BAB V PENUTUP. kewajiban memberikan nafkah pemeliharaan anak tersebut. nafkah anak sebesar Rp setiap bulan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR. 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN NAFKAH ANAK OLEH ISTRI YANG DICERAI TALAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kamus bahasa arab, diistilahkan dalam Qadha yang berarti

1 Pasal 105 Inpres Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam 2 Salinan Putusan nomor 0791/ Pdt.G/2014/PA.Kab.Mlg, h. 4.

DAFTAR PUSTAKA. Al Barry, Zakariya Ahmad. Hukum Anak-anak Dalam Islam. Penerjemah. Chadijah Nasution. Jakarta: Bulan Bintang, 1977.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah Siddik, Hukum Perkawinan Islam, Tintamas, Jakarta, Indonesia, Kencana, Jakarta, 2010.

TIDAK TERPENUHI NAFKAH SECARA BAIK SEBAGAI ALASAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN UU NO.1 TAHUN 1974

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB V PENUTUP. 1. Pendapat ulama Muhammadiyah dan Nahd atul Ulama (NU) di kota. Banjarmasin tentang harta bersama.

BAB II LANDASAN TEORI. ) diambil dari kata ( berusaha mendidiknya dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis kasus dan penetapan Pengadilan Agama Klas IA Bengkulu

KAJIAN TERHADAP ALASAN MEMPELAI MEMILIH PENGHULU SEBAGAI WAKIL WALI NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG SKRIPSI.

BAB II LANDASAN TEORI. bercerai berarti: tidak bercampur (berhubungan, bersatu) lagi, berhenti berlakibini. perceraian, dan atas putusan pengadilan.

DAFTAR PUSTAKA. A. Munir, dan Sudarsono, 2013, Dasar-Dasar Agama Islam, PT Rineka Cipta, Jakarata.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. oleh hakim Pengadilan Agama Blitar meliputi 3 (tiga) tahapan, yaitu tahap

BAB IV. ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN HAKIM NO. 5667/PDT.G/2013/PA. Kab Mlg TENTANG PENAMBAHAN NAFKAH ANAK SETIAP PERGANTIAN TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI

al-za>wa>j atau ahka>m izwa>j. 1

BAB V PENUTUP. harta milik tidak sempurna di Veeva Rent Car n Motor Malang maka peneliti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA. Sastroatmojo, Arso, 2008, Hukum Perkawinan, Bulan Bintang, Jakarta. Abdurrahman, 2003, Masalah-Masalah Hukum Perkawinan Di Indonesia,

DAFTAR PUSTAKA. Adi, Rianto, Metodologi Penelitian Sosial Dan Hukum, Granit, Jakarta, 2004

DAFTAR PUSTAKA. A.Rahman I.Doi, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syariah), Raja. Grafindo Persada, Jakarta, 2002.

BAB I PENDAHULUAN. istri dan anak-anaknya, ini didasarkan pada Surat Al-Baqarah ayat 233. Yang

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Achmad. Menguak Tabir Hukum. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam mengatur hubungan manusia dengan Sang. Penciptanya dan ada pula yang mengatur hubungan sesama manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan bagian dari hukum perdata. dikemukakan oleh Abdul Ghofur Anshori, yaitu hukum perkawinan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

DAFTAR PUSTAKA. Asmawi, Mohammad. Nikah (dalam Perbincangan dan Perbedaan). Yogyakarta:

ANALISA PUTUSAN HAKIM NOMOR : 1358/Pdt.G/2009/PA. Kab.Mlg.TENTANG GUGAT CERAI YANG DIAJUKAN OLEH ISTRI SEBAGAI TENAGA KERJA WANITA (TKW)

DAFTAR PUSTAKA. Abi Al Husain Muslim, J mi`u Al Shahih, Beirut : D r Al-Fikri.

BAB V PENUTUP. 1. Usaha yang dilakukan keluarga MRA dan keluarga AL dalam membina. Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya adalah dengan memenuhi

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA TENTANG CERAI GUGAT DENGAN ALASAN IMPOTEN. A. Prosedur Cerai Gugat Dengan Alasan Impoten

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam agama Islam mempunyai kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah dalam dua jenis yaitu laki-laki dan

MEWACANAKAN WALI ADHAL SEBAGAI PERKARA CONTENTIOUS

BAB IV. ANALISIS HUKUM ACARA PERADILAN AGAMA TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA BUKITTINGGI NOMOR:83/Pdt.P/2012/PA.Bkt

DAFTAR PUSTAKA. Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB IV CERAI TALAK DALAM PERSPEKTIF YURIDIS. DALAM PUTUSAN PERKARA NO. 0181/Pdt.G/2013/PA.Gs PENGADILAN AGAMA GRESIK

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan

BAB I PENDAHULUAN. peradilan dilingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan di Ibu

BAB I PENDAHULUAN. zoon politicon, yakni sebagai makhluk yang pada dasarnya. selalu mempunyai keinginan untuk berkumpul dengan manusia-manusia lainnya

BAB I PENDAHULUAN. sesungguhnya jika perhiasan dilakukan secara komprehensif. 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perkawinan mempunyai nilai-nilai yang Sakral dalam agama, karena

BAB I PENDAHULUAN. Perceraian dalam istilah ahli Fiqih disebut talak atau furqah. Adapun

DAFTAR PUSTAKA. A. Karim, Adiwarman Bank Islam Analisis Fiqih dan keuangan (Jakarta: RajaGrafindo Persada.

PERTIMBANGAN HAKIM PADA PUTUSAN GUGAT REKONVENSI TERHADAP CERAI TALAK

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN AGAMA SURABAYA NO. 950/PDT.G/2012/PA.SBY TENTANG PERCERAIAN TANPA ADANYA

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR BACAAN

BAB I PENDAHULUAN. memang mengalami kemajuan yang pesat. Itu dikarenakan banyaknya

TINGKAT KESADARAN HUKUM ISTERI DALAM PERKARA CERAI GUGAT S K R I P S I

BAB VI PENUTUP. wanita yang dicerai oleh suaminya tersebut. Meskipun pengucapan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan untuk dilakukan dan apa yang dalam kenyataan dilakukan. 1

BAB II PERCERAIAN, NAFKAH DALAM KELUARGA DAN H{A<D{ANAH

BAB I PENDAHULUAN. atau sesuatu yang bisa dipahami, maka dengan demikian itu terjadilah

DETERMINAN TERJADINYA PERCERAIAN DI KECAMATAN GRABAG

DAFTAR PUSTAKA. Al Indunisi, Ahmad Nahrawi Abdussalam, 2008, Ensiklopedi Imam Syafi i, PT.Mizan Publika, Jakarta Selatan.

C. Wawancara dengan tokoh masyarakat 1. Bagaimana Anda memahami nikah sirri di desa ini? 3. Apa saja faktor-faktor terjadinya nikah sirri?

BAB I PENDAHULUAN. Pengadilan Agama sebagai Badan Pelaksana Kekuasaan Kehakiman. memiliki tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan mengadili serta

BAB V PENUTUP. dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Mekanisme pembiayaan istishna: nasabah datang ke bank untuk

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, H., 1995, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, cet. ke-2, Jakarta: CV. Akademika Pressindo.

Putusan di atas merupakan putusan dari perkara cerai talak, yang diajukan. oleh seorang suami sebagai Pemohon yang ingin menjatuhkan talak raj i di

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan ibadah kepada-nya, tetapi sekaligus menimbulkan akibat Hukum ke

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan nikah yang mengandung banyak kemashlahatan yang. dianjurkan, maka perceraian hukumnya makruh. 1

pengadilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 786/PDT.G/2010/PA.MLG PERIHAL KUMULASI PERMOHONAN IZIN POLIGAMI DAN IS BAT NIKAH

BAB IV PENUTUP. 1. Aktivitas keagamaan di pondok sosial Babat Jerawat mengalami

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan agar hidup berdampingan, saling cinta-mencintai dan. berkasih-kasihan untuk meneruskan keturunannya.

KONSEP AHLI WARIS RADD MENURUT MUHAMMAD ALI AL SHABUNI DAN HUKUM WARIS ISLAM (STUDI KOMPERATIF) SKRIPSI

A. Analisis Pertimbangan Hukum dan Dasar Hukum Putusan PA Nomor. Agama Pasuruan, yang mana dalam bab II telah dijelaskan tentang sebab

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan atau kafā'ah. Karena dalam pandangan Islam perkawinan

DAFTAR PUSTAKA. Afdol, Penerapan Hukum Waris Islam Secara Adil, Airlangga University Press, Surabaya, 2003.

BAB IV PENUTUP. 1. Pendapat hakim Pengadilan Agama Kelas I A Bengkulu mengenai hubungan

DAFTAR PUSTAKA. Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Akademiko Pressindo, 1992).

Dengan adanya masalah pokok diatas maka dapat pula dikemukakan dua sub masalah, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. tidak memungkinkan lagi untuk mewujudkan perdamaian, maka hukum Islam

BAB II BATAS USIA ANAK DALAM HAK H{AD{A<NAH PASCA PERCERIAN MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. dengan ikatan yang lainnya. Ada banyak hal yang harus dilalui saat akan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah wa rahmah. 3 Agar

BAB I PENDAHULUAN. Agama harus dikukuhkan oleh Peradilan Umum. Ketentuan ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah makhluk sosial yang harus diakui keberadaanya, dalam membentuk keluarga, masyarakat dan negara. Anak juga merupakan

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin. Pengantar Metode Penelitian Hukum. Jakarta:

PUTUSAN Nomor 35/Pdt.G/2015/PTA. Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

DAFTAR PUSTAKA. Al-Imam Abu Al-Husain Muslim bin Al-Hay Al-Qusyairy Al-Naisaburi, 677 Hijriyah, Sahih Muslim, Darul Kitab Al-Amaliyah, Bairut Libanon.

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia untuk menikah, karena menikah merupakan gharizah insaniyah (naluri

Kecamatan yang bersangkutan.

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

Lex Administratum, Vol. V/No. 5/Jul/2017. Kata kunci: Penyelesaian sengketa, harta bersama, agunan, perceraian.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita untuk membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan Tuhan Yang Maha Esa secara berpasangpasangan. yaitu laki-laki dan perempuan. Sebagai makhluk sosial, manusia

BAB IV MUTAH DALAM PERKARA CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA SURABAYA. A. Analisis Dasar Pertimbangan Hakim Menggunakan atau Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan menyebutkan bahwa, Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara pria

BAB I PENDAHULUAN. wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga

Transkripsi:

70 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan-pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam penelitian ini, dasar hukum yang digunakan oleh majelis hakim untuk membuat putusan yaitu, pasal 41 huruf (b) UU No. 1 Tahun 1974 sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Pasal ini menyebutkan bahwa ibu ikut menanggung biaya pemeliharaan anak jika bapak tidak dapat menjalankan kewajiban memberikan nafkah pemeliharaan anak tersebut. Dan dalam putusan ini hakim beralasan bahwa Pemohon tidak lagi bekerja sehingga tidak ada membayar tuntutan Termohon untuk membayar nafkah anak sebesar Rp 900.000.- setiap bulan. 2. Melalui analisis yuridis yang telah dijelaskan di atas, putusan hakim nomor 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn yang menolak permohonan nafkah anak oleh istri yang dicerai talak sudah tepat. Dimulai dari keterangan pasal 41 huruf (b) UU No. 1 Tahun 1974 yang artinya bapak (dalam hal ini sebagai Pemohon) tetap memiliki kewajiban memberi kewajiban nafkah anak bersama ibu (Termohon). Jika pada saat perceraian bapak tidak memiliki pekerjan maka 73

71 nafkah tersebut menjadi hutang bagi bapak. Juga dalam pasal 45 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 mengatakan bahwa kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya. Dan dilanjutkan oleh ayat (2), bahwa kewajiban di atas akan terus berlaku walaupun hubungan perkawinan antara bapak dan ibu telah putus. Dan berdasarkan pasal 105 huruf (c) dan pasal 149 huruf (d) KHI yang berbunyi, Biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya. Dari pasal-pasal tersebut menjelakan bahwa tanggung jawab sebagai bapak akan terus melekat walau hubungan antara bapak dan ibu telah putus. Hakim menolak permohonan nafkah anak yang diajukan oleh Termohon tidak berarti bapak lepas dari tanggung jawab memelihara dan mendidik anak mereka, hanya saja hakim menolak menentukan jumlah nominal yang diajukan. Dengan demikian bapak mempunyai tanggung jawab nafkah anak sesuai dengan kemampuannya. B. Saran Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang hukum acara perdata. Oleh karena itu penulis menyajikan saran-saran yang patut diperhatikan, sebagai berikut: 1. Hendaknya para penegak hukum lebih teliti dalam memberikan putusan, agar tidak merugikan salah satu pihak.

72 2. Hakim dapat memformulasikan berapa jumlah nafkah yang pantas ditanggung oleh suami dalam keadaan tidak bekerja dengan mengabulkan sebagian permohonan istri, karena notabene bapak sudah pernah bekerja. 3. Dalam kasus ini kiranya dapat dirujukkan pada pasal 98 KHI yang mengatur tentang pemeliharaan anak. Pada pasal 98 ayat (3) KHI ini menyebutkan bahwa Pengadilan Agama dapat menunjuk salah seorang kerabat terdekat yang mampu menunaikan kewajiban pemeliharaan anak apabila kedua orang tuanya tidak mampu. 4. Kepada para pihak yang ingin berperkara di Pengadilan hendaknya paham tentang perkara yang diajukan, agar tidak terjadi kesalahan yang dapat merugikan diri sendiri.

73 DAFTAR PUSTAKA Abdul Rahman Ghozaly, Fiqh Munakahat, Jakarta: Kencana, 2013, Cetakan ke-3. Ahmad Rofiq, Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persida, 1997. Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Jakarta: Kencana, 2007. Bisri, Cik Hasan, Peradilan Agama (di Indonesia), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998. Fokusmedia, Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Fokusmedia, 2005. H.M.A. Tihami, dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat (Kajian Fikih Nikah Lengkap), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009. Hasbi Al-Shiddieqi, Al-Quran dan Terjemahnya: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, Jakarta: Depak RI, 1989. Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan, Jakarta: Bulan Bintang, 1974. Kamal, Musthafa, dkk, Fikih Islam (Sesuai Dengan Putusan Majelis Tarjih), Jogjakarta: Citra Karsa Mandiri, 2002. M. Anshary MK, Hukum Perkawinan di Indonesia (Masalah-Masalah Krusial), Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007.

74 Mughniyah, Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab (penerjemah: Idrus Al- Kaff dkk), Jakarta: Lentera 1996. Muhammad Syaifuddin, dkk, Hukum Perceraian, Jakarta: Sinar Grafika, 2013. Muhammad bin Isma il As-Shan ani, Subulus Salam al-juz Tsalist, (Bairut: Dar al-fikr 1991) Partanto, Pius A. dan M. Dahlan al-barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, t.t. Saleh Al-Fauzan, Al-Mulakhkhasul Fiqhi (Penerjemah :Abdul Hayyie al- Kattani, dkk, Fiqih Sehari-Hari), Jakarta : Gema Insani, 2006. Shomad, Abd., Hukum Islam (Penormaan Prinsip Syariah Dalam Hukum Indonesia), Jakarta: Kencana, 2012. Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan (Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan), Yogyakarta: Liberty, 1982. Soetojo Prawiromidjodjo dan Marthalena Pohan, Sejarah Perkembangan Hukum Perceraian di Indonesia dan di Belanda. Wahyu Ernaningsih dan Putu Samawati, Hukum Perkawinan Indonesia, Palembang: PT. Rambang Palembang, 2008. Depag RI, Al-Quran dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit J-Art, 2004. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.