Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING DI SEKOLAH DASAR. Oleh: Isra Fitriani. Abstrak

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Rizky Ridlo Rahmanda Putri. Kata kunci: model GI, aktivitas siswa, prestasi belajar fisika

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV MIS Margapura Kecamatan Bolano Lambunu

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI COOPERATIVE LEARNING JIGSAW

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research yang dilakukan peneliti secara

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS V SDN NO MEDAN DELI

BAB III RENCANA PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif,

ABSTRAK. Kata Kunci: guided inquiry, hasil belajar, kooperatif

Oleh: Purningsih, S.Pd. SMK YPT Purworejo Abstrak

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI INFORMATION SEARCH

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROSIDING ISBN :

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

A. Minat Belajar B. Prestasi Belajar... 8 C. Metode Diskusi D. Mata Pelajaran IPS SD BAB III TUJUAN DAN MANFAAT

BAB II KAJIAN TEORI. 1 Tinjauan Tentang Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Kartu-Kartu. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NU GRESIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

PERANAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN MAMPANG PRAPATAN 02 PAGI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. prestasi belajar, kelas dan sekolahan.

PROBLEM BASED LEARNING UNTUK PENINGKATAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Sebagai Persyaratan Tugas Akhir Program Sarjana S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Surakarta. Oleh: ATIKA NUR RAHMAWATI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Oleh sebab

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

BAB III METODE PENELITIAN

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. Sekolah MA AL-FALAH Limboto khususnya kelas XI IPS dengan jumlah siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penerapan metode

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL PAIKEM PADA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. istilah Inggrisnya Classroom Action Research (CAR). Nama CAR atau PTK

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 1

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF JURNAL. Oleh NYOMAN TRI YULIANTI MUNCARNO NELLY ASTUTI

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh Rohimatul Azizah Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015

Pamujo, Risma Dwi Rapprilia 2 PGSD FKIP Universitas Muhammdiyah Purwokerto

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, PAIKEM A. PENDAHULUAN

Edudikara, Vol 1 (2); 34-41,

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA. (Jurnal Skripsi) Oleh LITA YULIANTI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

PENINGKATAN AKTIVITAS BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING DI KELAS VA SD PERTIWI 3 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK MAKE A MATCH DENGAN MEDIA KARTU KLOP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN

BAB III METODE PENELITIAN

Agusnoto. SD Negeri Ketitangkidul, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Volume 4 Nomer 2 Desember 2017

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN FIRING LINE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE MIND MAP SISWA KELAS V

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENGGUNAAN STRATEGI JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEJALA ALAM (IPA) SISWA KELAS III SD NEGERI 1 JOMBORAN KLATEN TENGAH TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

Transkripsi:

Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Tentang Masalah Sosial Pada Siswa Kelas IV SDN Karet 06 Pagi Setiabudi Jakarta Selatan Ajat Sudrajat dan Septi Yanti PGSD FIP Universitas Negeri Jakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPS melalui metode cooperative learning tipe two stay two stray tentang Masalah Sosial pada siswa kelas IV SDN Karet 06 Pagi Setiabudi Jakarta Selatan. Data hasil belajar siswa yang diperoleh dari penyebaran pada setiap siklusnya yaitu pada tindakan siklus I hasil belajar IPS ranah kognitif diperoleh nilai rata-rata dari siklus I diperoleh 62,58 dengan presentase sebesar 58%. Hasil belajar IPS ranah afektif dengan menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray yang terlaksana pada siklus I yaitu indikator sikap peduli sebesar 64%, indikator komunikatif sebesar 61%, indikator tanggung jawab 64%, indikator kerjasama 71% dan 66% dalam indikator menyumbangkan ide. Pada siklus II data yang diperoleh melalui tes dan non tes mengalami peningkatan. Pada ranah hasil belajar kognitif siswa diperoleh hasil nilai rata-rata 84,46 dengan presentase 89%. Jadi besar perubahan dari siklus I ke siklus II untuk peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa sebesar 31%. Hasil belajar siswa yang diperoleh tampak pada nilai yang didapat oleh siswa. Hasil belajar afektif dengan menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray yang terlaksana pada siklus II indikator sikap peduli sebesar 89%, indikator komunikatif sebesar 81%, indikator tanggung jawab 86%, indikator kerjasama 89% dan 82% indikator menyumbangkan ide. Hasil belajar psikomotor siswa dengan menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray yang terlaksana pada siklus II yaitu indikator persiapan 97%, dalam indikator proses 89% dan indikator hasil 92% dalam menempel potongan gambar tentang jenis-jenis masalah sosial. Indikator menempel potongan gambar tentang masalah sosial sebesar 85% meningkat 10% dari siklus I yaitu 71%. Data pemantau tindakan guru menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray pada siklus II, presentase pelaksanaan tindakan guru sebesar 90%. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray ternyata menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I dan II. Peningkatan ini menunjukkan bahwa identifikasi dan analisis peneliti bersama kolaborator terhadap temuan-temuan masalah yang terjadi pada setiap siklus telah ditemukan pemahamannya dalam menunjukkan hasil yang optimal. Kata Kunci : Hasil Belajar IPS, cooperative learning tipe two stay two stray. Pendahuluan Meningkatkan kualitas pendidikan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hal ini merupakan tugas bagi masing-masing sekolah dan yang paling utama adalah bagi guru sebagai tenaga pengajar. Guru harus selalu kreatif dan inovatif dalam melakukan pembelajaran agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga memberikan hasil yang berkualitas. 1

Hal tersebut pun terjadi di SDN Karet 06 Pagi Setiabudi Jakarta Selatan. Dalam kegiatan belajar seperti ini guru menganggap berhasil mengajar apabila dapat mengkondisikan kelas dengan baik, siswa kelihatan duduk dengan tertib dan tenang mengikuti pelajaran yang disampaikan guru. Pembelajaran seperti ini tidak lain hanya sekedar menyampaikan materi saja. Siswa dianggap telah belajar, bila siswa dapat mengingat dan menyampaikan kembali materi yang telah dijelaskan, dan akhirnya dapat menjawab soal dengan baik. Selain itu nilai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah belum dapat tercapai. SDN Karet 06 Pagi Setiabudi Jakarta Selatan menetapkan nilai KKM pada pelajaran IPS adalah 65, kenyataannya dari 28 siswa hanya 8 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM 65. Adapun sisanya adalah 20 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Padahal target KKM untuk mata pelajaran IPS tentang Masalah Sosial seharusnya mencapai 100% siswa yang memperoleh nilai 65-100. Pada kenyataannya, bahwa dalam penerapan pembelajaran IPS sangatlah jauh dari apa yang diharapkan, masih banyak dipengaruhi pembelajaran yang berorientasi kepada materi (content), berpusat kepada guru (teacher centered), guru lebih menguasai iklim pembelajaran tidak berorientasi kepada kompetensi-kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Adapun pembelajaran IPS merupakan konsep pemahaman terhadap perkembangan sosial, sehingga siswa menjadi lebih peka terhadap lingkungan sosial yang ada di masyarakat. Dengan melihat kondisi di lapangan bahwa guru cenderung memberikan metode ceramah untuk pembelajaran IPS. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu digunakan metode pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih siswa untuk dapat belajar mandiri, tidak hanya terpaku dari penjelasan guru dan isi buku pelajaran, salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray. Metode cooperative learning adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran cooperative dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Pelaksanaan metode cooperative learning menggunakan tipe two stay two stray merupakan sistem pembelajaran kelompok dengan tujuan agar siswa dapat saling bekerjasama, bertanggung jawab, saling membantu memecahkan masalah dan saling mendorong untuk berprestasi. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka area penelitian ini adalah meningkatkan hasil siswa pada mata pelajaran IPS dengan metode cooperative learning tipe two stay two stray. Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan hasil belajar IPS tentang masalah sosial melalui metode cooperative learning tipe two stay two stray di kelas IV SDN Karet 06 Pagi Setiabudi Jakarta Selatan?. Metode Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classrom Action Research). Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan tipe siklus (putaran/spiral) menurut Kemmis dan Taggart dalam Arikunto. Dalam perencanaannya Kemmis dan Taggart menggunakan sistem refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi dan perencanaan kembali. Dimulai dari putaran atau siklus pertama ke siklus berikutnya dengan target agar 2

kualitas pembelajaran khususnya materi Masalah Sosial semakin meningkat disertai peningkatan hasil belajar IPS. Peningkatan hasil belajar tersebut dapat diketahui melalui tes tertulis yang diberikan pada setiap akhir siklus. Sedangkan Desain intervensi tindakan/rancangan siklus penelitian ini menggunakan tipe Kemmis dan Taggart. Karena prosedur kerja dalam penelitian tindakan menurut Kemmis dan Taggart, pada dasarnya merupakan suatu siklus yang meliputi tahap-tahap: (a) perencanaan (planning), (b) tindakan (acting), (c) pengamatan (observing), dan (d) refleksi (reflecting), dari terselesaikannya refleksi kemudian dilanjutkan dengan perencanaan kembali (replanning). Berdasarkan langkah pada siklus pertama tersebut kemudian disusun sebuah modifikasi yang diaktualisasikan dalam bentuk rangkaian tindakan dan pengamatan lagi sehingga membentuk sebuah siklus. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam beberapa siklus, dan setiap siklus kemungkinan terdiri dari beberapa pertemuan sesuai dengan tingkat ketercapaian yang ditetapkan. Apabila tingkat ketercapaian pada siklus sebelumnya telah melampaui target yang ditetapkan, maka peneliti bisa menghentikan tindakan. Dengan demikian, penelitian dianggap berhasil dan selesai. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini akan lebih jelas pada Gambar berikut ini: Hasil dan Pembahasan A. Hasil Setelah sejumlah data yang diperlukan diperoleh dan dianalisis. Selanjutnya adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Teknik pemeriksaan data siklus I dan II dapat dilakukan dengan cara pencocokan antara hasil analisis melalui proses pengamatan dari hasil observasi, catatan lapangan, dokumentasi dan melalui diskusi antara peneliti dan observer agar memperoleh data yang sesuai. Pembahasan dapat berupa pencocokan hasil yang didapat atau diamati dengan kriteria proses dan data yang dihadapkan. Untuk mendapatkan data yang akurat dan tepat maka peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan cara sebagai berikut: 1. Data Proses Data proses dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengamatan oleh observer dalam proses pembelajaran pada setiap siklusnya. Lembar observasi tersebut dibuat langkah-langkah dari metode pembelajaran cooperative learning tipe two stay two stray. Data yang diperoleh dari lembar pengamatan tersebut dibandingkan dengan data pelengkap berupa catatan lapangan dan dokumentasi/foto selama kegiatan pembelajaran berlangsung pada setiap siklus. Data yang diambil merupakan data instrumen pemantauan tindakan aktivitas guru yang terdiri 15 aktivitas yang berpatokkan kepada metode cooperative learning tipe two stay two stray serta data instrumen pemantauan tindakan siswa yang terdiri 20 butir aktivitas siswa yang berpatokan pada metode cooperative learning tipe two stay two stray. Instrumen-instrumen tersebut telah 3

diperiksa dan diteliti serta ditandatangani oleh expert judgement yang menyatakan instrumen tersebut valid dan layak digunakan. Data yang diambil dalam lembar pengamatan berupa data nilai pengamatan proses pembelajaran proses pembelajaran yang dinilai oleh observer. Data tersebut kemudian diverifikasi dan direfleksi oleh observer dan peneliti melakukan tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya, kemudian digunakan metode pengesahan dengan ditandatangani oleh peneliti dan observer. 2. Data Hasil Data hasil dalam penelitian ini diperoleh dari hasil belajar kognitif siswa yang diberikan pada setiap akhir siklusnya serta hasil belajar afektif dan psikomotor yang dinilai berdasarkan proses pembelajaran pada setiap kelompok. Hasil belajar afektif dan psikomotor dilakukan secara individu. Hasil belajar kognitif diperoleh dari tes hasil belajar yang diperiksa oleh peneliti dan kebenarannya dikuatkan oleh pengesahan observer. B. Analisis Data Pada penelitian ini diperoleh data yang didapat jumlah siswa sebanyak 28 siswa kelas IV SDN Karet 06 Pagi Setiabudi Jakarta Selatan. Penelitian ini diperoleh dua data, yaitu data tentang hasil belajar dan data pemantau tindakan menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray. Data yang terkumpul kemudian dianalisis, dilakukan penafsiran sebagai berikut: Siklus I Berdasarkan refleksi dan analisis data pada siklus I, ternyata skor hasil belajar IPS yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu 85% dari jumlah siswa mencapai skor 65. Siswa belum memahami upaya dan hambatan dalam mengatasi masalah sosial dalam pernyataan. Selain itu pembelajaran yang dilakukan dengan metode cooperative learning tipe two stay two stray belum dapat berjalan secara baik dikarenakan siswa belum terbiasa melakukan diskusi kelompok dan kegiatan two stay two stray (bertamu) sehingga membuat suasana kelas menjadi sedikit ramai. Hasil belajar IPS ranah kognitif yang didapatkan berupa skor dari nilai siswa yang mencapai KKM ( 65). Pada siklus I, nilai keseluruhan yaitu mencapai 1760 dari 28 siswa dengan rata-rata 62,58. Siswa yang mencapai nilai KKM ( 65) sebanyak 16 siswa dari 28 siswa dengan presentase 58%. Hasil belajar afektif yang terlaksana pada siklus I yaitu indikator sikap peduli mencapai sebesar 64% dari jumlah seluruh siswa, indikator komunikatif mencapai sebesar 61% dari jumlah seluruh siswa, indikator tanggung jawab mencapai 64% dari jumlah seluruh siswa, indikator kerjasama 71% dari jumlah seluruh siswa dan indikator menyumbangkan ide mencapai 66%. Hasil penilaian ranah psikomotor dengan menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray yang terlaksana pada siklus I dalam Indikator persiapan 71%, dalam indikator proses 68% dan indikator hasil 68% dalam menempel potongan gambar tentang jenisjenis masalah sosial. Pada siklus I, guru belum melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, penyampaian materi masalah sosial terlalu cepat sehingga hanya beberapa orang siswa yang paham, dan guru kurang memperhatikan kesiapan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray sehingga pelaksanaan pembelajaran kurang tertib. Adapun persentase hasil pemantau 4

tindakan guru pada pertemuan ke-1 sebesar 61,67%, pertemuan ke-2 sebesar 73,3%. Persentase rata-rata hasil pemantau tindakan guru sebesar 67%. Sedangkan hasil pemantau tindakan siswa pada pertemuan ke-1 sebesar 52,5%, pertemuan ke-2 sebesar 63,75%. Persentase rata-rata hasil pemantau tindakan siswa sebesar 58%. Data yang diperoleh belum mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Oleh karena itu, berdasarkan hasil belajar siklus I dan aktivitas guru dan siswa yang belum mencapai target, peneliti melakukan siklus II untuk dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Siklus II Berdasarkan refleksi dan analisis pada siklus II, ternyata skor hasil belajar IPS siswa telah mencapai target yang ditetapkan memenuhi yaitu 85% dari jumlah siswa mencapai skor 65. Siswa telah memahami pengertian masalah sosial, upaya dan hambatan dalam mengatasi masalah sosial dan sikap dalam mencegah masalah sosial. Pada siklus II, guru sudah melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, penyampaian penjelasan materi masalah sosial sudah baik sehingga semua siswa di dalam kelas paham, dalam kegiatan diskusi kelompok semua kelompok sudah dibimbing oleh guru. Selain itu siswa sudah mulai terbiasa belajar dengan menggunakan metode Cooperative Learning tipe Two Stay Two Stray sehingga para siswa bisa beradaptasi dalam pembelajaran di siklus II dan guru pun dapat fokus memberikan bantuan kepada siswa yang benar-benar masih kurang dalam pembelajaran IPS. Hasil belajar IPS ranah kognitif pada siklus II nilai secara keseluruhan siswa yaitu mencapai 2363 dari 28 siswa dengan rata-rata 84,46. Nilai siswa yang mencapai nilai KKM ( 65) pada siklus II sebanyak 25 siswa dari 28 siswa yang ada dengan prosentase 89%. Hal tersebut berarti bahwa pada siklus II terdapat 25 siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPS dan 3 orang yang tidak tuntas. Hasil peningkatan ketuntasan belajar kognitif siswa tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 : Ketuntasan Hasil Belajar IPS Ranah Kognitif Jumlah Siswa Tuntas Jumlah Siswa Tidak Tuntas I 16 12 58 II 25 3 89 Siklus Persentase Keberhasilan Tabel 2: Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif IPS Siklus Jumlah keseluruhan nilai siswa Rata-rata nilai keberhasilan siswa I 1760 62,58 II 2365 84,46 Data hasil belajar afektif adalah dengan cara menjumlahkan tiap skala penilaian yang dibandingkan dengan jumlah siswa dalam bentuk presentase. Kategori berhasil atau tidaknya dari hasil belajar yang dicapai yaitu dengan melihat jumlah dari tiap skala penilaian. Untuk skala penilaian 1 dan 2 dikategorikan kurang dan untuk skala penilaian 3 dan 4 dikategorikan baik. Hasil belajar afektif yang terlaksana pada siklus II terjadi peningkatan dengan indikator sikap peduli mencapai sebesar 89% dari jumlah seluruh siswa, indikator komunikatif sebesar 81% dari jumlah seluruh siswa, indikator tanggung jawab mencapai 86% dari jumlah seluruh siswa, indikator kerjasama 89% dan 82% indikator 5

menyumbangkan ide. Hasil belajar ranah afektif siswa tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3: Ketuntasan Hasil Belajar IPS Ranah Afektif Aspek Yang Di Nilai Ranah Siklus Sikap Peduli Komunikatif Tanggung Jawab Kerjasama Menyumbangkan ide Afektif I 67% 61% 63% 71% 66% II 89% 81% 86% 89% 82% Data hasil belajar psikomotor siswa adalah dengan cara menjumlahkan tiap skala penilaian yang dibandingkan dengan jumlah siswa dalam bentuk presentase. Kategori berhasil atau tidaknya dari hasil belajar IPS dicapai yaitu dengan melihat jumlah dari tiap skala penilaian. Untuk skala penilaian 1 dan 2 dikategorikan kurang dan untuk skala penilaian 3 dan 4 dikategorikan baik. Hasil penilaian ranah psikomotor dengan menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray yang terlaksana pada siklus II dalam Indikator persiapan 97%, dalam indikator proses 89% dan indikator hasil 92% dalam menempel potongan gambar tentang jenis-jenis masalah sosial. Hal tersebut membuktikan terdapat kenaikan pada hasil belajar ranah psikomotor. Hasil belajar ranah psikomotor siswa tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Ranah Psikomotor Tabel 4: Ketuntasan Hasil Belajar IPS Ranah Psikomotor Siklus Menempel Potongan Gambar Masalah Sosial Persiapan 71% I Proses 68% Hasil 68% Persiapan 97% II Proses 89% Hasil 92% Selain menganalisis data instrumen hasil belajar IPS siklus I-II juga dilakukan analisis data pemantau tindakan guru dan siswa menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray. Adapun persentase hasil pemantau tindakan guru pada pertemuan ke-1 sebesar 85%, pertemuan ke-2 sebesar 95%. Persentase rata-rata hasil pemantau tindakan guru sebesar 90%. Hasil pemantau tindakan siswa pada pertemuan ke-1 sebesar 80%, pertemuan ke-2 sebesar 86,25%. Persentase rata-rata hasil pemantau tindakan siswa sebesar 85%. Hasil pemantau tindakan guru dan siswa dengan menggunakan cooperative learning tipe two stay two stray terlihat adanya peningkatan hasil dalam presentase yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5: Data Pemantau Tindakan Guru Menggunakan Metode Cooperative Learning Two Stay Two Stray Siklus Persentase I 67% II 90% 6

Tabel 6: Data Pemantau Tindakan Siswa Menggunakan Metode Cooperative Learning Two Stay Two Stray Siklus Persentase I 58% II 83% Melihat hasil tersebut membuktikan bahwa metode cooperative learning tipe two stay two stray yang digunakan oleh peneliti dalam meningkatkan hasil belajar IPS dengan materi masalah sosial sudah tepat. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai hasil belajar IPS serta pemantauan tindakan yang dilakukan oleh observer dalam tiap siklus. Pembahasan Interpretasi hasil analisis dilakukan oleh peneliti dan kolaborator setelah melakukan analisis terhadap data hasil penelitian. Pelaksanaan tindakan siklus II telah menunjukkan hasil ang diharapkan yaitu peningkatan hasil belajar IPS tentang masalah sosial. Adapun peningkatan hasil belajar IPS ditunjukkan dengan adanya penigkatan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM pada siklus I sebanyak 16 orang siswa dan siklus II menjadi 25 siswa mendapat nilai di atas nilai KKM 65. Hasil analisis data hasil belajar IPS tentang masalah sosial menggunakan metode coperative learning tipe two stay two stray dapat dilihat pada diagram berikut: PENCAPAIAN KKM 100% 50% 58% 89% I 0% I Gambar 1: Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa HASIL BELAJAR AFEKTIF 100% 67% 89% 61% 81% 86% 63% 71% 89% 66% 82% 50% 0% Siklus I Siklus II Gambar 2: Persentase Peningkatan Hasil Belajar Afektif Siswa 7

100% 80% 60% 40% 20% 0% Menempel Potongan Gambar Masalah Sosial 97% 89% 92% 71% 68% 68% Persiapan Proses Hasil Siklus I Siklus II Gambar 3: Persentase Peningkatan Hasil Belajar Psikomotor Siswa AKTIVITAS GURU 100% 50% 0% 67% 90% I I Gambar 4: Persentase Pemantau Tindakan Guru Dalam Proses Pembelajaran Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray AKTIVITAS SISWA 100% 58% 83% 0% I I Gambar 6: Persentase Pemantau Tindakan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray Simpulan dan Saran Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray dalam hasil belajar siswa terhadap materi masalah sosial dalam mata pelajaran IPS siswa kelas IV SDN Karet 06 Pagi Setiabudi Jakarta Selatan menunjukkan hasil yang positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, karena cooperative learning tipe two stay two stray menjadikan siswa dapat belajar sendiri bersama teman sebayanya serta memberikan peluang yang besar untuk siswa menyampaikan pengetahuan yang dimiliki. Cara meningkatkan hasil belajar IPS tentang masalah sosial dengan metode cooperative learning tipe two stay two stray adalah 8

dengan membagi kelompok kecil yang dinamakan kelompok bertamu serta memberikan bahan belajar serta masalah sosial yang berbeda di setiap kelompok. Hasil analisis pada siklus I, hasil belajar siswa yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor yaitu jumlah nilai hasil belajar dari 28 siswa hanya 16 siswa yang mencapai KKM dengan presentase 58% dan rata-rata nilai 65,58. Hasil belajar pada siklus I ini belum mencapai target yang diinginkan, maka dilakukan tindakan berikutnya yakni siklus II agar siswa lebih memahami tentang materi masalah sosial. Pada siklus II hasil belajar siswa mencapai Pada siklus II, jumlah nilai hasil belajar dari 28 siswa hanya 26 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 89% dan rata-rata 84,46. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode cooperative learning tipe two stay two stray, penggunaan metode cooperative learning tipe two stay two stray dapat dijadikan salah satu pertimbangan dalam melakukan penelitian. Kajian Pustaka Abdul Azis, 2011, Indikator Keberhasilan Sekolah Dalam Pengembangan Pendidikan Budaya Karakter Bangsa, (http://azisgr.blogspot.com/2011/12/indikatorkeberhasilan-sekolah-dan.html), diunduh pada tanggal 20 April 2013 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 10. Endar Suhendar, Konsep Dasar IPS (www. educativelearning.blogsplot.com), diunduh pada tanggal 23 Januari 2013 Etin Solihatin dan Rahardjo, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.14 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), hlm.3 Iif Khoiru, Sofan Amri. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), hlm. 10 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 87 Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar, (Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.3 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standart Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar/ MI (Jakarta: BSNP, 2006), hlm. 114. Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 52 Rudy Gunawan, Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta,2011), hlm.93 Rusmono, Strategi Pembelajaran Problem Based Learning, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2012), hlm. 8 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm.74 Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, (Jakarta: Yuma Pustaka, 2009), hlm. 54 Suprihartanto, 2010, Social Studies, (http://makalahmu.wordpress.com), diunduh pada tanggal 10 April 2013 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 2 9

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 124 Tri Bowo, Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Two Stay Two Stray, 2012 (http: bowo.blogspot.com) diunduh pada tanggal 22 Februari 2013 10

11