1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negera besar dengan posisi strategis tepat di silang lalu lintas dunia. Letak geografis tersebut menyebabkan kini menghadapi masalah besar terkait penyelundupan manusia. Lalu lintas barang, jasa dan juga manusia yang sangat ramai di negeri dengan ribuan pulau ini, kini tampil bak pisau bermata dua bagi Indonesia (IOM, 2009: i). Lalu lintas orang dari dan ke Indonesia terus meningkat dari waktu ke waktu, tercermin dari data perlintasan baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) seluruh Indonesia. Berikut ini adalah contoh perlintasan di Lima Tempat Perlintasan Imigrasi tahun 2008-2009 (Asep Kurnia, 2011: 2) : Tabel 1 Data Perlintasan di Lima Tempat Pemeriksaan Imigrasi Tahun 2008 No. TPI Keberangkatan Kedatangan Jumlah 1. Batam 274.067 249.567 523.634 2. Soekarno- 1.224.669 1.897.013 3.121.628 Hatta 3. Ngurah Rai 763.875 328.996 1.092.871 4. Polonia 201.195 138.630 339.825 5. Juanda 207.386 225.727 433.113 Jumlah 2.671.192 2.839.933 5.511.125 Sumber : Pusat Data Ditjen Imigrasi, 2010
2 Tabel 2 Data Perlintasan di Lima Tempat Pemeriksaan Imigrasi Tahun 2009 No. TPI Keberangkatan Kedatangan Jumlah 1. Batam 212.163 195.090 407.253 2. Soekarno- 2.972.086 2.660.773 5.632.859 Hatta 3. Ngurah Rai 934.300 472.363 1.406.663 4. Polonia 341.129 253.680 594.809 5. Juanda 274.028 239.958 513.986 Jumlah 4.733.706 3.821.864 8.555.570 Sumber : Pusat Data Ditjen Imigrasi, 2010 Seiring dengan meningkatnya lalu lintas manusia, tantangan ke depan semakin berat terkait dengan eskalasi kejahatan transnasional seperti terorisme, sindikat narkotika, imigrasi ilegal (imigran ilegal) dan sejenisnya. Kejahatan-kejahatan tersebut menjadi isu keamanan global dan sangat membahayakan keamanan setiap negara. Indonesia merupakan salah satu negara yang harus berhadapan dengan permasalahan orang asing pencari suaka dan pengungsi yang masuk dan tinggal di wilayah Indonesia. Meski bukan negara tujuan pencari suaka dan pengungsi biasanya mempunyai tujuan ke Pulau Christmas tapi karena letak geografis yang strategis maka Indonesia sering menjadi tempat persinggahan terakhir sebelum sampai di Pulau Christmas. Kehadiran imigran ilegal tersebut akan memunculkan masalah demografi (kependudukan) dan konflik ekonomi sosial yang kemudian berbanding lurus dengan meningkatnya kriminalitas (Budi Winarno, 2001: 314). Berdasarkan data yang disampaikan oleh International Organization for Migration (IOM), sejak Desember 1999 sampai dengan 30 April 2010 jumlah
3 imigran disetiap dunia yang ditangani IOM sebanyak 7.917 orang, imigran yang pulang secara sukarela ke negara asalnya 1.508 orang, imigran yang dititipkan ke negara ketiga 1.432 orang, imigran dalam pengawasan IOM 1.255 orang, serta imigran lainnya 3.722 orang (Asep Kurnia, 2011: 3). Adapun imigran ilegal yang masuk ke Indonesia dan dalam pengawasan IOM sebanyak 1.255 orang dengan rincian berikut : Tabel 3 Data Imigran Ilegal di Indonesia per 30 April 2010 No. Negara Asal Jumlah Imigran Ilegal % 1. Afghanistan 659 52,5% 2. Srilanka 229 18,2% 3. Irak 186 14,8% 4. Myanmar 60 4,8% 5. Iran 51 4,1% 6. Vietnam 33 2,6% 7. Pakistan 14 1,1% 8. Bangladesh 12 1,0% 9. Negara Lainnya 11 0,9% Jumlah 1.255 100% Sumber : International Organization for Migration, 2010 Secara global, UNHCR (United Nations High Commissioner for Refugee) memberikan bantuan bagi jutaan orang di seluruh dunia yang meninggalkan negara asal mereka karena konflik. Sampai dengan Desember 2011, UNHCR Jakarta telah menangani 1.006 pengungsi yang terdaftar di Indonesia. Adapun pencari suaka yang telah terdaftar di UNHCR Jakarta adalah sebanyak 7.315 orang (data sampai dengan Februari 2015). Pengungsi dan pencari suaka yang ditangani oleh UNHCR Jakarta tersebut terdiri dari
4 warga negara Afghanistan (59%), Iran (8%), Somalia (8%) dan Iraq (6%) (www.unhcr.or.id). Beberapa waktu yang lalu tepatnya Senin, tanggal 24 Februari 2014 sekira pukul 12.00 WIB di wilayah Pantai Mekaran Desa Argopeni, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, telah terdampar sebuah kapal sekoci yang membawa 26 ( dua puluh enam) warga negara asing yang berasal dari Irak, Iran, Mesir, Pakistan, Bangladesh dan Nepal tanpa dilengkapi dengan dokumen yang sah (Wawancara dengan Briptu Rudi Sulistiawan, Penyidik Pembantu SATRESKRIM, POLRES Kebumen, 12 Sepember 2015). Setelah dilakukan penyelidikan di Polres Kebumen, akhirnya diketahui bahwa para imigran tersebut bertujuan ke Pulau Christmas (Christmas Island) Australia dengan maksud untuk mencari suaka. Para imigran gelap tersebut diantaranya ada yang benar-benar tidak memiliki passpor serta dokumen perjalanan, namun ada pula imigran yang sudah mempunyai dokumendokumen yang sah namun dokumen tersebut dicuri. Polres Kabupaten Kebumen memperintahkan penanganan para imigran tersebut ke petugas Imigrasi Cilacap. Menurut Pasal 1 ayat (4) pada Draft Peraturan Presiden tentang Penanganan Orang Asing Pencari Suaka dan Pengungsi bahwa United Nation High Commissioner for Refugees yang selanjutnya disebut sebagai UNHCR adalah Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa Urusan Pengungsi yang memberikan perlindungan dan bantuan kepada pencari suaka dan pengungsi berdasarkan Memorandum Saling Pengertian dengan Pemerintah Republik Indonesia. Indonesia bukanlah penandatangan Konvensi Pengungsi tahun
5 1951, maka pemerintah telah mengizinkan dua lembaga internasional untuk mengurusi para pencari suaka, yaitu kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) yang mengawasi proses penentuan status sebagai pengungsi, penempatan ke negara ketiga, dan repatriasi, serta International Organisation for Migration (IOM) yang bertanggung jawab untuk memberikan bantuan sehari-hari, meliputi penyediaan makanan, akomodasi, dan perawatan kesehatan (www.suaka.or.id). Berdasarkan uraian di atas penulis ingin meneliti dalam bentuk skripsi dengan judul PENANGANAN TERHADAP ORANG ASING PENCARI SUAKA DI INDONESIA (Kajian terhadap Imigran Gelap Pencari Suaka yang Terdampar di Pantai Mekaran Kebumen). B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana penanganan terhadap imigran gelap pencari suaka yang terdampar di Pantai Mekaran Kebumen? 2. Apa saja hambatan dalam menangani imigran gelap pencari suaka di Indonesia yang terdampar di Pantai Mekaran Kebumen? C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui penanganan terhadap imigran gelap pencari suaka yang terdampar di Pantai Mekaran Kebumen. 2. Mengetahui hambatan dalam menangani imigran gelap pencari suaka di Indonesia yang terdampar di Pantai Mekaran Kebumen.
6 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu hukum, terutama di bidang hukum internasional. b. Menjadi sumber informasi dan pedoman dalam penelitian yang lain yang sesuai dengan bidang penelitian yang penulis teliti. 2. Manfaat Praktis a. Memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S1. b. Memberikan kontribusi dan pemahaman bagi masyarakat atau pembaca tentang penanganan orang asing pencari suaka di Indonesia.