BAB II PEMBAHASAN PENDAHULUAN I.1 Tujuan dan Peranan KDPPLKS

dokumen-dokumen yang mirip
PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Pertemuan: 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

BAB II PSAK NO. 1 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN PSAK NO. 101 TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED KDPPLKS Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 1 ED KDPPLKS PENDAHULUAN Tujuan

5. Tujuan laporan keuangan syariah untuk tujuan umum adalah :

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB II LANDASAN TEORI

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kebutuhan informasi dalam bentuk laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu

30 Juni 31 Desember

BAB II PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN OLEH USAHA KECIL DAN MENENGAH. 2.1 Kesadaran Dalam Menyusun Laporan Keuangan

Ruang Lingkup PSAK SYARIAH

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH ASET LANCAR

ANALISIS PENGARUH ROA, ROE, DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI

BAB II BAHAN RUJUKAN

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PT SKYBEE, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB I PENDAHULUAN. non keuangan sangatlah penting. Informasi yang terkandung dalam laporan

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS Perusahaan Kosmetik Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dirangkum menjadi suatu laporan yang merupakan representasi kinerja dari pihak

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

Exposure Draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia sendiri telah ditetapkan sebuah peraturan yang mewajibkan

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Era yang semakin maju mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan salah satunya berupa informasi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan secara umum adalah berusaha menjaga kelangsungan

PT RICKY PUTRA GLOBALINDO Tbk dan ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI. Pada tanggal 30 Maret 2012 dan 2011 (Tidak Diaudit)

BAB I PENDAHULUAN. masalah mulai dirasakan oleh banyak negara. Dalam konteks akuntansi maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyajian Laporan Keuangan Syariah ED PSAK 101 Hak Cipta 2006 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ED

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana (issuer) dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

LAPORAN KEUANGAN BANK

BAB I PENDAHULUAN. didominasi oleh dua subsektor utama, yaitu fashion yang memberi kontribusi hingga

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan)

AKUNTANSI KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kembang sejak sebelum berdirinya Negara ini. Hal ini patut kita banggakan.

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi diarahkan untuk mencapai hasil tertentu dan hasil tersebut harus

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui

AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c,2e,4, Penyertaan sementara 2c,2f,

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

Manajemen Keuangan. Konsep Dasar Laporan Keuangan. YANANTO MIHADI PUTRA, S.E., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

PSAK AKUNTANSI SYARIAH. Imam Subaweh

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 101 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang

(Study Empiris Pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI)

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

BAB 1 AKUNTANSI DAN LINGKUNGANNYA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PSAK 4 LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI Aria Farah Mita

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian adalah kemampuan perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sebuah seni, ilmu (science) maupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar keuangan Indonesia. Memobilisasi dana masyarakat untuk investasi,

Perancangan Format Laporan Keuangan Perusahaan Studi Kasus PT Prakasa Wyra Surya

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

POKOK POKOK PERUBAHAN ISI PROSPEKTUS HMETD

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PT MUSTIKA RATU Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. social disclosure, corporate social responsibility, social accounting (Mathews,

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

BAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi seperti perusahaan swasta, unit pemerintah, organisasi

Transkripsi:

BAB II PEMBAHASAN I. PENDAHULUAN Kerangka dasar merupakan rumusan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal. Adanya perbedaan karakteristik antara bisnis yang berlandaskan pada syariah dengan bisnis konvensional menyebabkan ikatan akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keungan bank syari ah (KDPPLKBS) pada tahun 2002. KDPPLKBS selanjutnya di sempurnakan pada tahun 2007 menjadi kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syari ah (KDPPLKS). Penyempurnaan KDPPLKS terhadap KDPPLKBS di lakukan untuk memperluas cakupannya sehingga tidak hanya untuk transaksi syari ah pada bank syari ah, melainkan juga pada jenis institusi bisnis lain, baik yang berupa entitas syari ah maupun entitas konvensional yang bertransaksi dengan skema syari ah. Berdasarkan pengantar yang disampaikan oleh Dewan standar Akuntansi Keuangan dalam Exposure Draf KDPPLKS dengan KDPLKBS (2002). Sistematika KDPPLKBS (2002) hanya menyajikan kerangka dasar yang berbeda dari KDPPLK (2004) dan jika diatur secara khusus diasumsikan kerangka dasar yang ada dalam KDPPLK (1994) dianggap juga berlaku dalam bank syari ah. I.1 Tujuan dan Peranan KDPPLKS IAI (2007) menjelaskan bahwa Kerangka Dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi : a. Penyusun standar akuntansi keuangn syari ah, dalam pelaksanaan tugasnya; b. Penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syari ah yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syari ah;

c. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip syari ah yang berlaku umum; dan d. Para pemakai Laporan Keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syari ah. 1 I.2 Ruang Lingkup Seperti dijelaskan (IAI, 2007), kerangka dasar ini membahas : a. tujuan laporan keuangan; b. karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan; dan c. definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan Lebih lanjut dijelaskan, Kerangka dasar ini membahas laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statements, yang selanjutnya hanya disebut laporan keuangan ), termasuk laporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara pemakai ini memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak pemakai sangat tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka. Laporan keuangan dengan tujuan khusus seperti prospektus, dan perhitungan yang dilakukan untuk tujuan perpajakan tidak termasuk dalam kerangka dasar ini. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan keuangan atas kegiatan komersial dan atau sosial. Laporan keuangan kegiatan komersial meliputi neraca, laporan laba rugi, 1 Wiyono Slamet & Maulamin Taufan, Memahami Akuntansi Syariah Di Indonesia, (Jakarta, Mitra Wacana Media,2012) hlm 68

laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan perubahan ekuitas), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan atas kegiatan social meliputi laporan sumber dan penggunaan dana zakat, dan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan. Di samping itu juga termasuk, skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri dan geografis. Kerangka dasar ini berlaku untuk semua jenis transaksi syariah yang dilaporkan dalam laporan keuangan entitas syariah maupun entitas konvensional, baik sektor publik maupun sector swasta. Entitas syariah pelapor adalah entitas syariah yang laporan keuangannya digunakan oleh pemakai yang mengandalkan laporan keuangan tersebut sebagai sumber utama informasi keuangan entitas syariah. Entitas konvensional yang melakukan transaksi syariah tidak perlu menyiapkan laporan keuangan syariah secara lengkap melainkan hanya melaporkan transaksi syariah sesuai dengan ketentuan standar akuntansi syariah dalam laporan keuangan konvensional. 2 Dapat penulis jelaskan lebih lanjut, bahwa kerangka dasar ini bukan hanya berlaku bagi entitas syariah saja, melainkan juga entitas lainnya (konvensional) yang melakukan transaksi syariah dengan entitas syariah lainnya. Tidak seperti kerangka dasar yang menjadi dasar pelaksanaan PSAK No. 59 yang khusus untuk bank syariah. I.3 Pemakai dan Kebutuhan Informasi a. Investor. Investor dan penasehat berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk 2 Wiyono Slamet & Maulamin Taufan, Memahami Akuntansi Syariah Di Indonesia, (Jakarta, Mitra Wacana Media,2012) hlm 69

membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan entitas syariah untuk membayar dividen. b. Pemberi dana qardh. Pemberi dana qardh tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana qardh dapat dibayar pada saat jatuh tempo c. Pemilik dana syirkah temporer. Pemilik dana syirkah temporer yang berkepentingan akan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan investasi dengan tingkat keuntungan yang bersaing dan aman. d. Pemilik dana titipan. Pemilik dana titipan tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah dana titipan dapat diambil setiap saat. e. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta mereka yang berkepentingan akan informasi mengenai sumber dan penyaluran dana tersebut. f. Pengawas syariah. Pengawas syariah yang berkepentingan dengan informasi tentang kepatuhan pengelola entitas syariah akan prinsip syariah. g. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas syariah. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan entitas syariah dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja. h. Pemasok dan mitra usaha lainnya. Pemasok dan mitra usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Mitra usaha berkepentingan pada entitas syariah dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada

pemberi pinjaman qardh kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup entitas syariah. i. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup entitas syariah, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada, entitas syariah. j. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas entitas syariah. Mereka juga membutuhkan