BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. hotel, pusat pusat perbelanjaan dan fasilitas fasilitas lainnya semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Persaingan usaha yang ketat terjadi ditengah kondisi ekonomi negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi negara tersebut saat ini: apakah ekonominya sedang booming

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini globalisasi telah menjangkau kehidupan. Dampak yang

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan mengenai suatu entitas. Informasi tersebut disajikan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi memiliki keterkaitan dengan aktivitas konsumsi, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keberhasilan perusahaan dapat diukur berdasarkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Perusahaan dituntut untuk dapat mengolah fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari waktu ke waktu. Hal tersebut dikarenakan industri consumer

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang terlihat dari kinerjanya. Informasi tentang kinerja keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap akhir tahun, perusahaan membuat laporan keuangan yang digunakan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. merencanakan strategi untuk kegiatan perusahaan selanjutnya. dari aspek Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Total

BAB I PENDAHULUAN. sejenis dengan merk yang berbeda beda dan kualitas dari barang tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ini menuntut perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai jenis sekuritas yang menawarkan tingkat return dengan risiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pada saat ini membuat dunia usaha mengalami perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Indonesia yang tidak stabil seperti saat ini setiap

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah sebuah integrasi ekonomi. ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antarnegara-negara ASEAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil produksinya baik dalam bentuk barang dan jasa yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup bagus dan cenderung diminati oleh investor sebagai salah satu target

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan usaha yang semakin keras menuntut. perusahaan untuk meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal dan Industri Keuangan Non Bank di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa mempengaruhi return saham yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengendalian keuangan yang baik adalah dengan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan property dan real estate semakin marak diberbagai penjuru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. investasi di Indonesia serta ketidak stabilan mata uang dollar terhadap rupiah.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki saham suatu perusahaan, jika harga saham suatu perusahaan selalu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin kompetitifnya perkembangan dunia usaha di indonesia menuntut setiap perusahaan dapat mengolah dan melaksanakan manajemen perusahaan dengan lebih profesional. Hal ini disebabkan dengan bertambahnya jumlah pesaing baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri sehingga mengakibatkan setiap perusahaan berupaya terus untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang lebih baik demi kelangsungan hidup perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan yang memberikan informasi mengenai pososi keuangan. Informasi yang didapat dari laporan keuangan perusahaan biasanya digunakan oleh berbagai pihak, baik pihak intern maupun pihak ekstern. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba pada umumnya dipakai sebagai dasar untuk pengambilan dasar investasi dan prediksi untuk meramalkan perubahan laba yang akan datang. Perubahan laba merupakan kenaikan atau penurunan laba pertahun. Perubahan laba yang tinggi mengindikasikan laba yang diperoleh perusahaan tinggi, sehingga tingkat pembagian deviden perusahaan tinggi pula. Maka dari itu, perubahan laba akan mempengaruhi keputusan investasi para investor yang akan menanamkan modalnya kedalam perusahaan. Penilaian tingkat keuntungan investasi oleh investor didasarkan oleh kinerja keuangan perusahaan, dapat dilihat dari tingkat perubahan laba dari tahun ke tahun. Para investor dalam menilai perusahaan tidak hanya melihat laba dalam satu periode melainkan terus memantau perubahan laba dari tahun ke tahun Hal ini dikarenakan investor mengharapkan dana yang diinvestasikan kedalam perusahaan akan memperoleh tingkat pengembalian tinggi. Dalam operasi perusahaan, laba yang dicapai perusahaan diharapkan mengalami kenaikan. Untuk memperkirakan apakah laba yang diperoleh mengalami kenaikan atau penurunan diperlukan teknik analisis yang didasarkan pada laporan keuangan yang dipublikasikan agar dapat menginterpretasikan informasi akuntansi yang relevan dengan tujuan dan kepentingan pemakainya. Salah satu teknik tersebut yang populer diaplikasikan dalam praktek bisnis adalah

2 analisis rasio keuangan. Rasio-rasio keuangan tersebut adalah rasio Likuiditas, rasio Solvabilitas, rasio Aktivitas dan rasio Profitabilitas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Fungsi rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun didalam perusahaan. Rasio likuiditas atau sering disebut juga rasio modal kerja yang merupakan rasio untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Rasio likuiditas yang dipakai dalam penelitian ini adalah Current Ratio. Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Ini berarti besarnya jumlah utang yang digunakan perusahaan untuk membiayai kegiatan usahanya jika dibandingkan dengan menggunakan modal sendiri. Rasio solvabilitas yang dipakai peneliti dalam penelitian ini adalah Debt to Equity Ratio. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang. Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas menganggap bahwa sebaiknya terdapat keseimbangan yang layak antara penjualan dan beragam unsur aktiva misalnya persediaan, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Aktiva yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada aktiva lain yang lebih produktif. rasio aktivitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total assets turn over. Total assets turn over merupakan rasio yang menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Jadi semakin besar rasio ini semakin baik yang berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba dan menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dengan kata lain

3 jumlah asset yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila assets turn overnya ditingkatkan atau diperbesar. Total assets turn over ini penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, tapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan, karena hal ini akan menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva dalam perusahaan. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on asset. return on asset merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Berdasarkan fenomena pada tahun 2008 sampai dengan 2010, dilihat dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) pada perusahaan manufaktur mengalami penurunan laba. Pada tahun 2008 sampai 2009 perusahaan manufaktur mengalami pertumbuhan laba sebesar 1,69% dan pada tahun 2009 sampai 2010 hanya mengalami pertumbuhan sebesar 0,66% (ICMD). Analisis perubahan laba itu diduga dapat diprediksi melalui rasio keuangan. (Indonesia Capital Market Directory). Perubahan laba merupakan kenaikan atau penurunan laba per tahun. Terdapat sebesar 1,03% selisih dari pertumbuhan laba tahun 2008 sampai 2009 dengan pertumbuhan laba tahun 2009 sampai 2010 pada perusahaan manufaktur berdasarkan sumber dari Indonesia Capital Market Directory (Danny,2014). Pada tahun 2008, dilihat dari Berita Industri Kementrian Perindustrian melalui www.kemenperin.go.id laju pertumbuhan perusahaan makanan dan minuman menurun drastis bila dibanding tahun 2007. Laju pertumbuhan sektor ini tahun 2008 hanya sebesar 2,34 %. Demikian hal nya laju pertumbuhan tahun 2010 menurun drastis dari tahun 2009. Laju pertumbuhan tahun 2010 hanya sebesar 2,78 %. Hal ini disebabkan karena adanya krisis global tahun 2008 dan 2010 yang juga mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia.Tetapi perusahaan sektor makanan dan minuman masih cukup baik karena dalam situsi krisis global,laju pertumbuhan sektor ini masih positif. Bahkan hanya setahun dari krisis global 2008 laju pertumbuhan perusahaan sektor makanan dan minuman mampu naik menjadi 11,22 %. Demikian hal nya pada tahun 2011 mampu mencapai laju pertumbuhan sebesar 9,19 %,dan tahun 2012 menurun menjadi 7,74 %.

4 Pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas dapat tergambar bahwa subsektor makanan dan minuman termasuk subsektor industri yang stabil dan strategis. Laju pertumbuhan subsektor industri makanan dan minuman selama tahun 2008-2012 tidak pernah negatif seperti yang dialami subsektor lainnya yang masuk kelompok sektor industri pengolahan nonmigas. Hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk yang sangat besar dan terus bertambah sehingga kebutuhan pasar domestik sangat besar, sesuai dengan data BPS pada 2012, jumlah penduduk Indonesia tercatat 245,19 juta jiwa dengan pertumbuhan rata-rata per tahun mencapai 1,66%. Kondisi ini menggambarkan betapa besarnya potensi pasar Indonesia untuk berbagai produk, termasuk produk makanan dan minuman. Perilaku konsumsi dan populasi penduduk yang berjumlah besar, selalu menjadi incaran bagi para pelaku usaha. Dengan jumlah penduduk yang besar di antara negara-negara ASEAN, Indonesia juga telah lama menjadi sasaran empuk berbagai industri. Tak terkecuali industri sektor makanan dan dan minuman olahan. Apalagi tingkat permintaannya, nyaris tak pernah surut. Bahkan di tengah krisis ekonomi sekalipun, permintaan produk makanan dan minuman tetap tidak pernah sepi. Meningkatnya pendapatan per kapita (GDP) yang kini menjadi di atas US$ 3.000, telah melahirkan konsumen baru di level menengah. Terbukti meski terkena imbas krisis ekonomi global sekalipun seperti tahun 2008-2010, industri sektor ini masih bisa bertumbuh. Tahun 2008 bertumbuh 2,34%, tahun 2009 melonjak hingga 11,22% dan tahun 2010 tumbuh sebesar 2,78%. Perubahan laba yang tinggi mengindikasikan laba yang diperoleh perusahaan tinggi, sehingga tingkat pembagian deviden perusahaan tinggi pula. Hal ini akan mempengaruhi keputusan investasi para investor yang akan menanamkan modalnya ke dalam perusahaan karena investor mengharapkan dana yang diinvetasikan ke dalam perusahaan akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi. Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian terdahulu. Penelitian ini menggunakan data dari tahun 2010-2013 pada perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga diharapkan penelitian ini menjadi lebih terbaru. Peneliti memilih meneliti perusahaan yang terdaftar di di Bursa Efek Indonesia karena melalui Bursa Efek Indonesia peneliti dapat memperoleh laporan keuangan dan data

5 perusahaan barang konsumsi yang diperlukan dalam penelitian khususnya yang menjadi objek penelitian secara lengkap. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO) dan Return On Asset (ROA) terhadap Perubahan Laba (Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013) 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset secara parsial terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013? 2. Apakah terdapat pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turnover dan Return On Asset secara simultan terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013? 1.3 Ruang lingkup Pembahasan Untuk memperjelas gambaran pembahasan dan analisis menjadi terarah sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya yaitu variabel yang digunakan Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover dan Return On Asset (ROA) terhadap Perubahan laba pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2013 yang diakses melalui (www.idx.co.id).

6 1.4.1 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER),Total Asset Turnover (TATO) dan Return On Asset (ROA) secara parsial terhadap perubahan laba pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. 2. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER),Total Asset Turnover (TATO) dan Return On Asset (ROA) secara simultan terhadap perubahan laba pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. 1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk penelitian lebih lanjut mengenai Current Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER),Total Asset Turnover (TATO) dan Return On Asset (ROA) terhadap perubahan laba pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Sebagai bahan referensi dan bahan masukan untuk penelitian selanjutnya atau penelitian lain yang sejenis.