BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gelatin memiliki sifat yang khas, yaitu berubah secara reversible dari bentuk sol

EKSTRAKSI GELATIN DARI LIMBAH TULANG IKAN TENGGIRI (Scomberomorus sp.) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI ASAM YANG BERBEDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Larutan Perendam terhadap Rendemen Gelatin

TINJAUAN PUSTAKA. Tulang adalah subtansi hidup yang dapat diperbaharui yang memiliki

TINJAUAN PUSTAKA. dikelompokkan sebagai berikut:kingdomanimalia, FilumChordata, KelasAves,

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

BAB I PENDAHULUAN ,5 ribu US$ (Kemenperin, 2014).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tingkat metabolisme yang tinggi. Ayam broiler sering dibudidayakan

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

BAB I PENDAHULUAN. kolagen alami hewan yang terdapat pada kulit, tulang, tulang rawan, dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EFEK ASAM TERHADAP SIFAT TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Euthynnus affinis)

11. TINJAUAN PUSTAKA

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL TEKNOLOGI PEMANFAATAN KULIT TERNAK. Oleh : Muhammad Irfan Said, S.Pt, M.P

PENGGUNAAN METODE FTIR (FOURIER TRANSFORM INFRA RED) UNTUK STUDI ANALISIS GUGUS FUNGSI SAMPEL MINYAK GORENG DENGAN PERLAKUAN VARIASI PEMANASAN

TINJAUAN PUSTAKA Tulang

4.1. Pengaruh Pra Perlakuan dan Jenis Larutan Ekstraksi terhadap Rendemen Gelatin yang Dihasilkan.

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Spektrofotometri Inframerah

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

KARAKTERISTIK MUTU GELATIN DARI KULIT AYAM BROILER MELALUI PROSES PERENDAMAN ASAM DAN KOMBINASI ASAM-BASA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Gelatin adalah biopolimer yang dihasilkan dari hidrolisis parsial jaringan

Dosen Pembimbing Tugas Akhir : Ir. Budi Setiawan, MT. Oleh : Sinta Aprillia Dwi Wardani ( ) Ivan Edo Nurhadist ( )

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERBAIKAN NILAI TAMBAH LIMBAH TULANG IKAN TUNA (Thunnus sp) MENJADI GELATIN SERTA ANALISIS FISIKA-KIMIA

TINJAUAN PUSTAKA. daritubuhhewan, diperoleh setelah hewan tersebutmatidandikuliti. kerbaudandombasertakambingmemilikistruktur jaringan yang

STUDI ANALISIS ANTIBAKTERI DARI FILM GELATIN- KITOSAN MENGGUNAKAN Staphylococcus aureus

SPEKTROSKOPI INFRA RED & SERAPAN ATOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Raman merupakan teknik pembiasan sinar yang memiliki berbagai

Untuk mengetahui pengaruh ph medium terhadap profil disolusi. atenolol dari matriks KPI, uji disolusi juga dilakukan dalam medium asam

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

2. ANALISIS PROTEIN. 1. Pendahuluan

BANDENG. Aylianawati. Surabaya, 21 Juni Abstrak. ikan bandeng. kolagen yang. 16,19% o C. 1.1 Latar Belakang. kuku, dan Bovine.

BAB II TINJUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

16! 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya melimpah di dalam tubuh (Kurniawan, 2006). Gelatin

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. Kepulauan Indonesia dengan daerah continental dengan perairan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

I PENDAHULUAN. tahun 2009 meningkat menjadi ton. Tahun 2010 produksi ikan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Spektroskopi Raman merupakan salah satu metode yang menghasilkan

Asam Amino, Peptida dan Protein. Oleh Zaenal Arifin S.Kep.Ns.M.Kes

Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.

BAB I PENDAHULUAN. vibrasi suatu senyawa. Spektrum geseran Raman hampir mirip dengan spektrum

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB Ι PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penentuan struktur senyawa organik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL PELANGI ILMU VOLUME 2 NO. 5, MEl Struktur Dan Fungsi Protein Kolagen. Oleh: Abubakar Sidik Katili. Abstract

I. TINJAUAN PUSTAKA. pengisi. Bahan pengisi pada tulang terdiri dari protein dan garam-garam mineral.

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ariansah (2008), itik masih sangat populer dan banyak di manfaatkan

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KARAKTERISASI SIFAT KIMIA, FISIK,DAN TERMAL EKSTRAK GELATIN DARI TULANG IKAN TUNA (Thunnus sp) PADA VARIASI LARUTAN ASAM UNTUK PERENDAMAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS MIPA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

untuk diaplikasikan dalam produk jelly, pasta, mayonnaise, es krim atau marshmallow. Gelatin dalam industri pangan bersifat sebagai pembentuk gel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

3. Metodologi Penelitian

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

Rancang Bangun Spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infrared) untuk Penentuan Kualitas Susu Sapi

Spektroskopi IR Dalam Penentuan Struktur Molekul Organik Posted by ferry

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Spektrofotometer UV /VIS

STUDI PEMBUATAN GUM XANTHAN DARI AMPAS TAHU. MENGGUNAKAN Xanthomonas campestris (KAJIAN KONSENTRASI KULTUR DAN PENAMBAHAN GULA) SKRIPSI

KEGUNAAN. Merupakan polimer dari sekitar 21 jenis asam amino melalui ikatan peptida Asam amino : esensial dan non esensial

panjang gelombang, λ Lebih panjang

panjang gelombang, λ Lebih panjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. spektrofotometer UV-Vis dan hasil uji serapan panjang gelombang sampel dapat

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Osteoarthritis (OA) 2.2 Glukosamin hidroklorida (GlcN HCl)

DENGAN METODE ASAM, KARAKTERISASI DAN APLIKASINYA SEBAGAI THICKENER

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. molekul yang memberikan spektrum yang benar benar sama dan intensitas

I PENDAHULUAN. masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

PEMBUATAN SPEKTRUM INFRA MERAH (IR) TERHADAP NISBAH SINYAL TERHADAP DERAU DAN JUMLAH PAYAR SERTA PENENTUAN KADAR KAFEIN DALAM TEH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

PENGENALAN POLA GELOMBANG KHAS DENGAN INTERPOLASI

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi dan Klasifikasi Ikan Lele (Clarias sp.) Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Disebut dalam bahasa Inggris catfish, siluroid, mudfish, dan walking catfish. Klasifikasi ikan lele menurut Saanin (1984) adalah : Kingdom : Animalia Sub-kingdom : Metazoa Phyllum : Chordata Sub-phyllum : Vertebrata Klas : Pisces Sub-klas : Teleostei Ordo : Ostariophysi Sub-ordo : Siluroidea Familia : Clariidae Genus : Clarias Spesies : Clarias sp. B. Tulang Ikan Tulang ikan merupakan salah satu bentuk limbah dari industri pengolahan ikan yang memiliki kandungan kalsium paling tinggi dibandingkan dengan bagian tubuh ikan yang lain, karena unsur utama dari tulang ikan adalah kalsium, fosfor dan karbonat (Trilaksani et al., 2006). C. Kolagen Kolagen mengandung kira-kira 35% glisin dan kira kira 11% alanin. Persentasi asam amino ini cukup tinggi dan kandungan prolin dan hidroksiprolin yang tertinggi, yaitu asam amino yang jarang ditemukan pada protein selain pada kolagen dan elastin. Kolagen merupakan material

5 yang menarik perhatian dalam hal bahwa kolagen mempunyai kekuatan rentang, struktur istimewa, dan mengandung hidroksilisin dan hidroksiprolin yakni asam-asam amino yang terdapat dalam beberapa protein lain. Satu zat yang diturunkan dari kolagen adalah gelatin. Jika kolagen dididihkan, struktumya menjadi rusak secara permanen dan menghasilkan gelatin. Karena adanya sejumlah besar rantai samping yang hidrofil (suku air) dalam gelatin, maka dalam larutan air membentuk gel. Jika di didihkan di dalam air, kolagen akan mengalami transformasi dari bentuk untaian. Tiap tiga rantai polipeptida pada unit topokolagen membentuk struktur heliks tersendiri, tropokolagen terikat oleh hidrogen satu dengan yang lain yaitu diperantarai oleh gugus peptida NH- dari residu glisin dan gugus peptida -C=O pada rantai lain. Ini merupakan struktur heliks yang berbeda nyata dari α-helix (Bella et al., 2006). Residu hidroksilisin dari tropokolagen memiliki peranan penting dalam pembentukan serat kolagen. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan hydrogen yang saling silang dalam kolagen (Campbell & Shawn, 2003). Peranan yang penting tersebut dapat dilihat yaitu dengan adanya vitamin C (asam askorbat) diperlukan dalam pembentukan hidroksilisin. Vitamin C sangat penting dalam mengaktifkan enzim prolyl hydroksilase yang berfungsi untuk merubah residu prolin dalam kolagen menjadi hidroxyprolin. Kekurangan vitamin C dapat memicu terpecah-pecahnya kolagen atau dengan kata lain kolagen yang kurang sempurna dalam pembentukannya. D. Gelatin Gelatin adalah salah satu bahan yang banyak kegunaannya, baik dalam produk pangan maupun produk non pangan. Manfaat dari gelatin di antaranya adalah sebagai bahan penstabil, pembentuk gel, pengikat, pengental, pengemulsi, perekat, dan pembungkus makanan. Industri pangan memanfaatkan gelatin di antaranya dalam industri permen, es krim, jelly

6 (sebagai pembentuk gel), sedangkan industri non pangan gelatin digunakan untuk industri fotogafi (sebagai pengikat bahan peka cahaya), kertas (sebagai sizing paper), farmasi (cangkang kapsul, pengikat tablet), industri kosmetik (bahan sabun, lotion), dan produk kosmetik lainnya (Haris, 2008). Gelatin dibagi menjadi 2 tipe berdasarkan cara perolehannya, yaitu tipe A yang diperoleh melalui proses asam dan bahan bakunya adalah tulang dan kulit dari babi dengan titik isoelektrik pada ph antara 7 9 dan yang kedua tipe B yang diperoleh dari proses basa dari tulang dan kulit jangat dengan titik isoelektrik pada ph di antara 4,6 5,2 (Yustika, 2000). Perbedaan sifat dari kedua tipe tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sifat gelatin berdasarkan tipenya (Tourtellote didalam Yustika, 2000) Sifat Tipe A Tipe B Kekuatan Gel (bloom) 75 300 75 275 Viskositas (cp) 2,0 7,5 2,0 7,5 Kadar Abu (%) 0,3 2,0 0,05 2,00 ph 3,8 6,0 5,0 7,1 Titik Isoelektrik 9,0 9,2 4,8 5,0 Gelatin memiliki sifat dapat berubah secara reversibel yaitu mengubah dari bentuk sol ke gel, membengkak atau mengembang bila air dingin, serta dapat membentuk film, mempengaruhi viskositas suatu bahan dan dapat melindungi sistem koloid. Gelatin mengandung 19 asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida membentuk rantai polimer yang panjang. Asam-asam amino saling terikat melalui ikatan peptida membentuk gelatin. Susunan asam amino gelatin berupa Gly-X-Y secara berulang dimana residu glycyl menempati setiap posisi ketiga dan X dan Y posisi sering ditempati oleh prolin dan hidroksiprolin. Ketiga rantai tersebut berikatan dengan ikatan hidrogen. Jaringan hidrasi sangat teratur mengelilingi triple-helix (Bella et al., 2006). Struktur dari gelatin dapat dilihat pada Gambar 1.

7 Glisin Prolin Glisia Hidroksipirolin Gambar 1. Struktur Kimia Gelatin (Poppe, 1992). E. Spektrofotometri Fourier Transform Infra Red (FTIR) Radiasi IR yaitu terletak di antara panjang gelombang 1000-0,78 μm atau bilangan gelombang 12800 10 cm -1. Spektrumnya terdiri atas radiasi inframerah dekat (12800 4000 cm -1 ), menengah (4000 200 cm -1 ), dan jauh (200 10 cm -1 ). Daerah spektrum yang sering digunakan untuk berbagai keperluan praktis seperti analisis dalam bidang industri, bahan pertanian, dan kendali mutu adalah pada 4000 670 cm -1 atau daerah IR tengah (Adri, 2012). Energi radiasi IR digunakan hanya untuk transisi molekul yang melibatkan vibrasi. Efek yang ditimbulkan dari vibrasi menyebabkan perubahan momen dipol. Radiasi medan listrik yang berubah-ubah akan berinteraksi dengan molekul dan akan menyebabkan perubahan amplitudo salah satu gerakan molekul. Dampak dari interaksi tersebut menghasilkan serapan yang khas dari setiap komponen atau struktur molekul. Serapan grup fungsional berada pada kisaran 4000 1500 cm -1 sedangkan untuk yang spesifik antara 1500 400 cm -1 (daerah sidik jari) (Adri, 2012). FTIR merupakan gabungan instrumen dispersif konvensional IR dengan komputer dan mikroprosesor. Komponen instrumen FTIR serupa dengan spektrometer UV tampak, tetapi sumber, detektor, dan komponen optiknya sedikit berbeda. Pengukuran dengan FTIR melibatkan kombinasi

8 interferensi konstruktif dan destruktif yang senantiasa berubah mengikuti beberapa λ yang datang untuk menghasilkan spektrum (modulasi interferometrik dari radiasi). Frekuensi diubah oleh interferon kemudian masuk menjadi bentuk khusus yang dapat terbaca oleh detektor (Gambar 2). Data yang diperoleh sangat kompleks dan masing-masing poin membawa informasi untuk λ yang berbeda. Proses matematika dengan transformasi fourier mengkonversi data tersebut agar dapat digunakan (Adri, 2012). Analisis dengan FTIR lebih cepat dan lebih sensitif daripada IR dispersif. Penggunaan interferometer Michelson mampu mengatasi kelemahan sistem dispersif dalam penggunaan energi karena pada sistem dispersif banyak energi yang terbuang akibat penggunaan model deteksi pemindaian. FTIR juga memiliki perbaikan dari segi laju koleksi sinyal, keakuratan data terkait dengan hasil pengukuran laser dari kaca bergerak, linearitas absorbans karena tidak ada penghamburan cahaya, dan penyimpanan serta mutu data melalui peningkatan resolusi atau koreksi garis dasar (Adri, 2012). 3 4 3 2 2 5 4 6 1 Gambar 2. Skema alat spektroskopi FTIR (Stchur, 2002). Keterangan : (1) Sumber Inframerah (2) Pembagi Berkas (Beam Spliter) (3) Kaca Pemantul (4) Sensor Inframerah (5) Sampel dan (6) Display.

9 Spektrofotometri FTIR pada saat ini dapat digunakan untuk analisis kualitatif serta kuantitatif. Model analisis kuantitatif ini dikembangkan dengan memanfaatkan informasi dari pola sidik jari yang bersifat khas sebagai variabel yang mempengaruhi penampakan kimiawi seperti aktivitas biologis, konsentrasi, dan polarisabilitas (Adri, 2012).