem mampu melakukan proses perhitungan dan menyimpan hasil perhitungan bobot database Perhitungan Matriks Subkriteria Kasus dan Hasil Uji (Data Salah) Perhitungan Matriks Subkriteria Proses ini menampilkan subkriteria kemudian melakukan perhitungan AHP dan dapat menyimpan data bibot hasil perhitungan perbandingan, sistem mampu melakukan proses perhitungan dan menyimpan hasil perhitungan bobot database Proses ini menampilkan pesankesalahan karena matriks tidak konsisten perbandingan yang D 19

Perhitungan Matriks Subkriteria salah, sistem mampu melakukan proses perhitungan dan menampilkan pesan kesalahan Proses ini menampilkan pesankesalahan karena matriks tidak konsisten perbandingan yang salah, sistem mampu melakukan proses perhitungan dan menampilkan pesan kesalahan Berdasarkan hasil pengujian data yang dilakukan dengan cara memberikan kuesioner yang berupa pertanyaan pertanyaan seperti diatas terhadap 2 orang pengguna sistem, dapat disimpulkan bahwa SPK perijinan dan penempatan lokasi sudah sesuai dengan proses kerja petugas, mudah dipahami, membantu dalam proses penyeleksian pemilik kolam, membantu dalam mengarsipkan SPL,memudahkan dalam pencetakan SPL dan laporan. Berdasarkan hasil pengujian ini maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi SPK ini telah sesuai dengan yang diharapkan dan memenuhi kebutuhan proses kerjasama. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Berdasarkan hasil yang didapat dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini serta disesuaikan dengan tujuannya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Sistem pendukung keputusan yang dibangun dapat melakukan proses penyeleksian pemilik kolam sesuai dengan yang diharapkan, yaitu memproses penilaian tahap penempatan. 2. Sistem pendukung keputusan yang dibangun memberikan fasilitas untuk melakukan pengelolaan data kriteria maupun subkriteria, sehingga dapat memberikan keleluasaan bagi pengguna dalam penggunaan aplikasi SPK ini di masa yang akan datang. 3. Hasil dari perhitungan penilaian pemilik disimpan dalam database, sehingga pengguna memiliki data yang dapat dipergunakan sebagai bukti pengambilan keputusan. 4. Dalam proses penilaian perijinan lebih optimal dengan adanya sistem yang terintegrasi, sehingga waktu yang diperlukan dalam proses perijinan menjadi lebih cepat. 5. Melalui analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode Analytical Hirearchy Process (AHP) diketahui bahwa hasil perhitungan bobot nilai mendekati nilai bobot standar yang telah ditetapkan pada perusahaan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bobot nilai untuk setiap komponen sama dengan bobot nilai standar perusahaan tersebut. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka penulis dapat memberikan beberapa saran, diantaranya: 1. Perangkat lunak sistem pendukung keputusan perijinan dan penempatan ini masih dapat dikembangkan seiring dengan berkembangnya spesifikasi kebutuhan pengguna sistem yang harus dipenuhi dalam mencapai hasil dan kinerja sistem yang lebih baik. 2. Perlu dibuat adanya sistem backup, agar datadata yang telah ada tersimpan dengan lebih baik. 3. Data yang di masukkan kedalam program diharapkan menggunakan data yang benar, serta dilakukan pemeliharaan sistem secara teratur. 5. DAFTAR PUSTAKA Ambrowati Armadiah. (2006), Sistem Pendukung KeputusanPemilihan Karyawan Berprestasi Berdasarkan Kinerja (Studi Kasus Pada STIMIK AMIKOM)Yokyakarta. Diakses pada 13 juni 2006 dari http://dosen.amikom.ac.id/downloads/artikel/ SPK%20penilaian%20karyawan.doc Lukmanul Hakim, (2013), Membongkar Trik Rahasia Para Master PHP, Yogyakarta : Lokomedia. Lukmanul Hakim, (2013), Trik Rahasia Master PHP TerbongkarLagi, Yogyakarta: Lokomedia. Rainer Hass, Dr, Oliver Meixner_ 3 An (2003) Illustrated Guide to the Analytic eleuauck/purcevv,http://www.boku.ac/ mi/. RKDQQHV 6LQD 3 3HQHUDSDQ Analitytical Hierarchy Process (AHP) dalam pemilihan Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sebagai tempat Kerja Mahasiswa Universitas 6XPDWHUD 8WDUD_868_ _ http://repository.usu.ac.id/bistream/123456789/1/1 0E01099.pdf D 20

Wayan R. Susila : Ernawati Munadi : (2013) Penggunaan Analitycal Hierarchy Process Untuk Penyusunan Prioritas Proposal Penelitian, Diakses pada 1 mei 2013 dari http://www.litibang.deptan.go.id/warta_ip/pd f file/1.wayanerna_ipvo116-22013.pdf D 21