BAB 1 PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuian fisiologi agar diluar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologik agar

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak yang berkualitas agar dapat melanjutkan cita-cita bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. lakukan pada bayi yang digunakan untuk pemeriksaan darah. Bayi kurang bulan

BAB I PENDAHULUAN. berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gr disebut low birth weight infant (berat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sedini mungkin sejak anak masih didalam kandungan. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kelahiran prematur merupakan masalah kesehatan perinatal yang

BAB I PENDAHULUAN gram pada waktu lahir (Liewellyn dan Jones, 2001). Gejala klinisnya

PENGARUH PERAWATAN BAYI LEKAT TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal. kematian bayi. Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses yang dapat diprediksi. Proses

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh karena anak tidak memahami mengapa harus dirawat,

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak diharapkan serta

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. stress yang mungkin ia sudah tidak mampu mengatasinya (Keliat, 1998). Sebagai

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. Bab ini penulis membahas mengenai permasalahan tentang respon nyeri

BAB I PENDAHULUAN. prosedur pembedahan. Menurut Smeltzer dan Bare, (2002) Pembedahan / operasi

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI Ny. S DENGAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH ( BBLR ) DI BANGSAL KBRT RSUD Dr.MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. baik karena ada kerusakan jaringan aktual maupun tidak. Nyeri pada

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) tahun 2013 diare. merupakan penyebab mortalitas kedua pada anak usia

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak maupun orang tua

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi bayi untuk menggambarkan pengalaman nyerinya, namun

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis karena anak mengalami stres akibat perubahan baik terhadap status

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka. Salah satu tugas

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. adanya bahaya (Mulyono, 2008). Beberapa kasus kecemasan (5-42%),

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal sesuai usianya, baik sehat secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan lahir

BAB I PENDAHULUAN. Bagi sebagian besar pasien, masuk rumah sakit karena sakitnya dan harus

BAB I PENDAHULUAN. siklus kehidupan dengan respon psikososial yang maladaptif yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara. terhadap kebersihan dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Membentuk sebuah keluarga yang bahagia dan harmonis adalah impian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB I PENDAHULUAN. Bayi Baru Lahir (BBL) atau neonatus adalah bayi umur 0-28 hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada kelompok yang paling rentan kesehatan, seperti ibu hamil,

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi fisiologis dan psikososial secara bertahap. Setiap tahap psikososial

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh klien diabetes mellitus. Selain permasalahan fisik tersebut, diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. persalinan. Selama proses tersebut seorang ibu akan mengalami berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN. By: IRMA NURIANTI. SKM, M.Kes

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap

Setiap bayi memiliki pola temperamen yang berbeda beda. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perubahan gaya hidup menyebabkan terjadi pergeseran penyakit di

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kelahiran seorang bayi merupakan peristiwa yang menggembirakan namun pada masa bayi ini sangat rawan karena memerlukan penyesuian fisiologi agar diluar kandungan dapat hidup dengan sebaik baiknya. Apabila bayi tersebut menderita penyakit atau cacat lahir yang berat, hal ini merupakan suatu tragedi bagi orangtua juga para professional. Mereka akan menjumpai suatu keadan yang sulit mulai dari penggunaan alat, tindakan invasif dan agresif namun nyaman, untuk mempertahankan kehidupan tanpa mengalami kesakitan Tingginya angka kesakitan dan kematian bayi merupakan sebuah fenomena yang bermakna, diperikaran 2/3 kematian dibawah usia 1 tahun terjadi pada 28 hari pertama. Di seluruh dunia 2,6 juta bayi meninggal pada tahun 2009 dan setiap harinya terdapat 7200. 98% diantaranya terjadi di negara berpenghasilan tinggi 3,1 juta kematian bayi pada tahun 2010, seperempat sampai setengahnya terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran dan disebabkan lahir terlalu dini dan kecil, infeksi,sesak napas ( WHO, 2013 ). Menurut hasil survey demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI ) tahun 2012, angka kematian bayi 32 / 1000 kelahiran hidup dan 34 / 1000 pada tahun 2007. Sejak tahun 1991 ada kecenderungan turun lebih lambat dalam tahun ke tahun, namun masih menunjukan angka yang tinggi. Dengan adanya kemajuan di bidang pelayanan 1

2 kesehatan telah merubah prospek dan daya tahan hidup bayi terutama yang sangat kurang bulan melalui perawatan intensif. Berdasarkan usia, bayi baru lahir sudah dapat merasakan nyeri karena jalur tranmisi nyeri telah berfungsi mulai usia gestasi 20-22 minggu. Bayi akan mengkomunikasikan nyeri melalui perubahan posisi tubuh dan menanggis dengan keras, meronta, rewel, tidak tenag. Hal ini disebabkan karena bayi belum mampu untuk mengungkapkan rasa nyeri secara verbal. Nyeri yang tidak ditanggulangi dengan baik dapat mempengaruhi respon afektif pada tindakan selanjutnya. Efek jangka pendek nyeri dapat meningkatkan katabolisme, perubahan fungsi imunologi, penyembuhan yang tertunda maupun gangguan emosional bonding. Nyeri memiliki konsekuensi pada fungsi jantung dan dapat menyebabkan perubahan metabolisme dan penigkatan tekanan intra kranial. Konsekuensi jangka panjang dapat menyebabkan perubahan yang permanen pada fungsional dan structural yang meliputi sindrom kecemasan dan sensitivitas berlebihan terhadap rasa sakit. Efek jangka panjang nyeri mengakibatkan memori nyeri yang memanjang yang akan dibawa sampai usia dewasa, gangguan perkembangan dan adanya perubahan dalam menanggapi pengalaman yang menyakitkan berikutnya Perubahan ambang nyeri, hiperinerivasi pada daerah nyeri, somatisasi dan gangguan perilaku dapat dijumpai pada bayi yang mengalami nyeri berulang ( Triani & Lubis, 2006 ). Menurut Wong, et al ( 2009 ) adapun jangka panjang nyeri pada bayi antara lain peningkatan respon fisiologis dan tingkah laku terhadap nyeri pada bayi antara lain peningkatan respon fisiologis, tingkah laku terhadap nyeri, peningkatan

3 prevalensi defisit neurologi, masalah psikososial dan penolakan terhadap kontak manusia Serangkaian kegiatan seperti pemasangan jalur infus, penusukan tumit untuk pemeriksaan gula darah, pengambilan sampel darah, akan menimbulkan stress yang berakibat pada terganggunya proses pembentukan rasa percaya, penurunan rasa kendali dan nyeri. Rasa percaya terbentuk apabila bayi mendapatkan perawatan dengan penuh kasih sayang secara konsisten oleh yang mengasuhnya. Bayi selalu mencoba mengendalikan lingkungannya melalui ungkapan emosional seperti menanggis atau tersenyum. Pada saat di rumah sakit, tanda tanda itu sering disalah artikan, sehingga perawatan yang diberikan bersifat rutinitas tanpa memperhatikan kebutuhan secara individual. Meskipun tidak memiliki fungsi kortikol yang memadai untuk menginterprestasi atau mengingat pengalaman nyeri namun sejak bayi baru lahir sudah bisa mengenali dan berespon terhadap rangsangan nyeri Pengkajian nyeri merupakan komponen penting dari proses keperawatan. Sayangnya, professional kesehatan termasuk perawat, terus meremehkan dan mengatasi nyeri secara sporadik, bayi dianggap tidak merasakan nyeri namun faktanya ia menunjukkan prilaku terutama wajah dan fisiologis termasuk hormonal, sabagai indicator ( Price & Wilson, 2006 ) Dampak nyeri pada bayi dapat bersifat jangka pendek dan jangka panjang. Pemecahan cadangan lemak dan karbohidrat, peningkatan morbiditas merupakan jangka pendek sedangkan jangka panjangnya berupa penolakan terhadap kontak manusia, keterlambatan perkembangan, gangguan neurobehavior, gangguan belajar, kinerja motorik buruk, defisit perhatian, tingkah

4 laku adapatif buruk, ketidak mampuan menghadapi situasi baru, peningkatan respon stress hormonal dikehidupan dewasa kelak ( Wong, 2008 ). Tujuan keseluruhan dari pengobatan nyeri adalah mengurangi sebesar besarnya dengan kemungkinan efek samping paling kecil. Terdapat dua metode umum untuk terapi nyeri yaitu farmakologik dan non farmakologik ( Price & Wilson, 2006 ) Upaya non farmakologik yang digunakan untuk mengurangi nyeri dirumah sakit diantaranya pemberian ASI dan Dextrose 5% ke mulut bayi untuk merangsang penghisapan. Bagi bayi mulut merupakan instrument primer untuk menerima rangsang dan kenikmatan. Oleh karena itu intervensi untuk meminimalisir nyeri dilakukan sesuai kebutuhan guna memperkuat perkembangan fisik, psikososial, dan neurologis yang optimal Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak tersebut pada anak adalah dengan mengurangi atau meminimalkan nyeri saat dilakukan imunisasi. Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk membantu mengurangi nyeri pada anak saat dilakukan imunisasi. Menurut Razek dan El Dein ( 2009 ), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa tindakan menyusui saat dilakukan imunisasai pada bayi dapat mengurangi nyeri di bandingkan yang tidak menyusui. Aadapun menurut Hartfield ( 2008 ) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa nyeri saat dilakukan imunisasi pada bayi dapat dikurangi dengan pemberian sukrosa karena dari penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa bayi yang diberikan sukrosa respon nyeri lebih sedikit dibandingkan yang diberikan normal salin. Hal tersebut juga dijelaskan dalam

5 penelitian yang dilakukan oleh Mowry ( 2008 ) bahwa pemberian sukrosa dapat menurunkan nyeri saat diimunisasi dibandingkan dengan pemberian plasebo. RSIA Grand Famliy merupakan rumah sakit tipe C yang mempunyai unit rawat kamar bayi baru lahir sebagai rumah sakit swasta yang berada di Jakarta Utara, kami salah satu RSIA yang mempunyai angka kelahiran yang tinggi bila dilihat dari jumlah kelahiran 2015. RSIA Grand Family termasuk rumah sakit baru, tetapi tingkat kepercayaan pasien yang sangat baik terhadap rumah sakit kami. Data menyebutkan bahwa jumlah bayi yang lahir periode januari samapai desember tahun 2015 sebanyak 1941 Data yang didapatkan dari perawat kamar bayi dan poli anak RSIA Grand Famliy bahwa selama perawatan neonatus menjalani minimal dua kali tindakan prosedur minor pada bayi-bayi seperti injeksi vitamin k dan pengambilan sampel darah melalui tumit semua tindakan di atas adalah tindakan prosedur minor yang dapat menimbulkan nyeri pada neonatus, Dari observasi dan identifikasi awal yang dilakukan pada rumah sakit dimana belum menggunakan tindakan pemberian Asi atau larutan gula ( dextrose 5%) untuk mengatasi nyeri yang di lakukan tindakan pengambilan sampel darah melalui tumit, 1.2.Rumusan Masalah Prosedur pengambilan sampel darah melalui tumit (prosedur minor) hampir selalu dilaksanakan pada setiap neonatus yang dirawat di ruang Kamar bayi. Tindakan pengambilan sampel darah melalui tumit prosedur minor) dapat menyebabkan nyeri

6 yang dapat menimbulkan stress, penurunan saturasi oksigen, peningkatan denyut jantung, ketidaknyamanan serta perubahan pola istirahat dan tidur Masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya perbedaan pemberian ASI dan dextrose 5% terhadap respon nyeri pada neonatus yang dilakukan prosedur minor (pengambilan sampel darah pada ditumit). Berdasarkan hal tersebut maka pertanyaan penelitian yang akan dijawab sengan penelitian ini adalah bagaimana pebedaan ASI dan dextrose 5% terahadap respon nyeri pada neonatus yang dilakukan pengambilan darah di tumit? 1.3.Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum adalah dapat identifikasi pemberian ASI dan dextrose 5% terhadap respon nyeri pada neonatus yang dilakukan pengambilan darah pada tumit/prosedur minor 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah teridentifikasinya : 1. Karakterristik neonatus yang dilakukan prosedur minor pengambilan sampel darah ( usia bayi,jenis kelamin, berat badan ) 2. Respon nyeri pada neonatus selama dilakukan pengambilan darah pada tumit 3. Respon nyeri neonatus selama prosedur minor berupa tindakan pengambilan darah pada tumit

7 4. Perbedaan repon nyeri neonatus selama prosedur minor berupa tindakan pengambilan dara pada tumit pada kelompok ASI dan Dextrose 5% 5. Pengaruh faktor usia neonatus, jenis kelamin, 1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat bagi layaan dan masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kepada perawat dan keluarga terkait penanggan nyeri pada neonatus yang dilakukan prosedur minor. Rekomendasi hasl penelitian ini selanjutnya dapat di kembangkan menjadi suatu kebijakan rumah sakit untuk menggunakan pemberian ASI atau Dextrose 5% sebagai salah satu prosedur dalam mengurangi nyeri selama prosedur minor dalam masa perawatan. 1.4.2 Manfaat bagi pendidikan dan perkembangan ilmu keperawatan Manfaat penelitian ini di harapkan dapat memperkaya perkembngan ilmu keperawatan di Indonesia sehingga wawasan dan perngetahuan perawat khususnya perawat kamar bayi dan perawat poli akan makin berkembang dalam menanggani nyeri neonatus selama perwatan. Hasil penelitian ni diharapkan dapat memicu pengembangan ilmu keperawatan dengan menstimulasi para peneliti, dosen, penulis buku untuk mensosialisasikan perbedaan pemberian ASI adan Dextose 5% dalam mengatasi nyeri pada neonatus saat dilakukan tindakan prosedur minor (pengambilan sampel darah pada tumit), Selanjutnya diharapkan hasil penelitian dapat diajukan data dasar untuk pengembangan ilmu keperawatan lebih lanjut data dasar untuk pengembangan ilmu keperawatan lebih lanjut dengan metode dan skala pengukuran yang berbeda.