BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian. korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk. B. Variabel Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasi.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Kemudian mendeskripsikan secara sistematis sifat-sifat atau gejala-gejala dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional. Penelitian ini mengukur hubungan kepercayaan diri (X) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa. berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Variabel Penelitian. keluarga tidak lengkap, dan variabel (Y) identitas vokasional.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan tekhnik korelasional yang bertujuan untuk mencari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang diteliti (Azwar, 2012, h.5). Variabel Tergantung : Motivasi Berprestasi Pada Siswa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara kelekatan pada guru ( X) dengan motivasi menghafal al-

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. a. Desain Penelitian. pengguna facebook yang memiliki tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. penelitian antara dua kelompok penelitian.adapun yang dibandingkan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peneliti akan menggunakan penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Subjective Well-being ditinjau dari faktor demografi pada petani sawit di Desa Rawa Bangun

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan. B. Identifikasi Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. antara dua atau beberapa variabel. dengan teknik korelasi seorang peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dalam bentuk penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dalam prosesnya menekankan pada analisis data-data numerikal (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan analisis regresi ganda atau regresi linear, yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan variabel kualitas persahabatan (X1) dan self

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. komparatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat membandingkan atau perbedaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. maka penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasi. Menurut Arikunto (2002 ) penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitianinimerupakanbentukpenelitiandeskriptifdenganmenggunakandua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menekankan analisis pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Karena penelitian ini termasuk penelitian korelatif yang melihat hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif deskriptif yaitu,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2010). Penelitian ini bermaksud untuk melihat hubungan antara dukungan sosial dengan hardiness pada remaja panti asuhan yang ada dibebebrapa panti asuhan dipekan baru. B. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah: a. Variabel Bebas ( X ) : Dukungan Sosial b. Variabel Terikat ( Y ) : Hardiness C. Defenisi Operasional a. Dukungan Sosial Dukungan Sosial (X ) dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu informasi dan umpan balik dari lingkungan kepada seorang remaja, yang dengan informasi dan umpan balik tersebut remaja merasa dirinya dicintai dan diperhatikan, remaja merasa memiliki harga diri dan dihargaioleh orangorang yang ada dilingkungannya. Adapun aspek dukungan sosial menurut House ( dalam Smet, 1994) adalah, dukungan emosional, penghargaan, instrumental, dan dukungan informasi. 27

28 b. Hardiness Hardiness adalah suatu karakteristik kepribadian dimana individu mempunyai daya tahan dalam menghadapi kejadian-kejadian yang menekan atau menegangkan ( stressfull) yang didalamnya terdapat aspek control, commitment, dan challenge. Sehingga individu menjadi lebih kuat, tahan, stabil dan optimis dalam menghadapi stres dan mengurangi efek negative yang dihadapi (Kobasa, dalam Rahmawan, 2011) D. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi Penelitian Menurut Azwar (2010) populasi didefenisikan sebagai kelompok subjek yang akan dikenai generalisasi penelitian, yang memiliki karakteristik dan ciri- ciri yang membedakannya dengan kelompok subjek yang lain. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja yang tinggal dipanti asuhan yang berada dikota pekanbaru yang berjumlah 540 orang. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang memiliki karakteristik dari populasi tersebut. Sampel yang diambil haruslah representatif, artinya sampel harus mencerminkan dan memiliki sifat populasi (Azwar, 2010). Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi, peneliti menggunakan rumus Slovin, 1960 ( dalam Sevilla, consuelo. Dkk, 1993) sebagai berikut:

29 = Ket: n : ukuran sampel N : ukuran populasi e : nilai kritis (batas penelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengamilan sampel populasi) Dalam pengambilan data sampel ini, maka hasil yang diperoleh melalui perhitungan dengan nilai krisis (batas ketelitian) sebesar 10% adalah sebagai berikut: = 1 + = 540 1 + 540(0.1) = 540 6 = 90 Berdasarkan hasil tersebut, maka jumlah sampel minimal adalah sebanyak 90 orang. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah 117 orang. 3. Teknik Sampling Teknik atau pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling. Pengambilan sampel dengan cara klaster (Cluster Random Sampling) adalah melakukan randomisasi terhadap kelompok, bukan terhadap subjek secara individual (Azwar, 2010:87). Peneliti menggunakan teknik ini disebabkan oleh populasi panti asuhan pekanbaru yang terdiri dari klaster- klaster atau rumpun- rumpun panti asuhan. Kemudian berdasarkan random terhadap 18 panti asuhan, maka diperoleh sampel

30 penelitian sebanyak 5 panti, dimana penetapan jumlah panti ini didasari atas pertimbangan bahwa jumlah remaja dari 5 panti tersebut sudah memenuhi jumlah sampel minimal yang telah ditetapkan sebelumnya. Panti tersebut adalah: Tabel 1 Nama-nama Panti Asuhan Di Kota Pekanbaru No Nama Panti Asuhan Jumlah Remaja Yang Ada Di Panti Asuhan 1 P.A. Putra Muhammadiyah 35 Orang 2 P.A. Putri Aisyiah 38 Orang 3 P.A. Muslimin Babusalam 25 Orang 4 P.A. Amanah 65 Orang 5 P.A. Al-fath 25 Orang 6 P.A. Tunas Bangsa 33 Orang 7 P.A. Putra Putri Harapan 35 Orang 8 P.A. Laras Tunas Bangsa 27 Orang 9 P.A. Ar-rahim 35 Orang 10 P.A. Bakti Mufaridhun - 11 P.A. Bayi Fajar Harapan - 12 P.A. As-shohwah 40 Orang 13 P.A. An-nisa 33 Orang 14 P.A. Al-hidayat 27 Orang 15 P.A. Baiturahman 33 Orang 16 P.A. Al-istiqlal 32 Orang 17 P.A. At-thoibah 20 Orang 18 P.A. Sri Mujinab 37 Orang JUMLAH 540 Orang No Sumber: Dinas Sosial 2011-2013 Tabel 2 Jumlah Sampel Penelitian Jumlah Remaja Yang Terdaftar Di Panti Asuhan Nama panti asuhan Kelamin Jumlah Jenis Laki- laki Perempuan 1 As- Shohwa 11 orang 9 orang 20 orang 2 Putra Harapan 25 orang - 25 orang 3 Putri Aisyiah - 25orang 25 orang 4 Putra Muhammadiyah 30 orang - 30 orang 5 Ar- rahim 3 orang 14 orang 17 orang Jumlah 69 orang 48 orang 117 orang

31 E. Alat Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala psikologi. Skala psikologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala dukungan sosial dan skala hardiness. Penggunaan skala dimaksudkan untuk dapat memberikan gambaran tentang kepribadian subjek karena pernyataanpernyataan yang akan diajukan bersifat tidak langsung dan memberikan keleluasaan menjawab pada subjek. Jawaban atas pernyataan skala tidak ada yang salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan sungguh- sungguh (Azwar, 2010). 1. Alat Ukur Penelitian a. Skala Dukungan Sosial Untuk mengungkap variabel dukungan sosial digunakan skala yang terdiri dari dua pernyataan yaitu favorable dan unfavorable. Aitem-aitem disusun secara acak mulai dari urutan nomor terkecil hingga nomor terbesar. Skala dukungan sosial disusun dari teori House (dalam Smet, 1994). Adapun variabel dukungan sosial empat aspek, yaitu: dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumen, dan dukungan informasi. Model skala dukungan sosial menggunakan model modifikasi skala likert yang dibuat dalam lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Cukup Sesuai (CS), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pemberian skor pada masing-masing aitem baik untuk aitem

32 favorable maupun unfavorable dengan cara memberikan nilai 1 sampai dengan 5. Untuk aitem favorable, jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi nilai 5, Sesuai (S) diberi nilai 4, Cukup Sesuai (CS) diberi nilai 3, Tidak Sesuai (TS) diberi nilai2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Untuk aitem unfavorable pemberian nilai seperti pada aitem favorable namun berlaku nilai sebaliknya, yaitu nilai 1 untuk Sangat Sesuai (SS), nilai 2 untuk Sesuai (S), nilai 3 untuk Cukup sesuai (CS), nilai 4 untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 5 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Jumlah aitem dalam skala dukungan sosial adalah 40 aitem. Berikut blue print skala dukungan sosial. Table 3 Blue Print Skala Dukungan Sosial (X) Try Out Aspek Indikator No Aitem Jumlah favourable Unfavorable Dukungan Empati 4, 9 13, 5 4 Emosional Kepedulian Memberikan perhatian 14, 31 8, 11 7, 27 16, 30 4 4 Dukungan Penghargaan Dukungan intrumental Dukungan Informatif Memberian penilaian positif 18, 21 3, 26 4 Memberikan dorongan maju 1, 10 36, 28 4 Memberikan 2, 6 15,19 4 bantuan materi Memberikan 37, 20 32, 38 4 pertolongan Memberi 12, 33 34, 23 4 nasehat Memberi 29, 39 35, 40 4 petunjuk Memberi saran 24, 22 17, 25 4 Jumlah 20 20 40

33 b. Skala Hardiness Untuk mengungkap variabel hardiness digunakan skala yang terdiri dari dua pernyataan yaitu favorable dan unfavorable. Aitem-aitem disusun secara acak mulai dari urutan nomor terkecil hingga nomor terbesar. Skala hardiness disusun dari teori Kobasa (Kobasa,1979). Adapun variabel hardiness 3 aspek, yaitu: control, commitment, challenge. Model skala hardiness menggunakan model modifikasi skala likert yang dibuat dalam lima alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Cukup Sesuai (CS), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pemberian skor pada masing-masing aitem baik untuk aitem favorable maupun unfavorable dengan cara memberikan nilai 1 sampai dengan 5. Untuk aitem favorable, jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi nilai 5, Sesuai (S) diberi nilai 4, Cukup Sesuai (CS) diberi nilai 3, Tidak Sesuai (TS) diberi nilai2, Sangat Tidak Setuju (STS) diberi nilai 1. Untuk aitem unfavorable pemberian nilai seperti pada aitem favorable namun berlaku nilai sebaliknya, yaitu nilai 1 untuk Sangat Sesuai (SS), nilai 2 untuk Sesuai (S), nilai 3 untuk Cukup sesuai (CS), nilai 4 untuk Tidak Sesuai (TS), dan nilai 5 untuk Sangat Tidak Sesuai (STS). Jumlah aitem dalam skala hardiness adalah 34 aitem. Berikut blue print skala hardiness

34 Table 4 Blue Print Skala Hardiness Favorable (try out) Aspek Indikator No Aitem Jumlah favourable Mampu mengontrol keputusan 1, 29 2 Kontrol Mampu menentukan pilihan 15,20 2 Memiliki kendali kognitif dalam 19, 2 2 menilai kejadian-kejadian hidup Komitmen Keterlibatan dalam aktivitas yang 13, 7 2 dikerjakan Berusaha maksimal dan antusias 18, 34 2 dalam bekerja Kerelaan untuk mencari bantuan dan dukungan 21, 25 2 Tidak mudah menyerah pada 28, 32 2 tekanan Tantangan Keluwesan dalam bersikap 10, 5 2 terhadap ancaman Dinamis dan berkeinginan kuat 24,33 2 untuk maju Mampu menanggulangi stressor 26, 31 2 dan menganggapnya sebagai tantangan Jumlah 20 20 Table 5 Blue Print Hardiness Unfavorable (try out) Aspek Indicator unfavorable Jumlah Alienation Menilai stressor sebagai sesuatu 16, 14 2 yang hanya bisa ditahan Menilai stressor sebagai sesuatu 11, 17 2 yang tidak bisa diperbaiki Threatened Menilai perubahan sebagai 22, 30 2 ancaman Kurang terbuka terhadap 4, 8 2 perubahan Powerlessness Pasif 23, 27 2 Kurang memiliki inisiatif 9, 6 2 Kurang merasakan sumberdaya 3, 12 2 yang dimiliki Jumlah 14 14

35 2. Uji Coba Alat Ukur Uji coba alat ukur dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas alat ukur dan untuk mendapatkan aitem yang layak dijadikan alat ukur. Responden uji coba diberikan waktu yang cukup untuk menjawab satu per satu item yang diuji coba. Reliabilitas dan validitas alat ukur merupakan dua hal yang mutlak diketahui sebelum suatu alat ukur digunakan. Melalui pengukuran reliabilitas dan validitas dapat dilihat seberapa besar keakuratan informasi yang diberikan oleh alat ukur mengenai keadaan subjek penelitian. Tujuan lainnya adalah untuk mencegah pengambilan kesimpulan penelitian yang keliru dan memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya (Azwar, 2010). a. Validitas Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang pokok isi atau arti sebenarnya yang diukur. Sejauhmana tes mampu mengukur atribut yang seharusnya diukur (Azwar, 2010). Validitas alat ukur berhubungan dengan sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dikatakan valid jika alat tersebut dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dan tujuan diadakan pengukuran. Hasil uji coba dianalisis menggunakan standar pengukuran yang digunakan untuk penentu analisis dan seleksi aitem berdasarkan pendapat Azwar (2010) bahwa suatu aitem dikatakan valid apabila memiliki harga

36 rix atau ri(xi) kurang dari 0,30. Namun, apabila jumlah aitem yang valid ternyata masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, maka dapat menurunkan sedikit criteria dari 0,30 menjadi 0,25 atau 0,20. Adapun standar yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah 0,25. Untuk mengetahui valid dan tidaknya aitem yang telah disusun pada skala dukungan sosial dan hardiness, peneliti melakukan uji coba terlebih dahulu pada kedua skala tersebut. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas aitem, apakah aitem-aitem dalam skala sudah mewakili seluruh isi indicator yang ditentukan, susunan kalimat sudah baik atau belum dan mudah difahami atau tidak. Aitem yang tidak memperlihatkan kualitas yang baik harus disingkirkan atau direvisi terlebih dahulusebelum dimasukkan menjadi bagian dari skala. Subjek uji coba adalah remaja yang tinggal dipanti asuhan Alistiklal dan panti asuhan Amanah. Skala disebarkan pada remaja panti asuhan Al-istiklal sebanyak 25, dan remaja panti asuhan Amanah sebanyak 60 skala. Jumlah keseluruhan subjek try out adalah 85 orang remaja panti asuhan. Akan tetapi, skala subjek yang dapat dianalisis hanya 62 skala, karena terdapat 9 skala tidak dikembalikan, 7 skala tidak diisi, dan 7 skala tidak dapat dianalisis. Hasil uji coba pada skala dukungan sosial didapat hasil bahwa dari 40 aitem yang diuji cobakan ada 36 aitem valid dan 4 aitem yang gugur, dengan nilai koefisien terendah adalah 0,265 dan nilai koefisien tertinggi

37 adalah 0,804. Adapun rincian blue print setelah uji coba dengan aitem valid pada skala dukungan sosial dapat dilihat pada table 6 berikut: Table 6 Blue Print Skala Dukungan Sosial yang valid dan gugur (setelah try out) No Aspek Idikator Jumlah Aitem Valid Aitem gugur Aitem F UF F UF 1 Dukungan Empati 3 4 13, 5 9 - Emosional Kepedulian 4 14, 31 7, 27 - - Memberikan 4 8. 11 16, 30 - - 2 Dukungan penghargaan 3 Dukungan instrumental perhatian Memberikan Penilaian positif Memberikan dorongan untuk maju memberikan bantuan materi 4 18, 21 3, 26 - - 3 1, 10 28-36 4 2, 6 15,19 - - Memberikan pertolongan 4 37, 20 32, 38 - - Member 3 12, 33 23-34 nasehat Member 3 29 35, 40 39 - petunjuk Member 4 24, 22 17, 25 - - saran Jumlah 36 18 18 2 2 4 Dukungan informative 36 aitem dalam skala dukungan sosial tersebut dianggap cukup mewakili tiap aspek dalam mengukur tingkat dukungan sosial, maka peneliti menggunakan 36 aitem ini untuk dimasukkan dalam skala dukungan sosial yang digunakan dalam penelitian. Blueprint skala dukungan sosial dengan aitem valid dengan penomoran baru bisa dilihat pada table 7 berikut:

38 Table 7 Blue print Skala Dukungan Sosial (untuk penelitian) Aspek Indikator No Aitem Jumlah Favourable Unfavorable Dukungan Empati 5 7, 20 3 Emosional Kepedulian Memberikan 10, 31 1,24 13, 18 21, 30 4 4 perhatian Dukungan Memberian 17, 22 29, 15 4 Penghargaan penilaian positif Memberikan 12, 16 4 3 dorongan maju Dukungan Memberikan 14, 23 19, 35 4 intrumental bantuan materi Memberikan 3, 28 9, 25 4 pertolongan Dukungan Memberi nasehat 27, 34 11 3 Informatif Memberi petunjuk 6 26, 33 3 Memberi saran 2, 36 8, 32 4 Jumlah 18 18 36 Setelah peneliti melakukan uji coba pada skala hardiness didapatkan hasil bahwa dari 34 aitem yang diuji cobakan, ada 5 aitem yang gugur dan 29 aitem yang sahih dengan nilai koefisien terendah 0,262 dan nilai koefisien tertinggi 0,890. Table 8 dan 9 berikut adalah blueprint skala hardiness setelah uji coba dengan aitem valid dan aitem gugur.

39 Table 8 Blue print Skala Hardiness Favorable Yang valid dan gugur (setelah try out) No Aspek Indikator Jumlah aitem Aitem valid Aitem Gugur F F Control Mampu mengontrol 2 1, 29 - keputusan Mampu menentukan 2 15,20 - pilihan Memiliki kendali 2 19, 2 - kognitif dalam menilai kejadian-kejadian hidup Komitmen Keterlibatan dalam 2 13, 7 - aktivitas yang dikerjakan Berusaha maksimal dan 1 34 18 antusias dalam bekerja Kerelaan untuk mencari 1 25 21 bantuan dan dukungan Tidak mudah menyerah pada tekanan 2 28, 32 - Tantangan Keluwesan dalam 2 10, 5 - bersikap terhadap ancaman Dinamis dan 2 24,33 - berkeinginan kuat untuk maju Mampu menanggulangi 2 26, 31 - stressor dan menganggapnya sebagai tantangan Jumlah 18 18 2

40 Table 9 Blue print Skala Hardiness Unfavorable Yang valid dan gugur (setelah try out) No Aspek Indikator Jumlah Aitem Alienation Threatened Menilai stressor sebagai sesuatu yang hanya bisa ditahan Menilai stressor sebagai sesuatu yang tidak bisa diperbaiki Menilai perubahan sebagai ancaman Kurang terbuka terhadap perubahan Aitem valid Aitem gugur UF UF 2 16, 14-2 11, 17-2 22, 30-2 4, 8 - Powerlessness Pasif 1 27 23 Kurang memiliki 1 6 9 inisiatif Kurang merasakan sumber daya yang dimiliki 1 3 12 Jumlah 11 11 3 29 aitem dalam skala hardiness tersebut dianggap cukup mewakili setiap aspek dalam mengukur tingkat hardiness remaja dipanti asuhan. Peneliti menggunakan 29 aspek ini untuk dimasukkan dalam skala hardiness yang digunakan dalam penelitian. Blue print skala hardiness dengan aitem valid dengan penomoran baru bisa dilihat pada table 10 dan 11 berikut:

41 Table 10 Blue Print Skala Hardiness Favorable (untuk penelitian) Aspek Indikator No Aitem Jumlah favourable Kontrol Mampu mengontrol keputusan 1, 21 2 Mampu menentukan pilihan 10, 27 2 Memiliki kendali kognitif dalam 3, 28 2 menilai kejadian-kejadian hidup Komitmen Keterlibatan dalam aktivitas yang 11, 22 2 dikerjakan Berusaha maksimal dan antusias dalam 2 1 bekerja Kerelaan untuk mencari bantuan dan 12 1 dukungan Tidak mudah menyerah pada tekanan 4, 15 2 Tantangan Keluwesan dalam bersikap terhadap 13, 15 2 ancaman Dinamis dan berkeinginan kuat untuk 5, 16 2 maju Mampu menanggulangi stressor dan 14, 26 2 menganggapnya sebagai tantangan Jumlah 18 18 Table 11 Blue Print Hardiness Unfavorable (untuk penelitian) Aspek Indicator Unfavorable Jumlah Alienation Menilai stressor sebagai sesuatu 6, 17 2 yang hanya bisa ditahan Menilai stressor sebagai sesuatu 9, 24 2 yang tidak bisa diperbaiki Threatened Menilai perubahan sebagai ancaman 18, 29 2 Kurang terbuka terhadap perubahan 7, 23 2 Powerlessness Pasif 25 1 Kurang memiliki inisiatif 19 1 Kurang merasakan sumberdaya 8 1 yang dimiliki Jumlah 11 11

42 b. Reliabilitas Menurut Azwar (2010) reliabilitas adalah kemampuan pengukur sejauh mana dapat memberikan hasil yang relative tidak berbeda apa bila dilakukan kembali terhadap subjek yang sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Reliabilitas menunjukkan taraf keterpercayaan atau konsistensi hasil ukur. Tinggi rendahnya reliabilitas ditentukan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya semakin mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Pengujian reliabilitas alat ukur dengan menggunakan SPSS 17,0 for windows. Uji reliabilitas untuk skala ini digunakan dengan menggunakan formula Alfa Cronbach. 2 1 2 1 1 2 2 s SX s Keterangan: S dan S = Varians skor belahan I dan varians skor belahan 2 2 1 SX 2 1 2 = Varians skor skala Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alfa Cronbach yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan bantuan program SPSS 17,0 for windows. Menurut Azwar (2010) pada umumnya reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx ) yang angkan ya berada pada rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya, sebaliknya semakin

43 mendekati 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya. Hasil analisis aitem pada variable skala dukungan sosial diperoleh reliabilitasnya 0,944. Sedangkan reliabilitas pada skala hardiness adalah 0,943. Ini berarti nilai reliabilitas pada kedua skala ini berada pada kategori tinggi. 3. Teknik Analisa Data Analisis data pada penelitian ini akan menggunakan metode statistik, metode statistik merupakan suatu cara ilmiah untuk mengumpulkan, menyusun, menyajikan dan menganalisis angka- angka, menarik mesimpulan dengan teliti dan mengambil kesimpulan yang logik (Hadi, 1994). Analisis data penelitian akan menggunakan sistem komputerisasi melalui program SPSS 17,0 for windows. Dengan tujuan tercapainya perhitungan yang akurat, teliti dalam waktu yang singkat. Hipotesis dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan teknik korelasi product-moment dari pearson dalam program SPSS 17,0 for windows.