I. PENDAHULUAN. perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

I. PENDAHULUAN. baik itu masalah pribadi maupun masalah umum. Masalah pribadi adalah masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu bidang kajian pembelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

KAJIAN NILAI DIDAKTIS CERITA RAKYAT SEBAGAI KONSTRIBUSI PENYUSUNAN BAHAN BACAAN PESERTA DIDIK DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keanekaragaman itu terlihat pada karya sastra yang berbentuk puisi, prosa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. akar perselisihan. Isu dan permasalahan yang berhubungan dengan gender,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. memfokuskan pada Ideologi Tokoh Utama Wanita Dalam Novel Surga Yang Tak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang yang. memiliki unsur-unsur seperti pikiran, perasaan, pengalaman, ide-ide,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. kesetaraan antara kaum pria dan wanita dalam bidang sosial, politik, dan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial kehidupan. Iswanto (dalam Jabrohim, 2001:59) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra selain dapat dikatakan sebuah karya seni dalam bentuk tulisan

BAB I PENDAHULUAN. dengan menggunakan bahasa tanpa meninggalkan kesopanan dan keindahan.

BAB I PENDAHULUAN. cukup menggembirakan. Kini setiap saat telah lahir karya-karya baru, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Basuki Priatno, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara sastra dengan bahasa bersifat dialektis (Wellek dan Warren,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata maupun di luar alam nyata. Sastra merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. gamblang. Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Fenomena yang terjadi saat ini adalah pengaruh kebudayaan asing mulai

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

PEMBELAJARAN SASTRA YANG KONTEKSTUAL DENGAN MENGADOPSI CERITA RAKYAT AIR TERJUN SEDUDO DI KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebuah imitasi. Karya sastra merupakan bentuk dari hasil sebuah kreativitas

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wacana merupakan salah satu kata yang sering digunakan dalam

CHAPTER I INTRODUCTION

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

BAB I PENDAHULUAN. Arah Pendidikan Nasional sesuai dengan Undang Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. adalah buku kumpulan cerpen Mereka Bilang Saya Monyet karya Djenar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak saat itu sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA NOVEL ELANG DAN BIDADARI KARYA PUPUT SEKAR DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

I. PENDAHULUAN. penelitian dari penelitian mengenai citra perempuan dalam novel Bidadari-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan ekspresi jiwa pengarang (Faruk, 2010: 44). Karya

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membicarakan masalah perempuan tidak ada habisnya, sejak dulu wacana tentang perempuan menjadi pembicaraan yang sangat menarik. Terlebih lagi dengan munculnya gerakan feminisme yang mempersoalkan peranan dan kedudukan kaum perempuan. Zaman dahulu keberadaan kaum perempuan sangatlah hina. Mereka selalu menjadi objek penderita. Bahkan, lembaga filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani memandang perempuan secara tiranis dan sama sekali tidak memberi mereka kedudukan di masyarakat (Qardhawi,2004: vi). Kedudukan perempuan di jazirah Arab pun sebelum masuk Islam tidak jauh berbeda, perempuan dianggap seperti budak (Qardhawi,2004: vi dan x). Di dunia Barat masa lampau pun kedudukan perempuan masih rendah. Pada abad XVIII dan XIX dikenal adanya pembagian wilayah antara laki-laki dan perempuan. Pada masa itu laki-laki berada dalam wilayah umum (public sector), sedangkan perempuan berada dalam wilayah khusus (privat sector). Ideologi pembagian peran tersebut setidaknya dapat kita temukan pada buku-buku sastra. Menurut ideologi ini wilayah perempuan hanya berada di rumah, memainkan piano, dan menari. Adapun wilayah laki-laki berada di luar rumah, mengurusi

pabrik, pasar, dan sebagai gentleman. Ideologi ini semakin menguat sejak era Victoria di Inggris dan di awal terbentuknya masyarakat modern. Di Indonesia sendiri kedudukan perempuan di masa lampau hampir sama dengan keadaan di dunia pada saat itu. Budaya patriarki di zaman kerajaan yang kemudian masih diwariskan hingga saat ini telah menjadikan perempuan sebagai warga kelas dua. Bertolak dari uraian di atas, kini kedudukan perempuan lebih diperhatikan, begitu pula peran dan kedudukan mereka, baik di dalam maupun di luar rumah. Sudah banyak perempuan yang kini menduduki posisi penting dalam rumah tangga, seperti menopang ekonomi keluarga, bahkan posisi-posisi penting dalam pemerintahan. Hal tersebut menandakan bahwa perempuan sekarang mamapu sejajar dan bekerja sama baiknya dengan laki-laki jika diberi kesempatan. Pada sebuah karya sastra, tokoh-tokoh wanita banyak dibicarakan oleh pengarang, baik itu peran atau kedudukannya, aktivitas-aktivitasnya, maupun kodratnya. Tokoh-tokoh perempuan dalam karya sastra merupakan salah satu unsur yang menarik dalam suatu jalinan cerita. Demikian pula, dalam kumpulan cerpen Disebabkan Oleh Cinta karya Yus R. Ismail dalam kumpulan cerpen tersebut pengarang mengikutsertakan tokoh wanita, baik sebagai tokoh utama maupun tokoh tambahan atau tokoh pembantu. Kenyataanya dalam kehidupan ini, ada sisi positif dan sisi negatif. Ada yang baik dan ada yang buruk. Begitu pula sosok perempuan yang ditampilkan dalam cerpen-cerpen yang ada dalam buku ini. Oleh karen itu, diperlukan suatu pendekatan yang baik agar sisi positif atau sesuatu yang baik bisa ditiru atau

dikembangkan, dan sisi negatifnya dijauhi. Melalui kumpulan cerpen Disebabkan Oleh Cinta ini, gambaran tentang kedudukan kaum perempuan bisa dinikmati, dipahami, dan direnungkan oleh pembaca. Karya sastra sebagai karya seni tentu memiliki nilai-nilai positif dan memberikan pengetahuan kepada pembaca. Karya sastra juga tidak hanya dinikmati oleh pecinta sastra dan masyarakat pada umumnya, tetapi telah menjadi kurikulum bahasa dan sastra Indonesia di sekolah-sekolah, dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Pembelajaran sastra juga dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk mengapresiasikan karya sastra selain siswa memeroleh pengalaman berekspresi (Zaenal, 2000: 11). Sebagai bahan ajar, karya sastra harus memuat tentang nilai-nilai yang baik dan bermanfaat bagi siswa. Dengan begitu, siswa menghargai dan mencintai sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Tujuan pembelajaran sastra di SMA bisa tercapai dengan baik apabila siswa dapat mengapresiasikan karya tersebut dengan baik pula. Dalam hal ini, peran guru sebagai pembimbing amat dominan. Seorang guru diharapkan tidak hanya memberikan teori-teori sastra saja kepada siswa, tetapi langsung mengajak siswa untuk memeraktekan karya sastra tersebut. Kumpulan cerpen Disebabkan Oleh Cinta dalah sebuah kumpulan karya tulis pilihan dari seorang pengarang (antologi) yang memuat empatbelas cerpen karya Yus R. Ismail., yang pernah dimuat di berbagai surat kabar. Keempat belas cerpen yang terdapat dalam buku tersebut, yaitu Ning, Puisi Musim Hujan, Target, Rahasia Bibip, Disebabkan Oleh Cinta, Daun yang Melayang Tenang, Dua Anak

Kecil, Ketika Bapak Sakit, Kado Sunyi, Mata yang Memandang Jauh, Potret, Gadis Kecil Berkepang Dua, Menjelang Takbir, dan Siang Ini Begitu Panas. Alasan penulis memilih kumpulan cerpen Yus R. Ismail karena kumpulan cerpen Yus R. Ismail bukan hanya menarik dari segi isi tetapi juga dari teknik penyampaiannya. Penggunaan bahasa, pemilihan kata sangat lugas dan mudah dipahami oleh masyarakat awam. Namun tidak meninggalkan nilai atau pesan agama di dalam karyanya. Cerpen yang ditulisnya mengajarkan manusia akan hakikat kehidupan dan isinya sangat menghibur. Hal itu sesuai dengan fungsi karya sastra menurut Horace yaitu berguna dan menyenangkan (Rene Wellek dan Austin Warren 1995:18). Penulis tertarik untuk menganalisis kedudukan perempuan dalam Disebabkan Oleh Cinta ini dengan pertimbangan sebagai berikut. 1. Buku tersebut banyak mengulas kehidupan kaum wanita. 2. Menyoroti kaum wanita dari berbagai sudut pandang dan kehidupan sosial yang berbeda-beda. 3. Yus R. Ismail merupakan penulis yang cukup produktif, tidak hanya menulis cerpen tetapi juga pernah menjadi wartawan, dan penulis puisi yang terkumpul dalam buku Seketsa Kembara (1994)., dan di antara tulisannya banyak dipublikasikan di Pikiran Rakyat, Suara Merdeka, Suara Karya, Suara Pembaruan, Republika, Media Indonesia, Citra, Nova, Kompas, Koran Tempo, Matra, Horison, Femina, Kartini dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian ini, yakni bagaimanakah kedudukan perempuan dalam kumpulan cerpen Disebabkan Oleh Cinta karya Yus R. Ismail dan kelayakannya sebagai alternatif bahan ajar sastra Indonesia di SMA? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan kedudukan tokoh perempuan dalam kumpulan cerpen Disebabkan Oleh Cinta karya Yus R. Ismail. 2. Menilai kelayakan kumpulan cerpen Disebabkan Oleh Cinta karya Yus R. Ismail sebagai alternatif bahan ajar sastra indonesia di SMA 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna sebagai berikut. a. Manfaat Praktis 1. Memberikankan pengetahuan dan apresiasi siswa terhadap karya sastra, khususnya kumpulan cerpen Disebabkan Oleh Cinta karya Yus R. Ismail. 2. Menjadikan penelitian ini sebagai alternatif bahan pengajaran guru bahasa dan sastra indonesia di sekolah. b. Manfaat Teoritis 1. Dapat menambah pengetahuan mengenai unsur ekstrinsik dalam cerpen. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian dan pembahasan dalam skripsi ini adalah kedudukan perempuan yang ditampilkan dalam kumpulan cerpen Disebabkan Oleh Cinta

karya Yus R. Ismail yang berjumlah empat belas cerpen, kemudian menghubungkan atau mengaitkan dengan pengajaran sastra di Sekolah Menengah Atas. Dari empat belas cerpen yang ada, diambil tujuh cerpen untuk dianalisis karena dalam tujuh judul cerpen yang lain tidak menampilkan kedudukan tokoh perempuan. Ketujuh cerpen tersebut berjudul Ning, Puisi Musim Hujan, Target, Rahasia Bibip, Disebabkan Oleh Cinta, Dua Anak Kecil, dan Kado Sunyi. Cerpencerpen tersebut akan diteliti dan dianalisis, khususnya kedudukan kaum perempuan yang ada di dalamnya.