BAB III PENUTUP. menjalankan tugas dan wewenangnya, yaitu terdiri dari: berkurang atau bahkan tidak ada waktu sama sekali.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENUTUP. dalam tindak pidana korupsi, dapat disimpulkan sebagai berikut: Presiden nomor 18 tahun 2005.

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan yang telah penulis

BAB I PENDAHULUAN. berlaku 31 Desember. Ini merupakan tindakan dan hasil kemajuan besar dari bangsa kita,

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan dapat diambil suatu

BAB III PENUTUP. (Berita Acara Pelaksanaan Putusan Hakim) yang isinya. dalam amar putusan Hakim.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Sebagaimana tertulis dalam rumusan masalah, akhirnya penulis

Negeri Wonosari dalam pelaksanaan checking on the spot tidak

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Mahrus, 2011, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia, UII Pers, Yogyakarta.

BAB III PENUTUP. kesimpulan bahwa realisasi hak-hak narapidana untuk mendapatkan upah atau

BAB III PENUTUP. pada bab-bab sebelumnya maka dapat dijabarkan kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat. kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan perdamaian dunia yang

BAB III PENUTUP. beberapa kesimpulan tentang pemberian pembebasan bersyarat bagi narapidana di

BAB III METODE PENELITIAN

perundang-undangan tentang pemberantasan tindak pidana korupsi serta tugas dan wewenang Kejaksaan, maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB III PENUTUP. menyimpulkan mengenai Penerapan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

BAB III PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis penulis yang telah dilakukan maka dapat

PENUTUP. penelitian lapangan, serta pembahasan dan analisis yang telah penulis lakukan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat. disimpulkan sebagai berikut:

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad, Menguak Realitas Hukum: Rampai Kolom Dan Artikel Pilihan Dalam Bidang Hukum, (Jakarta: Kencana, 2008).

BAB III PENUTUP. maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis

SKRIPSI PELAKSANAAN TEKNIK PEMBELIAN TERSELUBUNG OLEH PENYELIDIK DALAM TINDAK PIDANA PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI KOTA PADANG

PENJATUHAN PIDANA PENJARA BAGI TERDAKWA PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Salah satu ciri negara hukum Indonesia yaitu adanya. yang bertugas mengawal jalannya pemeriksaan sidang pengadilan.

BAB IV PENUTUP. 1. Pelaksanaan pemenuhan hak anak didik pemasyarakatan yang masih berstatus

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Ali & Wiwie Heryani, Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap Hukum, Cetakan ke 1,

DAFTAR PUSTAKA. Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Kriminal, op.cit, hal.2

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. pemberantasan atau penindakan terjadinya pelanggaran hukum. pada hakekatnya telah diletakkan dalam Undang-Undang Nomor 48 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB III PENUTUP. mewujudkan rasa keadilan dalam masyarakat. dari Balai Pemasyarakatan. Hal-hal yang meringankan terdakwa yaitu :

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

PERANAN HAKIM PENGAWAS DAN PEGAMAT TERHADAP PELAKSANAAN PUTUSAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II.B KOTA PADANGSIDIMPUAN. Oleh: Marwan Busyro 1

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Mahrus Dasar-Dasar Hukum Pidana dalam Sudarto, Hukum Pidana I. Semarang: Badan Penyediaan Bahan-Bahan Kuliah, FH UNDIP

BAB I PENDAHULUHAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) adalah melindungi

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan sebelumnya maka penulis. menyimpulkan bahwa :

III. METODE PENELITIAN

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT PEMBERIAN REMISI. A. Sulit mendapatkan Justice Collaborator (JC)

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Fungsi dan peran Lembaga Pemasyarakatan dalam menyelenggarakan

BAB III PENUTUP. bencana terhadap kehidupan perekonomian nasional. Pemberantasan korupsi

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB III PENUTUP. terdahulu, maka penulis menyimpulkan beberapa hal yaitu :

DAFTAR PUSTAKA. Bakhri, Syaiful, 2009, Hukum Pembuktian Dalam Praktik Peradilan Pidana, Cetakan I, P3IH FH UMJ dan Total Media, Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian hukum normatif dan empiris. suatu aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Salah satu tujuan negara Indonesia sebagaimana termuat dalam

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin dan Asikin, Zainal, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta.

BAB III PENUTUP. dapatlah ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Eksekusi putusan pengadilan tindak pidana korupsi yang telah

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR YANG MENJADI KORBAN TINDAK PIDANA PENCABULAN

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia berdasarkan hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan atas

BAB IV PENUTUP A. Simpulan

Tinjauan Yuridis terhadap Pelaksanaan Prapenuntutan Dihubungkan dengan Asas Kepastian Hukum dan Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

BAB V PENUTUP. bagian saran penulis akan berusaha memberikan rekomendasi penyelesaian

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian analisis data dan wawancara dengan narasumber

BAB III PENUTUP KESIMPULAN. Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana

BAB III PENUTUP. disimpulkan dalam penelitian ini bahwa dengan dikeluarkannya Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERANAN HAKIM PENGAWAS DAN PENGAMAT DALAM PEMBINAAN NARAPIDANA. Hudali Mukti ABSTRAK PENDAHULUAN

BAB IV. PENUTUP A. SIMPULAN

JURNAL KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI INFORMASI ATAU DOKUMEN ELEKTRONIK DALAM PERADILAN PERKARA PIDANA KORUPSI

BAB V P E N U T U P. untuk itu penulis dapat mengemukan kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang dirumuskan oleh Saparinah Sadli sebagai tingkah laku yang dinilai

BAB III PENUTUP. Pemasyarakatan narkotika Yogyakarta adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari uraian hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan oleh penulis,

TINJAUAN HUKUM TERHADAP TUNTUTAN GANTI KERUGIAN KARENA SALAH TANGKAP DAN MENAHAN ORANG MUHAMMAD CHAHYADI/D Pembimbing:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Negara Indonesia merupakan Negara Hukum yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. landasan konstitusional bahwa Indonesia adalah negara yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. tidak mendapat kepastian hukum setelah melalui proses persidangan di

BAB I PENDAHULUAN. tabu untuk dilakukan bahkan tidak ada lagi rasa malu untuk

AKIBAT HUKUM PENGHENTIAN PENYIDIKAN PERKARA PIDAN DAN PERMASALAHANNYA DALAM PRAKTIK

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan tersebut.

BAB III PENUTUP. dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat menimbulkan suatu kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB III PENUTUP. serta pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa peranan hakim adalah

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, dan kepentingan masyarakat demi mencapai tujuan dari Negara

Vol 10 No. 2 Oktober 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan, Pasal 9 Ayat (1) yang menegaskan : Pasal 2 sebagaimana disebutkan dalam Pasal 9 Ayat (1) Undang Undang

BAB III PENUTUP. waktu yang lama, dilain pihak kejaksaan harus segera dapat menentukan kerugian

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Narkotika di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah personil yang di Direktorat Reserse Narkotika dan

BAB I PENDAHULUAN. terkait korupsi merupakan bukti pemerintah serius untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar telah menjadi budaya pada berbagai level masyarakat sehingga

PENANGGUHAN PENAHANAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA (STUDI KASUS KEJAKSAAN NEGERI PALU) IBRAHIM / D Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang pada Pasal 1 ayat (3) UUD 1945, yang menyebutkan bahwa Negara

Lex Crimen Vol. V/No. 4/Apr-Jun/2016

BAB I PENDAHULUAN. material. Fungsinya menyelesaikan masalah yang memenuhi norma-norma larangan

DAFTAR PUSTAKA. A. Sukarno, Muhadar, Maskun, 2013, Filsafat Hukum Teori dan Praktik, Kencana, Jakarta

BAB V P E N U T U P. hasil penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aka dikenakan sangsi yang disebut pidana. mempunyai latar belakang serta kepentingan yang berbeda-beda, sehingga dalam

I. PENDAHULUAN. jumlah kasus yang terjadi dan jumlah kerugian keuangan negara maupun dari segi

BAB I PENDAHULUAN. A Latar Belakang Masalah. Keberadaan manusia tidak dapat dipisahkan dari hukum yang

DAFTAR PUSTAKA. Arsyad, L Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi. Daerah, Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE

UPAYA RUMAH TAHANAN NEGARA DALAM MENCEGAH NARAPIDANA MELARIKAN DIRI PENULISAN HUKUM

Transkripsi:

54 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan dan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : 1. Kendala yang dihadapi oleh seorang hakim pengawas dan pengamat dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, yaitu terdiri dari: A. Faktor Internal Hakim pengawas dan pengamat lebih memusatkan perhatiannya kepada perkara yang diperiksa pada persidangan, mengingat tugas pengawasan dan pengamatan bukan merupakan tugas pokok seorang hakim, namun hanya tugas tambahan yang diberi oleh ketua pengadilan negeri, maka waktu untuk melakukan pengawasan dan pengamatan di Lembaga Pemasyarakatan menjadi berkurang atau bahkan tidak ada waktu sama sekali. B. Faktor Eksternal Terdiri dari: 1) Dana Penunjang Pengawasan dan Pengamatan terbatas Selama ini belum ada ketentuan yang mengatur tentang dana yang tersedia untuk digunakan hakim pengawas dan pengamat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga hakim tersebut melakukan pengawasan dan pengamatan atas saku hakim itu sendiri, termasuk juga pembuatan

55 laporan. Masalah hambatan ini sedikit banyak bisa mempengaruhi pola kerja dalam pelaksanaan tugasnya. 2) Kurangnya Peraturan maupun Ketentuan tentang Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat Ruang lingkup hakim pengawas dan pengamat dalam tugasnya adalah mengawasi narapidana yang ada di Lembaga Pemasyarakatan di wilayah hukum Pengadilan Negeri tempat ia bertugas sehari-harinya. Ruang lingkup tugas hakim ini diperluas dengan adanya ketentuan Pasal 280 ayat (3) dan (4) KUHAP yang berisi pengawasan dan pengamatan juga ditujukan terhadap narapidana yang teklah selesai menjalani pidananya dan terpidana bersyarat, namun tugas ini tidak diikuti dengan sejumlah ketentuan yang mengaturnya, sehingga hakim pengawasan dan pengamat dalam melaksanakan tugasnya apabila masuk kedalam instasi lain di luar lembaga pemasyarakatan dapat dianggap mencampuri secara formal wewenang instansi lain. 3) Hambatan birokrasi penegak hukum lainnya. Hambatan ini menyangkut kondisi birokrasi pemerintahan khususnya dibidang penegakan hukum. Untuk menjalankan tugas sebagai Hakim Pengawas dan Pengamat maka ada pihak lain atau intansi pemerintah juga harus terlibat demi pelaksanaan tugas tersebut. Terkadang masing-masing instansi memiliki ego masing-masing yang susah untuk disatukan.

56 2. Upaya untuk menanggulangi kendala yang dihadapi oleh hakim pengawas dan pengamat yaitu: A. Upaya Internal 1) Menaikkan anggaran untuk pelaksanaan tugas hakim wasmat Kurang efektifnya Pelaksanaan Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah minimnya anggaran yang disediakan untuk pelaksanaan tugas dari hakim pengawas dan pengamat karena banyaknya anggaran yang diprioritaskan bukan untuk kepentingan pelaksanaan fungsi hakim pengawas dan pengamat melainkan untuk kebutuhan lainnya. Untuk itu anggaran yang diberikan telah mengalami kenaikan tiap tahun sebanyak Rp 1.000.000,00 dari anggaran sebelumnya tahun 2011 Rp 4.000.000,00 menjadi Rp 5.000.000,00 di tahun 2012. 2) Mengadakan koordinasi antar Instansi Negera yang terkait dengan pembinaan narapidana Mengatasi hambatan birokrasi penegak hukum lainnya bagi hakim wasmat yaitu dengan cara mengadakan koordinasi antar Instansi Negara yang terkait dengan persoalan pembinaan narapidana. Hal ini penting agar pembinaan terhadap narapidana dapat dilakukan dengan baik. B. Upaya Eksternal Upaya ini ditujukan kepada Badan Legislasi atau Badan Pembuat Undang- Undang yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal ini dimaksudkan agar hakim pengawas dan pengamat dibuatkan payung hukum ataupun undang-undang yang

57 lebih jelas yaitu yang berupa undang-undang yang mengatur lebih spesifik lagi dan lebih memberikan wewenang lebih untuk saling mengawasi antar Instansi Negara perihal pembinaan narapidana. B. Saran Berdasarkan rumusan kesimpulan di atas, maka penulis mencoba memberikan saran, adalah: Hakim Pengawas dan Pengamat lebih diharapkan lebih aktif lagi didalam menjalankan tugasnya untuk mengawasi dan mengamati narapidana yang ada di dalam Lembaga Pemasyarakatan, hal ini dilakukan dengan cara hakim pengawas dan pengamat turun langsung ke dalam Lembaga Pemasyarakatan, serta dibuat aturan / payung hukum yang khusus mengatur mengenai pelaksanaan tugas hakim pengawas dan pengamat secara luas terutama yang berhubungan dengan pembinaan narapidana, dan tentunya juga aturan yang mengatur tentang sanksi bagi hakim pengawas dan pengamat jika ia tidak melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar hakim pengawas dan pengamat akan lebih giat dalam melaksanakan tugasnya serta mempunyai tanggung jawab moral terhadap pelaksanaan tugasnya karena tidak dipungkiri seperti yang terjadi dalam praktek saat ini hakim pengawas dan pengamat belum melaksanakan tugasnya dengan baik.

58 DAFTAR PUSTAKA BUKU: Bambang Poernomo, 1985, Pelaksanaan Pidana Penjara Dengan Sistem Pemasyarakatan, Liberty, Yogyakarta. Bambang Siswoyo, 1983, Komentar sekitar KUHAP, Cetakan Pertama, CV. MAYASARI, Solo. Dinas Hukum Polri, 1995, Penjabaran Unsur Pasal-Pasal Dalam Kuhap, Jakarta. DR. Soedjono Dirdjosisworo, S.H, 1984, Sejarah dan Azas-azas Penologi, armico, Bandung. Drs.M.MArwan, SH. & Jimmy P.,S.H.,2009, Kamus Hukum, Reality Publisher, Surabaya. Evi Hartanti, 2005, Tindak Pidana Korupsi Edisi Pertama, Sinar Grafika, Jakarta. Evi Hartanti, 2007, Tindak Pidana Korupsi Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta. Gurnar Myrdal dalam Edi Yunara, S.H., M.H., 2005, Korupsi dan pertanggungjawaban Pidana Korupsi berikut studi kasus, PT Citar Aditya Bakti, Bandung. M. Yahya Harahap, 2000, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP Penyidikan dan Penuntutan, Edisi Kedua, Sinar Grafika, Jakarta Mukti Fajar Nur Dewata dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Cetakan I, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta. Ronny Hanitijo Soemitro, 1983, Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta. S. Adiwinata, 1922, Kamus Istilah Hukum Latin-Indonesia, alih bahasa, PT Intermasa, Jakarta. Soerjono Soekamto, 1983, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta. Teten Masduki, 2003, Menyikapi korupsi di daerah, In trans Malang, Malang, Jawa Timur.

59 Website: http://ppk.or.id, PPK (Program Pengembangan Kecamatan), April, 2005 http://santaidisini.wordpress.com/2011/01/09/pengawasan-dan-pengamatan-pelaksanaanputusan-pengadilan-oleh-hakim-pengawas-dan-pengamat/, Meme, Pengawasan Dan Pengamatan Pelaksanaan Putusan Pengadilan Oleh Hakim Pengawas Dan Pengamat, diakses pada tanggal 9 Januari 2011. Peraturan Perundang-undangan: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3614. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor 8 Tambahan Negara Nomor 5076. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3845.

60 Peraturan Kebijaksanaan: Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 1985 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tugas Hakim Pengawas dan Pengamat. Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 8 Tahun 1985 tentang Perintah Agar Terdakwa Ditahan Menurut Pasal 197 Ayat (1) Huruf K KUHAP.

61 DAFTAR PERTANYAAN KEPADA NARASUMBER HAKIM 1. Siapakah yang menentukan/memilih Hakim Wasmat untuk melakukan tugasnya terhadap seorang narapidana? 2. Ada berapa banyak Hakim wasmat yang berada di PN Yogya? 3. Setiap kapan hakim wasmat di PN Yogya diganti? 4. Kapan pelaksanaan tugas Hakim Wasmat terhadap narapidana dilakukan? 5. Dimana pelaksanaan tugas Hakim Wasmat terhadap narapidana dilakukan? 6. Bagaimana proses pelaksanaan tugas pengawasan dan pengamatan yang dilakukan oleh Hakim Wasmat? 7. Apakah ada perbedaan dalam melaksanakan pengawasan dan pengamatan antara napi tipikor dengan napi pidana lain? 8. Berapa anggaran yang diberikan untuk pelaksanaan tugas hakim pengawas dan pengamat? 9. Apa saja kendala dari pelaksanaan tugas dari Hakim Wasmat? 10. Apa upaya untuk menanggulangi kendala tersebut? 11. Apakah manfaat dari pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh Hakim Wasmat bagi narapidana dan hakim itu sendiri?

62 DAFTAR PERTANYAAN KE NARASUMBER LAPAS 1. Kapan saja Hakim Wasmat melakukan pengawasan dan pengamatan ke LP Wirogunan? 2. Bantuan apa saja yang diberikan hakim wasmat dalam pelaksanaan pembinaan terhadap napi tipikor? 3. Apakah ada perbedaan antara pembinaan antara napi tipikor dengan napi pidana umum lainnya? 4. Ada berapa banyak napi tipikor di lp wirogunan? 5. Bagaimana pelaksanaan pembinaan kepada napi tipikor? 6. Bagaimana pelaksanaan tugas hakim pengawas dan pengamat di LP Wirogunan? 7. Kendala apa saja yang biasa di hadapi dalam pelaksanaan pengawasan dan pengamatan oleh hakim wasmat dengan petugas lapas? 8. Apa upaya yang dilakukan untuk mencegah kendala tersebut? 9. Bagaimana bentuk koordinasi antara Petugas Lapas dengan Hakim Wasmat dalam melaksanakan tugasnya masing-masing untuk pembinaan napi tipikor?

63 DAFTAR PERTANYAAN KE NARASUMBER NARAPIDANA 1. Bagaimana pelaksanaan fungsi hakim wasmat terhadap pembinaan ke narapidana tipikor? 2. Apa manfaat dari pengawasan dan pengamatan hakim wasmat? 3. Apakah ada perbedaan pembinaan antara napi tipikor dengan napi tindak pidana umum lainnya? 4. Ada berapa orang isi dari satu ruang tahanan? 5. Apakah pernah ditemui oleh hakim pengawas dan pengamat?