PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-309.IZ TAHUN 1995 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-309.IZ TAHUN 1995 TENTANG"

Transkripsi

1 PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-309.IZ TAHUN 1995 TENTANG TATACARA PEMBERIAN, PERPANJANGAN, PENOLAKAN DAN GUGURNYA IZIN KEIMIGRASIAN I. PENDAHULUAN a. Maksud dan Tujuan. Maksud, untuk memberikan pedoman kepada Pejabat Imigrasi dalam melaksanakan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M.02-IZ Tahun 1995 tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian sehingga terdapat keseragaman dalam penyelesaian pemberian, perpanjangan, penolakan dan gugurnya izin keimigrasian; Tujuan, untuk menciptakan tertib administrasi, tertib pelayanan serta pengendalian terhadap orang asing sehingga tercapainya kepastian hukum. b. Ruang lingkup. 1. Persyaratan dan Tatacara Pemberian Izin Keimigrasian ; 2. Persyaratan dan Tatacara Perpanjangan Izin Keimigrasian ; 3. Persyaratan dan Tatacara Penolakan Izin Keimigrasian ; 4. Tatacara Gugurnya Izin Keimigrasian ; 5. Tatacara dan Persyaratan Penggantian Dokumen Imigrasi ; 6. Tatacara dan Persyaratan Pemberian Izin Tinggal Keimigrasian karena alih sponsor dan alih jabatan ; 7. Tatacara dan Persyaratan Penggantian Dokumen Imigrasi karena hilang atau rusak ; 8. Tatacara dan Persyaratan Penggantian Dokumen Imigrasi karena halhal lain; II. DASAR: 1. Undang-Undang No. 3 Tahun 1958 tentang Penempatan Tenaga Asing ; 2. Undang-Undang No. 9 tahun 1992 tentang Keimigrasian ; 3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.30 Tahun 1994 tentang Tatacara Pelaksanaan Pencegahan dan Penangkalan ; 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.31 Tahun 1994 tentang Pengawasan Orang Asing dan Tindakan Keimigrasian ; 5. Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1994 tentang Visa, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian ; Hal 1 dari 65

2 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.15 Tahun 1983 tentang Kebijaksanaan Pengembangan Kepariwisataan ; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.23 Tahun 1984 tentang Pembatasan Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang ; 8. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.03-PR Tahun 1989 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kehakiman Republik Indonesia ; 9. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.03-PR Tahun 1991 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Imigrasi ; 10. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.03-PR Tahun 1992 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Kehakiman ; 11. Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. M.02-IZ Tahun 1995 tentang Visa Singgah, Visa Kunjungan, Visa Tinggal Terbatas, Izin Masuk dan Izin Keimigrasian ; III. PELAKSANAAN A. UMUM 1. Setiap orang asing yang berada di Wilayah Indonesia wajib memiliki izin keimigrasian yang sah dan masih berlaku ; 2. Izin Keimigrasian diberikan kepada orang asing yang bermanfaat bagi pembangunan serta tidak membahayakan bagi ketertiban umum dan keamanan Nasional. B. KHUSUS 1. PEMBERIAN IZIN KEIMIGRASIAN a. Pemberian Izin Singgah 1) Izin Singgah diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) untuk jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal diberikan Izin Masuk kepada orang asing pemegang Visa Singgah untuk keperluan : a) Meneruskan perjalanan ke negara lain atau Negara Asal b) Bergabung dengan alat angkut yang akan meneruskan perjalanan keluar wilayah Indonesia. 2) Izin Singgah sebagaimana dimaksud angka 1) juga dapat diberikan kepada orang asing pemegang Visa Singgah saat kedatangan dalam hal : a) Kerusakan yang serius pada alat angkut ; b) Cuaca yang sangat buruk ; c) Sakit dan sebab-sebab lain di luar kemampuan orang asing yang bersangkutan. 3) Dalam hal jangka waktu 14 (empat belas) hari Izin Singgah telah terlampaui, orang asing pemegang Izin Singgah belum dapat melanjutkan perjalanan karena suatu keadaan memaksa Hal 2 dari 65

3 di luar kemampuannya antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagaimana tersebut angka 2) huruf a), b), dan c), dapat diberikan batas waktu Izin untuk Tetap Singgah oleh Kepala Kantor Imigrasi dengan setiap kali pemberian paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal berakhirnya Izin Singgah, sampai paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal diberikan Izin Masuk. 4) Izin Singgah diberikan setelah memenuhi persyaratan : a) Tidak termasuk dalam kategori orang asing tidak diinginkan masuk dan berada, di wilayah Indonesia dan atau tidak termasuk dalam daftar penangkalan : b) Memiliki Visa Singgah yang masih berlaku ; c) Memiliki Surat Perjalanan yang sah dan masih berlaku sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan pada saat kedatangan di Indonesia. 5) Tatacara Izin Singgah diberikan berupa cap yang diterakan dalam Surat Perjalanan dan memuat : a) Nama Tempat Pemeriksaan Imigrasi ; b) Tanggal Tiba ; c) Lama izin singgah yang diizinkan ; d) Paraf Pejabat Imigrasi yang memberikan izin ; e) Jumlah orang yang diberikan izin jika lebih dari satu ; 6) Pemberian Izin Untuk Tetap Singgah didasarkan pada hasil penelitian di lapangan dan permintaan yang diajukan oleh penanggung jawab alat angkut atau agen atau sponsor dengan mengisi formulir yang ditentukan dan melampirkan persyaratan : a) Surat permintaan dan jaminan dari penanggung jawab alat angkut atau agen atau sponsor ; b) Surat keterangan dari dokter rumah sakit yang menerangkan bahwa orang asing yang bersangkutan sakit dan dalam perawatan serta belum dapat meneruskan perjalanan dan atau surat keterangan dari Syahbandar atau Kepala Bandar Udara yang menerangkan bahwa alat angkutnya belum dapat melanjutkan perjalanan karena kerusakan yang serius atau gangguan cuaca. 7) Izin Untuk Tetap Singgah diberikan berupa cap dan catatan yang diterakan pada Surat Perjalanan dan memuat : a) Nomor register ; b) Tanggal berakhirnya masa berlaku Izin untuk Tetap Singgah ; c) Tempat dan tanggal pemberian Izin untuk Tetap Singgah ; d) Jabatan, Nama lengkap, tanda tangan Kepala Kantor atau pejabat yang memberikan, dan cap dinas. Hal 3 dari 65

4 8) Pelaksanaan pemberian Izin untuk Tetap Singgah segera dilaporkan pada kesempatan pertama oleh Kepala Kantor Imigrasi kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Imigrasi disertai data lengkap pemohon dan alasan pemberian. b. Pemberian Izin Kunjungan 1) Izin Kunjungan diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) untuk jangka waktu selama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal diberikan Izin Masuk kepada orang asing pemegang Visa Kunjungan untuk keperluan : a) Kunjungan Pemerintahan yang berhubungan dengan kegiatan resmi yang antara lain dalam rangka: (1) hubungan kerjasama antar Pemerintah Negara Indonesia dan Pemerintah Negara lain ; (2) hubungan kerjasama antar Pemerintah Negara Indonesia dan perorangan atau badan swasta lain ; (3) hubungan kerjasama antar Pemerintah Negara Indonesia dan Organisasi Internasional yang diakui sah ; b) Kunjungan wisata yang berhubungan dengan kegiatan Kepariwisataan yang antara lain dalam rangka : (1) mengunjungi obyek wisata di Indonesia ; (2) menjajaki kerjasama dalam mengembangkan industri kepariwisataan di Indonesia ; (3) menangani urusan arus pengiriman wisatawan asing ke Indonesia ; c) Kunjungan Sosial Budaya yang berhubungan dengan kegiatan sosial dan budaya yang antara lain dalam rangka : (1) mengunjungi sanak famili atau handai taulan di Indonesia ; (2) mengunjungi organisasi sosial seperti lembaga pembinaan cacat mental dan lain-lain lembaga yang sejenis yang bersifat sosial semata-mata di Indonesia; (3) menjajaki kerjasama di bidang pengembangan pembinaan agama, olahraga, kesenian, dan atau pendidikan pada umumnya di Indonesia ; d) Kunjungan Usaha tidak untuk bekerja yang berhubungan dengan kegiatan usaha yang antara lain dalam rangka : (1) melakukan pembicaran transaksi jual beli dan atau penjajakan lapangan terhadap barang dagangan yang akan dibeli di Indonesia ; Hal 4 dari 65

5 (2) melakukan pembicaraan hal kerjasama permodalan maupun kebutuhan sarana produksi perusahaan yang berkaitan dan atau menjajaki kemungkinan penanaman modal dengan calon partner usahanya di Indonesia ; (3) mengikuti pameran internasional yang diselenggarakan di Indonesia ; (4) mengikuti rapat atau pertemuan yang diadakan kantor pusat atau perwakilan usahanya di Indonesia ; (5) memberikan konsultasi, bimbingan, penyuluhan atau latihan dalam penerapan dan motivasi teknologi untuk peningkatan mutu desain produk industri serta kerjasama pemasaran di luar negeri bagi partner usahanya di Indonesia ; (6) memberikan ceramah dan atau mengikuti seminar di bidang sosial dan atau budaya yang tidak bersifat komersial setelah memperoleh izin dari instansi yang berwenang ; (7) melakukan kegiatan jurnalistik setelah memperoleh izin dari instansi yang berwenang ; e) Kunjungan Usaha untuk bekerja sementara yang berhubungan dengan kegiatan usaha yang antara lain dalam rangka : (1) mengadakan pertunjukan setelah memperoleh izin dari instansi yang berwenang di Indonesia ; (2) melakukan kegiatan perdagangan yang berhubungan dengan konsumen setelah memperoleh izin dari instansi yang berwenang di Indonesia ; (3) mengadakan kegiatan olahraga profesional setelah memperoleh izin dari instansi yang berwenang di Indonesia ; (4) mengadakan seminar dan atau memberikan ceramah yang bersifat komersial atau dengan memungut bayaran setelah memperoleh izin dari instansi yang berwenang di Indonesia ; (5) melakukan kegiatan pengobatan setelah memperoleh izin dari instansi yang berwenang di Indonesia ; (6) melakukan ujicoba kemampuan sarana pelaksanaan pekerjaan setelah memperoleh izin dari instansi yang berwenang di Indonesia ; (7) bergabung untuk bekerja di atas alat angkut atau alat apa yang beroperasi di wilayah Indonesia ; 2) Izin Kunjungan sebagaimana dimaksud angka 1) juga diberikan kepada orang asing pemegang Visa Kunjungan Saat Kedatangan dalam hal : Hal 5 dari 65

6 a) kegiatan resmi yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas Pemerintahan Negara yang bersifat mendesak dan atau mendadak ; b) kegiatan mengikuti seminar atau konferensi yang diadakan dalam rangka kerjasama antar pemerintah dan atau badan internasional yang diakui sah ; c) kegiatan mengikuti olahraga atau kesenian yang diadakan dalam rangka kerjasama antar pemerintah dan atau badan internasional atau badan swasta asing lainnya yang diakui sah ; d) kegiatan mengikuti pameran yang diadakan dalam rangka kerjasama antar pemerintah dan atau badan swasta asing lainnya yang diakui sah ; e) bergabung dan bekerja di atas kapal atau alat angkut yang beroperasi di wilayah perairan nusantara, laut teritorial, instalasi landas kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. 3) Izin Kunjungan juga diberikan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi untuk jangka waktu selama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal diberikan Izin Masuk kepada warga negara asing dari negara-negara yang dibebaskan dari keharusan memiliki visa. 4) Izin Kunjungan sebagaimana dimaksud angka 1) diberikan setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) Tidak termasuk dalam kategori orang asing yang tidak diinginkan keberadaannya di wilayah Indonesia dan atau tidak termasuk dalam daftar penangkalan ; b) Memiliki paspor kebangsaan atau surat perjalanan yang sah dan masih berlaku sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal kedatangannya di Indonesia ; c) Memiliki Visa Kunjungan yang masih berlaku ; d) Bagi orang asing yang bermaksud bekerja sementara di Indonesia memiliki Visa Kunjungan Usaha untuk bekerja sementara yang masih berlaku; e) Memiliki bukti jaminan dapat pulang ke negara asal atau meneruskan perjalanan ke negara lain ; 5) Izin Kunjungan sebagaimana dimaksud angka 2) diberikan setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) Tidak termasuk dalam kategori orang asing yang tidak diinginkan keberadaannya di wilayah Indonesia dan atau tidak termasuk dalam daftar penangkalan ; b) Memiliki paspor kebangsaan atau surat perjalanan yang sah dan masih berlaku sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal kedatangannya di Indonesia ; c) Memiliki Visa kunjungan Saat Kedatangan yang masih berlaku ; Hal 6 dari 65

7 6) Izin Kunjungan sebagaimana dimaksud angka 3) diberikan setelah memenuhi persyaratan sebagai berikut : a) Tidak termasuk dalam kategori orang asing yang tidak diinginkan keberadaannya di Wilayah Indonesia dan atau tidak termasuk dalam daftar penangkalan ; b) Memiliki paspor kebangsaan atau surat perjalanan yang sah dan masih berlaku sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal kedatangannya di Indonesia ; c) Termasuk dalam daftar orang asing warga negara dari negara-negara yang dibebaskan dari keharusan memiliki visa ; d) Memiliki bukti jaminan hidup dan dapat pulang ke negara asal dan atau meneruskan perjalanan ke negara lain ; 7) Izin Kunjungan sebagaimana dimaksud angka 1) dan angka 2) diberikan berupa cap Izin Masuk yang diterakan pada paspor kebangsaan atau surat perjalanan dan memuat keterangan tentang : a) Nama Tempat Pemeriksaan Imigrasi; b) Tanggal Kedatangan; c) Lama Kunjungan yang diizinkan; d) Paraf Pejabat Imigrasi yang memberikan izin kunjungan; e) Catatan jumlah orang yang diberikan izin kunjungan apabila lebih dari 1 (satu) orang; f) Catatan bekerja sementara apabila izin kunjungan yang diberikan untuk maksud bekerja sementara; 8) Izin Kunjungan sebagaimana dimaksud angka 3) diberikan berupa cap Izin Masuk yang diterakan pada paspor kebangsaan atau surat perjalanan dan memuat keterangan tentang : a) Nama Tempat Pemeriksaan Imigrasi; b) Tanggal Kedatangan; c) Lama Kunjungan yang diizinkan; d) Paraf Pejabat Imigrasi yang memberikan Izin Kunjungan; e) Catatan dilarang untuk bekerja dan tidak dapat diperpanjang; c. Pemberian Izin Tinggal Terbatas. 1) Izin Tinggal Terbatas diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang asing yang bersangkutan kepada : a) Orang asing pemegang Visa Tinggal Terbatas yang telah mendapatkan Izin Masuk; Hal 7 dari 65

8 b) Anak asing yang lahir di Indonesia dari orang tua asing pemegang Izin Tinggal Terbatas; c) Anak asing yang lahir di Indonesia dari ibu Warga Negara Indonesia dan ayahnya orang asing tidak tinggal di Indonesia; d) Orang asing yang memperoleh keputusan alih status izin keimigrasian; 2) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud angka 1) huruf a) diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal diberikan Izin Masuk untuk keperluan : a) Penanam modal sebagai investor asing; b) Bekerja sebagai tenaga kerja ahli asing; c) Bekerja sebagai tenaga rohaniawan asing; d) Bekerja sebagai tenaga peneliti asing; e) Belajar atau latihan sebagai pelajar atau mahasiswa asing di Indonesia; f) Penyatuan keluarga sebagai isteri sah mengikuti suami warga negara asing; g) Penyatuan keluarga sebagai isteri sah mengikuti suami warga negara Indonesia; h) Penyatuan keluarga sebagai anak sah belum dewasa dan belum kawin mengikuti orang tua warga negara asing; i) Penyatuan keluarga sebagai anak sah mengikuti orang tua warga negara Indonesia; j) Penyatuan keluarga sebagai anak sah belum dewasa dan belum kawin mengikuti ibu warga negara Indonesia dengan persetujuan dan jaminan ayah warga negara asing yang tidak tinggal di Indonesia; k) Repatriasi dalam rangka kerja sama antar pemerintah negara; l) Memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesia yang pernah dimiliki dan hilang berdasarkan Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia; 3) Pemberian Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud pada angka 2) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah orang asing yang bersangkutan dan atau sponsor atau kuasanya melaporkan kedatangannya tepat waktu sesuai dengan jangka waktu pelaporan sebagaimana tercantum dalam izin masuknya dan mengajukan permintaan kepada Kepala Kantor Imigrasi dengan mengisi serta menandatangani formulir yang telah ditentukan dan dengan memenuhi kelengkapan persyaratan sebagai berikut : a) Persyaratan Umum. Hal 8 dari 65

9 (1) Surat permintaan dan jaminan serta keterangan identitas diri sponsor ; (2) Riwayat hidup, riwayat pekerjaan dan pendidikan atau curriculum vitae orang asing yang bersangkutan ; (3) Fotocopy serta asli paspor kebangsaan atau surat perjalanan orang asing yang bersangkutan yang sah dan masih berlaku; (4) Pas foto berwarna terbaru ukuran 2 cm x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar ; (5) Membayar biaya imigrasi sesuai dengan ketentuan; b) Persyaratan khusus ; (1) Bagi penanam modal melampirkan surat rekomendasi izin penanaman modal dari instansi yang berwenang dan atau bukti tentang pemilikan modal atau saham seperti antara lain akte notaris, bukti transfer uang modal dari bank dan atau surat saham yang sah dan berlaku ; (2) Bagi yang bekerja sebagai tenaga kerja ahli asing melampirkan surat rekomendasi izin kerja dari instansi yang berwenang serta bukti tentang rencana penggunaan tenaga kerja dan rekomendasi dari instansi tehnis yang terkait yang sah dan berlaku ; (3) Bagi yang bekerja sebagai tenaga rohaniwan asing melampirkan surat rekomendasi izin kerja dari instansi yang berwenang serta bukti rekomendasi dari instansi tehnis yang terkait ; (4) Bagi yang bekerja sebagai tenaga peneliti asing melampirkan surat rekomendasi izin kerja dari instansi yang berwenang serta bukti tentang rekomendasi dari instansi dan atau lembaga tehnis yang terkait yang sah dan berlaku ; (5) Bagi yang belajar sebagai siswa atau mahasiswa melampirkan surat rekomendasi izin belajar atau pelatihan dari instansi yang berwenang ; (6) Bagi isteri mengikuti suami warga negara asing melampirkan akte atau surat kawin serta bukti tentang Izin Tinggal Terbatas atau Izin Tinggal Tetap dan paspor kebangsaan atau surat perjalanan suami yang sah dan berlaku ; (7) Bagi isteri mengikuti suami warga negara Indonesia melampirkan akte atau surat kawin serta bukti tentang status kewarganegaraan Indonesia dan status kependudukan suami yang sah dan berlaku ; (8) Bagi anak belum berumur 18 tahun dan belum kawin mengikuti orang tua warga negara asing melampirkan akta atau surat lahir, akte atau surat kawin orang tua serta bukti tentang Izin Tinggal Terbatas atau Izin Hal 9 dari 65

10 Tinggal Tetap, paspor kebangsaan atau surat perjalanan yang sah dan berlaku ; (9) Bagi anak mengikuti orang tua warga negara Indonesia melampirkan akte atau surat lahir, akte atau surat kawin orang tua serta bukti tentang status kewarganegaraan Indonesia, status kependudukan yang sah dan berlaku ; (10) Bagi anak belum dewasa dan belum kawin mengikuti ibu warga negara Indonesia melampirkan akte atau surat lahir serta bukti tentang status perkawinan, status kewarganegaraan Indonesia dan status kependudukan ibu serta surat keterangan jaminan ayah warga negara asing yang tidak tinggal di Indonesia ; (11) Bagi orang yang kembali ke Indonesia dalam rangka repatriasi melampirkan rekomendasi izin repatriasi dari instansi atau lembaga yang berwenang serta bukti tentang identitas diri seperti akte atau surat lahir, akte atau surat kawin atau keterangan lainnya yang diperlukan yang sah dan berlaku ; (12) Bagi orang yang masuk ke Indonesia untuk memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesianya yang pernah dimiliki dan hilang melampirkan surat rekomendasi kehilangan kewarganegaraan Indonesianya dari instansi yang berwenang dalam hal ini Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri serta bukti tentang Surat Perjalanan Republik Indonesia dan surat kewarganegaraan Indonesia yang pernah dimiliki maupun keterangan lain yang diperlukan sesuai dengan ketentuan berdasarkan Undang-Undang Nomor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia ; 4) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud angka 1) huruf b) diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun dan tidak melebihi jangka waktu Izin Tinggal Terbatas orang tuanya terhitung sejak tanggal kelahiran untuk keperluan penyatuan keluarga ; 5) Pemberian Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud angka 4) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah orang tua dan atau sponsor atau kuasanya melaporkan kelahirannya tepat waktu dalam jangka waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah tanggal kelahiran dan mengajukan permintaan kepada Kepala Kantor Imigrasi dengan mengisi serta menandatangani formulir yang telah ditentukan dan memenuhi kelengkapan persyaratan sebagai berikut : a) Persyaratan Umum. (1) Surat permintaan dan jaminan serta keterangan identitas diri ayah sebagai sponsor; Hal 10 dari 65

11 (2) Fotocopy dan asli paspor kebangsaan atau surat perjalanan yang sah dan berlaku ; (3) Bukti surat pelaporan atau pendataan orang asing dari Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang berwenang; (4) Pas foto berwarna terbaru ukuran 2 cm x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar; (5) Orang tuanya tidak termasuk dalam kategori orang asing yang tidak diinginkan keberadaannya di Indonesia dan atau tidak termasuk dalam daftar penangkalan; (6) Membayar biaya imigrasi sesuai dengan ketentuan; b) Persyaratan Khusus. (1) Fotocopy dan memperlihatkan akte atau surat lahir asli anak yang sah dan berlaku; (2) Fotocopy akte atau surat kawin, paspor kebangsaan atau surat perjalanan dan Izin Tinggal Terbatas orang tua yang sah dan berlaku; 6) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud angka 1) huruf c) diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal kelahiran untuk keperluan penyatuan keluarga. 7) Pemberian Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud angka 6) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah orang tua dan atau sponsor atau kuasanya melaporkan kelahirannya tepat waktu dalam jangka waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari setelah tanggal kelahiran dan mengajukan permintaan kepada Kepala Kantor Imigrasi dengan mengisi serta menandatangani formulir yang telah ditentukan dan memenuhi kelengkapan persyaratan sebagai berikut : a) Persyaratan Umum. (1) Melampirkan surat permintaan dan jaminan serta keterangan identitas diri ibu sebagai sponsor; (2) Melampirkan fotocopy dan asli paspor kebangsaan atau surat perjalanan anak yang sah dan berlaku ; (3) Melampirkan bukti surat pelaporan atau pendataan orang asing dari Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang berwenang; (4) Melampirkan pas foto berwarna terbaru ukuran 2 cm x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar; (5) Orang tuanya tidak termasuk dalam kategori orang asing yang tidak diinginkan keberadaannya di Indonesia atau tidak termasuk dalam daftar penangkalan ; (6) Membayar biaya imigrasi sesuai dengan ketentuan; b) Persyaratan Khusus. Hal 11 dari 65

12 (1) Fotocopy dan asli akte atau surat lahir anak yang sah dan berlaku; (2) Fotocopy surat keterangan penduduk, surat kewarganegaraan Indonesia dan akte atau surat kawin ibu; (3) Surat pernyataan persetujuan dan jaminan warga negara asing yang tidak tinggal di Indonesia. 8) Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud angka 1) huruf d) diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi berdasarkan ketentuan yang diatur tersendiri melalui Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi tentang Tata Cara Alih Status Izin Keimigrasian. 9) Permintaan Izin Tinggal Terbatas bagi orang asing pemegang Visa Tinggal Terbatas diajukan paling lambat dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal pemberian Izin Masuk. 10) Permintaan Izin Tinggal Terbatas bagi anak asing yang lahir di Indonesia dari orang tua asing pemegang Izin Tinggal Terbatas atau dari ibu Warga Negara Indonesia diajukan oleh orangtuanya paling lambat dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari setelah tanggal kelahiran. 11) Pemberian Izin Tinggal Terbatas bagi anak asing yang lahir di Indonesia pemegang surat perjalanan bukan paspor kebangsaan dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Imigrasi melalui pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian. 12) Izin Tinggal Terbatas diberikan berupa Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), berbentuk kartu segi empat ukuran 7 cm x 10 cm pada bagian tengah terdapat lambang Imigrasi warna kuning dengan muatan keterangan sebagai berikut: a) Halaman depan (1) Nomor register; (2) Nama lengkap; (3) Tempat dan tanggal lahir; (4) Kebangsaan; (5) Pekerjaan; (6) Alamat tempat tinggal; (7) Pasfoto ukuran 2 cm x 3 cm; (8) Sudut kiri atas terdapat kolom untuk kode pemberian; b) Halaman belakang (1) Tanggal batas waktu berakhirnya izin tinggal; Hal 12 dari 65

13 (2) Dasar pemberian izin tinggal; (3) Tanggal dikeluarkan Kartu Izin Tinggal Terbatas; (4) Nama lengkap, NIP, tanda tangan dan jabatan dari pejabat yang berwenang serta cap dinas; (5) Tanda tangan pemegang; (6) Nomor file; 13) Kartu Izin Tinggal Terbatas seperti tersebut angka 12) pada halaman depan atas terdapat tulisan nama kartu dengan huruf cetak KARTU IZIN TINGGAL TERBATAS (KITAS)/LIMITED STAY PERMIT CARD dan di atasnya tertulis inisial DEPARTEMEN KEHAKIMAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI dan disudut kiri atas terdapat kolom kode pemberian sedang pada halaman belakang di bawah tanda tangan pemegang terdapat kolom untuk NOMOR FILE yaitu nomor file arsip substantif perorangan orang asing yang bersangkutan. 14) Blanko Kartu Izin Tinggal Terbatas sebagaimana contoh pada lampiran I. d. Pemberian Izin Tinggal Tetap. 1) Izin Tinggal Tetap diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang asing yang bersangkutan kepada : a) Anak asing yang lahir di Indonesia dari orang tua asing yang ayahnya pemegang Izin Tinggal Tetap; b) Orang Asing yang memperoleh keputusan alih status Izin Keimigrasian. 2) Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud angka 1) huruf a) diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan tidak melebihi jangka waktu Izin Tinggal Tetap orang tuanya terhitung sejak tanggal kelahiran; 3) Pemberian Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud angka 2) dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah orang tua dan atau sponsor atau kuasanya melaporkan kelahirannya dalam waktu selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah tanggal kelahiran dan mengajukan permintaan kepada Kepala Kantor Imigrasi dengan mengisi serta menandatangani formulir yang telah ditentukan dan memenuhi kelengkapan persyaratan sebagai berikut: a) Persyaratan Umum (1) Surat permintaan dan jaminan serta keterangan identitas diri ayah sebagai sponsor; (2) Fotocopy dan asli paspor kebangsaan anak yang sah dan berlaku; Hal 13 dari 65

14 (3) Surat bukti pendaftaran atau pendataan orang asing dari Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang berwenang; (4) Pasfoto berwarna terbaru ukuran 2 cm x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar; (5) Orang tuanya tidak termasuk dalam kategori orang asing yang tidak diinginkan keberadaannya di Indonesia dan atau tidak termasuk dalam daftar penangkalan; (6) Membayar biaya imigrasi sesuai dengan ketentuan; b) Persyaratan Khusus (1) Fotocopy dan asli akte atau surat lahir anak yang sah dan berlaku; (2) Akte atau Surat kawin, fotocopy paspor kebangsaan, Izin Tinggal Tetap orang tua yang sah dan berlaku; 4) Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud angka 1) huruf b) diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi berdasarkan ketentuan yang diatur tersendiri melalui Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi tentang Tata Cara Alih Status Izin Keimigrasian; 5) Permintaan Izin Tinggal Tetap bagi anak asing yang lahir di Indonesia dari orang asing pemegang Izin Tinggal Tetap diajukan oleh orang tuanya paling lambat dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari setelah tanggal kelahiran; 6) Pemberian Izin Tinggal Tetap dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Imigrasi melalui pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian; 7) Izin Tinggal Tetap tidak diberikan kepada orang asing pemegang Surat Perjalanan bukan paspor kebangsaan; 8) Izin Tinggal Tetap diberikan berupa Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP), berbentuk segi empat ukuran 7 cm x 10 cm, pada bagian tengah terdapat lambang imigrasi warna biru dengan muatan keterangan sebagai berikut: a) Halaman depan terdiri dari : (1) Nomor Register; (2) Nama lengkap; (3) Tempat dan tanggal lahir; (4) Kebangsaan; (5) Pekerjaan; (6) Alamat tempat tinggal; (7) Pasfoto ukuran 2 cm x 3 cm; (8) Sudut kiri atas terdapat kolom untuk kode pemberian. Hal 14 dari 65

15 b) Halaman belakang terdiri dari : (1) Tanggal batas waktu berakhirnya izin tinggal; (2) Dasar pemberian izin tinggal; (3) Tempat dan tanggal diberikan Kartu Izin Tinggal Tetap; (4) Nama lengkap, NIP, tanda tangan dan jabatan dari pejabat yang berwenang serta cap dinas; (5) Tanda tangan pemegang; (6) Nomor file. 9) Kartu Izin Tinggal Tetap seperti tersebut angka 7), pada halaman depan atas terdapat tulisan nama kartu dengan huruf cetak KARTU IZIN TINGGAL TETAP (KITAP)/PERMANENT STAY PERMIT CARD dan di atasnya tertulis inisial DEPARTEMEN KEHAKIMAN DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI dan disudut kiri atas terdapat kolom kode pemberian sedang pada halaman belakang di bawah tanda tangan pemegang terdapat kolom penunjukan untuk NOMOR FILE yaitu nomor file arsip substantif perorangan orang asing yang bersangkutan. 10) Blanko Kartu Izin Tinggal Tetap sebagaimana contoh pada lampiran II. 2. PERPANJANGAN IZIN KEIMIGRASIAN a. Perpanjangan Izin Kunjungan. 1) Perpanjangan Izin Kunjungan diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi yang wilayah kerjanya meliputi tempat keberadaan orang asing yang bersangkutan untuk jangka waktu paling lama 7 (tujuh) bulan terhitung sejak tanggal pemberian Izin Masuk kepada orang asing pemegang Visa Kunjungan untuk keperluan tugas pemerintahan, sosial budaya dan usaha atau bekerja sementara. 2) Perpanjangan Izin Kunjungan sebagaimana dimaksud angka 1) diberikan paling banyak 5 (lima) kali berturut-turut dengan setiap kali perpanjangan untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berakhirnya Izin Kunjungan dengan ketentuan sebagai berikut: a) Perpanjangan Izin Kunjungan untuk yang pertama dan kedua dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi; b) Perpanjangan Izin Kunjungan untuk yang ketiga dan keempat dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah mendapat persetujuan tertulis dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian. c) Perpanjangan Izin Kunjungan untuk yang kelima dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Jenderal Imigrasi melalui pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Departemen Hal 15 dari 65

16 Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian. 3) Permintaan perpanjangan Izin Kunjungan sebagaimana dimaksud angka 2) diajukan oleh orang asing yang bersangkutan dan atau sponsor atau kuasanya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal berakhir Izin Kunjungan kepada Kepala Kantor Imigrasi dengan mengisi serta menandatangani formulir yang telah ditentukan dan memenuhi kelengkapan persyaratan sebagai berikut : a) Persyaratan Umum (1) Surat permintaan dan jaminan serta keterangan identitas diri dari sponsor ; (2) Foto copy dan asli paspor kebangsaan atau Surat Perjalanan dan bukti Izin Kunjungan orang asing yang bersangkutan yang sah dan berlaku ; (3) Pasfoto berwarna terbaru ukuran 4 cm x 6 cm sebanyak 2 (dua) lembar ; (4) Bagi permintaan perpanjangan untuk yang kedua hingga kelima melampirkan bukti pendaftaran orang asing dari Kepala Kantor Imigrasi atau Pejabat Imigrasi yang berwenang ; (5) Tidak termasuk dalam kategori orang asing yang tidak diinginkan keberadaannya di Indonesia dan atau tidak termasuk dalam daftar penangkalan ; (6) Membayar biaya imigrasi sesuai dengan ketentuan. b) Persyaratan khusus (1) Bukti jaminan untuk sewaktu-waktu dapat kembali ke negara asal atau keluar dari Indonesia meneruskan perjalanan ke negara lain, berupa Visa untuk masuk negara lain, ticket untuk pulang dan atau ticket untuk meneruskan perjalanan ke negara lain ; (2) Bagi yang bekerja sementara melampirkan bukti izin kerja sementara dari instansi yang berwenang ; 4) Perpanjangan Izin Kunjungan diberikan berupa cap, berbentuk segi empat ukuran 3 cm x 5 cm yang diterakan pada paspor kebangsaan atau Surat Perjalanan dan memuat catatan tentang : a) Nomor register; b) Tanggal berakhir kunjungan yang diizinkan; c) Tempat dan tanggal pemberian perpanjangan; d) Nama dan jumlah pengikut yang diberikan perpanjangan apabila lebih dari 1 (satu) orang; e) Nama lengkap, NIP; tanda tangan dan jabatan dari pejabat yang berwenang serta cap dinas. Hal 16 dari 65

17 5) Perpanjangan Izin Kunjungan dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi dengan menerakan cap perpanjangan izin kunjungan pada surat perjalanan dan menambahkan catatan di belakang nomor register angka Romawi II untuk perpanjangan yang pertama, angka Romawi III untuk perpanjangan yang kedua dan seterusnya hingga untuk yang kelima dengan angka Romawi VI sebagai perpanjangan yang terakhir dan tidak dapat diperpanjang lagi serta orang asing yang bersangkutan diharuskan meninggalkan Indonesia. 6) Perpanjangan Izin Kunjungan sebagaimana dimaksud angka 1), bagi orang asing pemegang surat perjalanan bukan paspor kebangsaan dan atau orang asing warga negara dari negaranegara tertentu yang dikategorikan rawan, dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Jenderal Imigrasi melalui pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian. 7) Perpanjangan Izin Kunjungan bagi orang asing pemegang Visa kunjungan dan Izin Masuk untuk keperluan wisata tidak dapat diperpanjang terkecuali dalam hal-hal tertentu karena keadaan belum memungkinkan orang asing yang bersangkutan meninggalkan Indonesia, Kepala Kantor Imigrasi dapat memberikan perpanjangan untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Jenderal Imigrasi. 8) Izin Kunjungan bagi orang asing warga negara dari negaranegara yang dibebaskan dari keharusan memiliki Visa yang masuk dan berada di Indonesia dengan menggunakan bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) dan pemegang Izin Masuk tidak dapat diperpanjang. b. Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas. 1) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi yang Wilayah Kerjanya meliputi tempat tinggal orang asing yang bersangkutan untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal berakhir Izin Tinggal Terbatas sebelumnya. 2) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud angka 1) diberikan paling banyak 5 (lima) kali berturut-turut dengan ketentuan : a) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas yang pertama dan kedua dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah mendapat persetujuan tertulis dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian; b) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas yang ketiga sampai dengan yang kelima dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Hal 17 dari 65

18 Jenderal Imigrasi melalui pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian. 3) Permintaan Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud angka 2) diajukan oleh orang asing yang bersangkutan dan atau sponsor atau kuasanya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal berakhir Izin Tinggal Terbatas kepada Kepala Kantor Imigrasi dengan mengisi serta menandatangani formulir yang telah ditentukan dan memenuhi kelengkapan persyaratan sebagai berikut : a) Persyaratan Umum. (1) Surat Permintaan dan Jaminan serta keterangan identitas diri sponsor; (2) Fotocopy dan asli paspor kebangsaan atau surat perjalanan, Buku Pendaftaran Orang Asing dan Kartu Izin Tinggal Terbatas Orang Asing yang Bersangkutan yang sah dan berlaku; (3) Pas foto berwarna terbaru ukuran 2 cm x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar; (4) Tidak termasuk dalam kategori orang asing yang tidak diinginkan keberadaannya di Indonesia dan atau tidak termasuk dalam daftar penangkalan; (5) Membayar biaya Imigrasi sesuai dengan ketentuan; b) Persyaratan khusus. (1) Bagi penanam modal melampirkan surat rekomendasi Izin Penanaman Modal dari instansi yang berwenang serta bukti lainnya tentang pemilikan modal dan atau saham yang sah dan berlaku; (2) Bagi tenaga kerja ahli asing melampirkan rekomendasi perpanjangan izin kerja dari instansi yang berwenang; (3) Bagi tenaga rohaniawan melampirkan rekomendasi perpanjangan izin kerja dari instansi berwenang; (4) Bagi tenaga peneliti asing melampirkan rekomendasi perpanjangan izin kerja penelitian dari instansi berwenang; (5) Bagi pelajar atau mahasiswa asing melampirkan rekomendasi perpanjangan izin belajar atau izin pendidikan dan atau pelatihan dari instansi berwenang; (6) Bagi isteri mengikuti suami warga negara asing melampirkan akte atau surat kawin, Paspor Kebangsaan atau Surat Perjalanan dan Kartu Izin Tinggal Terbatas suami yang sah dan berlaku; (7) Bagi isteri mengikuti suami warga negara Indonesia melampirkan akte atau surat kawin serta surat Hal 18 dari 65

19 keterangan kependudukan dan surat kewarganegaraan Indonesia suami yang sah; (8) Bagi anak belum dewasa dan belum kawin mengikuti orang tua warga negara asing melampirkan akte atau surat lahirnya dan paspor kebangsaan atau surat perjalanan serta Kartu Izin Tinggal Terbatas ayah yang sah dan berlaku; (9) Bagi anak mengikuti orangtua warga negara Indonesia melampirkan akte atau surat lahirnya dan surat keterangan penduduk, surat keterangan kewarganegaraan Indonesia serta akte atau surat kawin orang tua; (10) Bagi anak belum dewasa dan belum kawin mengikuti ibu warga negara Indonesia melampirkan akte atau surat lahirnya dan surat keterangan penduduk, surat keterangan kewarganegaraan Indonesia serta akte atau surat kawin orang tua dan surat keterangan jaminan ayah warga negara asing yang tidak tinggal di Indonesia; (11) Bagi kepentingan repatriasi, melampirkan rekomendasi perpanjangan izin repatriasi dari instansi atau lembaga yang berwenang; (12) Bagi kepentingan memohon kembali kewarganegaraan Indonesia yang hilang melampirkan bukti surat penerimaan atau permohonan kewarganegaraan Indonesia dari instansi yang berwenang; (13) Bagi tenaga kerja asing dan atau pengusaha asing pada suatu perusahaan atau badan usaha swasta maupun nasional juga melampirkan fotocopy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Tanda Daftar Perusahaan dan Nomor Pendaftaran Wajib Pajak (NPWP) sponsor atau dirinya sendiri dari instansi yang berwenang; 4) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi dengan menerbitkan Kartu Izin Tinggal Terbatas yang baru sebagai pengganti Kartu Izin Terbatas yang lama dengan mengisi kode angka Romawi II untuk perpanjangan pertama, angka Romawi III untuk perpanjangan kedua dan seterusnya hingga untuk yang kelima dengan angka Romawi VI sebagai perpanjangan yang terakhir pada kolom kode pemberian yang terdapat di sudut kiri atas halaman depan dan tidak dapat diperpanjang lagi serta orang asing yang bersangkutan diharuskan meninggalkan Indonesia; 5) Perpanjangan Izin Tinggal Terbatas bagi orang asing pemegang surat perjalanan bukan paspor kebangsaan dan atau warga negara dari negara-negara yang dikategorikan rawan dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Jenderal Imigrasi melalui pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian. Hal 19 dari 65

20 c. Perpanjangan Izin Tinggal Tetap. 1) Perpanjangan Izin Tinggal Tetap diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi yang Wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang asing yang bersangkutan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal berakhir Izin Tinggal Tetap sebelumnya. 2) Permintaan perpanjangan Izin Tinggal Tetap diajukan oleh orang asing yang bersangkutan dan atau sponsor atau kuasanya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal berakhir Izin Tinggal Tetap kepada Kepala Kantor Imigrasi dengan mengisi serta menandatangani formulir yang telah ditentukan dan memenuhi kelengkapan persyaratan sebagai berikut : a) Persyaratan Umum. (1) Surat Permintaan dan jaminan dari orang asing yang bersangkutan dan atau sponsor penjaminnya; (2) Fotocopy dan asli paspor kebangsaan, Buku Pendaftaran Orang Asing dan Kartu Izin Tinggal Tetap yang sah dan berlaku; (3) Pas foto berwarna terbaru ukuran 2 cm x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar; (4) Tidak termasuk dalam kategori orang asing yang tidak diinginkan berada di Indonesia atau tidak termasuk dalam daftar penangkalan ; (5) Membayar biaya imigrasi sesuai dengan ketentuan; b) Persyaratan Khusus. (1) Bagi yang bekerja sebagai pengusaha dan atau pedagang melampirkan fotocopy Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari instansi yang berwenang; (2) Bagi yang bekerja sebagai tenaga kerja asing atau pegawai melampirkan fotocopy Surat Izin Kerja dari instansi yang berwenang; (3) Bagi yang tidak atau belum bekerja / berpenghasilan sendiri melampirkan fotocopy Surat Keterangan jaminan dari penjaminnya; (4) Bagi isteri mengikuti suami warga negara asing melampirkan akte atau surat kawin dan paspor kebangsaan serta Kartu Izin Tinggal Tetap suami yang sah dan berlaku; (5) Bagi isteri mengikuti suami warga negara Indonesia melampirkan akte atau surat kawin dan surat keterangan kependudukan serta surat kewarganegaraan Indonesia suami; (6) Bagi anak belum mengikuti orang tua warga negara asing melampirkan akte atau surat lahirnya dan paspor kebangsaan serta Kartu Izin Tinggal Tetap ayah yang sah dan berlaku; Hal 20 dari 65

21 (7) Bagi anak mengikuti orang tua warga negara Indonesia melampirkan akte atau surat lahirnya dan surat keterangan kependudukan serta surat kewarganegaraan Indonesia ayah; (8) Bagi anak mengikuti ibu warga negara Indonesia melampirkan akte atau surat lahir dan akte atau surat kawin, surat keterangan penduduk dan surat kewarganegaraan Indonesia ibu serta surat keterangan jaminan ayah yang tidak tinggal di Indonesia atau surat keterangan perceraian orangtua; (9) Bagi anak mengikuti ibu warga negara asing melampirkan fotocopy akte atau surat lahirnya dan akte atau surat kawin, paspor kebangsaan serta Kartu Izin Tinggal Tetap ibu dan surat keterangan kematian ayah atau perceraian orang tua; 3) Perpanjangan Izin Tinggal Tetap dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Jenderal Imigrasi melalui pertimbangan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian. 4) Pelaksanaan sebagaimana tersebut pada angka 3) dengan menerbitkan Kartu Izin Tinggal Tetap yang baru, sebagai pengganti Kartu Izin Tinggal Tetap yang lama dan mengisi kode angka Romawi II pada kolom kode pemberian yang terdapat di sudut kiri atas halaman depan untuk perpanjangan yang pertama dan angka Romawi III untuk perpanjangan kedua dan seterusnya. 5) Perpanjangan Izin Tinggal Tetap tidak dapat diberikan kepada orang asing pemegang surat perjalanan bukan paspor kebangsaan; 3. PENOLAKAN DAN PENANGGUHAN IZIN KEIMIGRASIAN a. Penolakan Pemberian Izin Kunjungan. 1) Penolakan pemberian Izin Kunjungan dilaksanakan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) dengan tidak memberikan Izin Masuk kepada orang asing yang bersangkutan. 2) Penolakan pemberian Izin Kunjungan sebagaimana dimaksud angka 1) dilaksanakan melalui proses penolakan pemberian Izin Masuk dengan menerakan cap penolakan pada Surat Perjalanan berdasarkan ketentuan sebagaimana diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan Direktur Jenderal Imigrasi tentang Masuk dan Keluar Wilayah Indonesia. b. Penolakan perpanjangan Izin Kunjungan. 1) Penolakan perpanjangan Izin Kunjungan dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi dengan tidak memberikan perpanjangan Izin Kunjungan, memberitahukan dan memerintahkan kepada orang asing yang bersangkutan untuk meninggalkan Indonesia, karena : Hal 21 dari 65

22 a) Mendapatkan keputusan penolakan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian atau dari Direktur Jenderal Imigrasi; b) Tidak dapat memenuhi persyaratan; c) Termasuk dalam daftar penangkalan; d) Tidak dapat membayar biaya imigrasi sesuai dengan ketentuan; 2) Penolakan perpanjangan Izin Kunjungan dicatat dalam formulir dan Surat Perjalanan orang asing yang bersangkutan disertai alasan penolakan serta diberitahukan kepada pemohon dan atau sponsor atau kuasanya; 3) Penolakan perpanjangan Izin Kunjungan pada kesempatan pertama dilaporkan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Bidang Keimigrasian dan tembusan kepada Direktur Jenderal Imigrasi disertai data lengkap, alasan penolakan dan saran tindak lanjut. c. Penangguhan perpanjangan Izin Kunjungan. 1) Penangguhan perpanjangan Izin Kunjungan dapat diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi sebagai legalisasi terhadap keberadaan orang asing yang bersangkutan selama menunggu keputusan persetujuan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian dan atau Direktur Jenderal Imigrasi. 2) Penangguhan perpanjangan Izin Kunjungan disampaikan kepada orang asing yang bersangkutan atau sponsor atau kuasanya secara tertulis berupa Surat Keterangan Penangguhan, karena hal-hal sebagai berikut : a) Menunggu persetujuan perpanjangan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian dengan masa penangguhan paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal berakhir Izin Kunjungan; b) Menunggu persetujuan perpanjangan dari Direktur Jenderal Imigrasi dengan masa penangguhan paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal berakhir Izin Kunjungan; c) Menunggu keputusan alih status dari Direktur Jenderal Imigrasi dengan masa penangguhan paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal berakhir Izin Kunjungan; 3) Surat Keterangan Penangguhan diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi dengan mencantumkan catatan bahwa dalam hal masa penangguhan terlampaui berarti persetujuan atau keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman, dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian dan atau Direktur Jenderal Imigrasi belum terbit dan permintaannya ditolak. Hal 22 dari 65

23 4) Penangguhan perpanjangan Izin Kunjungan dapat merupakan Izin Kunjungan yang diberikan secara provisional yang sah dan berlaku. d. Penolakan pemberian Izin Tinggal Terbatas. 1) Penolakan pemberian Izin Tinggal Terbatas juga dapat dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi dengan tidak memberikan Izin Tinggal Terbatas kepada orang asing yang bersangkutan, karena hal-hal : a) Tidak dapat memenuhi persyaratan; b) Termasuk dalam daftar penangkalan; c) Tidak dapat membayar biaya imigrasi sesuai dengan ketentuan; 2) Penolakan pemberian Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud angka 1) dicatat dalam formulir dan Surat Perjalanan disertai alasan penolakan serta diberitahukan kepada orang asing yang bersangkutan dan atau sponsor atau kuasanya; 3) Penolakan pemberian Izin Tinggal Terbatas pada kesempatan pertama segera dilaporkan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Imigrasi disertai data lengkap, alasan penolakan dan saran tindak lanjut guna memperoleh keputusan. 4) Sambil menunggu keputusan sebagaimana dimaksud angka 3) Kepala Kantor Imigrasi tetap melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing yang bersangkutan atas jaminan dan tanggungan sponsor atau kuasanya. e. Penolakan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas 1) Penolakan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas dilaksanakan oleh Kepala Kantor Imigrasi dengan tidak memberikan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas, karena hal-hal : a) Mendapat keputusan penolakan perpanjangan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian dan atau Direktur Jenderal Imigrasi. b) Tidak dapat memenuhi persyaratan; c) Tidak dapat membayar biaya imigrasi sesuai dengan ketentuan; d) Termasuk dalam daftar penangkalan; 2) Penolakan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud angka 1) huruf a), huruf b) dan huruf c) segera diajukan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Imigrasi disertai data lengkap, alasan penolakan dan saran tindak lanjut guna memperoleh persetujuan atau Hal 23 dari 65

24 keputusan untuk dapat mengeluarkan orang asing yang bersangkutan dari Indonesia. 3) Penolakan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas yang telah memperoleh persetujuan atau keputusan dicatat dalam formulir permintaan permohonan disertai alasan penolakan serta diberitahukan kepada orang asing yang bersangkutan dan atau sponsor atau kuasanya dan Kepala Kantor Imigrasi mengambil langkah-langkah : a) Memberikan surat keterangan penolakan; b) Mencabut Kartu Izin Tinggal Terbatas dan Buku Pendaftaran Orang Asing atas nama orang asing yang bersangkutan; c) Menerakan cap pencabutan tersebut huruf b) dan memberikan catatan batas akhir tanggal untuk meninggalkan Indonesia pada Surat Perjalanan orang asing yang bersangkutan. 4) Pelaksanaan penolakan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud angka 3) dilaporkan kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Imigrasi. f. Penangguhan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas 1) Penangguhan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas dapat diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi sebagai legalisasi terhadap keberadaan orang asing yang bersangkutan selama menunggu keputusan atau persetujuan Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian dan atau Direktur Jenderal Imigrasi atau menunggu kelengkapan persyaratan khusus dari instansi yang berwenang. 2) Penangguhan perpanjangan Izin Tinggal Terbatas disampaikan kepada orang asing yang bersangkutan dan atau sponsor atau kuasanya secara tertulis berupa surat keterangan penangguhan, karena hal-hal sebagai berikut : a) Menunggu persetujuan perpanjangan dari Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehakiman dalam hal ini Koordinator Urusan Keimigrasian atau Kepala Bidang Keimigrasian dengan masa penangguhan paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal berakhir Izin Tinggal Terbatas; b) Menunggu persetujuan perpanjangan dari Direktur Jenderal Imigrasi dengan masa penangguhan paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal berakhir Izin Tinggal Terbatas; c) Menunggu persetujuan atau keputusan alih status dari Direktur Jenderal Imigrasi dengan masa penangguhan paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal berakhir Izin Tinggal Terbatas; Hal 24 dari 65

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-310.IZ TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA ALIH STATUS IZIN KEIMIGRASIAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-310.IZ TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA ALIH STATUS IZIN KEIMIGRASIAN PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-310.IZ.01.10 TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA ALIH STATUS IZIN KEIMIGRASIAN I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan. Petunjuk Pelaksanaan ini dimaksudkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Nomor: 32 TAHUN 1994 (32/1994) TENTANG VISA, IZIN MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Nomor: 32 TAHUN 1994 (32/1994) TENTANG VISA, IZIN MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Nomor: 32 TAHUN 1994 (32/1994) TENTANG VISA, IZIN MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG. Nomor: 32 TAHUN 1994 (32/1994) TENTANG VISA, IZIN MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG. Nomor: 32 TAHUN 1994 (32/1994) TENTANG VISA, IZIN MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Nomor: 32 TAHUN 1994 (32/1994) TENTANG VISA, IZIN MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 32 TAHUN 1994 TENTANG VISA, IZIN, MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 32 TAHUN 1994 TENTANG VISA, IZIN, MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 1994 TENTANG VISA, IZIN, MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Keimigrasian,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Nomor: 32 TAHUN 1994 (32/1994) TENTANG VISA, IZIN MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Nomor: 32 TAHUN 1994 (32/1994) TENTANG VISA, IZIN MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA Nomor: 32 TAHUN 1994 (32/1994) TENTANG VISA, IZIN MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb No.2061, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PROSEDUR TEKNIS PERMOHONAN DAN PEMBERIAN VISA KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL TERBATAS

PROSEDUR TEKNIS PERMOHONAN DAN PEMBERIAN VISA KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL TERBATAS PROSEDUR TEKNIS PERMOHONAN DAN PEMBERIAN VISA KUNJUNGAN DAN VISA TINGGAL TERBATAS Dasar hukum : Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Prosedur Teknis Permohonan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1994 TENTANG VISA IZIN MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1994 TENTANG VISA IZIN MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 1994 TENTANG VISA IZIN MASUK, DAN IZIN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Undang-undang

Lebih terperinci

VISA TINGGAL TERBATAS

VISA TINGGAL TERBATAS VISA TINGGAL TERBATAS UMUM 1. Visa tinggal terbatas diberikan untuk melakukan kegiatan: a. dalam rangka bekerja; dan b. tidak untuk bekerja. 2. Kegiatan dalam rangka bekerja meliputi: a. sebagai tenaga

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-658.IZ TAHUN 2003 TENTANG KEMUDAHAN KHUSUS KEIMIGRASIAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-658.IZ TAHUN 2003 TENTANG KEMUDAHAN KHUSUS KEIMIGRASIAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI, KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-658.IZ.01.10 TAHUN 2003 TENTANG KEMUDAHAN KHUSUS KEIMIGRASIAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan Keputusan Menteri Kehakiman

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik

2 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1697, 2014 KEMENKUMHAM. Izin Tinggal. Pemberian. Perpanjangan. Penolakan. Pembatalan. Prosedur Teknis. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW.09.02 TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan 1. Petunjuk Pelaksanaan ini dimaksudkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN MEMPEROLEH VISA DAN IZIN MASUK

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN MEMPEROLEH VISA DAN IZIN MASUK RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN MEMPEROLEH VISA DAN IZIN MASUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.68, 2013 HUKUM. Keimigrasian. Administrasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5409) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN KEPANITERAAN DAN SEKRETARIAT JENDERAL MAHKAMAH KONSTISI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.GR TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.GR TAHUN 2010 TENTANG MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.GR.01.14 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN SURAT KETERANGAN KEIMIGRASIAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Undang-undang Nomor 8 Drt. Tahun 1955 Tentang Tindak Pidana Imigrasi telah dicabut dan diganti terakhir dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP 20/MEN/III/2004 Tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing

Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP 20/MEN/III/2004 Tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.KEP 20/MEN/III/2004 Tentang Tata Cara Memperoleh Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan Pasal 42 ayat (1) Undang-undang Nomor 13

Lebih terperinci

PERSYARATAN PERMOHONAN IZIN TINGGAL BAGI ORANG ASING DI WILAYAH INDONESIA

PERSYARATAN PERMOHONAN IZIN TINGGAL BAGI ORANG ASING DI WILAYAH INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI KANTOR WILAYAH JAWA TENGAH KANTOR IMIGRASI PEMALANG Jln. Perintis Kemerdekaan 110, Beji,Taman, Pemalang Telepon (0284)-325010 Faksimili (0284)-324219 SMS Gateway: 08112622121

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEIMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa keimigrasian merupakan bagian dari perwujudan

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemba No.603, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Bebas Visa Kunjungan. TPI Tertentu. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG TEMPAT

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-316.PR Tahun 1995 TENTANG SUMBER DATA, PENGOLAHAN DATA DAN PENYAMPAIAN LAPORAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-316.PR Tahun 1995 TENTANG SUMBER DATA, PENGOLAHAN DATA DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-316.PR.01.04 Tahun 1995 TENTANG SUMBER DATA, PENGOLAHAN DATA DAN PENYAMPAIAN LAPORAN I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan 1. Bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.301, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Calling Visa. Penetapan Negara. Pemberian Visa. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMORM.HH-01.GR.01.06

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP- 20/MEN/III/2004 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH IJIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

2015, No IndonesiaTahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tent

2015, No IndonesiaTahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2007 tent No.885, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAG. Orang Asing. Pengurusan Dokumen. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGURUSAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERSYARATAN TATA CARA PERMOHONAN SURAT KETERANGAN KEIMIGRASIAN

PERSYARATAN TATA CARA PERMOHONAN SURAT KETERANGAN KEIMIGRASIAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI KANTOR WILAYAH JAWA TENGAH KANTOR IMIGRASI PEMALANG Jln. Perintis Kemerdekaan 110, Beji,Taman, Pemalang Telepon (0284)-325010 Faksimili (0284)-324219 SMS Gateway: 08112622121

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009 WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2009 T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN RETRIBUSI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02-IZ TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02-IZ TAHUN 2003 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02-IZ.01.10 TAHUN 2003 TENTANG PEMBERIAN IZIN BAGI WARGA NEGARA ASING YANG MELAKUKAN KUNJUNGAN DAN KEGIATAN DI PROVINSI NANGROE

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2005 NOMOR : 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA BANDA ACEH, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk memberikan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KEIMIGRASIAN I. UMUM Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011

Lebih terperinci

9 Oktober 2013 Direktorat Izin Tinggal dan Status Keimigrasian

9 Oktober 2013 Direktorat Izin Tinggal dan Status Keimigrasian Implementasi PP No. 31 Tahun 2013 Guna Pemberian Izin Keimigrasian kepada TKA dan pelaksanaan Implementasi Aplikasi Pendaftaran Anak Berkewarganegaraan Ganda dan Pemohonan Fasilitas Keimigrasian 9 Oktober

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5409 HUKUM. Keimigrasian. Administrasi. Pelaksanaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 68) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01-IZ.01.10 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: M.02-IZ.01.10 TAHUN 1995

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem

2016, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 Tentang Kementerian Negara Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lem No.1938, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Permohonan Kewarganegaraan secara Elektronik. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG TATA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2005 NOMOR : 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DANGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1655, 2016 KEMENKUMHAM. Pernyataan menjadi WNI. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA MENYAMPAIKAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENKUMHAM. Izin Tinggal Tetap. Alih Status. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENKUMHAM. Izin Tinggal Tetap. Alih Status. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA No.1833, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Izin Tinggal Tetap. Alih Status. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG PROSEDUR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan perlindungan,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-19.AH.10.01 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYAMPAIAN PERNYATAAN MEMILIH KEWARGANEGARAAN BAGI ANAK BERKEWARGANEGARAAN GANDA DENGAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1992 TENTANG KEIMIGRASIAN Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5491); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang K

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5491); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang K BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2127, 2016 KEMENKUMHAM. Wasiat. Pelaporan dan Permohonan Surat Keterangan secara Elektronik. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN ASAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

Lebih terperinci

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DI KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 12 2009 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa administrasi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH, KEHILANGAN, PEMBATALAN, DAN MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Pacitan, Januari 2015 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PACITAN

Kata Pengantar. Pacitan, Januari 2015 KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN PACITAN Kata Pengantar Untuk menunjang keberhasilan pelayanan Bidang Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan da Pencatatan Sipil Kabupaten Pacitan, diperlukan adanya Standar Operasional Prosedur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republi

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republi MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 23 Tahun 2004 Lampiran : 1 ( satu) berkas.

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 23 Tahun 2004 Lampiran : 1 ( satu) berkas. WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 23 Tahun 2004 Lampiran : 1 ( satu) berkas. TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 27 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN WAJIB DAFTAR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA MEMPEROLEH, KEHILANGAN, PEMBATALAN, DAN MEMPEROLEH KEMBALI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02-HL TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02-HL TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02-HL.05.06 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA MENYAMPAIKAN PERNYATAAN UNTUK MENJADI WARAGA NEGARA INDONESIA DENGAN RAHMAD TUHAN YANG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.02/MEN/III/2008 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING MENTERI

Lebih terperinci

PEMROSESAN IZIN TINGGAL BAGI WARGA NEGARA ASING MAHASISWA, PENELITI DAN TENAGA KERJA ASING BIDANG PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh Wawan Anjaryono,SE,MH

PEMROSESAN IZIN TINGGAL BAGI WARGA NEGARA ASING MAHASISWA, PENELITI DAN TENAGA KERJA ASING BIDANG PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh Wawan Anjaryono,SE,MH PEMROSESAN IZIN TINGGAL BAGI WARGA NEGARA ASING MAHASISWA, PENELITI DAN TENAGA KERJA ASING BIDANG PENDIDIKAN DI INDONESIA Oleh Wawan Anjaryono,SE,MH Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta DASAR HUKUM Undang-undang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.634, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPJS Kesehatan. Iuran Peserta. Pekerja Bukan Penerima Upah. Bukan Pekerja. Pendaftaran. Pembayaran. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1370, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pendaftaran. Anak Kewarganegaraan Ganda. Tata Cara.

BERITA NEGARA. No.1370, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pendaftaran. Anak Kewarganegaraan Ganda. Tata Cara. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1370, 2012 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pendaftaran. Anak Kewarganegaraan Ganda. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Re

7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Re WALIKOTA PAREPARE PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA PAREPARE NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang tetap terpeliharanya

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENCATATAN PERKAWINAN DAN PELAPORAN AKTA YANG DITERBITKAN OLEH NEGARA LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012 PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SIDOARJO

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SIDOARJO BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIDOARJO, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PASPOR

Lebih terperinci

-2- Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nom

-2- Tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nom No.2062, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. STUDENT VISA. CAP STUDENT VISA. Penerbitan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG PENERBITAN

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG 1 BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN BUPATI BANTUL,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA

Lebih terperinci

BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI ENREKANG PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-204/MEN/1999 TAHUN 1999 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-204/MEN/1999 TAHUN 1999 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI rgs-mitra 1 of 18 KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP-204/MEN/1999 TAHUN 1999 TENTANG PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA KE LUAR NEGERI MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN 1 BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1994 TENTANG PENGAWASAN ORANG ASING DAN TINDAKAN KEIMIGRASIAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka menunjang tetap terpeliharanya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M-06.IL.01.10 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN FASILITAS KHUSUS DI BIDANG KEIMIGRASIAN PADA KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-314.IL TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA TINDAKAN KEIMIGRASIAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-314.IL TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA TINDAKAN KEIMIGRASIAN I. PENDAHULUAN PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-314.IL.02.10 TAHUN 1995 A. Maksud dan Tujuan. TENTANG TATA CARA TINDAKAN KEIMIGRASIAN 1. Petunjuk pelaksanaan ini dimaksudkan untuk

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

2016, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1491, 2016 KEMENKUMHAM. Perpanjangan Izin Tinggal Kunjungan. Prosedur Teknis. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 1 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat B U P A T I K A R A W A N G, : bahwa untuk

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Keimigrasian. Visa. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Keimigrasian. Visa. Perubahan. No.476, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN HUKUM DAN HAM. Keimigrasian. Visa. Perubahan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: M.HH-08.GR.01.06 TAHUN 2009

Lebih terperinci

DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR

DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR 1 PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci