BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan dunia industri menjadi fokus utama negara negara di

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan sebuah komitmen, yang dapat berupa uang atau resources. a. Kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. dari pasar modal menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

Kondisi Perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. menaikkan tingkat suku bunga, menaikkan bahan bakar minyak, maupun

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, arah dan besarnya pergerakan pasar modal menjadi topik yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat akan hadirnya institusi-institusi keuangan

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya bermunculan perusahaan go publik membuat. Pada era globalisasi ini, peranan pasar modal (capital market) sangat

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kesejahteraan di masa datang

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, pelaku bisnis di Indonesia seakan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Bagi pihak emiten, pasar modal merupakan salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. modal (IDX, 2016). Dibandingkan dengan investasi surat berharga lainnya di

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

I. PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah sebuah indikator yang

PERKEMBANGAN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH

Kinerja CENTURY PRO FIXED

BAB 1 PENDAHULUAN. berinvestasi, maka investor tersebut harus memperhatikan resiko-resiko yang akan

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA S AHAM S EKTOR PROPERTI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB V. Simpulan dan Saran. sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Gambaran Tingkat Suku Bunga, Jumlah Uang Beredar dan Indeks

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal karena memiliki peranan strategis bagi penguatan ketahanan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk mewujudkan tujuan pemegang saham. memberikan harga yang rendah untuk perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah tempat bertemunya antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2002

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan investasi yang dapat

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal dan industri sekuritas menjadi tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Peran pasar modal dalam globalisasi ekonomi semakin penting

BAB I PENDAHULUAN. melangsungkan kegiatan operasionalnya. Kebutuhan sumber dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang saat ini sedang kembangkan di pasar modal indonesia. Menurut

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang terletak di

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia maupun yang belum terdaftar, yang sudah go public. maupun yang belum go public sangat membutuhkan pasar keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Istilah investasi lebih populer dalam dunia usaha, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

Transkripsi:

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini pasar modal merupakan instrumen penting dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi mempengaruhi perkembangan yang dalam pasar modal, Appa (2014). Seiring dengan berkembangnya pasar dan meningkatnya aktivitas perdagangan, maka kebutuhan akan informasi yang relevan sangat dibutuhkan oleh para investor. Salah satu informasi yang dibutuhkan adalah indeks harga saham gabungan, sebagai cerminan dari kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan permulaan pertimbangan untuk melakukan investasi, sebab dari indeks harga saham dapat diketahui secara umum mengenai pergerakan saham.indeks harga saham merupakan ringkasan dari dampak simultan dari berbagai macam faktor yang mempengaruhi indeks tersebut. Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap bagi investor tentang perkembangan bursa, BEI memberikan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Indikator pergerakan harga saham tersebut adalah indeks harga saham. Menurut website resmi BEI www.idx.co.id, saat ini BEI mempunyai beberapa macam indeks saham antara lain: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Index (JII), 1

Indeks Kompas100, Indeks BISNIS-27, Indeks PEFINDO 25, Indeks SRI KEHATI. Investor membutuhkan informasi yang relevan guna kepentingan investasinya. Semakin akurat dan cepat sebuah informasi maka akan semakin cepat pula informasi tersebut diolah oleh investor dan kemudian akan menghasilkan sebuah keputusan. Informasi yang relevan akan dijadikan referensi dan bahan pertimbangan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal, Hismendi (2013). Informasi merupakan hal yang harus diperhatikan oleh investor di pasar modal dalam rangka mewujudkan tujuannya yaitu memperoleh profit. Berdasarkan informasi yang tersedia, investor akan mengambil keputusan kapan akan membeli saham atau mempertahankan saham yang telah dimiliki atau kapan akan melepas saham atau tidak melakukan pembelian sama sekali. Informasi yang berhubungan dengan pasar modal sangat dibutuhkan oleh para investor dan calon investor. Orang yang berkepentingan terhadap BEI akan mengolah informasi yang akan berdampak pada naik turunnya harga saham. Para investor dan calon investor juga perlu mengetahui dan menganalisa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham bila ditinjau dari luar, pergerakan indeks saham di suatu negara sudah tentu tidak terlepas dari kondisi perekonomian negara itu secara makro, Astuti (2013). Kepentingan investor terhadap perusahaan adalah bagaimana modal yang dimiliki investor dapat diinvestasikan dan dana tersebut berkembang. Sementara perhatian para analis ekonomi adalah bagaimana sebuah perusahaan berkontribusi 2

terhadap perekonomian suatu negara. Perusahaan yang baik dimata investor adalah perusahaan yang dapat memperoleh laba yang besar, sehingga akan berdampak pula pada deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham. Indeks harga saham terbagi dalam beberapa kategori, salah satunya adalah indekssaham sektor manufaktur. Indeks saham sektor manufaktur merupakan gabungan dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pergerakan harga saham sektor manufaktur secara umum akan tercermin dalam indeks harga saham ini. Di pasar modal terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan harga saham sektor manufaktur. Perubahan atau perkembangan yang terjadi pada berbagai variabel ekonomi suatu negaraakan memberikan pengaruh pada aktifitas investasi di pasar modal, Rusbariand (2012). Pada umumnya pasar modal sangat dipengaruhi oleh faktor makro dan faktor mikro. Faktor mikro terdiri dari keadaan internal perusahan termasuk faktor keuangan perusahaan, sedangkan faktor makro seperti kurs mata uang, inflasi, oil price, dan sebagainya, Mulyatingingrum (2014). Apabila suatu indikator ekonomi makro jelek maka akan berdampak buruk bagi perkembangan pasar modal. Tetapi apabila suatu indikator ekonomi baik maka akan memberi pengaruh yang baik pula terhadap kondisi pasar modal, Sunariyah (2006). Bahan bakar minyak (BBM) merupakan komponen penting dalam sebuah industri. Harga BBM dapat mempengaruhi indeks harga saham di bursa efek. Pada saat harga BBM naik tanggal 21 Juni 2013, menyebabkan harga saham turun. Hal ini terjadi karena konsekuensi dari kenaikan harga BBM itu sendiri. 3

Penyebab penurunan harga saham diduga akibat dari kenaikan pada pos-pos biaya produksi, yang pada akhirnya menaikkan harga jual produk. Harga produk naik, daya beli masyarakat menurun, sehingga pada akhirnya akan menurunkan laba perusahaan, Fithriyana (2014). Secara fundamental, pergerakan harga komoditas ditentukan oleh permintaan dan penawaran akan komoditas itu sendiri. Dalam penentuan harga minyak, maka beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan antara lain adalah situasi di negara negara produsen minyak dan juga permintaan global atas minyak. Fluktuasi harga minyak mentah dunia merupakan suatu indikasi yang mempengaruhi pasar modal suatu negara, Rusbariand (2012). Bagi negara pengekspor minyak, kenaikan harga minyak mentah dunia merupakan keuntungan tersendiri bagi perusahaan. Harga yang sedang tinggi membuat para investor cenderung menginvestasikan dananya ke berbagai sektor komoditi minyak dan pertambangan. Kenaikan harga saham pertambangan akan mendorong kenaikan IHSG. Selain itu fluktuasi harga minyak juga bisa memicu naiknya biaya produksi dan harga jual produk suatu perusahaan sehingga berimbas pada kemampuan perusahaan melakukan produksi serta penjualan dan membuat kinerja serta profit suatu perusahaan menurun yang akan berdampak pada turunnya harga saham perusahaan tersebut. 4

Gambar 1.1 Grafik harga minyak 2011-2015 120 100 80 Harga per Barrel (US$) 60 40 20 0 Jan-11 Jun-11 Nov-11 Apr-12 Sep-12 Feb-13 Jul-13 Dec-13 May-14 Oct-14 Mar-15 Aug-15 Jan-16 Jun-16 Sumber: US. EIA, 2016 Pada tahun 2011 harga minyak dunia (minyak Brent dan Indonesian Crude Oil Price atau ICP) berada pada level di atas harga US$ 100 per barel. Kenaikan harga mencapai ratarata sekitar US$ 111 per barel atau meningkat sekitar 40% dibandingkan rata-rata harga minyak tahun sebelumnya, Nizar (2012). Harga minyak terus berfluktuasi antara US$ 80-106 per barel. Sampai triwulan II tahun 2014 minyak dunia mengalami penurunan sampaitahun 2015. Pada akhir 2015, harga minyak dunia berada pada US$ 37,19 per barel. Minyak dunia Brent oil, pada awal Januari 2016 berada pada posisi US$ 30,7 per barrel, Brent oil menunjukan tren naik, di bulan Oktober 2016 Brent oil berada pada posisi US$ 49,52 per barrel. Dampak merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar memungkinkan berpengaruh negatif terhadap pasar modal, mengingat produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan go publik banyak menggunakan bahan yang memiliki 5

kandungan impor tinggi, Hismendi (2013). Perusahaan yang menggunakan bahan baku impor akan terkena dampak dari merosotnya kurs rupiah, dimana harga pokok produksi akan meningkat. Merosotnya kurs rupiah akan meningkatkan harga bahan baku impor menjadi lebih mahal. Masyarakat mengenal nilai tukar sebagai satuan ukur yang dipergunakan untuk mengetahui nilai mata uang suatu negara dengan negara pembandingnya, Kowanda (2014). Nilai tukar mata uang suatu negara dapat menjadi indikator yang mencerminkan kondisi perekonomian negara tersebut. Ketika kurs rupiah terhadap mata uang asing menguat maka akan menarik para investor untuk menginvestasikan dananya pada saham. Penguatan tersebut merupakan cerminan dari perekonomian yang sedang baik. Sementara ketika nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing mengalami pelemahan maka akan mengakibatkan para investor menarik dananya untuk diinvestasikan ke instrument lain. Gambar 1.2 Grafik Kurs Rupiah terhadap US$ 2011-2015 Grafik Kurs Rupiah 16,000.00 14,000.00 12,000.00 10,000.00 8,000.00 6,000.00 4,000.00 2,000.00 0.00 31-Jan-11 31-Jan-12 31-Jan-13 31-Jan-14 31-Jan-15 Sumber: BI, 2016 6

Kurs rupiah dari tahun ke tahun selama lima tahun terakhir menunjukan tren melemah. Dari awal tahun 2011, US$ 1 dihargai dengan Rp 9.021. Sampai akhir tahun 2013 kurs Rupiah mencapai angka Rp 12.128 per US$ 1. Hingga dibulan September 2015 Kurs rupiah mencapai Rp 14.802 per US$ 1. Diakhir tahun 2015 nilai tukar Rupiah terhadap US$ adalah Rp.13.864 per US$ 1. Selain kurs rupiah dan harga minyak dunia, tingkat inflasi juga memberikan pengaruh terhadap pergerakan harga saham. Inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga yang terjadi terhadap suatu barang. Kenaikan harga barang akan berakibat pada turunnya penjualan suatu barang. Inflasi yang terlalu tinggi akan menyebabkan penurunan daya beli uangserta dapat mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya, Hismendi(2013). Tabel 1.1 Inflasi 2011-2016 Bulan 2011 2012 2013 2014 2015 2016 IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi IHK Inflasi Januari 126.29 0.89 130.9 0.76 136.88 1.03 110,99 1.07 118.71-0.24 123.62 0.51 Februari 126.46 0.13 130.96 0.05 137.91 0.75 111.28 0.26 118.28-0.36 123.51-0.09 Maret 126.05-0.32 131.05 0.07 138.78 0.63 111.37 0.08 118.48 0.17 123.75 0.19 April 125.66-0.31 131.32 0.21 138.64-0.1 111.35-0.02 118.91 0.36 123.19-0.45 Mei 125.81 0.12 131.41 0.07 138.6-0.03 111.53 0.16 119.50 0.50 123.48 0.24 Juni 126.5 0.55 132.23 0.62 140.03 1.03 112.01 0.43 120.14 0.54 124.29 0.66 Juli 127.35 0.67 133.16 0.7 144.63 3.29 113.05 0.93 121.26 0.93 125.15 0.69 Agustus 128.54 0.93 134.43 0.95 146.25 1.12 113.58 0.47 121.73 0.39 125.13-0.02 September 128.89 0.27 134.45 0.01 145.74-0.35 113.89 0.27 121.67-0.05 125.41 0.22 Oktober 128.74-0.12 134.67 0.16 145.87 0.09 114.42 0.47 121.57-0.08 125.59 0.14 November 129.18 0.34 134.76 0.07 146.04 0.12 116.14 1.5 121.82 0.21 - - Desember 129.91 0.57 135.49 0.54 146.84 0.55 119 2.46 122.99 0.96 - - Tingkat Inflasi 3.79 4.3 8.38 8.36 3.35 2.11 Sumber : BPS, 2016 Pada tahun 2011 angka inflasi Indonesia menunjukan 3,79 %, dari target yang dikeluarkan pemerintah 5+ 1, sementara ditahun 2012 angka inflasi berada 7

pada angka 4,3% dari target 4.5% + 1. Berdasarkan PMK No.66/PMK.011/2012, tentang sasaran inflasi tahun 2013, 2014, dan 2015 tanggal 30 April 2012 sasaran inflasi yang ditetapkan oleh pemerintah untuk periode 2013 2015, masing-masing sebesar 4,5% pada tahun 2013, 4,5% pada tahun 2014, dan 4% pada tahun 2015 masing-masing dengan deviasi ±1%. Pada tahun 2013 dan 2014 angka inflasi menunjukan angka 8,38% dan 8,36%, yang berarti melebihi target yang ditetapkan pemerintah. Pada tahun 2015 angka inflasi menunjukan angka 3,35% yang merupakan angka inflasi terendah selama 5 tahun terakhir. Peningkatan inflasi secara relatif merupakan sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal. Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan turun. Penurunan profitabilitas akan menurunkan minat investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut. Bagi perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek, turunnya minat investor tercermin pada harga saham tersebut. Kenaikan harga secara umum akan menyebabkan bertambahnya permintaan uang untuk transaksi, sehingga akan menaikan suku bunga. Hal ini akan menghambat investasi dan akan menguatkan tekanan inflasi, Divianto (2013). Turunnya harga saham suatu perusahaan yang tercatat di bursa efek akan mendorong penurunan IHSG di BEI. Hismendi (2013), melakukan penelitian tentangpengaruh nilai tukar, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, inflasi dan pertumbuhan GDP terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data triwulan periode 8

Maret 2002 sampai dengan September 2012. Metode analisis yang digunakan adalah Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG. Secara parsial nilai tukar, suku bunga SBI dan pertumbuhan GDP berpengaruh signifikan terhadap pergerakan IHSG, sedangkan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap terhadap pergerakan IHSG. Untuk itu peneliti mengharapkan otoritas moneter dalam mengendalikan pergerakan IHSG memprioritaskan pada kebijakan stabilitas nilai tukar, suku bunga SBI dan pertumbuhan GDP, sehingga akan memperkuat pengendalian dan stabilitas pasar saham di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengacu pada penelitian Hismendi, dkk (2013), dengan variabel yang diteliti adalah nilai tukar, SBI, inflasi dan pertumbuhan GDP terhadap IHSG. Alasan peneliti melakukan peneliti melakukan penelitian ini adalah ingin menganalisis bagaimana dampak dari variabel harga minyak dunia, kurs, inflasi terhadap indeks saham sektor manufaktur, dimana indeks saham sektor manufaktur masih jarang diteliti. Perbedaan penelitian ini adalah pada tahun penelitian, penelitian terdahulu menggunakan data tahun 2002-2012, sedangkan penelitian ini menggunakan data 2011-2015. Variabel independen penelitian terdahulu yaitu nilai tukar, SBI, inflasi dan pertumbuhan GDP, sedangkan penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu harga minyak dunia, kurs rupiah, dan inflasi. Variabel dependen, penelitian acuan menggunakan variabel IHSG, sementara penelitian ini menggunakan variabel dependen indeks saham sektor manufaktur. 9

Beberapa kondisi seperti yang telah diuraikan mendasari penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai topik inidengan judul Pengaruh Harga Minyak Dunia, Kurs Rupiah, dan Inflasi, terhadap Indeks Saham Sektor Manufaktur di BEI periode tahun 2011 2015. Peneliti melakukan penelitian serupa karena ingin mengetahui hasil dari faktor faktor yang mempengaruhi pergerakan indeks saham sektor manufaktur dengan data yang lebih terbaru. Selain itu juga untuk dapat menambah referensi tentang perkembangan IHSG khususnya indeks saham sektor manufaktur di Indonesia yang masih sedikit penelitiannya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah minyak dunia memiliki pengaruh negatif terhadap indeks saham sektor manufaktur di BEI? 2. Apakah kurs rupiah memiliki pengaruh negatif terhadap indeks saham sektor manufaktur di BEI? 3. Apakah tingkat inflasi memiliki pengaruh negatif terhadap indeks saham sektor manufaktur di BEI? 10

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menguji pengaruh negatif harga minyak dunia terhadap indeks saham sektor manufaktur di BEI. 2. Menguji pengaruh negatif kurs rupiah terhadap US$ terhadap indeks saham sektor manufaktur di BEI. 3. Menguji pengaruh negatif tingkat inflasi terhadap indeks saham sektor manufaktur di BEI. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk : 1. Memberikan panduan bagi masyarakat yang tertarik untuk berinvestasi di pasar modal. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang mengadakan penelitian dalam ruang lingkup yang sama. 3. Merupakan salah satu bentuk upaya untuk mempraktekkan ilmu yang diperoleh dibangku perkuliahan kedalam keadaan sesungguhnya. 11