PENGGUNAAN POLLARD DENGAN ASAM AMINO SINTESIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS FISIK TELUR

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENGGUNAAN POLLARD DAN ASAM AMINO SINTETIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP KONSUMSI PAKAN, KONVERSI PAKAN, DAN PRODUKSI TELUR

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

Kususiyah, Urip Santoso, dan Debi Irawan. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu

Roesdiyanto, Rosidi dan Imam Suswoyo Fakultas Peternakan, Unsoed

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ayam petelur yang digunakan adalah ayam petelur yang berumur 27

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 28 April 2016 di CV.

EFEK PENAMBAHAN TEPUNG KULIT NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) DALAM PAKAN TERHADAP JUMLAH TELUR DAN KUALITAS TELUR ITIK

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR ITIK LOKAL SKRIPSI LILI SURYANINGSIH

LAPORAN PENELITIAN. PROFIL ASAM LEMAK PADA TELUR AYAM YANG DIBERI TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus L.Merr) DALAM RANSUM

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

Yosi Fenita, Irma Badarina, Basyarudin Zain, dan Teguh Rafian

III BAHAN DAN METODE. dan masing-masing unit percobaan adalah lima ekor puyuh betina fase produksi.

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG JAHE MERAH

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

KUALITAS KIMIA DAGING AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER

TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SUMBER ENERGI PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KARKAS AYAM PEDAGING

NILAI ENERGI METABOLIS RANSUM AYAM BROILER PERIODE FINISHER YANG DISUPLEMENTASI DENGAN DL-METIONIN SKRIPSI JULIAN ADITYA PRATAMA

Respon Broiler terhadap Pemberian Ransum yang Mengandung Lumpur Sawit Fermentasi pada Berbagai Lama Penyimpanan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. selatan kota Gorontalo. Penelitian berlangsung selama dua bulan mulai dari bulan

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

PENGARUH PEMBERIAN SPIRULINA DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM ARAB

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR PADA ITIK JANTAN LOKAL

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

Kualitas Telur Pertama Burung Puyuh (Coturnix coturnix javonica) Dengan PemberianTepung Daun Pepaya (Carica papaya L) Dalam Ransum

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

PEMAKAIAN ONGGOK FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA AYAM BURAS PERIODE PERTUMBUHAN

Ade Trisna*), Nuraini**)

Dulatip Natawihardja Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENYERAPAN Ca DAN P, KADAR AIR DAN KANDUNGAN AMONIA MANUR AYAM PETELUR DENGAN RANSUM BERZEOLIT DAN RENDAH Ca SKRIPSI SUSILAWATI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2015 bertempat di Desa Tegal Sari,

EFFECT OF CHOLINE CHLORIDE AS A FEED ADDITIVE FOR QUAIL ON INTERNAL EGG QUALITY (Coturnix coturnix japonica) ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

PENGARUH PENAMBAHAN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK TEGAL

PENGARUH TINGKAT PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN ENTOK LOKAL (Muscovy Duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN. W. Tanwiriah, D.Garnida dan I.Y.

Pengaruh Pemberian Mikrokapsul Minyak Ikan dalam Ransum Puyuh terhadap Performa Produksi

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

I. Mangisah, I. Estiningdriati, dan S. Sumarsih Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang ABSTRAK

Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang 2. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung ABSTRAK

PEMANFAATAN STARBIO TERHADAP KINERJA PRODUKSI PADA AYAM PEDAGING FASE STARTER

Performans Produksi Telur Itik Talang Benih pada Fase Produksi Kedua Melalui Force Moulting

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

Animal Agriculture Journal 3(2): , Juli 2014 On Line at :

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL. PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG DAUN ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) TERHADAP KUALITAS TELUR PUYUH

PERBEDAAN JUMLAH PEMBERIAN RANSUM HARIAN DAN LEVEL PROTEIN RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR AYAM RAS PETELUR UMUR MINGGU

VI. TEKNIK FORMULASI RANSUM

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS AWAL PENELURAN BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

ENERGI METABOLIS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI RANSUM AYAM BROILER YANG MENGANDUNG LIMBAH RESTORAN SEBAGAI PENGGANTI DEDAK PADI

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Alat yang Digunakan dalam Penelitian.

Pengaruh Penggunaan Tepung Limbah Udang dalam Ransum terhadap Kualitas Telur Itik

PEMBERIAN PAKAN TERBATAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PERFORMA AYAM PETELUR TIPE MEDIUM PADA FASE PRODUKSI KEDUA

PENGARUH PENAMBAHAN FITASE DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA BURUNG PUYUH PETELUR (Coturnix coturnix japonica)

KUALITAS FISIK TELUR AYAM ARAB PETELUR FASE I DENGAN BERBAGAI LEVEL Azolla microphylla

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENAMBAHAN GRIT KERANG DAN PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KUALITAS KERABANG TELUR AYAM ARAB (Silver brakel Kriel)

2ooG KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM BROILER YANG RANSUMNYA DIBERI PENAMBAHAN MINYAK IKAN YANG MENGANDUNG OMEGA3 SKRIPSI MAD TOBRI

Sumber : 1) Hartadi et al. (2005)

BAB III MATERI DAN METODE. ransum terhadap profil kolesterol darah ayam broiler dilaksanakan pada bulan

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU NUTRISI TERNAK NON RUMINANSIA

Kususiyah, Urip Santoso, dan Rian Etrias

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

Makanan Kasar (Roughage) Pakan Suplemen (Supplement) Pakan Aditive (Additive)

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Kandang Peralatan dan Perlengkapan Pakan dan Air Minum

,Vol. 32, No. 1 Maret 2014

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

NILAI GIZI ECENG GONDOK DAN PEMANFAATAN SEBAGAI PAKAN ternak NON RUMINANSIA NINA MARLINA DAN SURAYAH ASKAR

RESPON PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KOLESTEROL ITIK LOKAL SKRIPSI ALFIAN PUTRA DHIMAR NUGRAHA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING : SUPRIANTO NIM : I

PENGARUH PEMBERIAN TINGKAT PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP KUALITAS TELUR PUYUH (Coturnix-coturnix japonica)

Gambar 3. Kondisi Kandang yang Digunakan pada Pemeliharaan Puyuh

EFFECT OF ADDITION PROBIOTICS Lactobacillus sp. POWDER IN FEED ON THE LAYING HENS PERFORMANCES.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

17 Buana Sains Vol 9 No 1: 17-23, 2009 PENGGUNAAN POLLARD DENGAN ASAM AMINO SINTESIS DALAM PAKAN AYAM PETELUR TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS FISIK TELUR Nonok Supartini PS. Produksi Ternak, Fak. Pertanian, Universitas Tribhuwana Tunggadewi Abstract The objective of the experiment was to elucidate the effect of pollard utilization on the layer diets and the addition of critical amino acid to produce the eggs with lower content of cholesterol. The experiment used in the study with 315 Lohman strain were randomly limited in to 7 treatments in 7 replications with 15 birds each. The treatments were: R0 (control diet without pollard and without critical of AA), R1 (10% pollard + 50% critical of AA), R2 (10% pollard + 100% critical of AA), R3 (20% pollard + 50% critical of AA), R4 (20% pollard + 100% critical of AA), R5 (30%pollard + 50% critical of AA), R6 (30% pollard + 100% critical of AA). The results showed that the utilization of pollard with amino acid addition had given no significant different on production and eggs quality. The exception result was in yolk color had significantly different. It can be concluded that the treatment of 30% with amino acid addition resulted better production and egg quality. Key words: pollard, production traits, critical amino acid, cholesterol. Pendahuluan Produk ternak yang berkembang dan banyak dikonsumsi adalah telur, yang merupakan sumber makanan bergizi bagi manusia. Aspek utama menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam memilih telur adalah kualitas luar yang berupa ketebalan kerabang, bentuk dan besar telur. Faktor lain yaitu warna kuning telur juga menjadi tolak ukur konsumen dalam memilih telur. Biasanya konsumen yang jeli akan memilih telur yang memiliki standar kualitas fisik. Sebagai peternak sebaiknya mengusahakan agar telur yang dihasilkan dari ternaknya memenuhi standar kualitas seperti tuntutan konsumen saat ini. Permasalahan di atas tampaknya tidak lepas dari pola pemberian pakan. Beberapa riset dilakukan untuk memanipulasi pakan, baik pakan alternative yang berasal dari limbah industri dan limbah rumah tangga. Pollard merupakan limbah industri pangan yang dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak unggas. Kandungan serat kasar yang tinggi dan protein yang rendah menjadi pembatas dalam penggunaannya sebagai bahan pakan. Salah satu cara untuk meningkatkan protein yang terkandung dalam pollard adalah dengan jalan meningkatkan kadar

18 N. Supartini / Buana Sains Vol 9 No 1: 17-23, 2009 asam amino kritis yang terdiri dari metionin, lisin, triptopan dan treonin. Perkembangan riset dari beberapa peneliti juga telah melaporkan bahwa peningkatan kadar serat kasar yang dikombinasikan dengan asam amino kritis pada pakan akan dapat menurunkan kandungan lemak, kolesterol daging maupun telurnya. Berdasarkan pemikiran tersebut perlu penelitian mengenai penggunaan pollard di dalam pakan ayam petelur terhadap peningkatan kualitas fisik ayam petelur. Bahan dan Metode Penelitian menggunakan ayam petelur strain Loghman produksi Multi Breeder farm sebanyak 180 ekor yang berumur 20 minggu dibagi kedalam 3 perlakuan setiap 15 ekor. pakan penelitian yang digunakan sebagai berikut : R0 = Pakan kontrol 0% tanpa pollard dan tanpa ditambah A.A kritis R1 = 10% pollard + separuh bagian R2 = 10% pollard + satu bagian penuh R3 = 20% pollard + separuh bagian R4 = 20% pollard + satu bagian penuh R5 = 30% pollard + separuh bagian R6 = 30% pollard + satu bagian penuh Komposisi pakan untuk penelitian bahan pakan ransum penelitian tercantum pada tabel berikut ini : Tabel 1. Ransum perlakuan yang digunakan selama penelitian. Bahan % Bekatul 21.00 27.88 27.88 30.00 30.00 29.00 29.00 Jagung 46.00 31.94 31.94 23.64 23.64 18.29 18.29 Pollard 0.00 10.00 10.00 20.00 20.00 30.00 30.00 Bk. Kedelai 15.50 11.50 11.50 8.00 8.00 4.00 4.00 PMM 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 9.00 Pasir 1.47 1.57 0.51 1.25 0.19 1.60 0.54 Kapur 7.03 7.03 7.03 7.03 7.03 7.03 7.03 Asam Amino 0.00 1.08 2.14 1.08 2.14 1.08 2.14 Metionin 0.00 0.16 0.32 0.16 0.32 0.16 0.32 Treonin 0.00 0.35 0.69 0.35 0.69 0.35 0.69 Triptopan 0.00 0.33 0.66 0.33 0.66 0.33 0.66 Lisin 0.00 0.24 0.47 0.24 0.47 0.24 0.47 Jml Total 100 100 100 100 100 100 100 Kandungan Nutrien % E.M (kkal/kg) 2777.95 2777.95 2740.56 2740.56 2765.44 2785.02 2785.02 PK 17.80 17.80 17.80 17.89 17.89 17.64 17.64 Kalsium 3.00 3.03 3.03 3.05 3.05 3.07 3.07 Phosphor 0.33 0.37 0.37 0.39 0.39 0.39 0.39 S.K 4.90 5.79 5.79 6.41 6.41 6.82 6.82 Metionin 0.32 0.48 0.64 0.48 0.64 0.48 0.64 Treonin 0.69 1.04 1.38 1.04 1.38 1.04 1.38 Triptopan 0.66 0.99 1.32 0.99 1.32 0.99 1.32 Lisin 0.47 0.71 0.94 0.71 0.94 0.71 0.94 Keterangan :E.M : Energi Metabolisme, S.K : Serat Kasar

N. Supartini / Buana Sains Vol 9 No 1: 17-23, 2009 19 Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu kualitas fisik meliputi; berat telur, berat kerabang, tebal kerabang, berat yolk, warna yolk dan HU. Analisa data menggunakan analisa variasi dari Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah, apabila menunjukkan perbedaan dilanjutkan dengan Uji Duncan s Multiple Range Test (DMRT) menggunakan program komputer SPSS versi 10.00. Hasil dan Pembahasan Kualitas Fisik Telur Walaupun produksi telur (% HDA) rendah namun pengamatan terhadap kualitas yang meliputi berat telur, warna yolk, berat kerabang, tebal kerabang dan HU (Haugh Unit) masih valid untuk dianalisis. Berat Telur Berat telur yang dihasilkan ayam penelitian umur 20 sampai 32 minggu berkisar 50,52 sampai 53,79 g. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2. Hasil analisis variasi menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap berat telur. Berat telur dari masing-masing perlakuan mempunyai besar yang relatif sama yaitu sekitar 50 sampai 53 g. R0, R2, R4 dan R6 memiliki berat telur yang relatif lebih tinggi dibanding perlakuan R1, R3 dan R5. Peningkatan pollard sampai level 30% yang ditambah asam amino masih mampu untuk mencukupi konsumsi nutrien untuk mempertahankan berat telur. Peningkatan level pollard sampai 30% dengan penambahan asam amino berbeda tidak nyata begitu juga konsumsi pakan maupun asam amino total. Hasil penelitian lain pernah dilaporkan Petterson et. al (1988) dengan membandingkan antara ransum yang memakai dasar dedak gandum dengan aras 20 dan 43% dalam bentuk pellet atau bentuk mash dengan tanpa penambahan enzim, ternyata berat telur yang dihasilkan berbeda tidak nyata. Tabel 2. Rerata berat telur selama penelitian. 1 52.28 53.23 51.26 51.41 48.57 51.72 50.30 2 53.00 48.08 50.00 49.50 50.49 49.50 51.88 3 54.35 52.08 52.68 51.35 49.74 48.75 53.37 Rerata ns 53.21 51.13 51.31 50.75 49.60 49.99 51.85 ns : not significant Faktor lain yang berpengaruh terhadap besar telur adalah protein dan asam amino (Scott et al., 1982). Berat telur akan meningkat dengan bertambahnya kandungan protein pakan dan asam amino pakan. Pada perlakuan R2, R4 dan R6 dengan meningkatnya level pollard yang ditambah satu bagian asam amino kritis menghasilkan berat telur yang relatif tinggi mencapai 52,28 g. R1, R3 dan R5 penggunaan pollard dengan penambahan asam

20 N. Supartini / Buana Sains Vol 9 No 1: 17-23, 2009 amino separuh bagian menghasilkan telur dengan berat sekitar 51 g. Penelitian Jensen et al. (1990) menunjukkan bahwa berat telur meningkat dengan meningkatnya kadar protein kasar dari 14 sampai 18%, tetapi penambahan triptopan tidak berpengaruh terhadap berat telur. Berat dan Tebal Kerabang Pengaruh penggunaan pollard dengan penambahan asam amino kritis diperoleh berat dan tebal kerabang rerata, dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4. Hasil analisis variasi menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap berat dan tebal kerabang. Berat kerabang hasil penelitian adalah 4,10 sampai 4,52 g dan tebal kerabang 0,36 sampai 0,41 mm. Tabel 3. Rerata berat kerabang (mm/btr) selama penelitian. 1 4.85 4.77 4.04 4.79 4.62 4.25 4.15 2 5.12 4.45 4.59 3.91 5.58 2.97 4.09 3 4.83 4.51 4.56 4.71 4.49 5.22 4.05 Rerata ns 4.93 4.58 4.40 4.47 4.90 4.15 4.10 ns : not significant Kenaikkan level pollard dari 10% menjadi 30% dengan penambahan asam amino juga berpengaruh tidak langsung terhadap berat kerabang dan tebal kerabang. Meskipun analisis variasi menunjukkan pengaruh yang tidak nyata terhadap berat kerabang. Secara angka terlihat dari hasil rerata berat kerabang yang dihasilkan selama penelitian dapat dilihat pada tabel 4. Hal ini karena kualitas kerabang dipengaruhi oleh faktor pakan, yaitu konsumsi kalsium sebesar 3,01 sampai 3,30 dan phosphor 2,99 sampai 4,04. Dalam penelitian ini kandungan kalsium dan phosphor dari masing-masing perlakuan relatif sama sesuai kebutuhan. Menurut NRC (1994) kebutuhan kalsium dan phosphor untuk ayam petelur umur 20 minggu adalah 3,00 dan 1,80. Tabel 4. Rerata tebal kerabang (mm/btr) selama penelitian. 1 0.40 0.35 0.36 0.40 0.40 0.37 0.44 2 0.42 0.43 0.40 0.38 0.41 0.41 0.37 3 0.41 0.29 0.40 0.33 0.39 0.41 0.37 Rerata ns 0.41 0.36 0.39 0.37 0.40 0.40 0.39 ns : not significant Terdapat kecenderungan meningkatnya level pollard sampai 30% memiliki kerabang yang lebih berat dan tebal dibanding level 10%. Hal ini karena pollard memiliki kandungan Ca dan P lebih tinggi dibanding bahan pakan lain

N. Supartini / Buana Sains Vol 9 No 1: 17-23, 2009 21 seperti jagung, bekatul maupun bungkil kedelai. Kandungan Ca dan P dalam pollard menurut NRC (1994) adalah 0,34 dan 0,24. Meskipun dalam penyusunan ransum dibuat sama kandungan nutriennya antar perlakuan namun juga dipengaruhi oleh faktor jumlah konsumsi pakan ayam perlakuan. Mekanisme pembentukan kerabang telur lebih banyak ditentukan oleh banyaknya konsumsi mineral terutama kalsium dan phosphor dari pakan. Menurut Yuwanta (2003) biarpun kebutuhan akan phosphor pada ayam relatif sedikit tetapi mineral ini berasosiasi dengan kalsium dan menentukan kualitas kerabang telur. Pemberian phosphor dibawah kebutuhan normal justru meningkatkan kualitas telur, sebaliknya kandungan phosphor tulang, plasma darah dari keturunannya lebih baik dari pada pakan yang mengandung phosphor tersedia relatif tinggi. HU (Haugh Unit) Pengaruh penggunaan pollard dengan penambahan asam amino kritis diperoleh nilai HU. Hasil analisis variasi menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap HU. Nilai HU yang dihasilkan penelitian ini adalah 91,49 sampai 97,80. Penggunaan pollard 30% dengan penambahan asam amino pada perlakuan R5 dan R6 menghasilkan nilai HU telur lebih tinggi dibanding perlakuan R0, R1, R2, R3 dan R4. Tabel 5. Rerata tinggi albumen telur (HU) selama penelitian. 1 98.01 96.76 94.58 93.13 91.74 96.91 98.82 2 97.62 89.33 92.51 95.56 89.99 98.48 94.38 3 97.17 100.93 98.51 100.49 92.75 98.01 97.38 Rerata ns 97.60 95.67 95.20 96.39 91.49 97.80 96.86 ns : not significant Sesuai penelitian Bai et. al (1992) dengan menggunakan dedak gandum sebanyak 45% dan 89% ternyata berpengaruh tidak nyata terhadap nilai HU. Meskipun untuk mendemonstrasikan efek pakan terhadap nilai HU terutama kualitas putih telur sangat sulit. Putih telur yang kental memiliki nilai HU yang tinggi. Nilai ini dapat terjadi karena berat telur selama penelitian tidak berbeda dan ada hubungan antara berat telur dan HU. Berat telur yang cenderung meningkat menyebabkan nilai HU yang semakin meningkat pula. Banyak faktor yang mempengaruhi nilai HU dari saat telur dihasilkan unggas. Kandungan terus berubah tergantung pada umur, induk dan genetik, molting dan lingkungan serta nutrisi. William (1992) yang disitasi oleh Hardini (2002) mengatakan bahwa salah satu fungsi dari nilai HU adalah untuk memeriksa tinggi albumen dan berat telur. Telur yang memiliki nilai HU yang tinggi sejalan dengan berat telur yang tinggi pula.

22 N. Supartini / Buana Sains Vol 9 No 1: 17-23, 2009 Warna Kuning Telur Hasil analisis variasi menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap warna yolk (P<0,01). Hasil rerata tertera pada tabel 6. Rerata hasil perlakuan R0, R1 dan R2 menghasilkan warna yolk yang relatif lebih tinggi dibanding perlakuan R5 dan R6. Warna kuning telur yang relatif tinggi dipengaruhi oleh adanya bahan pakan yang disusun dalam ransum. Jagung mengandung pigmen carotenoid dan xantophil. Kemempuan individu dalam penggunaan pigmen carotenoid dan xantophil, prosentase pemberian dalam ransum berbeda terutama R0, R1 dan R2 lebih tinggi dibanding perlakuan R3, R4, R5 dan R6 sehingga warna kuning telur yang dihasilkan berbeda sangat nyata. Faktor lain yang mempengaruhi warna kuning telur adalah tingkat kesukaan ayam terhadap pakan yang mengandung carotenoid. Tabel 6. Rerata warna yolk telur selama penelitian. 1 10 8 8 7 6 8 5 2 10 8 8 7 6 5 5 3 10 8 8 7 6 5 5 Rerata ns 10 8 8 7 6 6 5 No Kontras Kontras antar perlakuan Ket 1 2 3 4 5 6 R0 VS R1, R2, R3, R4, R5, R6 R1 VS R2 R3 VS R4 R5 VS R6 R1, R3, R5 VS R2, R4, R6 R1, R2 VS R3, R4, R5, R6 ** ns * ** * ** * perbedaan kontras yang signifikan (P<0,05) dan ** (P<0,01); ns : not significant Hasil uji kontras terhadap warna yolk juga menunjukkan bahwa penggunaan pollard berpengaruh nyata meskipun secara tidak langsung terhadap indek warna kuning telur (yolk) pada set kontras 1. Semakin meningkat penggunaan level pollard dari 10% menjadi 30% secara tidak langsung mengurangi penggunaan jagung sebagian sumber karoten berpengaruh terhadap warna yolk (kontras 6). Terbukti dengan meningkatnya level pollard sampai 30% pada perlakuan R5 dan R6 menghasilkan telur dengan warna yolk lebih rendah dibanding perlakuan R1, R2, R3 dan R4 yang menggunakan pollard dengan level 10 dan 20% Kesimpulan Penggunaan level pollard dengan penambahan asam amino kritis yang berbeda tidak berpengaruh terhadap kinerja produksi dan kualitas fisik telur (berat, HU dan berat kerabang telur) kecuali warna yolk. Daftar Pustaka Bai, Y.M.L. Sunde and M. E. Cook. 1992. Wheat Middling as an Alternatif

N. Supartini / Buana Sains Vol 9 No 1: 17-23, 2009 23 Feedstuff for Laying Hens. Poultry Sci. 71:1007-1014. Hardini, D. 2002. Penggunaan Minyak Ikan Lemuru Dan Minyak Sawit Dalam Pakan Terhadap Asam Lemak Omega-3, Omega-6 Dan Omega-9 Pada Telur Itik. Thesis. Fakultas Peternakan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Jensen, L.S., V.M. Calderon and C.X. Manonen, Jr. 1990. Respon To Tritopan Of Laying Hens Feed Pratical Diet Varying In Protein Concentration. Poultry Sci. 69:1956-1965. NRC. 1994. Nutrient Requiment Of Poulry. Ninth Revised Edition National Academy Press. Washington D C. Petterson, P.H., M.L. Sunde, E.M. Sheeber and W.B. White. 1988. Wheat Middling as an Alternatif Feedstuff for Laying Hens. Poultry Sci. 67:1328-1337. Scott, M.L and R.J. Young. 1982. Nutritional Of the Chicken. 3 rd. Ed. M.L. Scott and Association Ithaca. New York. Yuwanta, T. 2003. Peranan Kerabang Telur Bagi Unggas dan Manusia. Pidato Ilmiah Perdana. Fakultas Peternakan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. William, K.C. 1992. The Factor Effected Albumen Quality. With Refrence to HU Value. World Poultry Sci Journal 29:251-263.

24 -Redaksi: Halaman ini sengaja dikosongkan-