1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini telah mengalami peningkatan yang sangat pesat yang ditandai dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang go public. Semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) maka semakin ketat pula persaingan diantara perusahaan-perusahaan tersebut untuk mendapatkan investor. Investor sangat membutuhkan informasi penting yang dimiliki oleh perusahaan yang bertujuan untuk pengambilan keputusan bisinisnya. Salah satu sumber informasi penting dalam bisnis investasi di pasar modal adalah laporan keuangan. Laporan keuangan wajib disediakan bagi perusahaan yang go public. Dalam upaya memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh para investor, maka manajemen perusahaan mempunyai kewajiban untuk menerbitkan laporan keuangan minimal setahun sekali. Melalui penerbitan laporan keuangan ini perusahaan dapat menginformasikan kinerja keuangan yang diharapkan dapat bermanfaat, khususnya bagi para pemegang saham. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya adalah perasaan aman akan investasi tersebut, dimana perasaan aman tersebut diperoleh dari informasi yang jelas, wajar dan tepat waktu (Daniati 1
2 dan Suhairi, 2006). Informasi dalam laporan keuangan akan mempunyai manfaat jika disampaikan secara akurat dan tepat waktu kepada para pemakainya (Saleh, 2004). Sebaliknya, manfaat laporan keuangan akan berkurang apabila laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Peningkatan akan kebutuhan informasi yang akurat dan tepat waktu ini telah mempengaruhi permintaan akan audit laporan keuangan. Hal ini serupa dengan kesimpulan dari Dyer dan McHugh (1975) yang menyatakan bahwa ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan. Di samping itu, ketepatan waktu (timeliness) penyajian laporan keuangan akan memberikan andil bagi kinerja yang efisien di pasar saham yaitu sebagai fungsi evaluasi dan pricing, mengurangi tingkat insider trading dan kebocoran serta rumor-rumor di pasar saham (Ansah, 2000). Badan Pengawas Pasar Modal dalam peraturannya mewajibkan bahwa laporan keuangan tahunan yang dilaporkan perusahaan yang go public harus terlebih dahulu diaudit oleh akuntan yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Keharusan laporan keuangan diaudit mendorong Kantor Akuntan Publik untuk meningkatkan kualitas atas hasil auditnya. Seperti yang dinyatakan oleh DeAngelo (1981) dalam Hilmi dan Ali (2008) bahwa KAP yang lebih besar dapat diartikan kualitas audit yang dihasilkan pun lebih baik dibandingkan kantor akuntan publik kecil. Dilihat dari segi regulasi di Indonesia bahwa tepat waktu merupakan kewajiban bagi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menyampaikan laporan keuangan secara berkala. Pada tahun 1996,
3 BAPEPAM mengeluarkan lampiran keputusan Ketua BAPEPAM No.80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-lambatnya 120 hari setelah tanggal laporan tahunan perusahaan. Namun sejak tanggal 30 September 2003, BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya lampiran surat Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep- 36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan tahunan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim harus disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Perusahaan yang tidak tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangannya akan mendapatkan sanksi dan denda yang telah ditentukan oleh BAPEPAM. Walaupun demikian, dari tiap tahun pelaporan laporan keuangan yang terdaftar dalam BEI pasti tetap saja ada yang terlambat dalam penyampaiannya. BEJ menerbitkan keputusan direksi PT. Bursa Efek Jakarta No. 307/BEJ/07-2004 yaitu Peraturan Nomor I-H tentang Sanksi. Bagi perusahaan yang tidak patuh terhadap peraturan tersebut, terdapat empat bentuk sanksi yang dikenakan. Sanksi tersebut antara lain peringatan tertulis I, peringatan tertulis II, peringatan tertulis III dan yang terakhir berupa suspensi.
4 Sanksi suspensi perusahaan tercatat hanya akan dibuka apabila perusahaan tercatat telah menyerahkan laporan keuangan dan membayar denda sebagaimana dimaksud dalam ketentuan pada nomor 2 dan 3 di atas. Fakta yang ada saat ini menunjukkan bahwa masih banyak terjadi kasus keterlambatan penyampaian laporan keuangan oleh perusahaan go public di Indonesia. Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga 1 April 2013, terdapat 52 emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya. Pada tahun 2011 yang telah diaudit pada hahun 2012, tercatat sebanyak 54 emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya. Tahun 2010 dan 2009 berturut-turut adalah sebanyak 62 dan 68 emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya. Perusahaan yang terlambat melaporkan laporan keuangan mereka akan mempunyai dampak buruk bagi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai contoh, pasar modal di Australia pada tahun 1974 pernah terjadi 38 perusahaan yang sahamnya dilarang untuk diperdagangkan karena gagal menyampaikan laporan keuangan sesuai persyaratan ketepatan waktu bagi bursa (Dyer dan McHugh, 1975 dalam Suharli dan Rachpriliani, 2006). Beberapa penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan telah banyak dilakukan. Petronila dan Mukhlasin (2003) menyatakan bahwa profitabilitas perusahaan dapat menjelaskan ketepatan waktu pelaporan laporan dan opini audit mempengaruhi interaksi antara profitabilitas perusahaan dan ketepatan waktu pelaporan. Hilmi dan Ali (2004) menyatakan bahwa ketepatan waktu
5 (timeliness) merupakan salah satu faktor yang penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan adalah profitabilitas, likuiditas, kepemilikan publik, dan reputasi KAP. Oktorina dan suharli (2005) menyatakan bahwa faktor ukuran perusahaan, struktur kepemilikan perusahaan, dan akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Anissa (2004) menyatakan bahwa hanya opini audit yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Suharli dan Rachpriliani (2006) menyatakan bahwa faktor rasio profitabilitas, likuiditas, dan penggunaan jasa kantor akuntan publik besar mempengarui ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008) mengunakan dua variabel dependen yaitu timeliness dan audit delay serta profitabilitas, solvabilitas, internal auditor, size perusahaan dan ukuran KAP sebagai variabel independen. Penelitian serupa juga dilakukan oleh Purwati (2006) dengan menggunakan variabel keanggotaan komite audit, independensi anggota komite audit, proporsi komisaris independen, ketua komite audit seta kompetensi anggota komite audit. Almalia dan Setiady (2006) menggunakan provitabilitas, solvabilitas, likuiditas, umur perusahaan dan pelaporan itemitem luar biasa sebagai variabel independennya. Kadir (2011) melakukan penelitian dengan menggunakan variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, gearing, pos-pos luar biasa, umur perusahaan, struktur kepemilikan
6 manajerial dan kepemilikan institusional. Penelitian lain dilakukan oleh Ifada (2009) dengan menggunakan variabel debt to equity ratio, ukuran perusahaan, profitabilitas, struktur kepemilikan dan umur perusahaan. Saleh (2004) melakukan penelitian serupa dengan menggunakan variabel rasio gearing (leverage), profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, item-item luar biasa serta struktur kepemilikan. Penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya mengenai ketepatan waktu pelaporan keuangan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Beberapa penelitian ada yang saling mendukung, namun ada pula yang hasilnya yang bertentangan. Hal tersebut menjadi motivasi bagi peneliti untuk meneliti kembali guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas dan lengkap serta menjadi reseach gap dalam penelitian ini. Beberapa penelitian dilakukan menggunakan sampel perusahaan manufaktur sebagai sampel penelitian. Perusahaan manufaktur sering digunakan sebagai sampel karena perusahaan manufaktur merupakan perusahaan paling banyak terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga sampel penelitian akan semakin banyak. Rachmawati (2008), wirakusuma (2004), oktorina dan Suharli (2005) serta beberapa peneliti lain mengguakan perusahaan manufaktur sebagai sampel dalam penelitiannya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan sampel perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian dengan menggunakan sampel perbankan harus dipisahkan dari sampel perusahaan lain karena perbankan mempunyai karakteristik khusus yang tidak dimiliki perusahaan lain. Perusahaan perbankan mempunyai regulasi tersendiri yang dikeluarkan oleh
7 Bank Indonesia. Bank Indonesia mempunyai peran khusus untuk mengawasi perusahaan perbankan di Indonesia. Penulis melihat bahwa bank merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat penting dimata masyarakat, dimana bank dapat menjadi sumber pembiayaan maupun pendanaan yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Perusahaan perbankan akan senantiasa menjaga citra baik perusahaan dimata masyarakat, salah satunya dengan menyampaikan laporan keuangan mereka secara tepat waktu. selain itu, perusahaan perbankan juga mempunyai kualitas sumber daya manuasia yang tinggi serta sistem informasi canggih yang seharusnya dapat menjadikan perusahaan perbankan lebih tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan mereka ke publik. Namun demikian, masih terdapat perusahaan perbakan yang terlambat menyampaiukan laporan keuangannya seperti bank Century dan bank Bukopin pada tahun 2008. Hal tersebut menimbulkan minat penulis untuk menjadikan perusahaan perbankan sebagai sampel penelitian kaitannya dengan ketepatan waktu pelaporan keuangan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul PENGARUH PROFITABILITAS, SOLVABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN REPUTASI AUDITOR TERHADAP KETEPATAN WAKTU PELAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
8 B. Rumusan Masalah Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Dari penelitianpenelitian tersebut ditemukan hasil yang tidak konsistenan. Variabel-variabel seperti profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan reputasi auditor menunjukkan hasil yang berbeda-beda seperti yang telah disebutkan pada latar belakang masalah diatas. Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Profitabilitas menunjukkan seberapa besar perusahaan menghasilkan laba. Selain profitabilitas, solvabilitas juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Solvabilitas mencerminkan seberapa besar perusahaan dapat membayar hutangnya dengan menggunakan asetnya. Ukuran perusahaan juga merupakan faktor lain yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Ukuran perusahaan menunjukkan seberapa besar aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan yaitu reputasi auditor. Reputasi auditor dapat dilithat dengan apakah KAP tersebut bermitra dengan KAP the big four atau tidak. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti menyusun rumusan masalah penelitian meliputi: 1. Apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan?
9 2. Apakah solvabilitas perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan? 4. Apakah reputasi auditor berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh profitabilitas terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh solvabilitas terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. 4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh reputasi auditor terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan. D. Manfaat Penelitian Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dan masukan yang berguna bagi beberapa pihak antara lain:
10 1. Bagi perusahaan Hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan dan pembelajaran bagi pihak manajemen perusahaan dalam menjalankan pelaporan keuangan ke publik agar dapat mengantisipasi keterlambatan pelaporan di luar waktu yang telah ditetapkan. 2. Bagi akademis Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam kajian literatur akuntansi keuangan mengenai faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan di Indonesia serta dapat menjadi referensi atau acuan bagi mahasiswa lain yang melakukan penelitian dengan tema sejenis. 3. Bagi regulator Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran apakah peraturan yang telah ditetapkan pemerintah mempunyai dampak positif terhadap ketepat waktuan pelaporan keuangan sehingga dapat dijadikan sebagai koreksi dimasa yang akan datang.