BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan media komunikasi yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2004:4). Oleh karena itu laporan keuangan merupakan sarana untuk mempertanggungjawabkan yang telah dilakukan oleh manajer atas sumber daya yang dimiliki. Salah satu parameter penting dalam laporan keuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen adalah laba. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:5), informasi kinerja terutama laba diperlukan untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang dimiliki serta efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba ini disadari oleh manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang, yang salah satu bentuknya adalah manajemen laba (earnings management). Dasar penyusunan laporan keuangan menggunakan dasar akrual karena memang lebih rasional dan adil dibandingkan dengan dasar kas. Akan tetapi, dasar akrual yang ditujukan untuk menjadikan laporan keuangan 1
yang sesuai fakta ini dapat sedikit digerakkan (turned) sehingga dapat mengubah angka laba yang dihasilkan. Banyak penelitian membuktikan bahwa pada saat manajer memiliki insentif tertentu, mereka sering tergoda untuk mempengaruhi besarnya laba perusahaan dengan melakukan rekayasa akrual. Laba perusahaan yang dihasilkan dari aktivitas operasi merupakan hasil investasi dari investor di pasar modal. Investasi dapat dilakukan dalam bentuk pembelian surat-surat berharga seperti saham, obligasi, waran dan sebagainya. Di Indonesia investasi dalam surat berharga dapat dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Pasar modal merupakan mediator antara pihak yang memiliki kelebihan dana, dalam hal ini investor dan pihak yang membutuhkan dana, yaitu perusahaan publik. Pasar modal menunjang pembangunan perekonomian suatu negara karena pasar modal mempunyai fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (investor) ke borrower (perusahaan-perusahaan publik). Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh borrower dan lender menyediakan dana tanpa harus terlihat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan dalam investasi tersebut. Secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan, karena dengan memaksimumkan nilai perusahaan maka pemilik perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang semakin banyak. Sedangkan nilai perusahaan tercermin dari nilai kekayaan bersih ekonomis yang dimilikinya. Untuk perusahaan yang menjual sahamnya di bursa efek, tolok ukur peningkatan nilai perusahaan yaitu dengan meningkatnya harga 2
saham perusahaan tersebut. Peningkatan harga saham ini juga berarti pemegang saham memiliki potensi return yang positif. Pemegang saham memperoleh penghasilan atas investasinya dalam bentuk dividen dan capital gain. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham perseroan terbatas yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. Capital gain merupakan selisih lebih harga jual dengan harga beli saham. Harga saham berfluktuasi mengikuti kekuatan permintaan dan penawaran saham di pasar. Fluktuasi ini dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal perusahaan. Faktor eksternal perusahaan merupakan faktor dari luar perusahaan yang disebabkan dari stabilitas politik suatu negara, sebagai contoh adalah naik turunnya kurs Rupiah terhadap dolar Amerika akibat dari krisis global yang sedang melanda dunia saat ini. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam perusahaan dan dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Faktor internal ini merupakan tanggung jawab dari manajemen perusahaan yang terkait dengan pendapatan yang akan diperoleh para investor baik dividen maupun capital gain. Keputusan pendanaan dan kebijakan dividen merupakan faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan dana investasi dimana dana investasi ini dapat diperoleh dari luar perusahaan (external financing) maupun dalam perusahaan (internal financing). Dana yang diperoleh dari pihak luar perusahaan atau external financing sering disebut sebagai keputusan pendanaan, dan internal financing sering disebut sebagai kebijakan dividen. 3
Keputusan pendanaan menyangkut keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan, dimana dalam pendanaan ini perusahaan dapat mendanai investasinya. Keputusan pendanaan yang digunakan dapat dilihat dari debt to equity ratio dimana rasio ini menunjukkan perbandingan antara total utang dengan modal sendiri. Penggunaan utang yang terlalu besar akan menimbulkan risiko finansial yang semakin besar pula yang dapat dilihat dari bunga yang harus dibayar. Kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahan laba untuk kepentingan investasi. Dividen yang akan dibagikan tergantung dari laba yang diperoleh perusahaan karena perusahaan tidak mungkin membagikan dividen bila merugi atau labanya tidak mencukupi. Menurut teori sinyal Miller dan Modigliani, pengumuman dividend dapat dianggap sebagai sinyal yang positif oleh investor, karena menandakan kinerja perusahaan yang baik dan optimisme manajemen terhadap laba di masa mendatang. Laba yang meningkat artinya kinerja perusahaan dalam keadaan yang baik dan perusahaan tersebut memiliki prospek yang bagus. Oleh karena itulah investor yakin untuk menginvestasikan dananya dalam hal ini adalah dalam bentuk saham. Penelitian-penelitian yang menemukan bukti adanya manajemen laba (earnings management) cukup banyak jumlahnya, diantaranya Jones, De Angola, Moyer, Devond dan Jiambalvo, Mc. Nichols & Wilson (Gumanti, 2001:170). Beberapa penelitian tersebut merupakan contoh dari sekian banyak penelitian mengenai manajemen laba (earnings management) yang telah dilakukan di luar 4
Indonesia. Penelitian mengenai earnings management dengan obyek perusahaan di Indonesia diantaranya adalah Gumanti (2001), Yavida Nurim & Indra Wijaya K. (2001), Agnes Utari Widyaningdyah (2001) dan Rata (2003). Gumanti menemukan adanya bukti manajemen laba sebelum go public. Yavida Nurim & Indra Wijaya menunjukkan bahwa variabel akuntansi (day sales in receivables index, gross margin index, assets quality index, sales growth index) tidak powerful dalam mendeteksi earnings management. Agnes Utari W. menunjukkan hanya faktor leverage (dari variabel keseluruhan : jumlah dewan direksi, leverage, saham yang ditawarkan kepada publik saat IPO dan reputasi auditor) saja yang berpengaruh terhadap earnings management pada perusahaan yang melaporkan untung maupun rugi pada masa krisis dan tidak ada indikasi earnings management dari kelompok ukuran perusahaan. Penelitian ini akan menguji kembali kemungkinan earnings management pada perusahaan publik yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini mengambil kurun waktu tahun 2004 sampai 2007 (dimana tahun 2003 sebagai periode dasar) karena merupakan kurun waktu setelah krisis. Saat krisis pasar modal mengalami inflasi yang sangat tajam yang berakibat penurunan kinerja pasar modal. Perekonomian mengalami stagnasi dikarenakan harga-harga naik, nilai rupiah turun dan nilai dolar melonjak. Sementara utang-utang yang dimiliki perusahaan kebanyakan dalam bentuk dolar, namun perusahaan yang menjadi sampel tetap melaporkan laba. Kesimpulannya, pada tahun-tahun tersebut dapat 5
diduga terjadi indikasi earnings management melalui income decreasing discretionary accruals untuk perusahaan yang melaporkan laba. Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut : Apakah pembagian dividen tunai berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007? 1.2 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembagian dividen tunai terhadap praktik manajemen laba pada tahun 2007 pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2.2 Kegunaan Penelitian a. Bagi Khasanah Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan, gambaran dan pemahaman mengenai praktik manajemen laba pada saat pengumuman dividen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan tambahan referensi pada lingkungan akademis. b. Bagi Penyelesaian Operasional dan Kebijakan Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi investor dan calon investor serta khalayak luas dalam memecahkan masalah mengenai praktik 6
manajemen laba (earnings management) disamping sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan masa depan. 1.3 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini merupakan bagian awal yang menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penyajian. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan bab tinjauan pustaka yang menguraikan teoriteori yang berkaitan dengan pembahasan masalah dan beberapa penelitian sebelumnya serta rumusan hipotesis. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini memuat objek penelitian, identifikasi variabel, jenis data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV : PEMBAHASAN Bab ini akan menampilkan data-data relevan beserta proses dan hasil pengolahan dari data-data tersebut. Selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap data yang ada secara statistik beserta pembahasan analisis data tersebut dalam menjawab pokok permasalahan penelitian yang dikemukakan. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini memuat simpulan yang diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, serta saran-saran. 7