Bab I PENDAHULUAN. sesamanya. Hubungan sosial di antara manusia membentuk suatu pola kehidupan tertentu yang

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. ANALISIS MAKNA SIMBOLIS DALAM RITUAL WUAD WA I (Studi Komunikasi Budaya Pada Anggota Ikatan Pemuda Manggarai Kota Kupang)

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

Sebagai ilustrasi, orang Batak dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan. sopan sedangkan orang Batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap lingkungan budaya senantiasa memberlakukan nilai-nilai sosial budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Setiap manusia hidup dalam suatu lingkaran sosial budaya tertentu.

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pernikahan adalah salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial, dimana kehidupan manusia ditandai dengan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

BAB I PENDAHULUAN. kesatuan dari gagasan simbol-simbol dan nilai-nilai yang mendasari hasil karya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang beranekaragam. Menurut Sujarwa (1998:10-11), kebudayaan adalah seluruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB I PENDAHULUAN. penuturnya dilindungi oleh Undang-undang Dasar Dalam penjelasan Undangundang

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu alat penghubung antara yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. pulau dan bersifat majemuk. Kemajemukan itu berupa keanekaragaman ras,

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang. terdiri dari ribuan pulau-pulau dimana masing-masing penduduk dan suku

BAB I PENDAHULUAN. istiadat. Wujud kedua, adalah sistem sosial atau social sistem yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. zaman itu masyarakat memiliki sistem nilai. Nilai nilai budaya yang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB V PENUTUP. keluarga serta orang lain atau anggota masyarakat yang lain. Salah satu tradisi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

Workshop Penyusunan Data Awal Referensi Nilai Budaya Tak Benda Kab. Sumba Barat Daya Prov. Nusa Tenggara Timur

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB I PENDAHULUAN. dinamakan mampu berbuat hamemayu hayuning bawana (Suwardi Endraswara,

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

BAB I PENDAHULUAN. Pada makanan tertentu bukan hanya sekedar pemenuhan kebutuhan biologis,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat setiap suku. Kebudayaan sebagai warisan leluhur dimiliki oleh

I. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ada disekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Bakkara (2011) ada 3 Bius induk yang terdapat di Tanah Batak sejak awal peradaban bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keanekaragaman kulinernya yang sangat khas. Setiap suku bangsa di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. manusianya. Ilmu pengetahuan, teknologi dan seni menjadi perhatian utama dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniati, 2013

Oleh: Rivzal Putra Sakti Mahasiswa Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. Museum Budaya Dayak Di Kota Palangka Raya Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Flores, Sumba, Timor, Adonara, Lembata, Alor, Sabu, dan Rote (Hartono,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya

I. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu olahraga. Dapat dibuktikan jika kita membaca komik dan juga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PASAR SENI DI WAIKABUBAK SUMBA BARAT NTT ARSITEKTUR TRADISIONAL SEBAGAI ACUAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tidak asing lagi di telinga masyarakat pengertian dan pemahaman tentang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebudayaan merupakan corak kehidupan di dalam masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang dirasakan semakin kuat mencengkram memasuki abad dua puluh

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian dalam kehidupan manusia telah menjadi bagian dari warisan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari orang Jawa. Keyakinan adanya tuhan, dewa-dewa, utusan, malaikat, setan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

Transkripsi:

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain atau sesamanya. Hubungan sosial di antara manusia membentuk suatu pola kehidupan tertentu yang sering disebut budaya. Budaya merupakan akar dari keberadaban manusia. Budaya merupakan identitas dari seorang individu. Apabila seorang manusia memahami arti budaya maka tindakan yang dilakukannya akan sesuai dengan pola budaya yang sudah dibuat oleh para leluhur atau nenek moyangnya. Hubungan yang dibentuk antara manusia dan alam lingkungan di sekitarnya ini yang menjadi dasar dari suatu budaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiman (2002: 43). Dikatakan juga bahwa semua budaya yang telah dibentuk dan diciptakan oleh para leluhur sebelumnya untuk menjaga keselarasan antara manusia dan alam mulai pudar, karena adanya perubahan pandangan hidup dan kebiasaan masyarakat yang dipengaruhi oleh perkembangan jaman. Pola budaya sudah ada dan berakar sejak dulu saat manusia mulai berpikir bahwa segala yang ada di sekitarnya dan menjalin hubungan yang baik dengan alam. Apabila hubungan tersebut tidak dijaga, maka manusia bisa mengalami bencana sebagai konsekuensinya. Setiap manusia memiliki dan mewarisi kebudayaan tertentu. Manusia merupakan gambaran budayanya karena lahir dari kebudayaan dan keseluruhan aspek hidupnya dipengaruhi oleh kebudayaan. Liliweri (2011: 56), menyatakan bahwa budaya adalah salah satu sisi penting keberadaan manusia dan merupakan kata kunci dalam memahami manusia dari aspek fenomenalogis. Dikatakan juga bahwa setiap manusia memiliki dan mewarisi kebudayaan tertentu. Kebudayaan juga dibangun dan dipengaruhi oleh berbagai nilai yang ada termasuk di

dalamnya adalah konsepsi atau pandangan hidup, kosmologi, dan ontologi yang merupakan implikasi unsur religi dari kebudayaan. Pandangan hidup mengarahkan manusia untuk meyakini keberadaan wujud tertinggi, hal-hal yang bersifat supranatural, norma yang mengatur masalah kemanusiaan, objek-objek bukan manusia, dan lingkungan alam. Hubungan antara manusia dan alam lingkungannya inilah yang membentuk sebuah kebudayaan. Manusia berpikir bahwa jika hubungan yang mereka bangun dengan alam tidak baik atau saat manusia tidak menjaga hubungan yang baik dengan alam, maka akan berakibat pada kehidupan manusia itu sendiri. Mereka percaya bahwa pola hubungan yang tidak harmonis dengan alam ini dapat mengakibatkan sebuah bencana yang merugikan mereka sendiri. Negara Indonesia terdiri atas berbagai macam suku, adat, dan budaya yang beranekaragam. Hal inilah yang membuat Negara Indonesia menjadi unik dan berbeda dengan Negara lain di dunia. Salah satu Provinsi yang mempunyai budaya yang beranekaragam tersebut salah satunya adalah Nusa Tenggara Timur (NTT). Provinsi ini mempunyai 21 kabupaten yang memiliki budayanya masing-masing. Meskipun berbeda-beda budaya dari setiap Kabupaten ini, namun tetap bisa bersatu dan hidup berdampingan secara harmonis. Suku Manggarai salah satunya, pola hubungan interaksi antara individu dengan sesamanya ini yang membentuk sebuah kebudayaan. Manggarai sendiri memiliki asal-usul kebudayaan berupa kerajaan-kerajaan. Kerajaan-kerajaan tersebut terbagi atas empat bagian yakni, kerajaan Todo, kerajaan Bajo, kerajaan Cibal, dan kerajaan Reok. Keempat kerajaan tersebut sering berperang untuk memperebutkan daerah kekuasaan, kemudian perang tersebut akhirnya berakhir dan di menangkan oleh kerajaan Todo. Setelah berakhirnya peperangan tersebut, maka munculah nama Manggarai yang terdiri dari dua kata yakni, Manggar (angkat jangkar) dan lari.

Salah satu budaya masyarakat Suku Manggarai yang mempunyai nilai budaya luhur adalah Ritual Wuad Wa i. Budaya ini menyiratkan penyerahan diri yang total orang Manggarai kepada penyelenggaraan Ilahi dan leluhur untuk anak yang hendak melanjutkan studi di tanah orang atau di luar daerah. Oleh karena itu budaya ini sudah sepantasnya dipertahankan keberadaannya. Proses ritual Wuad Wa i diawali dengan menyiapkan sirih dan pinang yang merupakan simbol persembahan kepada leluhur. Selanjutnya dilakukan lantunan-lantunan adat dari tua adat menggunakan ayam putih (lalong bakok). Ayam putih akan disembelih sebagai simbol ketulusan dari keluarga kepada leluhur untuk meminta penyertaan terhadap anak mereka yang hendak melanjutkan studinya. Budaya ini secara perlahan mulai kurang dimaknai secara baik oleh generasi muda dikarenakan perkembangan jaman dan teknologi yang semakin maju membuat kaum muda lebih tertarik dengan hal-hal yang bersifat modern daripada kebudayaan yang tradisional. Hasil wawancara penulis dengan Bapak Simon Sat dan John Natol, Tua Adat Manggarai yang ada di Kupang, Sabtu 2 April 2016 di kediaman mereka masing-masing mengatakan bahwa dalam melakukan ritual ini kaum muda wajib ikut serta sebab mereka merupakan generasi penerus kebudayaan ini, namun kedua tua ada itu juga mengatakan bahwa banyak dari kaum muda yang ikut serta ritual ini namun tidak mengetahui makna dari simbol-simbol yang digunakan dalam ritual tersebut. Generasi muda suku Manggarai yang menuntut ilmu di Kota Kupang cukup banyak dan mereka diwadahi dalam sebuah organisasi yang ada di Kota ini. Ikatan Mahasiswa Pemuda Manggarai salah satunya yang mewadahi kaum muda Manggarai khususnya mahasiswa yang ada di Kupang. Anggota dari organisasi ini sering menghadiri ritual Wuad Wa i dan mereka

mengetahui simbol-simbol dalam ritual ini, tetapi mereka mengikuti ritual ini hanya karena tradisi yang ada di Manggarai. Ritual Wuad Wa i wajib dilakukan untuk menjaga hubungan antara orang yang masih hidup dengan para leluhur yang dipercaya oleh masyarakat Manggarai mengandung suatu kekuatan supranatural yang dapat membawa keberhasilan bagi studi anak mereka. Sehingga harus dimaknai oleh kaum muda Manggarai, sebab ritual ini merupakan simbol permohonan akan penyertaan leluhur dan Tuhan untuk anak yang hendak menuntut ilmu atau merantau. Lalong Bakok (ayam putih) merupakan salah satu simbol yang digunakan dalam ritual ini sebab ayam putih menyiratkan arti kesucian dan ketulusan niat keluarga dan orang-orang yang mendukung ritual ini. Selain itu juga sebagai lambang kejujuran, ungkapan ketidaktahuan yang tulus sekaligus kerendahan hati untuk mempelajari hal-hal baru. Bertolak dari latar belakang ini, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul: Analisis Makna Simbolis Dalam Ritual Wuad Wa i (Studi Komunikasi Budaya Pada Ikatan Pemuda Manggarai Kota Kupang Di Kota Kupang). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan pertanyaan penelitian ini adalah Apa Saja Makna Simbolis Yang Terkandung Dalam Simbol-Simbol Pada Ritual Wuad Wa i Menurut Ikatan Mahasiswa Pemuda Manggarai di Kota Kupang? 1.3 Batasan Penelitian Penelitan ini hanya dibatasi pada makna simbolis dalam simbol-simbol yang ada pada ritual Wuad Wa i oleh Ikatan Mahasiswa Pemuda Manggarai Kota Kupang. 1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui makna simbolis yang terkandung dalam ritual Wuad Wa i oleh Ikatan Mahasiswa Pemuda Manggarai Kota Kupang. 1.4.2 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh pengetahuan tentang pemahaman dalam memaknai simbol-simbol pada ritual Wuad Wa i oleh Ikatan Mahasiswa Pemuda Manggarai Kota Kupang. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini akan mempunyai dua manfaat, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis. Berikut ini adalah pemaparan kedua manfaat tersebut. 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi akademik bagi pengembangan Ilmu Sosial pada umumnya dan Ilmu Komunikasi pada khususnya dalam melaksanakan studi tentang komunikasi budaya. 1.5.2 Kegunaan Praktis Berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan yang berguna bagi pihak-pihak yang memerlukannya: 1. Bagi Almamater, hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk melengkapi kepustakaan, serta sebagai bahan referensi berkaitan dengan budaya Manggarai. 2. Bagi penulis, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dan sebagai sumber pengetahuan tentang ritual suku Manggarai

3. Bagi peneliti lain yang membutuhkannya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi tambahan bagi mereka yang tertarik untuk melakukan penelitian tentang obyek yang sama. 4. Bagi kaum muda Manggarai, diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan informasi tertulis tentang ritual Wuad Wa i. 1.6 Kerangka Pemikiran, Asumsi dan Hipotesis 1.6.1 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran adalah penalaran yang dikembangkan dalam memecahkan masalah penelitian ini. Pada dasarnya kerangka penelitian ini menggambarkan jalan pikiran dan landasan rasional dan pelaksanan penelitian tentang makna simbol ritual wuad wa i oleh Ikatan Mahasiswa Pemuda Manggarai Kota Kupang. Ritual Wuad Wa i terdiri atas beberapa proses penting yang wajib dijalankan sebagai satu kesatuan rangkaian kegiatan tanpa bisa dipisahkan.. Diawali dengan pelantun adat mempersiapkan ayam putih yang akan dipersembahkan, kemudian daun sirih dan pinang beberapa lembar sesuai dengan jumlah leluhur dari keluarga yang melakukan ritual ini, tahap selanjutnya menyiapkan pakaian adat yang terdiri dari kain adat songke dan destar, dan terakhir penyerahan tuak kepada pelantun adat tersebut. Berikut ini adalah bagan mengenai kerangka pemikiran peneliti dalam penelitian mengenai analisis makna simbolis yang terkandung dalam simbol-simbol pada ritual Wuad Wa i. Bagan 1.1

Kerangka Pemikiran Penelitian Budaya Masyarakat Manggarai Ritual Adat Wuad Wa i Makna Religius Simbol-Simbol dalam Ritual Wuad Wa i Ayam Putih Songke dan Destar Tuak Daun Sirih dan Pinang Makna Sosial 1.6.2 Asumsi Asumsi penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Asumsi penelitian penulis yakni, berkaitan dengan simbol-simbol yang ada dalam ritual Wuad Wa i masyarakat Manggarai yang ada di Kupang khususnya mahasiswa Manggarai, mengandung dua makna yakni, makna religius dan makna sosial. 1.6.3 Hipotesis Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti membangun sebuah hipotesis yang menjadi acuan untuk mengarahkan peneliti dalam penelitian. Oleh karena itu, hipotesis yang digunakan

adalah simbol-simbol dalam ritual adat Wuad Wa i suku Manggarai, memiliki makna religius dan sosial.