KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR DAN TIRAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI LOSKALA KOTA LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR DAN TIRAM (Crassostrea cucullata Born) DI MUARA SUNGAI LOSKALA KOTA LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH

Analisis Logam Berat pada Air dan Sedimen di Perairan Pantai Pulau Singkep Kepulauan Riau. Diterima : 1 Mei 2014 Disetujui : 1 Juni 2014 ABSTRACT

Analisis Logam Ni, Mn dan Cr pada Air dan Sedimen di Perairan Pantai Pulau Singkep Kepulauan Riau

ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU. oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) Abstrak

ANALISIS KONSENTRASI LOGAM KROM (Cr) DAN NIKEL (Ni) DI PERAIRAN PANTAI BARAT KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU. Oleh:

KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA SIPUT MERAH (Cerithidea sp) DI PERAIRAN LAUT DUMAI PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

The Concentrations of Heavy Metals Pb, Cu and Zn in Sea Water and Sediment in Sungai Enam Waters of Bintan Island, Riau Islands Province

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA

HEAVY METAL CONCENTRATIONS OF Cd AND Zn IN SEAWATER AND SEDIMENT OF THE WEST COAST OF KARIMUN BESAR ISLAND RIAU ISLANDS PROVINCE

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN TEMBAGA (Cu) PADA AIR LAUT DAN SEDIMEN DI PERAIRAN BATUBARA PROVINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

Department of Marine Science, Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau, Pekanbaru

Bab V Hasil dan Pembahasan

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cu PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MANTANG KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di:

KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Hg DALAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI MATIKABUPATEN BADUNG BALI

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

Kandungan Logam Berat Pb dalam Muatan Padatan Tersuspensi dan Terlarut di Perairan Pelabuhan Belawan dan sekitarnya, Provinsi Sumater Utara

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Studi Kandungan Logam Pb, Cu dan Zn pada Lapisan Sedimen yang Berbeda di Perairan Pantai Telaga Tujuh Kabupaten Karimun Kepulauan Riau.

STUDI DAN EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADNIUM (Cd) DI AIR DAN SEDIMEN PADA PERAIRAN SUNGAI KOTA TARAKAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

3. METODE PENELITIAN

ANALISYS OF HEAVY METAL CONCENTRATIONS IN SEAWATER AND SEDIMENT OF THE WEST COAST OF KARIMUN BESAR ISLAND RIAU ARCHIPELAGO

identifikasi masalah sampling ekstraksi AAS analisis data

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 2. No. 4, Desember 2011: ISSN :

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

DISTRIBUSI LOGAM BERAT DALAM AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI CISADANE

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR

Riri Ezraneti (1), Muliani (2), Munawar Khalil (3) Abstrak

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IDENTIFIKASI PENCEMARAN AIR PERMUKAAN SUNGAI BY PASS KOTA PADANG DENGAN METODE SUSEPTIBILITAS MAGNET

PENENTUAN KONSENTRASI LOGAM BERAT Pb, Cu, Zn DAN KONDUKTIVITAS LISTRIK LIMBAH CAIR INDUSTRI PABRIK KARET PEKANBARU

ANALISIS LOGAM Pb PADA KERANG Anadara granosa DAN AIR LAUT DI KAWASAN PELABUHAN NELAYAN GAMPONG DEAH GLUMPANG KOTA BANDA ACEH

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

KOMPOSISI BUTIRAN PASIR SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

III. METODE PENELITIAN

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

PROFIL PENCEMARAN AIR SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU DARI TINJAUAN FISIS DAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Keywords : Heavy metals Pb, Heavy metals Cu, Water, Sediment, Belumai River

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb DAN Cd TERHADAP LAMUN (Enhalus acoroides) SEBAGAI BIOINDIKATOR DI PERAIRAN TANJUNG LANJUT KOTA TANJUNGPINANG

Analisis Kualitas Perairan Muara Sungai Way Belau Bandar Lampung

DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Pb DAN Cd DALAM AIR DAN SEDIMEN DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN KAYU BANGKOA

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian ini termasuk ke dalam

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS Pb DALAM BEBERAPA JENIS IKAN DARI PERAIRAN SUPPA KABUPATEN PINRANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

ANALISA KROM TOTAL DI DAERAH INDUSTRI TENUN SONGKET SUNGAI MUSI KOTA PALEMBANG. Ita Emilia

STUDY ON THE SUSPENDED SOLIDS IN THE WEST COASTAL WATERS OF BENGKALIS. Arif Teguh Satria 1, Rifardi 2, Elizal 2 ABSTRACT

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

Gambar 7. Lokasi penelitian

KAJIAN KUALITAS AIR PERMUKAAN DI SEKITAR KAWASAN MUARO KOTA PADANG MENGGUNAKAN PARAMETER KONDUKTIVITAS DAN KANDUNGAN LOGAM BERAT

The Content Of Heavy Metals Pb, Cu, Zn On Several Types Of Mollusks In Waters Concong Luar Indragiri Hilir district of Riau province ABSTRACT

BAB III BAHAN DAN METODE

DISTRIBUSI KADMIUM (Cd 2+ ) SECARA HORIZONTAL DI PERAIRAN WONOREJO, SURABAYA

DAFTAR ISI... LEMBAR PENGESAHAN... RINGKASAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Universitas Sumatera Utara

DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Cu DAN Zn DALAM AIR DAN SEDIMEN DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN KAYU BANGKOA

Konsentrasi Logam Berat Kadmium (CD) Pada Sedimen Di Daerah Sekitar Perairan Pelabuhan Kapal Barang Talumolo Kota Gorontalo

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL

3. METODE PENELITIAN

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA LAMUN Cymodocea serrulata DI DAERAH PENAMBANGAN TIMAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (II) KADMIUM (II) DAN KROMIUM (VI) PADA KERANG BULU (Anadara Antiquata sp) DI PERAIRAN DUMAI

Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya

Fisheries and Marine Science Faculty Riau University ABSTRACT. 1). Students of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

ISSN Penetapan Kadar Pencemaran Logam Pb dan Cr Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) di Muara Sungai Badung

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB in METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan biogeokimia perairan laut terutama di areal sepanjang pantai. Bahkan sejalan dengan berbagai pemanfaatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VERTICAL CONTENT ANALYSIS CRUDE OIL AT THE CORE OF SEDIMENT IN DUMAI COASTAL WATERS. Abstract I. PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA MAKROZOOBENTHOS DI KAWASAN MANGROVE DESA PUSAKAJAYA UTARA KECAMATAN CILEBAR KARAWANG

BAB III METODE PENELITIAN. Pb, Cd, dan Hg di Pantai perairan Lekok Kabupaten Pasuruan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif bertujuan untuk

Stasiun 1 ke stasiun 2 yaitu + 11,8 km. Stasiun '4.03"LU '6.72" BT. Stasiun 2 ke stasiun 3 yaitu + 2 km.

Transkripsi:

KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR DAN TIRAM SEDIMEN DI MUARA SUNGAI LOSKALA KOTA LHOKSEUMAWE PROVINSI ACEH Irfan Emersida SMKN 6 Lhokseumawe Jl. Darussalam, Lhokseumawe - Aceh ABSTRACT Analysis of heavy metals content Pb, Cu and Zn in sea water and sediment in Loskala River Estuary has been conducted from July August 2013. Samples of sea water and sediment were taken from five stations with three replicates at each station. Heavy metals content analysis was carried out in the KLH Pekanbaru Laboratory by using an Atomic Absorption Spectrophotometry Shimadzu AA- 7000. The results showed that average haeavy metals content in sea waters were 0.077 µg/l (Pb), 0.045 µg/l (Cu) ), 0.125 µg/l (Zn) and in sediment were 14.668 µg/g (Pb), 20.293 µg/g (Cu), 68,669 µg/g (Zn) respectively. Simple linear regression analysis indicates positive correlation between metals content sea water and in sediment with Y = 10,39+55,48X (r = 0,237) Pb ; Y = 14,00 +139,6X (r = 0,338) Cu, and indicates negative correlation between metals content sea water and in sediment with Y = 68,77 0,812X (r = 0,009) Zn. Key Word :Heavy Metal, Water, Sediment, Loskala River Estuary PENDAHULUAN Wilayah pesisir juga kerap mendapat tekanan ekologis berupa pencemar yang bersumber dari aktifitas manusia. Melimpahnya bahan pencemar tersebut di wilayah pesisir merupakan ancaman yang serius terhadap kelestarian perikanan laut. Menurut Dahuri (1996) akumulasi limbah yang terjadi di wilayah pesisir, terutama diakibatkan oleh tingginya kepadatan populasi penduduk dan aktifitas industri. Kondisi seperti ini disinyalir juga terjadi di perairan Muara Sungai Loskala Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe. Bahan pencemar termasuk logam berat, yang masuk ke Muara Sungai dan estuari akan tersebar dan akan mengalami proses pengendapan, sehingga terjadi penyebaran zat pencemar pada air, sedimen dan organisme. Besar kecilnya nilai kisaran dari parameter terukur tergantung dari volume air pengencer, toksisitas/intensitas bahan pencemar, iklim, kedalaman, arus, topografi dan geografi, sehingga terjadi perubahan sifat fisik, kimia dan biologi dan ketiganya akan saling berinteraksi. Apabila salah satu faktor terganggu atau mengalami perubahan maka akan berdampak pada ekologi perairan (tercemar di dasar perairan akan memberikan dampak terakumulasinya bahan pencemar dalam tubuh organisme melalui rantai makanan. Tiram (Crassostrea cucullata) salah satu jenis moluska dari klas bivalva yang hidup di dasar perairan Muara (Rochyantun et al., 2006). Proses pengendapan bahan pencungai Loskala, dan kemudian dijual ke masyarakat Kota Lhokseumawe. Organis me tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung diduga terkena dampak dari bahan pencemar logam yang berada di perairan tempat hidupnya. Perairan Muara Sungai Loskala yang diduga tercemar oleh limbah perusahaan, limbah rumah tangga, aktivitas budidaya ikan Kerapu di keramba jaring apung (KJA) dan aktivitas armada kapal penangkap ikan dan masih belum ada informasi yang jelas mengenai hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian terhadap kandungan bahan pencemar terutama logam berat pada substrat dasar perairan dan air laut di Muara Sungai Loskala Kota Lhokseumawe Provinsi Aceh. BAHAN DAN PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus 2013. Sampel air dan sedimen diambil dari lima s tas iun Lentera Vol. 16. No. 19. Juli 2016 82

yang terletak di perairan Muara Sungai Loskala di Kecamatan Banda Sakti Kota Lhoseumawe Provinsi Aceh (Gambar1). Gambar 1. Lokasi Penelitian Lokasi titik sampling ditentukan Muara Sungai Loskala yang dideskripsikan secara purposive yang mewakili kondisi seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi dan Posisi Titik Sampling Titik Koordinat Titik Sampling Sampling LU* BT* 1 2 3 4 05 0 12 08,2 05 0 12 19,4 05 0 12 37,0 05 0 12 43,0 097 0 06 41,3 097 0 06 50,5 097 0 06 45,0 097 0 06 46,8 05 0 12 097 0 06 5 40,4 43,8 Keterangan: * = Lintang Utara, ** Bujur Timur Sampel air laut permukaan sehingga kedalaman 30 cm diambil sebanyak 500 ml dengan mengunakan botol plastik PE pada setiap titik sampling kemudian disaring dengan mengunakan kertas saring 0,45 µm. Sampel diawetkan dengan asam nitrat (HNO 3 ) pekat untuk mendapatkan ph 2 (1 ml per 500 ml sampel), selanjutnya dimasuk ke dalam ice box yang diberi es sebelum Keterangan Berada dekat jembatan dan pemukiman ada kawasan magrove wilayah budidaya kerapu dengan keramba jaring apung (KJA) Wilayah pemukiman terdapat aktivitas budidaya dan penangkapan ikan tempat pendaratan ikan (TPI) banyak aktivitasan dari armada penangkap ikan daerah pembuangan dari PT Arun LNG (Liquefied Natural Gas). dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Air sampel sebanyak 100 ml di estrak ke fase air dengan HNO 3 pekat (Rochyantun et al, 2006). Sampel sedimen diambil dari masingmasing stasiun dengan menggunakan Eckman grab lebih kurang 500 gram berat basah yang berada di permukaan dan tidak bersentuhan dengan grab. Pada setiap stasiun, sedimen Lentera Vol. 16. No. 19. Juli 2016 83

permukaan diambil dengan ketebalan sekitar 10 cm menggunakan sendok plastik kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi label berdasarkan stasiunnya. Kemudian dimasukkan ke dalam ice box dan setelah itu dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Prosedur analisis kadar logam Pb, Cu dan Zn pada air laut dilakukan berdasarkan prosedur Hutagalung (1997) adalah sebagai berikut : Sampel air laut uji dikocok dan diukur 50 ml secara duplo, selanjutnya dimasukkan masing-masing kedalam gelas piala 100 ml. Kemudian ditambahkan 5 ml asam nitrat HNO 3 pekat dan dipanaskan perlahan-lahan sampai sisa volumenya 15-20 ml. Kemudian ditambahkan lagi 5 ml HNO 3 pekat dan gelas piala ditutup dengan kaca arloji, kemudian dipanaskan lagi. Penambahan asam dan pemanasan dilakukan sampai semua logam larut, ini terlihat dari terbentuknya endapan dalam sampel air laut menjadi agak putih dan larutan menjadi jernih. Kemudian ditambahkan lagi 2 ml asam nitrat HNO 3 pekat dan dipanaskan kirakira 10 menit. Kaca arloji dibilas dengan air suling dan air bilasannya dimasukkan kedalam gelas piala. Larutan uji disaring dengan saringan Whattman nomor 42 yang bertujuan mencegah penyumbatan dalam analisis dengan AAS. Larutan uji dipindahkan masing-masing kedalam labu ukur 50 ml dan ditambahkan air suling sampai tepat tanda tera, kemudian larutan uji dipindahkan ke dalam botol uji untuk analisis contoh air laut yang telah diberi label. Sampel air laut uji siap untuk dianalisis dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Untuk mengetahui korelasi antara kandungan logam berat pada air dan sedimen dilakukan dengan uji regres i linier (Sudjana, 1992). Analisis statistik (Anova) dilakukan dengan bantuan Software Microsoft dan Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 16.0 untuk mengetahui perbedaan konsentrasi logam berat Pb, Cu dan Zn dalam air laut dan sedimen dari masingmasing stasiun. Parameter lingkungan yang diukur antara lain suhu, Sampel sedimen diambil dari masing-masing stasiun dengan menggunakan Eckman grab lebih kurang 500 gram berat basah yang berada di permukaan dan tidak bersentuhan dengan grab. Pada setiap stasiun, sedimen permukaan diambil dengan ketebalan sekitar 10 cm menggunakan sendok plastik kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik yang telah diberi label berdasarkan stasiunnya. Kemudian dimasukkan ke dalam ice box dan setelah itu dibawa ke laboratorium untuk dianalisis. Prosedur analisis kadar logam Pb, Cu dan Zn pada air laut dilakukan berdasarkan prosedur Hutagalung (1997) adalah sebagai berikut : Sampel air laut uji dikocok dan diukur 50 ml secara duplo, selanjutnya dimasukkan masing-masing kedalam gelas piala 100 ml. Kemudian ditambahkan 5 ml asam nitrat HNO 3 pekat dan dipanaskan perlahan-lahan sampai sisa volumenya 15-20 ml. Kemudian ditambahkan lagi 5 ml HNO 3 pekat dan gelas piala ditutup dengan kaca arloji, kemudian dipanaskan lagi. Penambahan asam dan pemanasan dilakukan sampai semua logam larut, ini terlihat dari terbentuknya endapan dalam sampel air laut menjadi agak putih dan larutan menjadi jernih. Kemudian ditambahkan lagi 2 ml asam nitrat HNO 3 pekat dan dipanaskan kirakira 10 menit. Kaca arloji dibilas dengan air suling dan air bilasannya dimasukkan kedalam gelas piala. Larutan uji disaring dengan saringan Whattman nomor 42 yang bertujuan mencegah penyumbatan dalam analisis dengan AAS. Larutan uji dipindahkan masing-masing kedalam labu ukur 50 ml dan ditambahkan air suling sampai tepat tanda tera, kemudian larutan uji dipindahkan ke dalam botol uji untuk analisis contoh air laut yang telah diberi label. Sampel air laut uji siap untuk dianalisis dengan menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Untuk mengetahui korelasi antara kandungan logam berat pada air dan sedimen dilakukan dengan uji regres i linier (Sudjana, 1992). Analisis statistik (Anova) dilakukan dengan bantuan Software Microsoft dan Statistical Package For Social Science (SPSS) versi 16.0 untuk mengetahui perbedaan konsentrasi logam berat Pb, Cu dan Zn dalam air laut dan sedimen dari masingmasing stasiun. Parameter lingkungan yang diukur antara lain suhu. Lentera Vol. 16. No. 19. Juli 2016 84

HAS IL DAN PEMBAHASAN Kota Lhokseumawe merupakan bagian dari Provinsi Aceh yang terletak diantara 04 o 54 o 05 o 18 o LU dan 96 o 20 o 97 o 21 o BT. Kota ini memiliki wilayah sekitar 181,06 Km 2, Muara Sungai Loskala merupakan pertemuan antara sungai dan laut yang berada di Pantai Ujong Blang, muara sungai ini di manfaatkan oleh masyarakat sebagai daerah pemeliharaan ikan kerapu dengan keramba jaring apung Tabel 2. Hasil Pengukuran Rata Rata Parameter Kualitas Perairan Suhu (⁰C) ph Salinitas ( ) (KJA) dan pelabuhan pendaratan ikan (PPI). Wilayah muara Sungai Loskala di Desa Ujong Blang juga berbatasan langsung dengan PT. Arun LNG. Di bagian hulu Sungai Loskal banyak pemukiman penduduk sedangkan aktifitas masyarakat di hulu pekebun petambak dan peternak. Perairan muara Sungai Loskala memiliki pola arus yang dipengaruhi oleh pasang surut yang terjadi dua kali dalam sehari (semi diurnal). Hasil pengukuran kualitas perairan dalam penelit ian in i adalah : Parameter Kedalaman (m) Kecerahan (cm) Oksigen Terlarut (mg/l) 1 28 8,7 31 2,10 210 6,9 2 28 8,8 31 2,73 273 6,1 3 28 8,7 31 2,50 250 5,4 4 28 8,8 31 2,14 214 6,8 5 28 8,8 31 2,57 257 6,8 Ratarata 28 8,76 31 240,8 2,408 240,8 Berdasarkan hasil pengukuran dari teloransi yang di perbolehkan Kep. parameter kualitas perairan selama No. 51/MENKLH/2004 tersebut, pada penelitian dapat dinyatakan bahwa Stas iun 2, 4 dan 5 lingkungan perairan muara Sungai Loskala Kandungan Logam Pb, Cu dan Zn pada masih dalam batas -batas yang Air; Kandungan logam Pb, Cu dan Zn pada diperbolehkan sesuai dengan Kep. No. 51/MENKLH/2004 Tentang Baku Mutu Air Laut (Lampiran III: Baku Mutu Untuk air di masing-masing stasiun dari perairan muara Sungai Loskala dapat dilihat dapat dilihat pada Tabel 3 dan Gambar 2. Biota Laut) kecuali ph yang 0,1 lebih besar Tabel 3. Kandungan Logam Pb, Cu dan Zn pada Air Laut (Rata-rata ± Std. Deviasi) Kandungan Logam Berat (µg/l) Pb Cu Zn 1 0,0705±0,0109 0,0364±0,0020 0,1297±0,0420 2 0,0640±0,0242 0,0500±0,0092 0,1511±0,0332 3 0,0712±0,0025 0,0429±0,0067 0,1570±0,0435 4 0,0821±0,0070 0,0418±0,0056 0,0736±0,0142 5 0,0974±0,0126 0,0543±0,0104 0,1132±0,0161 Lentera Vol. 16. No. 19. Juli 2016 85

Kandungan (µg/l) 0,18 5 merupakan daerah pembuangan dari PT. Arun LNG yang menjadi 0,13 0,08 penyumbang terbesar masuknya logam berat terutama logam Pb ke perairan muara Pb sungai Loskala. Kandungan logam Zn memiliki ratarata 0,1249 µg/l. Kandungan logam Zn Cu 0,03 Zn tertinggi terdapat pada 3 yaitu 0,1570 µg/l dan terendah terdapat pada -0,02 4 yaitu 0,0736 µg/l. Hal ini diduga 1 2 3 4 5 karena pada 3 yang merupakan kawasan pemukiman penduduk. Selain Gambar 1. Kandungan logam Pb, Cu dan adanya limbah rumah tangga, mereka juga Zn pada air muara Sungai memarkirkan kapal-kapal di belakang Loskala pada masing-masing stasiun penelitian (Rata-rata ± Std. deviasi) Berdasarkan Test of Normality dengan pemukiman saat mereka tidak melaut. Razak (1987) menyatakan bahwa logam Zn digunakan pada lapisan campuran logam, galvanisir, cat baterai dan karet. uji Kolmogorov-Smirnov a menunjukkan Begitu juga dengan rendahnya ph air bahwa kandungan logam berat Pb, Cu dan pada 3 dibandingkan stasiun lain Zn pada air memiliki data yang normal mengakibatkan kandungan logam Zn karena memilki Sig. > 0,05 sehingga uji meningkat karena derajat keasaman statistik yang digunakan adalah uji Anova memegang kontrol terhadap kelarutan dan dan dikarenakan hasil uji Anova konsentrasi logam dalam perairan, serta menunjukkan bahwa tidak signifikan nilai p logam Zn lebih mudah larut sesuai dengan > 0,05 maka tidak dilakukan uji lanjut. Hasil pengukuran kandungan logam Pb, Cu dan Zn di air pada keseluruhan stasiun di perairan muara Sungai Loskala, kandungan logam Pb dengan rata-rata 0,0770 µg/l. pendapat Hamzah dan Setiawan (2010) bahwa logam Zn memiliki daya larut lebih tinggi dari pada logam Pb dan Cu.. Pada kondisi ph yang rendah, logam berat cenderung terlarutkan (Mance, 1987) dan 5 merupakan stasiun yang memiliki hasil penelitian Waldichuk (1974), kandungan logam Pb tertinggi yaitu 0,0974 µg/l sedangkan yang terendah pada 2 yaitu 0,0640 µg/l. Hal ini diduga karena stasiun 5 merupakan daerah pembuangan menunjukkan kenaikan suhu, penurunan ph dan salinitas perairan menyebabkan tingkat akumulasi logam berat oleh organisme semakin besar. dari PT. Arun LNG yang menjadi Kandungan Logam Pb, Cu dan Zn pada penyumbang terbesar masuknya logam Sedimen berat terutama logam Pb ke perairan muara Kandungan logam Pb, Cu dan Zn pada Sungai Loskala. sedimen di masing-masing di Kandungan logam Cu dengan rata-rata perairan Muara Sungai Loskala dapat dilihat 0,0450 µg/l. Logam Cu tertinggi terdapat pada Lamp iran 7 dan rata-rata pada masingmasing pada 5 yaitu 0,0543 µg/l dan yang stasiun dapat dilihat pada Tabel 6. terendah terdapat pada 1 yaitu 0,7071 µg/l. Hal ini diduga karena pada Tabel 4. Kandungan Logam Pb, Cu dan Zn pada Sedimen (Rata-rata ± Std. Deviasi) Kandungan Logam Berat (µg/g) Pb Cu Zn 1 10,1633±1,4970 17,9033±1,4994 64,9850±1,0476 2 11,3600±1,2554 25,2083±5,3227 70,9400±3,7928 3 18,0700±2,9699 18,4050±2,2124 70,7683±5,4863 Lentera Vol. 16. No. 19. Juli 2016 86

Kandungan (µg/g) 4 18,2883±2,7726 21,0683±1,7458 70,0917±0,5477 5 15,4600±1,2557 18,8783±2,2744 66,5617±3,7564 Sumber : Data Primer 2013 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 Gambar 2. Histogram Kandungan logam Pb, Cu dan Zn pada sedimen pada masing-masing stasiun penelitian (Rata-rata ± Std. deviasi) Berdasarkan Test of Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov a menunjukkan bahwa kandungan logam berat Pb memiliki data yang normal karena memilki Sig. > 0,05 sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji Anova, dikarenakan hasil uji Anova menunjukkan bahwa signifikan nilai p < 0,05 pada logam berat Pb maka dilanjutkan dengan uji HSD Tukey untuk melihat perbandingan antar stasiun. Dari hasil uji tersebut, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 5. Sedangkan Test of Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov a menunjukkan bahwa kandungan logam berat Cu dan Zn memiliki data yang normal karena memilki Sig. > 0,05 (Lampiran 10) sehingga uji statistik yang digunakan adalah uji Anova, dikarenakan hasil uji Anova menunjukkan bahwa tidak signifikan nilai p > 0,05 maka tidak dilakukan uji lanjut. Tabel 5. Hasil Uji HSD Turkey Rata-Rata Kandungan Logam Berat Pb Pada Sedimen Antar Penelitian Logam 1 2 3 4 5 Pb 1-2 0.950 ns - 3 0.006** 0.019* - 4 0.005** 0.015* 1.000 ns - 5 0.067 ns 0.193 ns 0.569 ns 0.498 ns - Keterangan : ns = tidak signifikan * = p < 0,05 (signifikan) Pb Cu Zn ** = p < 0,01 (sangat signifikan) Hasil pengukuran kandungan logam Pb, Cu dan Zn pada sedimen di setiap titik pengamatan untuk keseluruhan stasiun di perairan Muara Sungai Loskala dapat dilihat pada Tabel 4. Konsentrasi logam Pb dengan rata-rata 14,6683 µg/g, konsentrasi logam Pb tertinggi pada 4 yaitu 18,2883 µg/g dan kandungan logam Pb terendah pada 1 yaitu 10,1633 µg/g. 4 merupakan pelabuhan rakyat sehingga logam-logam yang berasal dari aktivitas pelabuhan seperti buangan air ballast, buangan baterai atau aki bekas, kabel bekas, aktivitas pelabuhan yang membuang limbah cair seperti pengecatan lambung kapal dan bangunan PPI yang mengandung logam Pb. Seperti yang dinyatakan oleh Darmono (2001) bahwa Pb digunakan sebagai zat tambahan bahan bakar dan pigmen timbal dalam cat yang merupakan penyebab utama peningkatan kadar Pb di lingkungan. Konsentrasi logam Cu dengan rata-rata 20,2927 µg/g kandungan logam Cu tertinggi pada 2 yaitu 25,2083 µg/g dan kandungan logam Cu terendah pada 1 yaitu 17,9033 µg/g. 2 merupakan daerah pembudidayaan ikan kerapu Lentera Vol. 16. No. 19. Juli 2016 87

mengunakan KJA dan pakannya berupa ikan kecil yang ditangkap di perairan laut, dimana ikan kecil tersebut diduga sudah mengandung logam berat yang terakumulasi dihabitatnya. Logam berat tersebut terakumulasi sedimen dari sisa pakan yang jatuh ke perairan, selain itu juga dari berasal dari aktivitas pembudidaya ikan kerapu seperti buangan baterai atau aki bekas, kabel bekas dari KJA ke perairan. Kandungan logam Zn memiliki ratarata 68,6693 µg/g. Konsentrasi logam Zn tertinggi terdapat pada 2 yaitu 70,9400 µg/g dan kandungan logam Cu terendah pada 1 yaitu 64,9850 µg/g. 2 merupakan daerah pembudidayaan ikan kerapu mengunakan KJA dan pakannya berupa ikan kecil yang ditangkap di perairan laut, dimana ikan kecil tersebut diduga sudah mengandung logam berat yang terakumulasi dihabitatnya. Logam berat tersebut terakumulasi sedimen dari sisa pakan yang jatuh ke perairan, selain itu juga dari berasal dari aktivitas pembudidaya ikan kerapu seperti buangan baterai atau aki bekas, sisa potongan seng dari KJA ke perairan. Masuknya zat-zat pencemar kedalam perairan Muara Sungai Loskala selain dari aktivitas pelabuhan, aktivitas KJA dan kanal buangan PT. Arun LNG juga berasal dari sumber-sumber alamiah dan aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Logam-logam berat yang masuk ke dalam perairan berupa ion-ion logam, mengalami interaksi dengan ion-ion logam lainnya, pengkomplekkan ion-ion logam dan kemudian mengalami reaksi reduksi oksidasi. Kemudian logam ini membentuk persenyawaan seperti persenyawaan hidroksida, senyawa oksida, senyawa karbonat dan senyawa sulfida. Dalam kondisi perairan yang stabil senyawa-senyawa ini mudah sekali membentuk ikatan-ikatan permukaan dengan partikel-partikel yang terdapat dalam badan perairan (Palar, 2004). Dengan demikian, seiring berjalannya waktu persenyawaan yang terjadi dengan partikel-partikel yang ada akan mengendap membentuk lumpur. Status Pencemaran Perairan Muara Sungai Loskala; Untuk mengetahui tingkat kontaminasi yang terjadi di Muara Sungai Loskala maka kandungan logam berat pada sedimen tersebut dibandingkan dengan standar ERL dan ERM sebagaimana yang dikemukakan oleh Long et al (1995). Perbandingan kandungan logam Pb, Cu dan Zn yang didapat selama penelitian dengan standar nilai ERL (Effect Range Low) dan ERM (Effect Range Median) dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Perbandingan Kandungan Logam Berat (μg/g) pada Sedimen di Muara Sungai Loskala dengan Nilai Standar ERL dan ERM Logam Konsentrasi (µg/g) Penelitian ini ERL* ERM* Pb 14,67 46,70 218,00 Cu 20,29 34,00 270,00 Zn 68,67 150,00 410,00 * Long et al (1995) Sebagaimana yang terlihat pada Tabel 6, kandungan logam Pb, dan Zn dan Cu masih jauh dibawah ERL dan ERM yang berarti bahwa kandungan logam Pb, Cu dan Zn di Muara Sungai Loskala belum memberikan dampak negatif terhadap organisme yang ada di perairan tersebut. Dengan demikian maka diperkirakan tidak ada efek biologis yang nyata terhadap organisme yang ada di perairan tersebut. Menurut Long et al, (1995) jika nilai kandungan logam berat sudah melewati nilai ERL namun masih berada dibawah nilai ERM berarti ada kemungkinan akan terjadi efek negatif terhadap organisme yang ada di perairan tersebut khususnya organisme yang menyaring makanan yaitu benthos, dan apabila kandungan logam berat sudah melewati nilai ERM maka sudah memberikan efek negatif yang ditimbulkan Lentera Vol. 16. No. 19. Juli 2016 88

dari kandungan logam berat terhadap organisme perairan. Indeks Pencemaran (Pollution Load Index); Nilai indeks pencemaaran Logam-logam Pb, Cu dan Zn di Muara Sungai Loskala didasarkan pada kandungannya pada sedimen dan dapat dilih at pad a Tab el 7 Tabel 7. Hasil Perhitungan Nilai PLI (Pollution Load Index ) Logam Berat (Sedimen) di Muara Sungai Loskala Kota Lhokseumawe PLI (Pollution Load Index )* Keterangan Status Perairan 1 0,20 Tingkat pencemaran rendah 2 0,34 Tingkat pencemaran rendah 3 0,40 Tingkat pencemaran rendah 4 0,45 Tingkat pencemaran rendah 5 0,33 Tingkat pencemaran rendah Rata-rata 0,34 Tingkat pencemaran rendah * Berdasarkan Salomon dan Forstner (1984) : Pb = 19, Cu = 33 dan Zn = 95 Berdasarkan hasil perhitungan seperti terlihat pada Tabel 7diketahui bahwa dari kelima titik sampling indeks pencemaran tertinggi adalah 4 (PLI = 0,45) merupakan daerah Pelabuhan Pendaratan Ikan. Sedangkan indeks pencemaran terendah adalah 1(PLI = 0,20) merupakan daerah aliran sungai menuju Muara Sungai dimana terdapat banyak magrove yang tumbuh. Hal ini diduga keberadaan magrove terutama saat pasang mampu mengabsorpsi logam berat di air laut melalui batang dan akarnya (Amin, 2001). Dari kelima menunjukan bahwa tingkat pencemaran rendah sehingga belum perlu dilakukan tindakan rektifikas i atau pemulihan yang cepat. SIMPULAN DAN SARAN Secara umum kondisi lingkungan perairan perairan Muara Sungai Loskala masih dalam batas-batas yang diperbolehkan sesuai dengan Kep. No. 51/MENKLH/2004 Tentang Baku Mutu Air Laut. Kandungan logam berat tertinggi pada air ditunjukan oleh logam Zn, diikuti oleh Pb dan Cu. Kandungan logam berat tertinggi pada sedimen tertinggi ditunjukan oleh logam Zn, diikuti oleh Cu dan Pb. Faktor yang mempengaruhi Kandungan logam berat pada air dan sedimen di Muara Sungai Loskala karena aktivitas antropogenik, aktivitas industri serta arus pasang surut. Hasil analisis regresi linier menunjukan terdapat kolerasi positif kandungan logam Pb dan Cu pada air dengan sedimen dengan hubungan kedua variabel lemah, sedangkan pada kandungan logam Zn menunjukan terdapat kolerasi negatif hubungan kedua variabel sangat lemah. Untuk nilai indeks pencemaran (PLI) di perairan Muara Sungai Loskala pada semua titik sampling masih rendah yang mengindikasikan masih rendahnya status pencemaran perairan tersebut. logam berat yang berada di perairan tersebut diduga sebagian terserap oleh batang dan daun mangrove yang berada disikitar perairan, sehingga perlu di teliti juga kandungan logam berat Pb, Cu dan Zn pada magrove tersebut. DAFTAR P US TAKA Amin, B., 2001. Akumulasi dan Distribusi Logam Berat Pb dan Cu pada Mangrove (Avicennia marina) di Perairan Pantai Dumai, Riau. Jurnal Natur Indones ia. Vol 4 ( 1) ha! :80-86. Dahuri, 1996. Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita. Jakarta Darmono, 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran, Hubungan dengan Toksikologi Senyawa Logam. Univers itas Indonesia Press, Jakarta. 167 hal. Hamzah, F. dan A. Setiawan, 2010. Akumulas i Logam Berat Pb, Cu, Dan Zn Di Hutan Mangrove Muara Angke, Jakarta Utara. Jurnal Ilmu dan Lentera Vol. 16. No. 19. Juli 2016 89

Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 2, No. 2, Hal. 41-52, Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia dan Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB. Bogor. Hutagalung, H.P. 1993. Pencemaran Logam Berat dan Analisa Logam Berat. Kerjasama antara UNESCO/UNDP, P 3 OLIPI dan Universitas Riau Puslit UNRI, Pekanbaru. 15 hal. Long, E.R., D.D. Mac Donald, S.C. Smith dan F.D. Calder, 1995. Incident of Adverse Biological Effects within Ranges of Chemical Concentration 1 Marine and Estuarine Sediment. Environmental Management 19(1): 81-97. Mance, G. 1987. Pollution Threat of Heavy Metals in Aquatic Environments. Elsevier Applied Science. England. 372 hal. Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. 2004. Surat Keputusan Nomor: Kep. 51/MEN-KLH/II/2004 Tentang Pedoman Penetapan Baku Air Laut untuk Biota Laut. Sektetariat Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta 51 ha Palar, H., 2004. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Rineka Cipta, Jakarta. 152 hal. Razak, H. 1987. Petunjuk cara pengambilan contoh dan metode analisis logam berat. Jakarta. LON LIPI. Rochyatun, E., Kaisupy, T dan Rozak, A., 2006. Distribusi Logam Berat dalam air dan Sedimen di Perairan Muara Sungai Cisadane. Jurnal Makara. Vol. 10 (1) hal : 35-40. Salomons, W. dan U. Forstner, 1984. Metals in the Hydrocycle. Springer-Verlag, Berlin. Heidelberg, New York. Pp 349. Waldichuck, M., 1974. Some biological concern in metal pollution in F.S. Venverg and Venberg (ads). Pollution and Physioplogy of Marine Organism. London. P1-15 Lentera Vol. 16. No. 19. Juli 2016 90