TRANSEK TREN KALENDER MUSIM ANALISIS KELEMBAGAAN

dokumen-dokumen yang mirip
Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

PANDUAN PRAKTIS PEMETAAN SOSIAL (Social Map) DENGAN TEKNIK PRA (Participatory Rural Apraisal)

PANDUAN PRAKTEK KERJA LAPANG I PROGRAM DIPLOMA III AGROBISNIS PERTANIAN KONSENTRASI PENYULUHAN PERTANIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Modul Uji Latih Praktek Kerja Lapangan I

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Participatory Rural Appraisal. Asep Muhamad Samsudin Pembekalan KKN Tim II Undip

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

Alang-alang dan Manusia

Ekologi Padang Alang-alang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumberdaya alam

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan suatu proses produksi untuk menghasilkan barang

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan dan pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan,

Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng

Topik : TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman, pertanian, kehutanan, perkebunan, penggembalaan, dan

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

Jenis-Jenis dan Fungsi Peta Arif Basofi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. yang sebenarnya sudah tidak sesuai untuk budidaya pertanian. Pemanfaatan dan

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Mengenal Daerah Tangkapan Air (DTA) dan Teknik Pemetaannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil penelitian ini digambarkan dalam bentuk:

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PENDIDIKAN

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

Program Studi Agro teknologi, Fakultas Pertanian UMK Kampus UMK Gondang manis, Bae, Kudus 3,4

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONSEP EVALUASI LAHAN

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGOLAHAN TANAH BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 4

TEKNOLOGI PENGELOLAAN & PANEN AIR HUJAN (MK. Manajemen Agroekosistem, smno.jurtnh.fpub.2013)

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

PERANAN AGROFORESTRY UNTUK KONSERVASI TANAH DAN AIR. Oleh Firmansyah, S.Hut, M.Si Penyuluh Kehutanan Ahli Pusat Penyuluhan Kehutanan BP2SDM

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Ekonomi

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan sosial, pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. masyarakat dengan memperhatikan tiga prinsip yaitu secara ekologi tidak merusak. waktu, aman dan terjangkau bagi setiap rumah tangga.

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Geologi Daerah Beruak dan Sekitarnya, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur

IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH : MOCHAMAD HADI LAB EKOLOGI & BIOSISTEMATIK JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNDIP

BAB I. PENDAHULUAN. hutan harus dilakukan dengan tetap memelihara kelestarian, keharmonisan, dan

BAB 4 PERMASALAHAN DALAM PENGELOLAAN AIR. 4.1 Identifikasi Permasalahan yang Ditemui Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah

Oleh : Sri Wilarso Budi R

BAB I PENDAHULUAN. Lahan adalah bagian dari sumber daya alam yang makin terbatas

BUPATI DONGGALA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DONGGALA,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN:

Tahapan Pemetaan Swadaya

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hutan merupakan sumber daya alam yang menyimpan berbagai

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi dua yaitu: manfaat marketable dan manfaat non marketable. Manfaat

DOKUMEN POTENSI DESA TELUK BINJAI

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

Secara umum, kerusakan tanah atau perubahan sifat fisik dan kimia tanah dapat disajikan dalam hubungan deskriptif berbagai faktor, yaitu: iklim,

LAPORAN KINERJA INVESTASI. KEM.PERTAMINAFLip DESA NIFUBOKE KECAMATAN NOEMUTI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA. (Selasa, 19 Mei 2015)

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai merupakan suatu sistem alam yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi

PENDAHULUAN. berupa manfaat langsung yang dirasakan dan manfaat yang tidak langsung.

III. KEADAAN UMUM LOKASI

TEKNIK MEMFASILITASI KESEPAKATAN/ KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

Transkripsi:

HILDA AGUSTINA

TRANSEK TREN KALENDER MUSIM ANALISIS KELEMBAGAAN

PENGERTIAN TEKNIK PENELUSURAN LOKASI / TRANSEK ADALAH TEKNIK PRA UNTUK MELAKUKAN PENGAMATAN LANGSUNG LINGKUNGAN DAN SUMBERDAYA MASYARAKAT

Pengertian Dasar Pengertian Harfiah adalah gambar irisan muka bumi. Pada awalnya, transek dipergunakan oleh para ahli lingkungan untuk mengenali dan mengamati wilayah-wilayah Ekologi (pembagian wilayah lingkungan alam berdasarkan sifat khusus keadaannya).

Pengertian sebagai teknik PRA Teknik Penelusuran Lokasi (Transek) adalah teknik PRA untuk melakukan pengamatan langsung lingkungan dan sumber daya masyarakat, dengan cara berjalan menelusuri wilayah desa mengikuti suatu lintasan tertentu yang disepakati. Hasil pengamatan dan lintasan tersebut, kemudian dituangkan ke dalam bagan atau gambar irisan muka bumi untuk didiskusikan lebih lanjut.

CARA MENELUSURI WILAYAH DESA MENGIKUTI SUATU LINTASAN TERTENTU YANG DISEPA-KATI.

Jenis Jenis Transek Transek Sumber Daya Desa ( Umum ) Transek Sumber Daya Alam Transek Topik Khusus

Transek Sumber Daya Desa ( Umum ) Keadaan-keadaan yang diamati yaitu pengaturan letak perumahan dan kondisinya, pengaturan halaman rumah, pengaturan air bersih untuk keluarga, keadaan sarana MCK (mandi-cuci-kakus), sarana umum desa (a.l. sekolah, took, tembok dan gapura desa, tiang listrik, puskesmas, dsb), juga lokasi kebun dan sumber daya pertanian secara garis besar.

Kajian transek ini terarah terutama pada aspek-aspek umum pemukiman desa tersebut, terutama sarana-sarana yang dimiliki desa, sedangkan keadaan sumber daya alam dan bukan alam dibahas secara garis besarnya saja. Kajian ini akan sangat membantu dalam mengenal desa secara umum dan beberapa sapek lainnya dari wilayah pemukiman yang kurang diperhatikan.

Transek Sumber Daya Alam Transek ini dilakukan untuk mengenal dan mengamati secara lebih tajam mengenai potensi sumberdaya alam serta permasalahan-permasalahannya, terutama sumber daya pertanian. Seringkali, lokasi kebun dan lahan pertanian lainnya milik masyarakat berada di batas dan luar desa, sehingga transek sumber daya alam ini bisa sampai keluar desa.

Informasi-informasi yang bisanya muncul antara lain adalah Bentuk dan keadaan permukaan alam (topografi) : termasuk ke dalamnya adalah kemiringan lahan, jenis tanah dan kesuburannya, daerah tangkapan air dan sumber-sumber air (sungai, mata air, sumur). Pemanfaatan sumber daya tanah (tataguna lahan) : yaitu untuk wilayah permukiman, kebun, sawah, lading, hutan, bangunan, jalan, padang gembala, dan sebagainya. Pola usaha tani: mencakup jenis-jenis tanaman penting (antara lain jenisjenis local) dan kegunaanya (misalnya tanaman pangan, tanaman obat, pakan ternak, dsb), produktivitas lahan dan hasilnya dan sebagainya. Teknologi setempat dan cara pengelolaan sumber daya alam : termasuk teknologi tradisional, misalnya penahan erosi dari batu, kayu, atau pagar hidup; pohon penahan api; pemeliharaan tanaman keras; system beternak; penanaman berbagai jenis rumput untuk pakan ternak, penahan air, penutup tanah; system pengelolaan air, (konservasi air, kontrol erosi, dan pengairan) dan beberapa hal lainnya. Pemilikan sumber daya alam : biasanya terdiri dari milik perorangan, milik adat, milik umum/desa, milik pemerintah (missal hutan).

Kajian lebih lanjut yang dilakukan antara lain adalah : Kajian mata pencaharian yang memanfaatkan sumber daya tersebut baik oleh pemilik maupun bukan (missal, penduduk yang tidak memiliki kebun mungkin menjadi pengumpul kayu bakar dari hutan, menjadi buruh, dsb). Kajian mengenai hal-hal lain yang mempengaruhi pengelolaan sumber daya, seperti perilaku berladang dan tata cara adat dalam pengelolaan tanah, pengelolaan air, peraturan memelihara ternak, upacara panen, dan sebagainya.

Transek Topik Topik khusus Transek juga bisa dilakukan untuk mengamati dan membahas topik-topik khusus. Misalnya: transek yang dilakukan khusus untuk mengamati sarana kesehatan dan kondisi kesehatan lingkungan desa, transek wilayah persebaran hama, atau transek khusus : untuk mengamati sumber air dan system pengelolaan aliran air serta irigasi, pendidikan dasar, dan sebagainya.

Transek berdasarkan Lintasan Selain jenis transek berdasarkan topik kajian diatas, transek juga dapat dikelompokan dari segi cara penelusuran di lapangan, baik menurut garis lurus, bukan garis lurus dan atau melalui lintasan sumber air. Text

Transek berdasarkan Lintasan Transek Lintasan Garis Lurus Transek Lintasan Bukan Garis Lurus Transek Lintasan Saluran Air (Sumber Air)

tujuan Penelusuran lokasi (Transek) dilakukan untuk memfasilitasi masyarakat agar mendiskusikan keadaan sumber-sumber daya dengan cara mengamati langsung hal yang didiskusikan di lokasinya.

Hal-hal yang biasanya didiskusikan adalah Masalah-masalah pemeliharaan sumber daya pertanian : seperti erosi, kurangnya kesuburan tanah, hama dan penyakita tanaman, pembagian air, penggundulan hutan dan sebagainya. Potensi-potensi yang tersedia Pandangan dan harapan-harapan para petani mengenai keadaan-keadaan tersebut Hal lain disesuaikan dengan jenis transek dan topik bahasan yang dipilih untuk diamati.

Manfaat untuk orang dalam Penelurusan lokasi ini akan menimbulkan perasaan senang karena mereka dapat memperkenalkan langsung pekerjaan, keadaan, pengetahuan dan keterampilan mereka kepada sesama petani dan orang luar.

Manfaat untuk orang luar untuk melihat dengan jelas mengenai kondisi alam dan rumitnya system pertanian dan pemeliharaan sumber daya alam yang dijalankan oleh masyarakat. Kita dapat belajar tentang cara masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam. Di dalam perencanaan program, transek dipergunakan untuk observasi lansung bagi kegiatan penjajagan kebutuhan dan potensi. Sedangkan dalam evaluasi program, teknik ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui fakta-fakta dan perubahan yang telah terjadi.

Persiapan Penerapan Persiapan pelaksanaan kegiatan transek yang sebaiknya secara khusus diperhatikan adalah mempersiapkan tim dan masyarakat yang akan ikut, termasuk menetukan kapan dan dimana akan berkumpul. Juga dipersiapkan alat-alat tulis, kertas lebar (palano), karton warna-warni, kertas berwarna, lem, spidol warna-warni. Juga akan menyenangkan apabila membawa perbekalan (makanan ). Peserta terdiri dari tim PRA dan masyarakat, biasanya terdapat anggota masyarakat yang menjadi penunjuk jalan. Tim PRA sebaiknya memiliki anggota atau narasumber yang memahami halhal yang sudah diperkirakan akan dikaji dalam kegiatan transek ini, terutama masalah-masalah teknis pertanian.

Pelaksanaan Sebelum berangkat, bahas kemabali maksud dantjuan kegiatan penelusuran lokasi serta proses kegiatan yang akan dilakukan. Sepakati bersama peserta, lokasi-lokasi penting yang akan dikunjungi serta topik-topik kajian yang akan dilakukan. Sepakati bersama peserta, lokasi-lokasi penting yang akan dikunjungi serta topik-topik kajian yang akan dilakukan. Setelah itu, sepakati lintasan penelusuran. Sepakati titik awal perjalanan (lokasi pertama ), biasanya diambil dari titik terdekat dengan kita berada pada saat itu. Lakukan perjalanan dan amati keadaan disepanjang perjalanan. Biarkan petani (masyarakat) menunjukkan hal-hal yang dianggap penting untuk diperlihatkan dan dibahas keadaannya. Didiskusikan keadaan sumber daya tersebut dan amati dengan seksama. Buatlah catatan-catatan hasil diskusi di setiap ( tugas anggota tim pra yang menjadi pencatat )

setelah Jelaskan cara dan proses membuat bagan. Sepakati lambing atau symbol-simbol yang dipergunakan untuk menggambar bagan transek. Catat simbol-simbol tersebut beserta artinya disudut kertas. Pergunakan spidol berwarna agar jelas dan menarik. Mintalah masyarakat untuk menggambarkan bagan transek berdasarkan hasil lintasan yang telah dilakukan. Buatlah dengan bahan atau cara yang mudah diperbaiki atau dihapus karena akan banyak koleksi terjadi. Selama penggambaran, tim PRA mendampingi karena pembuatan irisan ini cukup sulit terutama mengenai : Pikiran ketinggian (naik-turun permukaan bumi) Perkiraan jarak antara satu lokasi drngan lokasi lain. Pergunakan hasil gambar transek tersebut untuk mendiskusikan kebih lanjut permasalahan, potensi, serta harapan-harapan masyarakat mengenai semua informasi bahasan. Buatlah catatan-catatan hasil diskusi tersebut ( tugas anggota Tim PRA yang menjadi pencatat ). Cantumkan nama-nama atau jumlah peserta, pemandu, tanggal dan tempat pelaksanaan diskusi.

Deliniasi Batas DAS Deliniasi Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah proses mengidentifikasi daerah aliran dari suatu titik atau sekumpulan titik. Untuk beberapa tahun terakhir ini, Civil Engineers menggunakan lembar peta yang diterbitkan oleh BAKOSURTANAL untuk mendeleniasi batas DAS. Seluruh peta dibuat dalam sistem koordinat UTM (Universal Trans Mercator) dan dalam skala 1 : 50.000.

Deliniasi Batas DAS Aliran air selalu dalam arah dari kemiringan lereng yang tinggi ke arah yang rendah. Garis aliran selalu rah orthogonal dari ketinggian garis kontur.

Deliniasi Batas DAS Garis aliran air tidak mungkin berlawanan arah dengan drainase yang berbeda dan tidak saling berpotongan Drainase yang berbeda ditemukan sepanjang itik yang tertinggi dari terain.

Thank you!