BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak perusahaan mengelola secara terus menerus intangible assets

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan para produsen sepeda motor semakin berlomba-lomba dalam menjual sepeda

BRAND TRUST DALAM KONTEKS LOYALITAS MEREK: PERAN KARAKTERISTIK MEREK, KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, DAN KARAKTERISTIK HUBUNGAN PELANGGAN-MEREK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. komponen apa yang akan dimiliki oleh suatu entitas. (Patricia, 2007:5). Keahlian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan yang cepat berubah, meningkatnya persaingan global,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

I. PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar. Hal ini memicu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. keputusan tentang merek, merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA PELANGGAN OBAT NYAMUK BAYGON DI SURABAYA SELATAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. daripada biaya untuk mempertahankan pelanggan (Peter dan Olson, 2000).

PENGARUH KEPERCAYAAN MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK PADA KONSUMEN SEPEDA MOTOR HONDA DI KABUPATEN PURWOREJO

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai. Saat ini jumlah sarana

II. LANDASAN TEORI. mengambil hati para konsumen untuk memperlancar jalannya produksi.

I. PENDAHULUAN. Kehidupan dunia bisnis yang mengalami perkembangan dan perubahan. membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk untuk

BAB I PENDAHULUAN. lama (non-durable consumer goods) sangat ketat. Hal ini disebabkan karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh masyarakat di dunia. Peta persaingan juga mulai meningkat. Banyak

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus selalu menciptakan inovasi-inovasi baru untuk dapat bertahan hidup

PENGARUH KEPERCAYAAN PADA MERK TERHADAP LOYALITAS MERK PRODUK MINUMAN ISOTONIK VITAZONE

BAB I PENDAHULUAN. dapat menggarap konsumen-konsumen potensial baru agar tertarik dengan. perusahaan dan tidak memilih perusahaan pesaing.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keputusan pemasaran yang penting dalam strategi produk

Gambar 1.1 Grafik Data Penjualan Sepeda Motor Sepanjang Tahun Sumber : Data AISI

II. LANDASAN TEORI. Citra ekonomi sekarang ini, telah brand menjadi aset terpenting yang memukau

BAB I PENDAHULUAN. produk bila pembeli mengalami kesulitan dalam mengevaluasi produk-produk yang

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan oleh konsumen. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya persaingan dalam dunia bisnis abad ini tidak dapat dihindarkan lagi. Bahkan

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Suksesnya suatu bisnis atau produk tergantung pada kemampuan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumen di pasar yang sudah ada. Dalam kondisi persaingan yang sangat ketat,

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Dalam menghadapi persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan pengertian jasa menurut beberapa pakar : Definisi jasa menurut Phillip Kotler (Lupiyoadi ; 2006 : 6) :

MINUMAN RINGAN TEH BOTOL SOSRO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. telah melampaui kegunaan, fungsi, dan nilai komersialnya. Konsumen tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkan. Merek harus mampu memenuhi atau bahkan harus melebihi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di Indonesia. (www. ism/ 52?%21/ mie_ instans.co.id,, 18 Maret 2013,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam mengkombinasikan fungsi-fungsi pemasaran. produk tersebut dipasaran. Salah satunya adalah bagaimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran produk. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. tentunya para konsumen sudah banyak melakukan pembelian berulang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam beberapa penelitian, customer retention dianggap sebagai customer

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus oleh setiap perusahaan. Merek-merek yang kuat, teruji,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan muncul dan tumbuhnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang terjadi sekarang ini menjadikan perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI. merupakan pengertian jasa menurut 3 pakar : Definisi jasa menurut Phillip Kotler (Lupiyoadi 2006 : 6):

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan pasar bebas yang terjadi saat ini mempengaruhi usaha

BAB I PENDAHULUAN. seorang pelanggan yang sudah ada (Kotler, 2006). Loyalitas menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa.

BAB I PENDAHULUAN. dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar tidak kalah bersaing. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari itu, merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan usaha saat ini semakin ketat, setiap perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kepuasan konsumen terhadap jasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR TRUST IN A BRAND TERHADAP BRAND LOYALTY PADA KONSUMEN AIR MINUM AQUA DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin ketat, maka produsen dituntut lebih memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan salah satunya adalah dengan menciptakan brand. Brand suatu produk

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis dalam industri jasa semakin meningkat di Indonesia. Setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbedaannya yang mendukung penelitian ini. yang berjudul Measuring customer-based brand equity : empirical evidence

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, keterbatasan

I. PENDAHULUAN. regional maupun internasional. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang ini, Indonesia sudah memasuki era globalisasi sehingga persaingan

BAB I PENDAHULUAN. ketat saat ini, khususnya untuk produk sepeda motor. Semakin banyaknnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya persaingan perusahaan-perusahaan yang semakin. serius dalam pangsa pasar untuk pemenuhan kebutuhan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi positif bagi eksistensi bisnis di masa yang akan datang. Loyalitas

BAB I PENDAHULUAN. Niat pembelian merupakan perilaku konsumen dalam melakukan pengambilan

Seminar Nasional IENACO 2013 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia usaha yang semakin lama semakin berkembang selalu menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang berfokus pada arah era globalisasi, persaingan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GANANG TRI SETYANTO B

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. Menurut American Marketing Association (AMA), pemasaran adalah suatu fungsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perceived Value merupakan penukaran yang menjadi pokok dalam pemasaran

ABSTRAK. Kata kunci : Citra Merek dan Loyalitas Konsumen. Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI MANAJERIAL

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PENGGUNAAN JASA MELALUI VARIABEL INTERVENING KEPERCAYAAN MEREK ( Studi Kasus Pada JNE Cabang Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi merupakan hal yang penting bagi negara,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap produk. Melihat banyaknya produk yang ditawarkan maka

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan meninggalkan perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain. Dengan kata lain perusahaan harus mampu mempertahankan loyalitas pelanggan. Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru. Konsep loyalitas pelanggan telah memberikan banyak perhatian dalam literatur pemasaran dan perilaku konsumen. Loyalitas pelanggan memberikan dampak yang signifikan bagi profitabilitas perusahaan. Pelanggan yang loyal kemungkinan akan menunjukkan sikap dan perilaku positif, seperti pembelian ulang merek yang sama dan rekomendasi positif yang dapat mempengaruhi pelanggan aktual maupun potensial. Diakui bahwa loyalitas pelanggan memberikan banyak manfaat bagi perusahaan berkenaan dengan entry barrier yang substansial bagi 1

2 pesaing, meningkatkan kemampuan perusahaan untuk merespon ancaman persaingan, meningkatkan penjualan dan pendapatan, serta menjadikan pelanggan kurang sensitif terhadap usaha-usaha yang dilakukan oleh pesaing (Delgado- Ballester dan Munuera-Alemán, 2001). Pentingnya loyalitas pelanggan sebagai tujuan utama bagi banyak perusahaan, para akademisi dan profesional pemasaran telah berusaha untuk menemukan antecedent loyalitas pelanggan. Beberapa penelitian sebelumnya telah mengarahkan pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) sebagai titik awal tumbuhnya loyalitas pelanggan (Bowen dan Chen, 2001; Kandampully dan Suhartanto, 2000). Kepuasan pelanggan telah diakui sebagai determinan penting loyalitas pelanggan (Bearden dan Teel, 1983). Kepuasan pelanggan dapat dikonseptualisasikan sebagai keseluruhan evaluasi pelanggan atas performance dari suatu penawaran (John dan Fornell, 1991, dalam Gustafsson, Johnson, dan Roos, 2005). Jika hasil evaluasi terhadap suatu merek, produk, atau jasa yang dipilih memenuhi atau melampaui ekspektasinya, maka pelanggan tersebut kemungkinan akan menunjukkan sikap positif, dan memiliki keinginan untuk membeli/menggunakan kembali merek, produk, atau jasa yang sama (repurchase intentions), dan keinginannya untuk bertindak sebagai referensi bagi orang lain (advocacy intentions). Intinya bahwa kepuasan pelanggan akan memainkan peran penting dalam menjelaskan alasan pelanggan dipandang loyal. Hubungan antara kepuasan pelanggan dan loyalitas nampak menjadi lebih kompleks daripada yang diharapkan (Yi dan La, 2004). Dalam perspektif relasional, trust (kepercayaan) merupakan variabel yang memediasi hubungan antara sikap tertentu dan behavioral outcomes (Morgan dan Hunt, 1994). Kepuasan yang

3 didorong oleh kepercayaan pada suatu merek akan lebih menjelaskan loyalitas sesungguhnya. Kepercayaan pada merek (brand trust) menggambarkan suatu komponen yang penting dari penempatan internal atau sikap yang diasosiasikan dengan loyalitas merek (Lau dan Lee, 1999). Oleh karena itu, pemahaman yang lebih sempurna loyalitas pelanggan pada merek tidak dapat dicapai tanpa penjelasan mengenai brand trust. Dalam konteks pemasaran industri, kepercayaan dibangun dalam hubungan person-to-person. Pemahaman brand trust berbeda dengan kepercayaan interpersonal, karena merek merupakan simbol dan simbol tersebut sulit untuk merespon pelanggan. Untuk memperoleh loyalitas dalam pasar saat ini, pemasar harus memfokuskan pada pembentukan dan pemeliharaan kepercayaan dalam hubungan pelanggan dengan merek (Lau dan Lee, 1999). Menurut Lau dan Lee (1999), karakteristik merek, karakteristik perusahaan, dan karakteristik hubungan pelanggan dengan merek merupakan prediktor penting kepercayaan pelanggan pada merek, yang pada akhirnya akan mengarah pada loyalitas pelanggan pada merek tersebut. Karakteristik merek memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan apakah pelanggan memutuskan untuk percaya terhadap suatu merek atau tidak. Berdasarkan pada penelitian kepercayaan interpersonal, individu yang dipercaya didasarkan pada reputasi, predictability, dan kompetensi (Lau dan Lee, 1999). Selain itu, karakteristik perusahaan juga memainkan peranan yang penting untuk mempengaruhi tingkat kepercayaan pelanggan pada merek. Karakteristik perusahaan yang mempengaruhi kepercayaan pelanggan pada merek didasarkan pada reputasi, motif yang dipersepsikan, serta integritas dari perusahaan yang

4 dipersepsikan oleh pelanggan (Lau dan Lee, 1999). Selanjutnya, anteseden lain yang juga mempengaruhi kepercayaan pelanggan pada merek adalah karakteristik hubungan pelanggan-merek, yaitu kesamaan (similarity) antara self-concept pelanggan dan citra merek, kesukaan terhadap merek, pengalaman terhadap merek, kepuasan terhadap merek, serta dukungan dan pengaruh dari orang lain/rekan. Motor bagi sebagian orang dapat dijadikan sebagai suatu investasi yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya, maka untuk itulah perlunya konsumen memilih motor yang tepat sesuai dengan kebutuhannya. Honda merupakan salah satu merek motor yang ikut meramaikan persaingan motor di Indonesia. Merek ini menghadapi persaingan ketat dengan merek-merek dari perusahaan lain di Indonesia. Alasan memilih obyek penelitian ini adalah karena motor Honda merupakan sepeda motor dengan penjualan terbesar nomor satu setelah Yamaha. Honda masih lebih unggul dibandingkan dengan Yamaha. Berdasarkan data pembelian motor dari tahun 2005 sampai dengan 2010. Tabel 1.1 Data Pembelian Motor Nasional Tahun 2005-2010 No Merek 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Honda 2.648.190 2.339.168 2.141.025 2.874.576 2.701.278 3.416.049 2 Yamaha 1.224.595 1.458.561 1.835.251 2.465.546 2.650.992 3.326.380 3 Suzuki 1.091.962 568.041 637.031 793.758 438.129 530.699 4 Kawasaki 74.128 33.686 38.134 44.690 58.150 72.847 Total 5.038.875 4.399.456 4.651.441 6.178.570 5.848.549 7.345.975 Sumber : www.triatmono.wordpres.com

5 Berdasarkan data pembelian motor nasional diatas, dapat dilihat bahwa pembelian motor Honda tidak mengalami peningkatan penjualan tiap tahunnya, bahkan terdapat intensitas penurunan pembeliannya yang lebih banyak atau lebih sering daripada intensitas peningkatan pembeliannya. Dapat dilihat mulai dari tahun 2005 sampai 2010, Honda mengalami penurunan tingkat pembelian sebanyak tiga kali pada periode tahun 2006, 2007 dan 2009. Dari data pembelian motor nasional diatas, kita pun dapat melihat perbandingan proporsi jumlah pembelian motor merek Honda dibandingkan motor merek pesaing, yaitu Yamaha, Suzuki dan Kawasaki. Pada tahun 2005, jumlah pembelian motor merek Honda adalah 2.648.190 dibandingkan jumlah total pembelian motor merek pesaing yaitu 2.390.685 (Yamaha sebesar 1.224.595, Suzuki 1.091.962, Kawasaki 74.128), dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pada periode tahun 2005 jumlah pembelian motor merek Honda lebih tinggi dari jumlah total pembelian motor merek pesaing. Pada tahun 2006, jumlah pembelian motor merek Honda adalah 2.339.168 dibandingkan jumlah total pembelian motor merek pesaing yaitu 2.060.288 (Yamaha sebesar 1.458.561, Suzuki sebesar 568.041, Kawasaki sebesar 33.686), dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pada periode tahun 2006 jumlah pembelian motor merek Honda masih lebih tinggi dari jumlah total pembelian motor merek pesaing. Pada tahun 2007, jumlah pembelian motor merek Honda adalah 2.339.168 dibandingkan jumlah total pembelian motor merek pesaing yaitu 2.510.416 (Yamaha sebesar 1.835.251, Suzuki sebesar 637.031, Kawasaki sebesar 38.134), dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pada periode tahun 2007 jumlah pembelian motor merek Honda lebih rendah dari jumlah total pembelian motor

6 merek pesaing. Pada tahun 2008, jumlah pembelian motor merek Honda adalah 2.874.576 dibandingkan jumlah total pembelian motor merek pesaing yaitu 3.303.994 (Yamaha sebesar 2.465.546, Suzuki sebesar 793.758, Kawasaki sebesar 44.690), dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pada periode tahun 2008 jumlah pembelian motor merek Honda lebih rendah dari jumlah total pembelian motor merek pesaing. Pada tahun 2009, jumlah pembelian motor merek Honda adalah 2.701.278 dibandingkan jumlah total pembelian motor merek pesaing yaitu 3.147.271 (Yamaha sebesar 2.650.992, Suzuki sebesar 438.129, Kawasaki sebesar 58.150), dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pada periode tahun 2009 jumlah pembelian motor merek Honda lebih rendah dari jumlah total pembelian motor merek pesaing. Pada tahun 2010, jumlah pembelian motor merek Honda adalah 3.416.049 dibandingkan jumlah total pembelian motor merek pesaing yaitu 3.929.926 (Yamaha sebesar 3.326.380, Suzuki sebesar 530.699, Kawasaki sebesar 72.847), dari hal ini dapat disimpulkan bahwa pada periode tahun 2010 jumlah pembelian motor merek Honda lebih rendah dari jumlah total pembelian motor merek pesaing. Dari perbandingan proporsi jumlah pembelian motor Honda dan ketiga merek pesaingnya (Yamaha, Suzuki dan Kawasaki), maka dapat disimpulkan bahwa ketiga merek motor yang menjadi pesaing Honda dapat menimbulkan ancaman penjualan unit produk motor merek Honda pada periode selanjutnya, hal ini dikarenakan proporsi marketshare motor nasional yang semula mayoritas dipegang oleh merek Honda dapat mengalami penurunan market share secara keseluruhan atas peningkatan jumlah pembelian motor merek pesaing. Hal ini berdampak buruk pada

7 loyalitas pelanggan terhadap motor merek Honda, karena penurunan marketshare motor merek Honda dapat disebabkan oleh penurunan intensitas pembelian pelanggan terhadap motor merek Honda akibat peralihan pelanggan dalam membeli motor kepada merek pesaing Honda. Dari beberapa penjelasan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik Pengaruh Brand Trust Terhadap Brand Loyalty dengan Brand Characteristic Sebagai Variabel Anteseden Brand Trust (Studi Pada Mahasiswa- Mahasiswi Pengguna Motor Honda Di Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini: 1. Apakah brand characteristics mempengaruhi brand trust? 2. Apakah brand trust mempengaruhi brand loyalty? 1.3 Maksud dan Tujuan Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini: 1. Menganalisis apakah brand characteristics mempengaruhi brand trust? 2. Menganalisis apakah brand trust mempengaruhi brand loyalty?

8 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi berupa: 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak perusahaan motor Honda tentang persepsi para pelanggan mengenai brand characteristics, brand trust dan pengaruhnya terhadap brand loyalty. Hal ini dapat memberikan masukan bagi pihak Honda agar dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam mengenai permasalahan ini. 2. Manfaat Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai keterkaitan konsep antara brand characteristic, brand trust dan brand loyalty bagi kalangan akademisi sehingga dapat menjadi bahan referensi jika ingin melakukan penelitian dengan topik ini. 1.5 Batasan Penelitian Batasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Topik yang dibahas dalam penelitian ini adalah seputar brand characteristics, brand trust dan brand loyalty. Khususnya untuk brand characteristics, peneliti hanya membahas variabel brand predictability, brand liking, brand competence, brand reputation dan company trust. 2. Subyek yang diteliti adalah konsumen motor Honda, yang mayoritas beraktivitas di sekitar lingkungan civitas akademika Universitas Kristen Maranatha Bandung.