SUB POKOK BAHASAN Drh. Deni Noviana, PhD Drh. M. Fakhrul Ulum Dosis radiasi dansatuan pengukur Alat pengukuran radiasi Efek Biologis Radiasi Ionisasi : interaksi radiasi sinar X dengan jaringan biologis i I. & Satuan Pengukur 1. Dosis Paparan (X) 2. Dosis Serap (D) 3. Dosis Ekivalen (H) 4. Dosis EkivalenEfektif fk f( (E) Dosis Paparan (X) Kemampuan X ray untuk mengionisasi udara dalam volume tertentu Lama = Roentgen (R) SI = coloumb/kg (C/kg) Rumus: X = dq (Σ muatan ion yang terbentuk) t dm (massa udara) 1
Dosis Serap ( D) Energi rata rata yang diserap bahan/massa bahan Lama = joule/kg atau gray (Gy) SI = rad 1 gray = 100 rad Rumus : D = de (energi yang diserap) dm (massa bahan) Dosis Ekivalen (H) Sumber radiasi berbeda yang menghasilkan efek biologi berbeda pada sistem tubuh. Memperhitungkan faktor bobot radiasi (Wr). Lama = rem SI = sievert (Sv) 1 sievert = 100 rem Rumus : H = Σ ( D x Wr ) Dosis Ekivalen Efektif (E) Dosis ekivalen yang sama menyebabkan efek biologis yang berbeda Memperhitungkan faktor bobot jaringan (Wt) Lama = rem SI = sievert (Sv) 1 sievert = 100 rem Rumus: E = Σ (Ht x Wt) Dosis Maksimum Radiasi United States Nuclear Regulatory Commision (NRC) adalah salah satu sumber informasi resmi yang dijadikan standar di beberapa Negara untuk penetapan garis pedoman pada proteksi radiasi. NRC menyatakan dosis individu terpapar radiasi maksimal adalah 0.05 Sv atau 5 rem/tahun National Council on Radiation Protection (NCRP) merupakan kelompok ilmuwan pemerintah yang rutin mengadakan pertemuan membahas riset radiasi terbaru dan mengupdate rekomendasi mengenai keamanan radiasi 2
Tujuan dari proteksi radiasi Menurut NCRP Untuk mencegah radiasi klinis yang penting, dengan mengikuti batas dosis minimum Membatasi resiko terhadap kanker dan efek kelainan turunan pada masyarakat Rekomendasi NRCP meliputi: Individu/operator tidak diizinkan bekerja dengan radiasi sebelum umur 18 tahun. Dosis yang efektif pada tiap orang pertahun mestinya tidak melebihi 50 msv ( 5 rem). Untuk khalayak ramai, ekspose radiasi (tidak termasuk dari penggunaan medis) mestinya tidak melebihi 1 msv ( 0,1 rem) per tahun. Untuk pekerja yang hamil, batasan ekspose janin atau embrio mestinya tidak melebihi 0,5 msv (0,05 rem). Lembaga Ketenaganukliran Dunia IAEA ( International Atomic Energy Agency) ICRP ( International Commission on Radiological Protection) Indonesia BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional) Rekomendasi Dosis maksimum yang diperbolehkan Sumber: United States Nuclear Regulatory Commision (NRC) Bagian Tubuh / individual Rata rata per Maksimum per Maksimum per minggu (mrem) quarter (rem) tahun (rem) Pekerja Seluruh badan, gonad, organ 1 3 5 pembentuk darah, mata Kulit seluruh badan 10 30 Tangan, lengan, kepala, leher, kaki 1.5 25 75 dan mata kaki Wanita subur 0.5 Masyarakat umum Seluruh badan 0.1 0.5 Pelajar 0.10 Populasi 0.17 Proteksi Radiasi di Indonesia Syarat: Justifikasi Manfaat harus lbihb lebih besar dari resikoyang timbul Limitasi NBD SK Kepala BAPETEN no. 01/Ka BAPETEN/V 99 sebesar 20 msv rata rata/5tahun Optimasi Dosis yang diterima serendah mungkin berdasarkan faktor sosial dan ekonimi Prinsip ALARA (As Low As Reasonably Achievable) 3
UU Ketenaganukliran di Indonesia UU No 10 tahun 2007 Ketenaganukliran PP No 33 tahun 2007 Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif SK Kepala BAPETEN No. 01/Ka BAPETEN/V 1999 Ketentuan Keselamatan Kerja dengan Radiasi. SK Kepala BAPETEN No. 01 P/Ka BAPETEN/I 03 Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik. II. Alat Pengukuran Radiasi Alat alat yang dipakai untuk pengukuran radiasi Film Badge: berfugsi mencatat dosis radiasi yang diterima oleh personil (petugas) yang terkena berbagaib jenis radiasi Dosimeter saku: pengukur dosis yang mempunyai respon (reaksi) terhadap radiasi yang sebanding dengan jumlah ion yang dihasilkan selama perjalanannya melalui elemen pendeteksian Alat Pengukuran Radiasi Di Indonesia alat pengukuran radiasi biasanya menggunakan alat Geiger Muller Survery meter yang bacaannyalangsung g mr/jam (milli Roengen / jam) atau Count per menit Penggunaan Geiger Muller Survey di radiodiagnostik: 1. Mengukur laju pemaparan pada tempat tempat: personil bekerja dinding dinding luar sinar x pintu pintu jendela kaca Pb. 2. Memeriksa apakah alat alat proteksi memenuhi syaratsyarat proteksi Tata tertib penggunaan untuk proteksi personil Penggunaan perisai atau pakaian proteksi oleh Penggunaan perisai atau pakaian proteksi oleh personil Bila memakai pesawat Sinar x/mobil x ray unit, petugas yang tidak memakai perisai pelindung harus berdiri di luar berkas sinar dan sejauh mungkin dari pasien 4
III. Efek Biologis Radiasi Ionisasi Efek Fisik Efek foto elektron Efek Hamburan Compton Efek Produksi Pasangan Efek biologis Efek Stokastik Efek Deterministik Pengaruh radiasi pada organ tubuh tergantung pada: 1. Jumlah (dosis) 2. Lamanya pemaparan 3. Kecepatan pemaparan. 4. Banyaknya bagian tubuh yang terkena radiasi Jika disebarluaskan ke seluruh permukaan tubuh, radiasi yang besar dapat menyebabkan kematian, tetapi jika hanya diarahkan kepada sebagian kecil permukaan tubuh (terapi kanker), maka 3 4 kali jumlah tersebut bisa diberikan tanpa menimbulkan efek yang berbahaya bagi tubuh 5. Penyebarluasan radiasi di dalam tubuh Bagian tubuh dimana sel sel membelah dengan cepat (misalnya usus, sumsum tulang, fetus), lebih mudah mengalami kerusakank akibat kb radiasi daripadasel seld l yang membelah secara lebih lambat (misalnya otot dan tendo). Efek Biologis Efek Stokastik Peluang efek yang timbul setelah rentang waktu tertentu tanpa NBD (Nilai Batas Dosis). Efek Deterministik Efek yang langsung terjadi jika paparan sinar x melebihi NBD. Tingkat keparahan tergantung dosis radiasi NBD adalah dosis terbesar yang dapat diterima dalam jangka waktu tertentu tanpa menimbulkan efek genetik dan somatik akibat pemanfaatan tenaga nuklir. 5
EFEK BIOLOGIS Beberapa perubahan potensi, kerusakan dasar nucleotide, strand DNA mengalami kerusakan cross linkage. Efek ini dapat diminimalisir dan diperbaiki secara enzimatis dengan cepat atau dapat mengakibatkan kematian pada sel tersebut Jaringan/Organ yang aktif membelah seperti usus dan sumsum tulang tidak boleh menerima dosis yang tinggi. Fetus yang lebih muda juga mempunyai potensi yang besar untuk mengalami kerusakan, berupa kematian embrio, malformasi kongenital dan gangguan pertumbuhan Suatu jaringan yang tidak aktif membelah, seperti otot, boleh menerima suatu dosis yang relatif tinggi. Sebaliknya dengan jaringan yang aktif membelah, seperti epithelium yang berhubungan dengan usus dan sumsum tulang, adalah sengat berespon terhadap radiasi Efek Biologis akibat paparan radiasi ionisasi terhadap jaringan tubuh Efek akut Perubahan pada kulit termasuk eritrema, desquamasi kering, desquamasi lembab dan pengelupasan kulit. Pemaparan lokal terhadap organ radiosensitif lainnya seperti kelenjar tyroid, organ lymphoid, usus dan ginjal menyebabkan bbk hilangnya sel parenkimyang mengarah pada kegagalan organ dan disfungsi Efek akut radiasi terhadap tubuh Sindrom sumsum tulang (hematopoietik) Jika terpapar 250 500 rad (2.5 5 Gy) di dalam tubuh. Kegagalan gg fungsi sumsum tulang dapat menyebabkan infeksi, defisiensi imun dan diathesis hemoragika Sindrom gastrointestinal jika terpapar 500 1200 rad (5 12 Gy) di dalam tubuh. kehilangan cairan dan sel stroma dapat terjadi pada saluran gastrointestinal Sindrom cerebrovaskular Sindroma otak terjadi jika dosis total radiasi sangat tinggi (lebih dari 30 Gy) dan selalu berakibat fatal. Gejala awal berupa mual dan muntah, lalu diikuti oleh lelah, ngantuk dan kadang koma 6
Efek kronis Pemaparan berulang atau pemaparan jangka panjang oleh radiasi dosis rendah dari implan radioaktif atau sumber eksternal Cedera berat pada organ yang terpapar radiasi bulan/tahun Fungsi ginjal bisa menurun dalam waktu 6 bulan sampai 1 tahun setelah penderita menerima dosis radiasi yang sangat tinggi; juga bisa terjadi anemia dan tekanan darah tinggi. Penimbunan radiasi dosis tinggi di dalam otot bisa menyebabkan nyeri, pengecilan otot (atrofi) dan penimbunan kalsium di dalam otot yang teriritasi. Meskipun sangat jarang terjadi, perubahan ini bisa menyebabkan tumor otot ganas. Contoh lain cedera berat pada organ yang terpapar radiasi Jantung dan kantungnya bisa mengalami peradangan setelah diberikan radiasi yang luas pada tulang dada dan dada. Penimbunan radiasi di dalam korda spinalis bisa menyebabkan kerusakan hebat yang berakhir dengan kelumpuhan. Radiasi ekstensif pada perut (untuk kanker kelenjar getah bening, testis atau ovarium) bisa menyebabkan terbentuknya ulkus kronis, jaringan parut dan perforasi pada usus Radiasi pada tumor paru bisa menyebabkan peradangan paru (pneumonitis radiasi) dan radiasi dosis tinggi bisa menyebabkan pembentukan jaringan parut yang hebat pada paru paru (fibrosis), yang bisa berakibat fatal 7