32 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya. Selanjutnya Surakhmad (1994:139) menjelaskan bahwa Metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa atau penelitian dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah metode survei. Tika (2005:6) mentayakan bahwa survei adalah suatu metode yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisaskian terhadap apa yang diteliti. Nazir (2003 : 56) menyatakan bahwa Metode Survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang instituisi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Menurut Singarimbun (1987:3) Metode penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunkan kuisioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok
33 B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan keseluruhan gejala penelitian. Terkait hal ini, Sumaatmadja (1988 : 12) mengatakan bahwa : populasi adalah seluruh gejala, individu, kasus dan masalah yang diteliti yang ada di daerah penelitian menjadi objek penelitian geografi. sedangkan menurut Tika (2005 : 24) dikatakan bahwa : populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas. Populasi dalam penelitian terdiri dari populasi wilayah. Populasi wilayah dalam penelitian ini ialah seluruh wilayah permukiman di Sub Daerah Aliran Ci Keruh yang memiliki sumber airtanah dangkal atau yang berkaitan dengan keterdapatan sumur di Sub Daerah Aliran Ci Keruh. 2. Sampel Sumaatmadja (1988 : 112) Sampel adalah bagian dari populasi (cuplikan contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan". Sampel wilayah pada penelitian ini ialah wilayah pemukiman yang berada di bagian tengah Sub Daerah Aliran Ci Keruh yang memanfaatkan airtanah dangkal. Pemukiman di bagian tengah dijadikan sampel dengan pertimbangan bahwa permukiman terkonsentrasi di bagian tengah. Adapun teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa pertimbangan di antaranya ialah sebaran permukiman di daerah penelitian, keterdapan sumur, dan kerapatan sumur.
GAMBAR 3.1 PETA BATASAN LOKASI 34
35 Pada dasarnya tidak ada ketentuan mengenai berapa jumlah sampel, yang penting harus proporsional sehingga dapat dikatakan dapat mewakili populasi yang ada. Maka dalam hal ini penulis mengambil sampel airtanah sebanyak 13 sampel yang tersebar di bagian tengah dan hilir Sub Daerah Aliran Ci Keruh. Wilayah yang dijadikan sampel meliputi Desa Cinunuk, Cimekar, Cilleunyi Kulon, Cileunyi Wetan, Cipacing, Rancaekek, Cikeruh, Hegarmanah, Cileles, Cinanjung, dan Desa Sukarapih. Bagian hulu dari Sub Daerah Aliran Ci Keruh tidak dijadikan sampel karena tidak ditemukan keberadaan sumur dan penduduk tidak menggunakan airtanah untuk memenuhi kebutuhan akan air. sumber air yang digunakan penduduk ialah mata air. C. Variabel Menurut Arikunto (2006:116) variabel merupakan objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang menentukan atau mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari kondisi fisik dan sosial wilayah. Variabel bebas aspek fisik wilayah mencakup : 1. Iklim meliputi curah hujan 2. Litologi 3. Morfologi
36 4. Ketinggian tempat 5. Ketebalan akuifer 6. Kedalaman muka airtanah 7. Karakteristik airtanah (fisik, kimia, biologi) 8. Penggunaan lahan Variabel bebas aspek sosial meliputi : 1. Jumlah penduduk 2. Kepadatan penduduk 3. Sebaran pemukiman Akumulasi dari variabel bebas aspek fisik dan sosial dinyatakan dalam variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah potensi kuantitas dan kualitas airtanah di Sub Daerah Aliran Ci Keruh. Variable Bebas Fisik : 1. Klimatologi (curah hujan) 2. Litologi 3. Morfologi Lahan 4. Ketinggian tempat 5. Ketebalan Akuifer 6. Kedalaman muka airtanah 7. Karakteristik airtanah (fisik, kimia, dan biologi) 8. Penggunaan lahan Variable Terikat : Potensi Kuantitas dan Kualitas Airtanah di Sub Daerah Aliran Ci Keruh Sosial 1. Jumlah penduduk 2. Kepadatan penduduk 3. Sebaran pemukiman Gambar 3.2. Variabel Penelitian
37 D. Alat dan Bahan Untuk mendukung penelitian yang dilakukan, maka diperlukan alat dan bahan penelitian. Alat yang digunakan dalam penelitian ini ialah : 1. Alat ukur lapangan digunakan untuk mengukur parameter-parameter fisik yang mempengaruhi potensi airtanah di lokasi penelitian. Alat ukur lapangan yang digunakan ialah meteran. 2. Global Positioning System (GPS), digunakan untuk mengetahui koordinat plot dan ketinggian plot sampel. 3. Alat tulis, digunakan untuk mencatat data hasil pengukuran. 4. Kamera digital, digunakan untuk mendokumentasikan objek lokasi penelitian 5. Botol plastik digunakan untuk menyimpan sampel air yang diambil dari lapangan 6. Perangkat komputer, digunakan untuk pengolahan data. 7. Ceklis lapangan, digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengamatan kondisi fisik di lapangan. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah : 1. Peta tematik (peta geologi, peta jenis tanah,peta kemiringan lereng, peta penggunaan lahan) 2. Peta Rupa Bumi Indonesia lembar Cicalengka, ujungberung, lembang, dan sukamulya.
38 E. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka perlu dilakukan adanya pengumpulan data. pengumpulan data diperoleh melalui: 1. Observasi Lapangan Teknik observasi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data yang aktual dan langsung dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Selain itu observasi lapangan dilakukan untuk mengobservasi kondisi fisik di lokasi penelitian yang merupakan parameter dari potensi airtanah yaitu berupa data ketinggian tempat, ketebalan akuifer, kedalaman muka airtanah, dan karakteristik airtanah. 2. Studi Dokumentasi Studi Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melihat berbagai dokumen yang ada di berbagai instansi-instansi atau lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian. Dalam hal ini data yang dikumpulkan adalah data dari lembaga yang berhubungan dengan penelitian seperti PDAM Kabupaten Bandung Bandung, BMKG, dan BAPPEDA Kabupaten Bandung untuk mencari data mengenai kondisi air tanah, dan data curah hujan. Studi dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data sekunder.
39 3. Studi Literatur Studi literatur digunakan untuk digunakan untuk mencari data sekunder yang mendukung permasalahan penelitian melalui buku-buku dari suatu lembaga maupun dari sumber lain. Data yang dibutuhkan seperti buku-buku yang berhubungan dengan hidrologi. F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan dan analisis data merupakan kegiatan untuk mencari kesimpulan hasil penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menyusun dan mengelompokan data sejenis kemudian menyajikannya dalam bentuk tabel, gambar, grafik, maupun peta. 2. Kompilasi data, yaitu menganalisis perbedaan tiap wilayah yang berkenaan dengan potensi airtanah. 3. Melakukan ploting objek yang diteliti, yaitu lokasi-lokasi sumur yang dijadikan sampel dalam penelitian yang kemudian akan dipetakan ke dalam peta sampel penelitian. 4. Menganalisi potensi airtanah dengan tahap berikut : a. Mendeskripsikan karakteristik airtanah di daerah penelitian dengan membuat peta equipotensial airtanah. Pada hakikatnya peta airtanah yaitu peta yang menunjukan potensi yang sama. Peta tersebut akan menampilkan arah aliran airtanah dan garis isopotensiometrik atau garis kesamaan muka airtanah yang didasarkan pada nilai total head. Pm : As (k d) (Persamaan..1)
40 Keterangan : Pm As k d : total head (mdpl) : ketinggian tempat (mdpl) : kedalaman dasar sumur (m) : ketebalan air sumur (m) Kemudian nilai ini digunakan untuk membuat garis isopotensiomeetrik b. Menentukan nilai debit airtanah dengan mengacu pada persamaan darcy Langkah untuk menentukan debit ialah sebagai berikut : 1) Menentukan nilai K yang disesuaikan dengan jenis material batuan yang ada di daerah penelitian. Jenis material tanah ini didapat dari hasil interpretasi peta geologi. Berikut merupakan nilai konduktivitas pada setiap jenis batuan penyusun. Tabel 3.1 Nilai Konduktivas Batuan Untuk Material Batuan No Material m/hari No Material m/hari 1 Gravel, coarse 150 13 Dure sand 20 2 Gravel, medium 270 14 Loess 0.08 3 Gravel, fine 450 15 Peat 5.7 4 Sand, coarse 45 16 Schist 0.2 5 Sand, medium 12 17 Slate 0.00008 6 Sand, fine 2.5 18 Gabro weathred 0.2 7 Silt 0.08 19 Basalt 0.01 8 Clay 0.0002 20 Tuff 0.2 9 Sandstone, fine- 0.2 21 Till,predominantly 30 grained 10 Sandstone, 3.1 medium-grained 11 Limestone 0.94 12 Dolomite 0.0001 Sumber : Todd (1985 : 27) 22 sand Till, predominantly silt 0.49 23 Granite, weathred 1.4
41 2) Membuat triangulasi atau pemodelan peta potensiometrik dengan menghubungkan tiap titik lokasi sumur dengan sumur yang lainya sehingga didapatkan beberapa segitiga. 3) Menentukan beda tinggi hidrolik head ( H) sebuah wilayah pada sebuah segitiga dengan rumus : H = H 1 -H 2 (Persamaan..2) Keterangan : H : beda tinggi antara ketinggian muka airtanah H 1 H 2 : ketinggian muka airtanah plot kesatu : ketinggian muka airtanah plot kedua 4) Menentukan jarak dua muka air (L) garis horizontal terhadap segitiga untuk mendapatkan debit airtanah dengan memperhitungkan tebal relatif akuifer pada garis equipotensial antara dua titik pengamatan terhadap satu titik pengamatan. Untuk mencari nilai jarak dua muka air (panjang akuifer) adalah jarak head hidrolik menengah pada datum level dikurangi head terendah (persamaan sebelumnyya) kemudian memperhitungkan gradien hidraulik (i) dalam m/m dengan rumus : = (Persamaan.3) Keterangan : i H L : gradien hidraulik : beda tinggi antara dua plot sumur yang berdekatan : jarak antar dua plot yang berdekatan 5) Menentukan nilai luas penampang dan volume akuifer dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : A =. d. t (Persamaan 4)
42 V = ¼. d 2. t (Persamaan 5) Keterangan : A : luas Akuifer (m 2 ) V : volume Akuifer (m 3 ) : konstanta dengan nilai 3.14 d t : diameter sumur (m) : ketebalan akuifer/air sumur 6) Menentukan debit airtanah dengan menggunakan persamaan : Q=. + =.. (Persamaan 6) Keterangan : Q k i A : debit Airtanah (m 3 /dt) : konduktivitas hidraulik (m/dt) : gradien hidraulik ; luas Bukaan Akuifer 7) Menentukan cadangan airtanah dengan menggunakan persamaan : Ca = Lp x T x Pr (persamaan.7) Keterangan : Ca : cadangan airtanah (m 3 /dt) Lp : luas permukaan lahan (m 2 ) T Pr : ketebalan akuifer (m) : nilai porositas 8) Menganalisis kualitas air dengan membandingkan hasil uji laboratorium tiap parameter kualitas air (fisika dan kimia) dengan peraturan pemerintah no 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air.
43 G. Alur Pemikiran Sub DAS Cikeruh Identifikasi Fisik Identifikasi Sosial Klimatologi Litologi Morfologi Jumlah penduduk Kepadatan penduduk Sebaran pemukiman Penggunaan lahan Sampel Karakteristik fisik Karakteristik sumur : Karakteristik kimia Karakteristik biologi Diameter sumur Ketebalan air sumur Elevasi muka airtanah Kualitas airtanah Kuantitas airtanah Potensi airtanah Implikasi bagi kebutuhan Rekomendasi Gambar 3.3 Alur Pemikiran