ARTIKEL. Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic

dokumen-dokumen yang mirip
Edi Sarwono, Toni Dwi Putra, Agus Suyatno (2013), PROTON, Vol. 5 No. 1/Hal

ARTIKEL ANALISA VARIASI KERENGGANGAN CELAH ELEKTRODA BUSI TERHADAP TORSI DAN DAYA MOTOR SUPRA X 125

Pengaruh Variasi Konstanta Pegas dan Massa Roller CVT Terhadap Performa Honda Vario 150 cc

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

PENGARUH PEMAKAIAN VARIASI PEGAS SLIDING SHEAVE TERHADAP PERFORMANCE MOTOR HONDA BEAT 2011

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

ANALISIS PENGARUH VARIASI CDI TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR HONDA VARIO 110cc

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI BUSI TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR HONDA BLADE 110 CC

ARTIKEL ANALISA PENGARUH PERUBAHAN INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR HONDA SUPRA X 125 CC

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

JURNAL. Oleh: MECKY JUNELIS Dibimbing oleh : 1. Irwan Setyowidodo, S.Pd., M.Si. 2. Ali Akbar, M.T

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Pertamax 92 Dan Pertalite 90 Terhadap Kinerja Motor Honda Beat Injeksi

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PENGARUH DURASI CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR HONDA TIGER 200 CC TUNE UP DRAG BIKE

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III ANALISA DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENGUJIAN. Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) seperti Uji emisi, Akselerasi, dan. Kendaraan uji yang disiapkan adalah :

ANALISA PENGGUNAAN BAHAN BAKAR BENSIN JENIS PERTALITE DAN PERTAMAX PADA MESIN BERTORSI BESAR ( HONDA BEAT FI 110 CC )

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

PENGARUH FILTER UDARA PADA KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

PENGARUH PENGGUNAAN CDI RACING TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC TAHUN 2009

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN BLOWER ELEKTRIK TERHADAP PERFORMA MESIN SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PERUBAHAN TITIK BERAT POROS ENGKOL TERHADAP PRESTASI MOTOR BENSIN EMPAT LANGKAH

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL PENGARUH VARIASI POSISI RING JARUM THROTTLE TERHADAP TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR SEPEDA MOTOR HONDA TYPE NF 100TD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tipe terbaru dengan teknologi terbaru dan keunggulan-keunggulan lainnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PORTING SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 200 cc BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

FINONDANG JANUARIZKA L SIKLUS OTTO

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN CDI PREDATOR DUAL MAP TERHADAP KARAKTERISTIK PERCIKAN BUNGA API DAN KINERJA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC TRANSMISI AUTOMATIC

Pengaruh Penggunaan dan Perhitungan Efisiensi Bahan Bakar Premium dan Pertamax Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin

Tugas Akhir TM

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

ABSTRAKSI ABSTRACT. Kata kunci : Roller, CVT, Performa, Sistem Transmisi.

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN MESIN. Start. Motor Tersedia. Pemilihan Jenis Mesin Motor Daya. Daya Maksimum Tidak Ya

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

PENGUJIAN STANDARD CAMSHAFT DAN AFTER MARKET CAMSHAFT TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH 110 CC

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

Spesifikasi Bahan dan alat :

Gambar 2.1 Motor Matic Yamaha Mio Soul (Sumber S : Dokumen Pribadi) 2.2 PENGERTIAN CVT Sistem CVT (Continously Variable Transmission), adalah sistem o

Berdasarkan data hasil pengamatan daya pada poros roda menggunakan roller CVT diameter 15 mm diperoleh daya tertinggi pada putaran mesin 8000 rpm yait

III. METODE PENELITIAN

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ditunjukkan pada gambar berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN DAYA PADA MESIN PENGAPIAN STANDAR DAN PENGAPIAN MENGGUNAKAN BOOSTER

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini perkembangan teknologi semakin pesat diberbagai Negara

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti mesin uap, turbin uap disebut motor bakar pembakaran luar (External

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk

UNJUK KERJA MESIN BENSIN 4 SILINDER TYPE 4G63 SOHC 2000 CC MPI

DINAMOMETER GENERATOR AC 10 KW PENGUKUR UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 100 CC

ANALISA VARIASI BAHAN BAKAR TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

Gambar 3.1. Diagram alir percikan bunga api pada busi

Jurnal Teknik Mesin UMY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UJI PERFORMA PENGARUH IGNITION TIMING TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN BERBAHAN BAKAR LPG

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN KARBURATOR RACING TERHADAP KINERJA MOTOR 2-LANGKAH 150 CC Andriansyah Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH CELAH KATUP TERHADAP DAYA DAN EFISIENSI PADA MOTOR MATIC ABSTRAK

ANALISA MODIFIKASI INTAKE MANIFOLD TERHADAP KINERJA MESIN SEPEDA MOTOR 4 TAK 110cc

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

yang digunakan adalah sebagai berikut. Perbandingan kompresi : 9,5 : 1 : 12 V / 5 Ah Kapasitas tangki bahan bakar : 4,3 liter Tahun Pembuatan : 2004

Gambar 1. Motor Bensin 4 langkah

PENGARUH PENGGUNAAN JENIS PEMBERAT (ROLLER) TERHADAP PERFORMA MESIN YAMAHA MIO SOUL TAHUN 2010

Transkripsi:

ARTIKEL Analisa Pengaruh Jenis Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Matic Analysis Of The Influence Of The Kind Of Pegas, A Roller Against Torsi And Consumption Of Fuel On A Motorbike Matic Oleh: BAGUS DANANG WIJAYA 13.1.03.01.0132 Dibimbing oleh : 1. IRWAN SETYOWIDODO, M.Si. 2. Am. MUFARRIH, M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2017

1

ANALISA PENGARUH JENIS PEGAS, ROLLER TERHADAP TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR MATIC BAGUS DANANG WIJAYA 13.1.03.01.0132 Email: kolep.110294@gmail.com Irwan Setyowidodo, M.Si 1 dan Am. Mufarrih, M.T 2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Abstrak Sistem transmisi dibuat untuk memperoleh momen yang sesuai. Seiring perkembangan jaman masyarakat menginginkan kemudahan dalam berkendara, dimana system transmisi pun ikut menyesuaikan perubahan tersebut. Perubahan tersebut dimulai dari pemindahan transmisi dengan kopling manual menjadi pemindahan transmisi dengan kopling otomatis. Penelitian ini bertujuan, mengetahui pengaruh jenis pegas pulley sekunder terhadap torsi dan konsumsi bahan bakar sepeda motor matic. Mengetahui pengaruh variasi beban roller standar terhadap torsi dan konsumsi bahan bakar sepeda motor matic. Analisa data penelitian menggunakan Anova dengan software minitab 16 serta uji kontras (metode schaffe). Hasil penelitian menunjukan P-Value untuk respon output jenis pegas pulley 0,061 tidak berpengaruh terhadap torsi maupun konsumsi bahan bakar secara signifikan. Untuk faktor output konsumsi bahan bakar variasi beban roller 0,031 berpengaruh terhadap torsi sedangkan untuk konsumsi bahan bakar tidak berpengaruh, ini sesuai hasil Anova. Berdasar hasil uji kontras (metode schaffe) terdapat variasi beban roller yang mampu menghasilkan torsi tertinggi sebesar 1,11 kg.m pada beban roller 12 gram dan nilai tertinggi untuk konsumsi bahan bakar terdapat pada beban roller 11 gram dengan tingkat konsumsi bahan bakar sebesar 2,51 kg/kwh. Sehingga disimpulkan bahwa jenis pegas tidak berpengaruh terhadap torsi maupun konsumsi bahan bakar dan untuk hasil analisa variasi beban roller berpengaruh terhadap torsi secara signifikan. Kata kunci : Pegas pulley, beban roller, torsi, konsumsi bahan bakar 2

A. PENDAHULUAN Dunia otomotif yang semakin berkembang menuntut perubahan agar alat transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar melainkan juga pada tingkat kenyamanan dalam berkendara. Salah satunya adalah perubahan pada sistem transmisi. Sistem transmisi dibuat untuk memperoleh momen yang sesuai. Seiring perkembangan jaman masyarakat menginginkan kemudahan dalam berkendara, yang mana sistem transmisipun ikut menyesuaikan perubahan tersebut. Perubahan tersebut dimulai dari pemindahan transmisi dengan kopling manual menjadi pemindahan transmisi dengan kopling otomatis. Cara kerja dari mesin matic atau CVT (Continous Variable Transmission) pada sepeda motor.ternyata lebih sederhana dari mesin konvensial atau mesin bertransmisi.semua komponen CVT terdapat pada box CVT atau secara kasat mata bentuknya adalah lengan ayun sebelah kiri motor matic kita, yang terlihat begitu besar dan berat. Disitu terdapat tiga komponen utama yaitu pulley depan (drive pulley), pulley belakang (driven pulley) dan v-belt. Pulley depan dihubungkan ke crankshaft engine (kruk-as) sedangkan pulley belakang di hubungkan ke as-roda. Yang menghubungkan pulley depan dan pulley belakang adalah v-belt. Siklus Otto dapat digambarkan dengan diagram P-V seperti terlihat padagambar dibawah ini: Sumber: Arismunandar, 1988. Gambar 1. Penggerak Mula Motor Bakar Torak Proses yang terjadi adalah : 1-2 : Kompresi adiabatic 2-3 : Pembakaran isokhorik 3-4 : Ekspansi / langkah kerja adiabatic 4-1 : Langkah buang isokhorik Mula-mula campuran udara dan uap bensin mengalir dari karburator menuju silinder pada saat piston bergerak ke bawah (langkah hisap). Selanjutnya campuran udara dan uap bensin dalam silinder ditekan secara adiabatik ketika piston bergerak ke atas (langkah kompresi atau penekanan). Karena ditekan secara adiabatik maka suhu 3

dan tekanan campuran meningkat. Pada saat yang sama, busi memercikkan bunga api sehingga campuran udara dan uap bensin terbakar. Ketika terbakar, suhu dan tekanan gas semakin bertambah. Gas bersuhu tinggi dan bertekanan tinggi tersebut memuai terhadap piston dan mendorong piston ke bawah (langkah usaha/ekspansi). Selanjutnya gas yang terbakar dibuang melalui katup keluar dan dialirkan menuju pipa pembuangan (langkah buang). Katup masuk terbuka lagi dan keempat langkah tersebut diulangi kembali. Torsi yang dihasilkan suatu mesin dapat diukur dengan menggunakan alat yang dinamakan torquemeter yang dikopel dengan poros outpun mesin. Oleh karena sifat torquemeter yang bertindak seolaholah seperti sebuah rem dalam sebuah mesin, maka daya yang dihasilkan poros output ini sering disebut sebagai daya rem (Brake Power) (Berenschot, 1980:20). Dimana :...(1) = Daya Keluaran (Watt) n = Putaran mesin (rpm) T = Torsi (N.m) Dari rumus di atas daya motor dapat diketahui besarnya setelah diketahui berapa besar torsi (T) dan putaran mesin (n) yang dihasilkan motor itu. Dalam penelitian ini untuk mengukur daya motor digunakan alat dynotest yang merupakan sebuah alat pengukur daya dan torsi kendaraan baik kendaraan roda dua atau kendaraan roda empat tergantung konstruksi yang digunakan. Dynotest juga dapat mengukur air fuel ratio dari sebuah kendaraan. Prinsip kerja dari dynotest adalah melakukan pembebanan pada kendaraan sehingga didapatkan beban terbesar yang mampu diangkat oleh kendaraan tersebut. Konsumsi bahan bakar (SFC) merupakan konsumsi bahan bakar spesifik (sering di singkat SFC) menyatakan laju konsumsi bahan bakar pada suatu motor bakar torak, pada umumnya dinyatakan dalam jumlah massa persatuan kluaran daya. Perhitungan konsumsi bahan bakar spesifik ini digunakan untuk mengetahui jumlah bahan bakar yang dibutuhkan untuk menghasilkan daya dalam waktu tertentu. Jika daya dalam satuan kw dan laju aliran massa bahan bakar dalam satuan kg/jam maka konsumsi bahan bakar spesifik dapat dirumuskan: S 10 3 gf V f m f 3600...(2) t Dimana : f SFC = konsumsi bahan bakar spesifik (kg/kwh) 4

mf = konsumsi bahan bakar (kg/jam) P = daya (HP) Sedangkan besarnya laju aliran massa bahan bakar (mf) dihitung dengan persamaan sebagai berikut: Dimana : mf = Konsumsi bahan bakar (kg/jam) Sgf = Spesifik grafity (gr/ml) dengan Sgf pertalite adalah 0.715 gr/ml Vf = Volume bahan bakar yang diuji (ml). tf = Waktu untuk menghabiskan bahan bakar yang diuji (detik) Sedangkan nilai kritis yang akan dibandingkan dengan C u dapat ditentukan melalui formulasi berikut: S (6). u Scu ( a 1) F a 1 N a Bila nilai C u > S. u maka rata rata himpunan data tersebut berbeda secara signifikan atau yang bisa disebut sebagai kontras. B. METODE PENELITIAN a. Alat Penelitian 1) Motor Matic type JFP1E417600 dengan spesifikasi sebagai berikut: Tabel 1. Spesifikasi Motor Matic Tahun perakitan 2011 Tipe mesin Diameter x langkah Volume silinder 4 langkah, SOHC 2 klep 50 x 55 mm 108cc Perbandingan kompresi 9,2:1 Daya maksimum Torsi maksimum Transmisi Kopling otomatis Aki Sistem pengapian 1) Blower 8,28 PS/8000 rpm 0,85 kgf.m/5500 rpm Sistem CVT (otomatis) Otomatis, sentrifugal, tipe kering MF 12V 3 Ah DC CDI, baterai Digunakan untuk mendinginkan mesin. Adapun spesifikasinya adalah: Tabel 2. Spesifikasi Blower Merk Krisbow Model EF-50-S Power 200-220 V AC/Hz 160 watt SNI 04-6292 2,2. 80 Pilihan 3 kecepatan 2) Dynotest Alat yang digunakan untuk mengukur daya, torsi dan konsumsi bahan bakar pada sepeda motor dalam satuan Hp (horsepower). 3) 1 set Tool Box Digunakan untuk melakukan tune-up pada sepeda motor agar didapatkan kondisi mesin yang paling mendekati standar dan untuk melepas atau memasang pegas pulley dan roller. Dalam pengambilan data ini menggunakan skema instalasi dynotest seperti gambar di bawah ini: 5

pengaruh yang dihasilkan dari putaran mesin. Tabel 3. Hasil Data Pengujian Torsi Gambar 2. Desain Penelitian C. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil eksperimen dapat diketahui dengan beberapa uji sehingga sebelum masuk hasil uji perlu diketahui dulu deskripsi hasil data pada setiap variabel. 1. Deskripsi Data Variabel Bebas Jenis pegas pulley merupakan variabel bebas pertama yang divariasikan. Dimana jenis pegas pulley yang digunakan adalah pegas pulley standar dan pegas pulley KTC racing dengan tujuannya untuk mengetahui apakah ada pengaruh terhadap torsi dan konsumsi bahan bakar. Untuk variabel kedua yaitu roller standar pembebanan yang divariasikan dengan beban 11 gram dan 12 gram dengan maksud untuk mengetahui besar kecilnya hasil torsi dan konsumsi bahan bakar. Sedangkan untuk variabel terakhir adalah putaran mesin atau RPM yang terdiri dari putaran 2500, 4500, dan 5500 rpm yang digunakan untuk mengetahui NO Beban Torsi (kg.m) Beban Roller Putaran Mesin Jenis Pegas Pengujian (Gram) (Rpm) Rata-rata 1 2 1 2500 0,79 0,73 0,76 2 11 4500 0,91 0,90 0,91 3 ASPIRA 5500 0,94 0,91 0,93 4 (Standart) 2500 0,80 1,06 0,93 5 12 4500 0,91 1,13 1,02 6 5500 0,93 1,30 1,11 7 2500 0,80 0,80 0,80 8 11 4500 0,91 0,89 0,90 9 5500 0,92 0,92 0,92 KTC (Racing) 10 2500 0,79 0,78 0,79 11 12 4500 0,90 0,91 0,91 12 5500 0,95 0,93 0,94 Tabel 3. diatas menunjukan hasil data pengujian rorsi, sedangkan tabel 4. dibawah ini adalah hasil data pengujian konsumsi bahan bakar. Tabel 4. Hasil Data Pengujian Konsumsi NO Jenis Pegas Bahan Bakar Beban Roller (Gram) Putaran Mesin (Rpm) Konsumsi Bahan Bakar (kg/kwh) Pengujian Rata-rata 1 2 1 2500 2,49 2,53 2.51 2 11 4500 1,25 1,28 1.26 3 ASPIRA 5500 1,07 1,13 1.10 4 (Standart) 2500 2,00 2,00 2.00 5 12 4500 1,41 1,45 1.43 6 5500 0,93 0,97 0.95 7 2500 2,22 2,26 2.24 8 11 4500 1,66 1,68 1.67 9 5500 1,08 1,12 1.10 KTC (Racing) 10 2500 1,74 1,78 1.76 11 12 4500 1,33 1,39 1.36 12 5500 0,96 1,02 0.99 Untuk hasil beban torsi didapat langsung dari alat ukur Dynotest sedangkan untuk hasil dari konsumsi bahan bakar didapat dari perhitungan sesuai bab 2 pada persamaan 2 dan 3 sehingga hasil dari konsumsi dapat diketahui. Tabel di atas dapat diketahu dengan gambar grafik seperti dibawah ini: 6

1. Deskripsi Data Variabel Terikat Untuk variabel terikat dalam penelitian ini adalah Torsi dan Konsumsi bahan bakar yang diukur atau diperoleh menggunakan alat ukur dynotest dari beberapa variasi yang sudah dijelaskan sesuai variabel bebasnya. Pengujian hipotesis ini merupakan hasil dan interprestasi analisis data yang diperoleh, dalam pengujian hipotesis untuk menarik kesimpulan sesuai analisa data dapat menggunakan dua cara yaitu yang pertama membandingkan nilai F hitung yang dihasilkan dari analisis varian dan F tabel dari tabel distribusi F, (signifikan) 0.05.Pada uji hipotesis dengan menggunakan distribusi F yang terdapat pada tabel 4.2 dan 4.3 adalah sebagai berikut: 1. Untuk variabel Jenis Pegas H 0 : α 1 = α 2 H 1 : α 1 α 2 Kesimpulan: F hitung untuk hasil torsi = 5,00 > F (0.05; 1,22) = 4,30 sedangkan untuk F hitung hasil Konsumsi bahan bakar = 0,04 > F (0.05; 1,22) = 4,30, maka untuk hasil dari output torsi H 0 ditolak, artinya ada pengaruh dari jenis pegas terhadap torsi sedangkan untuk hasil dari output konsumsi bahan bakar H 0 diterima, artinya tidak ada pengaruh dari jenis pegas terhadap konsumsi bahan bakar. 2. Untuk variabel Beban Roller H 0 : α 1 = α 2 H 1 : α 1 α 2 Kesimpulan: F hitung untuk hasil torsi = 7,20 > F (0.05; 1,22) = 4,30 sedangkan untuk F hitung hasil Konsumsi bahan bakar = 4,39 > F (0.05; 1,22) = 4,30, maka untuk hasil dari output torsi H 0 ditolak, artinya ada pengaruh dari Beban Roller terhadap torsi sedangkan untuk hasil dari output konsumsi bahan bakar H 0 ditolak, artinya ada pengaruh dari beban roller terhadap konsumsi bahan bakar. 3. Untuk variabel Putaran Mesin H 0 : α 1 = α 2 H 1 : α 1 α 2 Kesimpulan: F hitung untuk hasil torsi = 9,71 > F (0.05; 1,22) = 4,30 sedangkan untuk F hitung hasil Konsumsi bahan bakar 33,35 > F (0.05; 1,22) = 4,30, maka untuk hasil dari output torsi H 0 ditolak, artinya ada pengaruh dari Putaran Mesin terhadap torsi sedangkan untuk hasil dari output konsumsi bahan bakar H 0 ditolak, artinya ada pengaruh dari Putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar. Pengujian hipotesis dengan cara kedua berdasarkan P-Value yang dibandingkan dengan nilai taraf signifikan 5% ( = 0.05), apabila P-Value yang dihasilkan analisis variansi lebih kecil dari nilai taraf 7

signifikan 5% ( =0,05) maka varibel bebas dapat dipastikan memiliki pengaruh pada hasil Output Daya pada penelitian. Dapat dlihat dari tabel 4.6 perbandingan P- Value dan signifikan ( = 0.05). 2. Pembahasan Berdasarkan hasil eksperimen serta analysis of varians (ANOVA) yang telah dilakukan pada penelitian ini, dimana ada beberapa variabel yang berpengaruh dan ada juga yang tidak berpengaruh terhadap torsi maupun konsumsi bahan bakar. Berdasarkan hasil penelitian ini, nilai torsi tertinggi sebesar 1,11 kg.m nilai ini didapat dari eksperimen yang telah dilaksakan dengan mengunakan pegas standar (ASPIRA) dengan beban roller 12 gram dan putaran mesin 5500 Rpm, untuk hasil konsumsi tertinggi sebesar 2,51 Kg/KwH dengan menggunakan eksperimen pegas standar (ASPIRA), beban roller 11 gram dan putaran mesin 2500 Rpm. sedangkan hasil torsi sebesar 0,76 kg.m menjadi nilai torsi terendah untuk penggunaan pegas standar (ASPIRA) dengan beban 11 gram pada putaran mesin 2500 RPM. Sedangkan untuk hasil konsumsi bahan bakar terendah pada eksperimen pegas standar (ASPIRA) dengan beban roller 12 pada putaran mesin 5500 Rpm. Jika dilihat dari tingkat efek pengaruh yang diberikan pada gambar 4.6 terdapat beberapa kombinasi yang mampu menghasilka torsi yang optimal. Dimana pengaruh faktor pegas standar (ASPIRA) dengan beban roller 12 gram pada putaran mesin 5500 rpm yang mampu menghasilkan torsi tertinggi. Sedangkan untuk efek yang diberikan pada gambar 4.7 terdapat beberapa kombinasi yang mampu menghasilkan konsumsi bahan bakar yang optimal. Dimana faktor pegas standar (ASPIRA) dengan beban roller 11 gram pada putaran mesin 2500 rpm yang mampu menghasilkan konsumsi bahan bakar yang paling tinggi. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa penggunaan pegas standar mampu menghasilkan torsi dan konsumsi bahan bakar tertinggi. Kesimpulan ini diperkuat pula oleh hasil penelitian lain yang dilaksanakan oleh, dengan judul Pengaruh Pemakaian Variasi Pegas Sliding Sheave terhadap performance Motor Honda Beat 2011 yang juga menyimpulkan bahwa implementasi pegas standar pada sepeda motor mampu meningkatkan torsi dan konsumsi bahan bakar secara signifikan. Dharma (2014). Penelitian untuk variasi beban roller paling ringan atau 11 gram mampu 8

menghasilkan torsi yang tinggi dibanding beban roller yang berat atau 12 gram. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar beban roller 12 gram menghasilkan konsumsi yang lebih tinggi dibanding beban roller 11 gram. Hasil penelitian diperkuat oleh penelitian Farobi (2013), dengan judul penelitian Pengaruh Penggunaan Jenis Pemberat (Roller) Terhadap Performa Mesin Yamaha Mio Soul Tahun 2010, yang menyatakan semakin ringan beban roller maka torsi akan semakin tinggi sedangkan jika beban roller semakin tinggi maka konsumsi bahan bakar semakin meningkat. Farobi (2013) D. PENUTUP 1. Simpulan Hasil penelitian yang berjudul Analisa Pengaruh Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: Hasil analisa untuk jenis pegas tidak berpengaruh terhadap torsi maupun konsumsi bahan bakar secara signifikan hasil ini sesuai analisa P-Value> 0.05 (Nilai signifikan). Hasil uji kontras (metode scheffe) menunjukan jenis pegas yang menghasilkan nilai tertinggi untuk output torsi pada jenis pegas standar ASPIRA sebesar 1,11 kg.m dan untuk jenis pegas yang menghasilkan konsumsi bahan bakar tertinggi pada jenis pegas standart ASPIRA sebesar 2,51 kg/kwh. Untuk hasil analisa variasi beban roller berpengaruh terhadap torsi dengan hasil P- Value < 0.05 (nilai signifikan) sedangkan untuk variasi beban roller tidak berpengaruh terhadap konsumsi bahan bakar dengan hasil P-Value > 0.05 (nilai signifikan). Hasil uji kontras (metode scheffe) menunjukan untuk beban roller yang menghasilkan nilai tertinggi untuk output torsi pada beban roller 12 gram dan untuk nilai tertinggi untuk konsumsi bahan terdapat pada 11 gram. 2. Saran Saran yang dapat diberikan pada skripsi Analisa Pengaruh Pegas, Roller Terhadap Torsi Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Motor Matic sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi ilmu pengetahuan di bidang otomotif khususnya tentang jenis pegas dan beban roller terhadap peforma mesin yang dihasilkan pada sebuah motor matic. 2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan jenis pegas dan beban roller dengan variasi putaran mesin tertinggi. 9

E. DAFTAR PUTAKA Berenschot & Arends. 1980. Daya Motor. (online). Tersedia. http:// Fuadmje s Blog.com. diakses 13 april 2017. Arismunandar, Wiranto. 2005. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Bandung: Penerbit ITB. Farobi 2013, dengan judul penelitian : Pengaruh Penggunaan Jenis Pemberat (Roller) Terhadap Performa Mesin Yamaha Mio Soul Tahun 2010. Bandung: Penerbit ITB. Dharma, Gilang Apriliyan. 2013. Pengaruh Pemakaian Variasi Pegas Sliding Sheave Terhadap Performance Motor Honda Beat 2011. JTM. Volume 02 nomor 01 tahun 2013, 126-131. 10