Setting X-CTU Pada Xbee Series 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa

Modul 1 Komunikasi Nirkabel Menggunakan Modul RF X-Bee : Untuk Implementasi Wireless Sensor Network (WSN)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan merancang beberapa node yang akan

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa

BAB IV PENGUJIAN SISTEM

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. pengujian perangkat lunak (software) dan kinerja keseluruhan sistem, serta analisa

ABSTRAK ABSTRACT. Kata kunci : Komunikasi serial nirkabel, RF Modules

Pertemuan V. Local Area Network

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengujian minimum sistem ditunjukkan pada tabel 4.1.

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. komputer. Data-data tersebut dikirimkan secara nirkabel dari node satu ke node

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada masing-masing node ditunjukkan pada tabel 4.1.

DQI 06 DELTA DATA ACQUISITION INTERFACE V.06

Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya

Modul 1 Komunikasi Nirkabel Menggunakan Modul RF X-Bee

MODUL 6 STATIC ROUTING

DSR CHANNEL DELTA SERVO CONTROLLER

Pertemuan 3 Dedy hermanto/jaringan Komputer/2010

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... xiv. DAFTAR GAMBAR... xvi BAB I PENDAHULUAN Kontribusi... 3

MONITORING ELEKTROKARDIOGRAF MENGGUNAKAN TOPOLOGI MESH ELECTROCARDIOGRAPH MONITORING USING MESH TOPOLOGY

Gambar 18. Koneksi Peer to Peer. Switch. Komputer B. Gambar 19. Topologi Star menggunakan 3 PC

PEMBUATAN PERALATAN PENGUKURAN PEMAKAIAN DAYA LISTRIK DI TIGA LAB ELEKTRO INDUSTRI PENS-ITS DAN MONITORING JARAK JAUH (RF

BAB II LANDASAN TEORI. WSN adalah suatu infrastruktur jaringan wireless yang menggunakan sensor

III. METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini terdiri dari

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAPORAN PRATIKUM LINUX. Modul III. Konsep Jaringan dan TCP/IP

Studi Level Daya Pada Perangkat Zigbee Untuk Kelayakan Aplikasi Realtime Monitoring

MODUL 4 PC ROUTER. Gambar 1 Komunikasi dua komputer

MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan. Skripsi ini bertujuan untuk membuat pedoman penggunaan modul USR- WIFI232-G.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. multicast menggunakan perangkat-perangkat sebagai berikut:

DAFTAR ISI Daerah SR(Special Relay) Daerah TR(Tempory Relay) Daerah DM (Data Memory) Daerah HR(Holding Relay)..

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

PERCOBAAN 3 KOMUNIKASI SERIAL DENGAN NULL MODEM

Dynamic Routing (RIP) menggunakan Cisco Packet Tracer

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. lunak (software) aplikasi Android dan perangkat keras (hardware) meliputi

Dynamic Routing (OSPF) menggunakan Cisco Packet Tracer

Pertemuan I. Pengenalan Jaringan Komputer. Program Studi TEKNIK INFORMATIKA

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-05. Jaringan Komputer dan Komunikasi Data. Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

ANALISIS KINERJA JARINGAN KOMPUTER DI SMK DARUSSALAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE CISCO PACKET TRACER

Journal of Control and Network Systems

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. dari sistem secara keseluruhan yang telah selesai dibuat untuk mengetahui

BAB 2 LANDASAN TEORI

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Installasi Perangkat Jaringan Lokal

PRAKTIKUM KONEKSI JARINGAN MEDIA KABEL DAN WIFI LAPORAN. OLEH : SHOFIYATUN NAJAH NIM Offering E

KONFIGURASI CISCO ROUTER

BAB I PENDAHULUAN. real time atau pada saat itu juga. Didorong dari kebutuhan-kebutuhan realtime

Utility Jaringan (Panduan Mengoptimalkan Jaringan Komputer Berbasis Windows) Penulis : Ahmad Yani Ukuran : 15,5 x 23,5 cm Tebal : 102 BW (bonus CD)

ROUTING STATIS DAN DINAMIS

BAB III METODE PENELITIAN. transmisi data streaming menggunakan Zigbee wireless network dengan

BAB IV ANALISA KERJA DARI SISTEM WIRELESS SENSOR NETWORK BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP) UNTUK PEMBACAAN TINGKAT POLUSI UDARA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Gambaran Umum

By. Gagah Manunggal Putra Support by :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tersebut dapat diketahui hasil sinyal Wi-Fi. 1. Pergerakan penumpang Terminal 3

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

BAB XIII. Wireless LAN dan Hotspot

ANALISIS PERFORMANSI TRANSMISI DATA PROTOKOL ZIGBEE (IEEE ) TERHADAP PENAMBAHAN JUMLAH CLIENT PADA WIRELESS SENSOR NETWORK

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PENGAMATAN. pengujian perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software) dan kinerja

Modul 1. Topologi Jaringan

MODUL 2 INSTALASI JARINGAN DAN SUBNETING

MODUL CISCO STATIC ROUTING

BAB II LANDASAN TEORI. suatu jaringan nirkabel yang terdiri dari beberapa sensor node yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Perancangan komunikasi data terdiri dari beberapa node. Node dipasang sesuai

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

Multipoint to Point EKG Monitoring Berbasis ZigBee

BAB IX JARINGAN KOMPUTER

Manual Penggunaan dan Instalasi Software

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

Large Scale Networks: Switching & Forwarding (Week 5)

A. TUJUAN PEMBELAJARAN:

Gambar berikut merupakan aplikasi yang dibuat untuk mengontrol sebuah mobile. robot sederhana. Pada Tugas Akhir ini, aplikasi tersebut diberi MoBot

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

MODUL 03 PRAKTIKUM TIM ASISTEN SISTEM OPERASI 2014

Percobaan 4 Jaringan Hybrid: Kabel dan Nirkabel

Kata kunci : Sensor Ultrasonik, Mikrokontroler, LCD,Wireless, Visual Basic

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MODUL 11 QoS pada MPLS Network

PENGANTAR KOMPUTER & SOFTWARE I PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

JARINGAN. Definisi Dasar Jaringan : Dua atau lebih komputer yang saling terhubung sehingga dapat membagi data dan sumber-sumber peralatan lain

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

MENGENAL LAN (LOCAL AREA NETWORK)

INSTALASI DAN KONFIGURASI DASAR PC-ROUTER DENGAN LINUX REDHAT 9.0

Jaringan Komputer MODUL 7. Tujuan

MODUL 2 MEMBANGUN JARINGAN IPV6 PADA CISCO ROUTER

BAB IV HASIL PENGUJIAN PEDOMAN PRAKTIKUM

Pertemuan 2: ARP dan Ping

Percobaan : Choirunnisa L.H / D4 LJ IT. Dengan Switch

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Adalah : Suatu hubungan antara unsur-unsur penyusun jaringan komputer yaitu node, link dan station Atau Yang memperlihatkan hubungan jaringan atau

Modul 5 Cisco Router

Medium Access Control Sublayer

ULANGAN HARIAN JARINGAN NIRKABEL

Journal of Control and Network Systems

BAB IV CISCO PACKET TRACER

Transkripsi:

Laporan Resmi Praktikum 1 Jaringan Sensor Anggota: 1. Ika Ermawati (7110040035) 2. Panggih Yasa Supraja (7110040039) 3. Miftahul Arrijal Rifa I (7110040040) Judul Setting X-CTU Pada Xbee Series 1 Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan mampu menkonfigurasi dan mengupgrade firmware pada modul xbee series 1. 2. Mahasiswa mengetahui fungsi dari PANID, Channel, dan beberapa parameter yang lain pada protocol 8015.4 agar jaringan saling berkomunikasi. Dasar Teori Gambar 1. WirelessXBee Series 1 Xbee merupakan perangkat yang menunjang komunikasi data tanpa kabel (wireless). Ada 2 jenis xbee yaitu : Xbee 802.15.4 (Xbee Series 1) Xbee series 1 hanya dapat digunakan untuk komunikasi point to point dan topologi star dengan jangkauan 30 meter indoor dan 100 meter outdoor. Xbee ZB Series 2 Xbee series 2 dapat digunakan untuk komunikasi point to point, topologi star, dan topologi mesh dengan jangkauan 40 meter indoor. Xbee series 1 maupun series 2 tersedia dalam 2 bentuk berdasarkan kekuatan transmisinya yaitu xbee reguler dan xbee-pro. Xbee reguler biasa disebut dengan xbee saja. Xbee-

PRO mempunyai kekuatan transmisi lebih kuat, ukuran perangkatnya lebih besar, dan harganya lebih mahal. Untuk mengkonfigurasi xbee digunakan software yaitu XCTU. XCTU merupakan software yang digunakan untuk mengkonfigurasi xbee. Agar xbee dapat berkomunikasi maka diperlukan pengaturan beberapa parameter xbee di XCTU. Agar dapat berkomunikasi secara point to point, parameter xbee yang harus diatur adalah PAN ID (Personal Area Network ID) yaitu parameter yang mengatur radio mana saja yang dapat berkomunikasi, agar dapat berkomunikasi PAN ID dalam satu jaringan harus sama, DL (Destination Address Low), dan MY (16 bit Source Address). Dua Xbee dapat berkomunikasi point to point dengan pengaturan berikut : Nilai parameter DL Xbee 1 = MY Xbee 2 Nilai parameter MY Xbee 1 = DL Xbee 2 Xbee 1 dan Xbee 2 menggunakan alamat PAN ID yang sama Sedangkan untuk konfigurasi point to multipoint, semua xbee yang digunakan sebagai client diatur dengan nilai MY dan DL yang sama. Sumber : http://robotsoccer.wordpress.com/2012/11/21/konfigurasi-xbee-point-to-multipoint/ Peralatan Percobaan 1. Software X-CTU 2. Xbee socket 3. Xbee Series 1 Prosedur Percobaan 1. Pasang modul Xbee pada komputer. 2. Jalankan software X-CTU. 3. Pada tab User Com Ports tambahkan Com Port Number dengan COM1 lalu tekan Add.

4. Hubungkan shell ttyusb0 dengan COM1 pada terminal dengan perintah : ln s /dev/ttyusb0 com1. 5. Pada pilihan Com port, pilih Serial port yang tehubung dengan PC, baudrate 9600. Lakukan test query. 6. Apabila query berhasil, maka akan ada tampilan informasi status komunikasi tipe modem dan versi firmware. 7. Jalankan X-CTU dan pilih tab Modem Configuration lalu tekan Read. 8. Bila sukses maka informasi tipe modem Xbee akan ditampilkan beserta parameter. Secara default akan tampak Channel = C dan PAN ID = 3332 Data Percobaan

1. Buat jaringan untuk seluruh kelompok dengan ketentuan PANID=1111, DH=0, DL=0, Channel=C. Buka teraterm dan kirim karakter pada terminal. Hasil: Dengan setting PANID dan Channel yang sama masing-masing PC antar kelompok dapat saling berkomunikasi. Setiap karakter yang diinputkan akan terbaca pada tiaptiap PC. Komunikasi ini bersifat broadcast. 2. Buat beberapa jaringan Xbee dengan kelompok pertama PANID=3333, kelompok dua PANID=2222. Buka teraterm dan kirim karakter pada terminal. PC antar kelompok yang berbeda tidak bisa saling berkomunikasi. Hal ini dikarenakan nilai parameter PANID yang berbeda. 2. Buar jaringan perkelompok dengan kelompok pertama Channel=10, kelompok dua Channel=11. Untuk seluruh kelompok DH=DL=MY=0, PANID=1111.

PC hanya akan dapat berkomunikasi secara multicast dengan PC lain yang memiliki konfigurasi Channel dan PANID yang sama. 3. Dapatkan serial number Xbee rekan Anda yang terdiri dari SH dan SL. Catat dan isikan pada nilai DH dan DL Anda. Buka teraterm dan kirim karakter pada terminal. Parameter semua kelompok adalah PANID=1111, MY=0, Channel=C Suatu PC akan membaca karakter dari PC yang serial numbernya diinputkan pada parameter DH (Destination Address High) dan DL (Destination Adress Low) suatu PC tersebut. Kelompok 4 menginputkan DH dan DL dari serial number SH-SL

(Serial Number High - Serial Number Low) kelompok 5, dan begitu pun sebaliknya, sehingga PC kelompok 4 dan kelompok 5 ini dapat saling berkomunikasi 4. Setting parameter node kelompok pertama dengan nilai MY=1111, kelompok 2 MY=2222, kelompok tiga MY=3333, kelompok 4 MY=4444.Nilai MY adalah parameter 16 bit source address. Pada kelompok kedua isi DL=MY kelompok pertama, kelompok tiga isi DL=MY kelompok dua. Pada kelompok empat isi nilai DL=MY kelompok tiga, demikian seterusnya hingga kembali ke kelompok pertama. Semua parameter adalah PANID=1111, DH=0, Channel=C. Buka teraterm dan kirim karakter pada terminal. Analisa PC akan membaca karakter yang dikirimkan oleh suatu PC yang menginputkan parameter DL dari MY (16-bit source adreess) kita. Input karakter dari PC kelompok 1 akan terkirim pada PC kelompok 5, input karakter dari PC kelompok 2 akan terkirim pada PC kelompok 1, input karakter dari PC kelompok 3 akan terkirim pada PC kelompok 2, dan begitu pun seterusnya. Komunikasi ini bersifat point to point atau unicast. Pada praktikum Jaringan Sersor kali ini dilakukan percobaan tentang komunikasi data berbasis wireless dengan menggunakan modul X-bee. X-bee merupakan hardware yang berfungsi untuk menyambungkan atau membangun sebuah koneksi antara node satu dengan node yang lain. Pada percobaan pertama diberrikan kondisi setting X-CTU pada tiap node dengan konfigurasi masing-masing PANID=1111, DH=0, DL=0, Channel=C. Untuk mengaplikaskan setting yang baru maka harus di-write terlebih dahulu dan proses pengamatan data dilakukan pada jendela terminal X-CTU. Dari percobaan pertama ini dapat disimpulkan bahwa tiap node saling terhubung dan dapat saling mengirim dan menerima data satu sama lain, atau dengan kata lain konektifitasnya bersifat Broadcast.

Pada percoaan kedua diberikan setting yang berbeda untuk tiap node, dengan konfigurasi kelompok pertama PANID=1111 kelompok kedua PANID=2222, kelompok ketiga PANID=3333. Setelah dilakukan pengamatan pada X-CTU, dapat disimpulkan bahwa node dengan konfigurasi PANID yang berbeda tidak dapat terhubung dan tidak bisa saling bertukar data. Dengan kata lain, bahwa agar tiap node agar dapat saling terhubung minimal mempuyai nilai konfigurasi PANID yang sama. Pada percobaan ketiga diberikan perlakuan untuk kelompok pertama nilai Channel=10, kelompok kedua Channel=11, dan kelompok tiga Channel=12. Dengan konfigurasi global untuk seluruh kelompok nilai DH=DL=MY=0, PANID=1111. Dari hasil pengamatan dapat dianalisa bahwa node yang saling terhubung hanyalah node yang mempunyai nilai konfigurasi Channel dan PANID yang sama. Apabila salah satu dari nilai PANID atau Channel ada yang tiak sama maka antar node tidak akan bisa saling terhubung. Pada percobaan keempat, antar 2 node saling bertukar nilai SH dan SL untuk kemudian diset di host dan dimasukkan ke parameter DH dan DL. Atau dengan kata lain nilai DH = SH Client dan DL = SL Client. Dan untuk nilai PANID=1111, MY=0, Channel=C. Dari hasil pengamatan, kedua node yang saling bertukar nilai SH dan SL dapat saling terhubung dan bertukar data. Pada percobaan kelima, diberikan kondisi untuk kelompok pertama nilai MY=1111, kelompok dua MY=2222, kelompok tiga MY=3333, kelompok empat MY=4444. Nili MY merupakan parameter 16bit ource Address. Pada kelompok kedua isi DL=MY kelompok pertama, kelompok tiga isi DL=MY kelompok dua. Pada kelompok empat isi nilai DL=MY kelompok tiga, demikian seterusnya hingga kembali ke kelompok pertama. Global setting untuk seluruh node PANID=1111, DH=0, Channel=C. Dari hasil pengamatan, input karakter dari PC kelompok 1 akan terkirim pada PC kelompok 5, input karakter dari PC kelompok 2 akan terkirim pada PC kelompok 1, input karakter dari PC kelompok 3 akan terkirim pada PC kelompok 2, dan begitu pun seterusnya. Komunikasi ini bersifat point to point atau unicast. Kesimpulan 1. Jaringan sensor merupakan hubungan interkoneksi antara 2 node atau lebih sehingga tiap node dapat saling berkomunikasi atau bertukar data satu sama lain. 2. Agar 2 node atau lebih dalam suatu jaringan sensor dapat saling terhubung, konfigurasi dapat dilakukan pada variabel PANID, DH-DL, SH-SL, MY, dan Channel. 3. Prinsip kerja suatu node dalam jaringan sensor dapat dikelompokan menjadi broadcast, Multicast dan Unicast.