KETERANGAN PERS PRESIDEN RI SETELAH SIDANG KABINET TERBATAS DI KANTOR KEPRESIDENAN, Senin, 12 Januari 2009

dokumen-dokumen yang mirip
Pengarahan Presiden RI kepada Manajemen dan Karyawan Panasonic, Jumat, 01 Mei 2009

KETERANGAN PERS PRESIDEN RI PADA ACARA PEMAPARAN EVALUASI KREDIT USAHA RAKYAT, 5 DESEMBER 2008 Jumat, 05 Desember 2008

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Acara Sidang Kabinet Paripurna, Jakarta, 18 Januari 2012 Rabu, 18 Januari 2012

Sambutan Presiden RI pada Sidang Paripurna I Dewan Energi Nasional, Jakarta, 7 Maret 2012 Rabu, 07 Maret 2012

Konferensi Pers Presiden RI Setelah Ratas ttg Pangan, tgl 29 Okt 2013, di Sumbar Selasa, 29 Oktober 2013

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Bidang Perekonomian, Jakarta, 8 Agustus 2011 Senin, 08 Agustus 2011

Pengarahan Presiden RI pada Penyerahan DIPA TA 2012, Jakarta, 20 Desember 2011 Selasa, 20 Desember 2011

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA PERESMIAN PEMBUKAAN THE 11th JAKARTA INACRAFT, Di JCC, Rabu, 22 April 2009

Konferensi Pers Presiden RI pada Kunjungan Kerja ke DIY, Yogyakarta, 25 Mei 2012 Jumat, 25 Mei 2012

Keterangan Pers Presiden RI pasca penetapan APBN-P 2012, Jakarta, 31 Maret 2012 Sabtu, 31 Maret 2012

Pidato Presiden RI tentang Pelaksanaan Penghematan Energi Nasional, Jakarta, 29 Mei 2012 Selasa, 29 Mei 2012

Sambutan Presiden RI pada Musrenbangnas Tahun 2013, Hotel Bidakara, Jakarta, 30 April 2013 Selasa, 30 April 2013

JAGA STABILITAS DAN EKONOMI KITA GUNA TERUS MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT ARAHAN PRESIDEN RI PADA MUSRENBANGNAS TAHUN 2013

Sambutan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 5 April 2010 Senin, 05 April 2010

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta Tahun 2009, Kamis, 11 Juni 2009

Keterangan Pers Presiden Ri pada Pembubaran BP Migas, Jakarta, 14 November 2012 Rabu, 14 November 2012

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Puncak Hari Koperasi Nasional Ke-66, di NTB, 12 Juli 2013 Jumat, 12 Juli 2013

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

PENYERAHAN PENGHARGAAN PEMERINTAH ATAS KOMITMEN TERHADAP PENERAPAN SISTEM SMK3, 25 JUNI 2008 Rabu, 25 Juni 2008

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Kabinet, Jakarta, 4 April 2012 Rabu, 04 April 2012

Keterangan Pers Presiden RI setelah Ratas Ttg Implementasi JKN dan Insentif Dr, Tgl. 6 Jan 2014, Jkt Senin, 06 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN BATUBARA YANG DICAIRKAN SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN

Sambutan Presiden RI Pd Strategi Nasional Literasi Keuangan, tgl 19 Nov. 2013, di JCC Selasa, 19 November 2013

Sambutan Presiden RI pd Peresmian Rakernas V Tim Pengendalian Inflansi di Jakarta, tgl.21 Mei 2014 Rabu, 21 Mei 2014

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 2 September 2010 Kamis, 02 September 2010

Pidato Presiden. Bissmillahirrahmanirrahim, Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua,

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 29 Juli 2010 Kamis, 29 Juli 2010

Sambutan Presiden RI pada Peringatan 1 Tahun Gerakan Kewirausahaan Nasional, Jakarta, 8 Maret 2012 Kamis, 08 Maret 2012

Pengarahan Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas, Jakarta, 10 Januari 2013 Kamis, 10 Januari 2013

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SOSIALISASI KEBIJAKAN PENYESUAIAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK

ACARA PRESENTASI DARI MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL MIKRO DAN MENENGAH, DI KANTOR KUKM Senin, 03 Maret 2008

Sambutan Presiden RI pada Peninjauan PT. Ganesha Exact, Cibitung, 21 Juli 2010 Rabu, 21 Juli 2010

Sambutan Presiden RI pada Rapat Kerja Menteri dengan Para Gubernur Seluruh Indonesia, 2 Feb 2010 Selasa, 02 Pebruari 2010

Keterangan Pers Bersama, Presiden RI dan Ketua DPR RI, Pertemuan Konsul.., Jakarta, 22 Februari 2016 Senin, 22 Pebruari 2016

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA PERESMIAN PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN DI PROVINSI PAPUA BARAT, Kamis, 22 Januari 2009

Laporan Pengendalian Inflasi Daerah

Sambutan Presiden RI pd Kunker ke PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, di Citeurep, tgl.28 Apr 2014 Senin, 28 April 2014

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014

ACARA TRADE EXPO 2008, DI KEMAYORAN, JAKARTA, 21 OKTOBER 2008 Selasa, 21 Oktober 2008

HARGA SEMBAKO DAN PRODUKSI KEDELAI NASIONAL Kamis, 27 Agustus 2009

PERESMIAN PROYEK INFRASTRUKTUR SEKTOR ENERGI DAN PU DAN PNPM MANDIRI DAN KUR, DI PROV.KALTIM, Jumat, 04 Juli 2008

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

Jakarta, 10 Maret 2011

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

Pengantar Presiden RI pada acara Laporan Hasil Pemeriksaan LKPP, Jakarta, 12 Juni 2013 Rabu, 12 Juni 2013

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Proyek-Proyek Pertamina, Jakarta, 6 Desember 2012 Kamis, 06 Desember 2012

Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Bidang Perekonomian, di Jakarta, Tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014

TINJAUAN KEBIJAKAN HARGA BERSUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK DARI MASA KE MASA Jumat, 30 Maret 2012

Laporan Pokok-pokok Pengantar PResiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, Jakarta, 4 April 2013 Kamis, 04 April 2013

Sambutan Presiden RI pd Munas VII Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradis, Jakarta, tgl 25 Mei 2015 Senin, 25 Mei 2015

Pengantar Presiden RI pada Sidkab Menghadapi Puasa dan Idul Fitri, Jakarta, 8 Juli 2013 Senin, 08 Juli 2013

PRESENTASI DARI MENTERI PERTAHANAN RI DI GEDUNG DEPARTEMEN PERTAHANAN Senin, 04 Pebruari 2008

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014

Pengantar Presiden RI pada Ratas Ttg Pangan, tgl. 29 Okt. 2013, di Bukit Tinggi, Sumbar Selasa, 29 Oktober 2013

ACARA LAPORAN MENTERI KEUANGAN DAN SIDANG KABINET TERBATAS BIDANG KEUANGAN DI DEPARTEMEN KEUANGAN Kamis, 21 Februari 2008

INFLASI DAN KENAIKAN HARGA BERAS Selasa, 01 Pebruari 2011

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN BAHAN BAKAR NABATI (BIOFUEL) SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN

Konferensi Pers Presiden RI Mengenai Penurunan Nilai Tukar Rupiah, Tgl. 21 Agt 2013, di Jakarta Rabu, 21 Agustus 2013

Disampaikan: Edy Putra Irawady Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan

PERESMIAN PEMBUKAAN MUSYAWARAH BESAR II KOSGORO 1957, DI JCC, JAKARTA, 3 APRIL 2008 Kamis, 03 April 2008

I. PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai salah satu anggota OPEC (Organization of. Tabel 1. Kondisi Perminyakan Indonesia Tahun

SUKSES TAHUN INI, TAHUN DEPAN LEBIH SUKSES LAGI PENGARAHAN PRESIDEN R.I. PADA MUSRENBANGNAS TAHUN 2012

PUBLIKASI KINERJA SERETARIAT DAERAH TAHUN 2016

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG REVITALISASI INDUSTRI PUPUK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI JAWA TIMUR APRIL 2015 INFLASI 0,39 PERSEN

CUPLIKAN RUMUSAN HASIL KONFERENSI DEWAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2010

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Raker Pemerintah dengan Dunia Usaha Swasta, Bogor, 18 April 2011 Senin, 18 April 2011

Pengantar Presiden - Sidang Paripurna Kabinet Kerja tentang APBN Perubahan,..., Jakarta,7 Juni 2016 Selasa, 07 Juni 2016

PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA ACARA PANEN RAYA DI SUMBAR, Sabtu, 13 Desember 2008

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DIALOG PRESIDEN RI DENGAN WARTAWAN DI PT. PUPUK KUJANG, CIKAMPEK, JAWA BARAT, Selasa, 10 Pebruari 2009

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 23 Agustus 2010 Senin, 23 Agustus 2010

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Konferensi Pers Presiden RI tentang RUU Keistimewaan DIY, di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 02 Desember 2010

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

BAB I PENDAHULUAN. didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan

Sambutan Presiden RI pada Acara Raker Bidang Ekonomi, Istana Bogor, 21 Februari 2011 Senin, 21 Pebruari 2011

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENGHEMATAN ENERGI DAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, 12 April 2011 Selasa, 12 April 2011

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA PERESMIAN GEDUNG KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA JAKARTA DI JCC, TANGGAL 1 FE Minggu, 01 Pebruari 2009

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Rusunawa Kabil, Batam, 27 April 2012 Jumat, 27 April 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

keterangan Pers Presiden RI pada Pertemuan dengan Pimpinan Lembaga Negara, Jakarta, 4 Agustus 2011 Kamis, 04 Agustus 2011

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG EKONOMI DAN KEBIJAKAN PUBLIK

PEMANTAUAN HARGA KEBUTUHAN BAHAN POKOK TAHUN 2017 KABUPATEN TEMANGGUNG

Bukan berarti rencana tersebut berhenti. Niat pemerintah membatasi pembelian atau menaikkan harga BBM subsidi tidak pernah berhenti.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2001 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DAN PENYIMPANAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DAN BARANG PENTING

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2005 TENTANG HARGA JUAL ECERAN BAHAN BAKAR MINYAK DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PEMBUKAAN THE 10TH JAKARTA INTERNATIONAL HANDICRAFT TRADE FAIR (INACRAFT) 2008, DI JCC, Rabu, 23 April 2008

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN PERBERASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

KETERANGAN PERS PRESIDEN RI SETELAH SIDANG KABINET TERBATAS DI KANTOR KEPRESIDENAN, 12-01-2009 Senin, 12 Januari 2009 KETERANGAN PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SETELAH SIDANG KABINET TERBATAS KANTOR KEPRESIDENAN, 12 JANUARI 2009 Bismillahhirrahmanirrahim, Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua Untuk kesekian kalinya Kabinet melaksanakan Sidang Terbatas untuk melanjutkan langkah-langkah pengelolaan perekonomian nasional di tahun yang penuh dengan tantangan ini. Salah satu yang kami lakukan adalah melakukan langkah-langkah stabilisasi harga. Sidang Kabinet hari ini telah menghasilkan sejumlah keputusan dan menetapkan sejumlah kebijakan yang akan segera kita berlakukan. Namun, sebelum saya sampaikan keputusan dan kebijakan apa saja, saya ingin sekali lagi menyampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia, prioritas yang agenda utama kita dalam bidang perekonomian di tahun 2009 ini. Saudara-saudara para wartawan, barangkali sudah pernah mendengar, tetapi, feedback yang kami dapatkan dari masyarakat luas, yang saya ikuti dari berbagai media massa, saya masih melihat belum semua memahami kebijakan dan langkah-langkah yang diambil oleh Pemerintah dewasa ini. Oleh karena itu dalam kehidupan demokrasi, Pemerintah wajib untuk menjelaskan lagi, tidak cukup sekali kepada rakyat Indonesia, apa yang kami lakukan dalam menyelamatkan perekonomian kita, sekali lagi, pada tahun yang penuh dengan tantangan dewasa ini.

Kami telah menetapkan tujuh prioritas di bidang perekonomian yang berkaitan langsung dengan upaya mengurangi, meminimalkan dampak dari resesi perekonomian global yang sudah barang tentu berkaitan pula dengan upaya membangun kembali ekonomi kita pasca krisis sepuluh tahun yang lalu. Pertama adalah terus melakukan upaya untuk mencegah pengangguran baru atau PHK, dan manakala terjadi PHK kita bisa melakukan langkah-langkah penanggulangan. Yang kedua, berkaitan dengan itu, kita juga melakukan berbagai upaya, termasuk melaksanakan stimulus pertumbuhan, mengeluarkan kebijakan yang meringankan dunia usaha, termasuk insentif fiskal, agar sektor riil kita dapat kita jaga. Kalau sektor riil terjaga maka kecemasan kita terhadap gelombang PHK yang berlebihan tidak terjadi. Ketiga, prioritasnya adalah kita harus bisa mencegah inflasi yang tidak semestinya. Ini berkaitan dengan stabilisasi harga yang menjadi agenda dari Sidang Kabinet hari ini. Berkaitan dengan itu maka inflasi itu harus dikaitkan dengan kemampuan rakyat untuk membeli barang dan jasa atau daya beli. Oleh karena itu, menjaga daya beli rakyat, meningkatkan daya beli rakyat menjadi prioritas kita yang keempat. Kita juga mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk terus melindungi dan membantu masyarakat miskin. Upaya stabilisasi harga ini juga sungguh memperhatikan kebutuhan mereka untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Yang keenam, dan juga kita jadikan prioritas, bahwa pangan harus cukup tahun ini dengan harga yang tentunya diharapkan bisa dijangkau, sekaligus energi, utamanya bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan listrik juga dapat kita kelola kecukupannya, sehingga bisa memenuhi kebutuhan perekonomian kita di tahun 2009 ini. Nah, yang ketujuh atau yang terakhir, alhamdulillah, meskipun tahun lalu dampak dari resesi perekonomian mulai kita rasakan, hampir pasti kita bisa menjaga pertumbuhan di atas 6%. Tentu ini kita syukuri karena banyak negara yang pertumbuhannya jauh lebih rendah atau penyusutannya sangat tajam dibandingkan tahun 2007. Oleh karena itu, ini merupakan modal, merupakan capital, yang akan kita gunakan bagaimana kita mengelola perekonomian kita pada tahun 2009 ini meskipun kita tahu akan ada sejumlah masalah, kita sejauh mungkin bisa menjaga pertumbuhan di negeri ini sebagaimana momentum yang baik, yang positif yang kita miliki dewasa ini. Untuk diketahui oleh seluruh rakyat Indonesia, bahwa sistem dan kebijakan perekonomian nasional yang kita anut, yang berlaku dewasa ini adalah kita tidak mengontrol, meregulasi semua harga barang dan jasa. Ada sebagian yang kita regulasi, yang kita atur harga barang atau jasa itu. Dari selebihnya diserahkan kepada hukum ekonomi, mekanisme pasar yang berlaku, yang juga berlaku di negara manapun juga. Sebagai contoh, Saudara tahu, yang kita regulasi ini, yang kita atur harganya, misalnya BBM yang diregulasi yaitu premium, solar, dan minyak tanah. Juga tarif dasar listrik, juga beras dan gabah. Itu contoh. Sedangkan yang lain intinya kita serahkan kepada hukum dan logika ekonomi,

permintaan dan penawaran, supply â demand, production â consumption sebagaimana yang berlaku. Jadi kalau ada yang berpikir Pemerintah harusnya bisa menetapkan semua harga, bukan itu pilihan kebijakan yang kita anut selama ini. Kita mengenal sistem ekonomi sosialis, sistem ekonomi komunis yang menetapkan semua harga, mengontrol harga. Dunia memberikan pelajaran, model seperti itu gagal dalam praktiknya. Oleh karena itu yang kita pilih sudah tepat, ada yang kita regulasi, yang betul-betul memenuhi hajat hidup orang banyak, yang betul-betul berkaitan dengan konsumsi rakyat kita. Selebihnya tidak. Masih berkaitan dengan arti sebuah harga, barang dan jasa. Saya mengatakan harga yang diharapkan, misalnya beras, atau komoditas pangan yang lain, itu musti tepat. Tepat dalam arti, kalau itu kita ambil contoh pangan, maka harga itu bisa memberikan penghasilan yang layak kepada petani. Tidak adil, harganya tiba-tiba jatuh, petani yang sudah menanam komoditas pangannya tidak dapat apa-apa, atau sengsara, atau menderita. Jadi ingat, kalau kita berpikir tentang harga, beras misalnya, harga pangan yang lain, lihatlah dulu bahwa petani-petani kita, yang menanam dan menghasilkan bahan pokok itu perlu mendapatkan penghasilan yang layak. Namun di sisi lain, harga itu juga bisa dijangkau oleh komponen yang lain, dijangkau itu dikaitkan dengan penghasilan mereka, dengan daya beli mereka, yang juga berkembang. Harga bahan pokok, misalnya, tiap periode pemerintahan berkembang, cenderung naik, demikian juga daya beli dan penghasilan rakyat kita, harus dibaca berpasangan, jangan dibaca satu bagian saja. Harga sembakonya, tapi tidak dilihat bagaimana perkembangan penghasilan dan daya beli rakyat kita. Sekali lagi yang namanya terjangkau itu dikaitkan dengan penghasilan dan daya beli rakyat kita. Dan sekali lagi kalau kita bicara harga, ada saudara-saudara kita yang masih miskin, ada golongan masyarakat seperti itu, nah kepada mereka itulah sesungguhnya, melalui kebijakan subsidi kita memberikan bantuan untuk meringankan beban mereka, contohnya beras untuk rakyat miskin. Kemudian dalam keputusan Sidang Kabinet hari ini nanti juga akan ada harga komoditas tertentu yang menganut sistem ini, memberikan bantuan khusus kepada masyarakat miskin. Ini perlu saya jelaskan agar untuk kita melihat, memahami, mengetahui seluk-beluk tentang harga, kebijakan untuk itu, di mana wewenang, dan apa yang bisa dilakukan oleh Pemerintah, dan mana-mana yang tidak mungkin dan tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah, di negara manapun, dengan sistem perekonomian apa pun. Satu sisi lagi yang harus saya jelaskan. Harga juga harus pas untuk mendorong, memotivasi, memberikan insentif bagi petani kita untuk mau bertani komoditas itu. Contoh, harga kedelai dulu rendah sekali. Tidak ada petani yang mau menanam kedelai,dan akhirnya kita menggantungkan pada impor. Begitu harganya naik, petani kedelai mulai senang, harganya tinggi sekali, tentu susah rakyat, susah semuanya. Tapi ketika harga itu menurun kembali, pada angka yang dianggap pas, maka petani kita terdorong sekarang untuk bertani kedelai, dan dengan demikian dalam perkembangannya, harapan kita produksi nasional kedelai kita lebih tinggi dan kita bisa mengurangi impor kedelai itu. Ini juga sisi lain yang harus kita lihat secara cermat ketika kita membahas tentang harga. Ini realitas, ini praktik, bukan lagi teori ataupun wacana, Saudara-saudara. Dengan pengantar itu, maka, yang dapat dilakukan Pemerintah, yang harga barang itu selama ini diregulasi, maka dalam Sidang Kabinet ini kita langsung menetapkan perubahan harganya, memang dalam kewenangan kita, dalam kemampuan kita, menjadi bagian dari kebijakan kita. Yang tidak diregulasi, tidak mungkin kita tiba-tiba menetapkan harga komoditas A sekian, komoditas B sekian, komoditas C sekian. Itu akan merusak semua kehidupan perekonomian. Tetapi yang kita lakukan, melalui kebijakan yang kita pilih, dan kita bahas tadi dalam Sidang Kabinet ini, diharapkan ada dampak langsung dan tidak langsung dari penurunan harga barang dan jasa itu. Sesungguhnya, masuk kembali kepada

mekanisme pasar, tetapi Pemerintah berperan, dengan mengeluarkan kebijakan atau insentif yang berkaitan dengan sektor atau dunia usaha itu. Dengan pengantar dan penjelasan itu, maka saya akan menyampaikan apa yang telah saya putuskan dalam Sidang Kabinet ini dan akan menjadi kebijakan Pemerintah setelah tadi juga saya menerima laporan dan presentasi dari para Menteri yang sudah menggodok berhari-hari, mempertimbangkan juga pandangan dan saran dari Wakil Presiden, maka keputusan dan kebijakan itu menyangkut hal-hal sebagai berikut: Pertama, harga bahan bakar minyak kita turunkan kembali. Untuk premium, dari harga yang sekarang Rp 5000 per liter menjadi Rp 4500 per liter atau turun 25 % sejak 1 Desember 2008. Solar, yang sekarang harganya Rp 4800 per liter, turun menjadi Rp 4500 per liter, atau turun 18,2% sejak 1 Desember 2008. Sedangkan minyak tanah tetap pada harga 2500. Perubahan atau penurunan harga ini berlaku terhitung mulai tanggal 15 Januari 2009. Yang kedua, kebijakan harga listrik. Dengan penurunan harga bahan bakar minyak ini, dan faktor-faktor lain yang nanti akan dijelaskan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, maka harga atau tarif dasar listrik juga kita sesuaikan. Kebijakan pokoknya adalah meringankan biaya beban puncak untuk industri dengan mengurangi sebagian tarif daya maksimum. Kebijakan ini akan memiliki dampak lanjutan, sehingga barang dan jasa yang dihasilkan oleh industri-industri tertentu akan turun karena cost of production juga turun. Turunnya harga listrik, apalagi untuk industri inilah yang kita harapkan benar-benar bisa berpengaruh pada harga satuan yang dijual pada masyarakat luas. Keputusan yang lain adalah berkaitan dengan tarif angkutan umum. Kebijakan pokoknya adalah, penurunan harga BBM dihitung dapat menurunkan sampai 10% tarif angkutan kita. Kebijakan penentuan tarif yang berada di tangan Pemerintah Pusat, dalam hal ini Menteri Perhubungan, akan berlaku sejak tanggal 15 Januari 2009, bertepatan dengan penurunan harga BBM. Sedangkan penetapan tarif angkutan yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah, Gubernur, Bupati, Walikota, misalnya, tentu menjadi kewenangan mereka semua. Tetapi diharapkan, kalau Pemerintah Pusat telah menetapkan hal itu, mereka juga melakukan hal yang sama, untuk meningkatkan daya beli rakyat kita, untuk kepentingan masyarakat luas. Keputusan dan kebijakan yang keempat, berkaitan dengan penurunan harga BBM ini ditambah dengan sejumlah kebijakan yang lain, dikaitkan pula dengan dinamika pasar global, maka harga daging sapi diharapkan juga mengalami penurunan dan tentunya dunia usaha, swasta maksud saya, bersama-sama Pemerintah terus melakukan komunikasi dan konsultasi agar harga daging sapi yang dulu tahun 2007 sekitar Rp 48.000/kg, lantas tahun

lalu naik menjadi Rp 62.000/kg, kita berharap bisa turun sekitar 10% sehingga mendekati angka Rp 50.000/kg. Ini contoh yang sangat berpulang pada mekanisme pasar yang ada, namun Pemerintah telah mendorong dengan kebijakan yang realistis yang konkret agar sekali lagi dunia usaha yang bergerak di usaha daging sapi ini bisa menyesuaikan harganya. Keputusan dan kebijakan yang kelima bertepatan dengan minyak goreng, Saudara-saudara. Ada sejumlah faktor termasuk insentif yang diberikan oleh Pemerintah sehingga harapan kita minyak goreng yang pernah mencapai puncak, harga yang tinggi tahun lalu sampai sekitar Rp 10.000/liter, harapan kita akan turun pada sekitar Rp 7000/liter. Dan khusus untuk kelompok masyarakat miskin kita tetapkan kebijakan khusus, minyak curah dengan kemasan tertentu. Menteri Perdagangan bisa menjelaskan kemasannya seperti apa, yang diharapkan Rp 1000 lebih murah dari harga yang saya katakan tadi, yang dewasa ini sekitar Rp 7000/liter. Yang terakhir masih ada kaitannya, kita juga mengharapkan harga susu sekarang ini, yang memang juga mengalami kenaikan pada tahun-tahun terakhir, dengan policy ini juga bisa mengalami penurunan kembali. Menteri Perindustrian dengan counterpart-nya akan melakukan konsultasi terus-menerus agar harga harga ini pada saatnya juga bisa diturunkan. Kita juga membahas harga obat-obatan, karena faktor globalisasi ada kecenderungan naik, termasuk obat generik sekalipun, oleh karena itu tadi kita menetapkan kebijakan pula untuk memberikan bantuan agar harga itu bisa kita jaga dan tidak terus naik sehingga bisa dijangkau oleh masyarakat kita. Itulah, Saudara-saudara keputusan dan kebijakan yang telah kita tetapkan pada Sidang Kabinet ini yang saya secara resmi putuskan hari ini dan kepada Menteri terkait agar melakukan persiapan dan langkah-langkah semestinya agar pelaksanaannya bisa berjalan dengan baik. Saudara mesti tahu mengapa kalau bahan bakar yang kita tetapkan penurunan harganya hari ini berlakunya tanggal 15 Januari agar tidak ada masalah teknis apapun antara SPBU dengan Pertamina di dalam menjualnya kepada masyarakat luas. Semua kita pertimbangkan, semua kita rencanakan dengan demikian harapan saya pelaksanaannya akan baik. Itulah penjelasan saya. Setelah ini saya dengan Saudara Wakil Presiden akan meninggalkan tempat. Masih ada beberapa belas menit lagi. Yang ingin mendapatkan kejelasan tentang Tarif Dasar Listrik misalnya, implementasinya seperti apa, formulanya seperti apa, silahkan langsung ditanyakan nanti kepada Menteri-Menteri yang bersangkutan. Sekian. Terima kasih. Wassalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh