BAB I PENDAHULUAN UKDW. proliferasi, dan remodeling jaringan (Van Beurden et al, 2005). Fase proliferasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rongga mulut sangat rentan dengan terjadinya perlukaan, termasuk gingiva.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi

BAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan

BAB I PENDAHULUAN. mulut, yang dapat disebabkan oleh trauma maupun tindakan bedah. Proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tubuh dari serangan fisik, kimiawi, dan biologi dari luar tubuh serta mencegah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Luka merupakan keadaan yang sering dialami oleh setiap orang, baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kasus luka pada mulut baik yang disebabkan oleh trauma fisik maupun kimia

BAB I PENDAHULUAN. biasanya dibagi dalam dua jenis, yaitu trauma tumpul dan trauma tajam. Trauma

BAB I PENDAHULUAN UKDW. 2013; Wasitaatmadja, 2011). Terjadinya luka pada kulit dapat mengganggu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. koronal prosesus alveolaris (Wolf dan Hassell, 2006). Berbagai tindakan dalam

I. PENDAHULUAN. (Nurdiana dkk., 2008). Luka bakar merupakan cedera yang mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlebihan (Rohmawati, 2008). Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indra

BAB I PENDAHULUAN. benda tajam ataupun tumpul yang bisa juga disebabkan oleh zat kimia, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dkk., 2006). Secara fisiologis, tubuh manusia akan merespons adanya perlukaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang sering terjadi pada kulit

BAB I PENDAHULUAN UKDW. obat tersebut. Di India, tanaman pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) ini

BAB I PENDAHULUAN tercatat sebagai negara yang memiliki prevalensi terendah kejadian

BAB 5 HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan penyebab kematian ke-2 di dunia yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. didefinisikan sebagai hilangnya integritas epitelial dari kulit (Schwartz et al.,

BAB I PENDAHULUAN. normal (Nagori and Solanki, 2011). Berdasarkan sifatnya luka dibagi menjadi 2,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kerusakan secara selular dan diskontinyu anatomis pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bioaktivitas Ekstrak Daun Tapak Dara (Catharantus roseus) Terhadap Kecepatan Angiogenesis dalam Proses Penyembuhan Luka pada Tikus Wistar RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI SEMANGKA (Citrullus lanatus Thunb.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan gangguan integritas jaringan yang menyebabkan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. luka ini dapat berasal dari trauma, benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan rongga mulut yang sering ditemukan pada masyarakat adalah kasus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kulit merupakan organ tubuh tunggal yang terbesar, yaitu persen dari total

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Luka bakar adalah salah satu cedera yang paling luas yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulut secara sengaja maupun tidak sengaja. Ulkus traumatikus pada mukosa

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satu contoh luka terbuka adalah insisi dengan robekan linier pada kulit dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong seseorang untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan salah satu aspek yang dapat menurunkan nilai estetika

BAB I PENDAHULUAN. suhu yang tinggi, syok listrik, atau bahan kimia ke kulit. 1, 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kulit merupakan jaringan pelindung yang lentur dan elastis, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

Kata kunci: salep ekstrak herba meniran, triamcinolone acetonide, penyembuhan luka

BAB I PENDAHULUAN. gigi, puskesmas, dan rumah sakit adalah pencabutan gigi. Pencabutan gigi

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Luka bakar merupakan masalah pada kulit yang sering terjadi di

BAB 5 HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan mengelilingi gigi. Gingiva terbagi menjadi gingiva tepi, gingiva cekat dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan dari formula Hair Tonic sari lidah buaya (Aloe vera L.) dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mukosa rongga mulut memiliki fungsi utama sebagai pelindung struktur

BAB I PENDAHULUAN. dengan luka terbuka sebesar 25,4%, dan prevalensi tertinggi terdapat di provinsi Sulawesi

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat beberapa tipe dari luka, diantaranya abrasi, laserasi, insisi, puncture,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Salah satu bagian terpenting di dalam rongga mulut manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN IODIN 10%, IODIN 70 %, IODIN 80%, DAN NaCl DALAM PERCEPATAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA PADA PUNGGUNG TIKUS JANTAN Sprague Dawley

BAB I PENDAHULUAN. Mukosa rongga mulut merupakan lapisan epitel yang meliputi dan melindungi

PERBANDINGAN GETAH TANAMAN YODIUM (Jatropha multifida Linn) DENGAN POVIDON IODIN UNTUK PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS PUTIH GALUR (Sprague Dawley)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diagnosis (Melrose dkk., 2007 sit. Avon dan Klieb, 2012). Biopsi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan suatu diskontinuitas dari suatu jaringan. Luka merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Luka bakar khususnya luka bakar di atas derajat 1, sampai saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meliputi empat fase, yakni : fase inflamasi, fase destruktif, fase proliferasi dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Luka merupakan rusaknya integritas kulit, permukaan mukosa atau suatu

BAB I PENDAHULUAN. warna gigi. Pada gigi yang mengalami perubahan warna atau diskolorisasi

EFEKTIVITAS PEMBERIAN GEL LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA INSISI PADA MARMUT (CAVIA COBAYA)

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. proses penyembuhan luka. Pada dasarnya luka akan sembuh dengan sendirinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai perawatan jaringan periodontal dengan tujuan untuk menghilangkan poket

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. suplementasi vitamin C terhadap jumlah fibroblas dan kolagen padat disekitar

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan kasus cedera yang sering dialami oleh setiap manusia. Luka

I. PENDAHULUAN. yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi

BAB I PENDAHULUAN. jika dihitung tanpa lemak, maka beratnya berkisar 16% dari berat badan

BAB I. PENDAHULUAN. Luka yang sulit sembuh merupakan salah satu komplikasi pada penderita

BAB I PENDAHULUAN. dari segala proses dan upaya yang selama ini dilakukan agar semuanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan bersifat eksperimental dengan rancangan penelitian

VULNUS LACERATUM. 1. Pengertian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan resiko timbulnya luka pada tubuh. Luka atau vulnus adalah putusnya kontinuitas kulit jaringan dibawah kulit oleh karena trauma (Sutawijaya, 2009). Luka muncul jika terjadi kerusakan jaringan kulit. Luka dapat disebabkan oleh benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan (Sjamsuhidajat & De Jong, 2004). Penyembuhan luka adalah suatu proses dimana jaringan yang rusak dikembalikan sebisa mungkin ke keadaan yang normal (Nayak, 2006). Proses penyembuhan luka dapat dibagi kedalam tiga tahap yaitu fase inflamasi, proliferasi, remodeling jaringan (Van Beurden et al, 2005). Fase proliferasi penyembuhan luka ditandai dengan proses angiogenesis, pembentukan kolagen, jaringan granulasi, reepitalisasi, kontraksi luka (Stillman & Karumanchi, 2007). Penyembuhan luka dapat dipercepat dengan memberi obat-obatan baik secara oral maupun secara topikal. Obat-obatan topikal merujuk pada obat-obatan yang diaplikasikan ke bagian permukaan luar tubuh (Buhse et al, 2005). Bentuk sediaan obat yang diaplikasikan secara topikal diantaranya salep, krim, pasta, cairan, gel, losion, bedak tabur, bedak kocok, pasta pendingin. Keuntungan dari pemakaian obat secara topikal adalah menghindari kesulitan absorpsi gastrointestinal akibat aktivitas enzimatik serta ph gastrointestinal memiliki 1

2 efek terlokalisir dengan efek samping minimum (Pamela, 2012). Bangsa Indonesia telah lama mengenal menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi berbagai masalah kesehatan. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern.hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern (Sari, 2006). Aloe vera adalah salah satu tanaman obat yang digunakan secara topikal oleh budaya modern kuno yang memiliki khasiat sebagai antiinflamasi penyembuhan luka (Sugiaman, 2013). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pemberian Aloe vera secara topikal pada luka hasil eksisi menunjukkan efek yang signifikan terhadap penyembuhan luka yang baik (Rostita, 2008). Telah dilakukan penelitian sebelumnya mengenai pengaruh gel lidah buaya terhadap densitas serabut kolagen dalam proses penyembuhan luka kulit tikus Sprague Dawley oleh Indrayana (2010). Penelitian tersebut dilakukan secara mikroskopik dengan mengamati jaringan pada luka dengan parameter densitas kolagen, dengan hasil penelitian densitas kolagen pada proses penyembuhan luka lebih tebal dibandingkan dengan ekstrak plasenta. Hingga saat ini belum ada penelitian mengenai pengaruh krim Aloe vera terhadap densitas kolagen penyembuhan luka kulit tikus Sprague Dawley dengan menggunakan krim kloramfenikol sebagai pembanding. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh krim Aloe vera dengan krim kloramfenikol pada densitas kolagen penyembuhan luka kulit tikus Sprague Dawley.

3 B. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat diajukan pokok-pokok permasalahan sebagai berikut : Bagaimana efek krim Aloe vera pada densitas kolagen penyembuhan luka kulit tikus Sprague Dawley? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek krim Aloe vera pada densitas kolagen penyembuhan luka kulit tikus Sprague Dawley. D. Manfaat Penelitian 1. Untuk menambah pengetahuan masyarakat mengenai efektivitas tanaman lidah buaya sebagai obat herbal dalam penyebuhan luka 2. Untuk memberikan informasi ilmiah dalam big kedokteran mengenai tanaman lidah buaya sebagai pertimbangan penggunaan tanaman obat herbal yang dapat menjadi alternatif untuk proses penyembuhan luka 3. Untuk mendukung budidaya tanaman lidah buaya sebagai tanaman obat keluarga sehingga dapat menjadi alternatif obat yang lebih murah mudah ditemukan oleh masyarakat 4. Untuk meningkatkan potensi sumber daya alam tanaman Aloe vera sehingga manfaatnya dapat diketahui dirasakan oleh masyarakat khususnya untuk penyembuhan luka

4 E. Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian Penelitian Judul Sampel Metode Hasil Faudi, Efek Pemberian 15 ANOVA Pemberian 1997 Getah Lidah Buaya ekormarmutdeng Chi getah lidah Tandelilin et al, 2006 (Aloe vera) Terhadap Iris Pada Marmut an rata-rata beratba 400 gram berumur 8 minggudibagime njadi 3 kelompok yang masingmasingterdiridari 5 ekormarmut Kepadatan Serabut Kolagen Punggung Tikus Sprague 42 ekor Tikus Sprague Dawley jantan secara in square Mann Whitney buaya terhadap penyembuhan luka iris pada marmut dapat mempercepat penyembuhan luka Serabut kolagen terlihat lebih Dawley Pada vivo dengan berat Kruskal padat pada ba 150-200 Wallis pemberian Setelah Pemberian gram berusia 2- ekstrak etanol Ekstrak Etanol 2,5 bulan herba pegagan Herba Pegagan 50%

5 Indrayana, Pengaruh Gel Lidah 27 ekor Tikus Mann Gel A.vera 2010 Buaya (A.vera Sprague Dawley Whitney Barbadensism Barbadensis) jantan dengan empunyai Terhadap Densitas berat ba Kruskal pengaruh Serabut Kolagen 100-165 gram Wallis terhadap Dalam Proses Kulit Sprague Dawley berusia 8-10 minggu serbut kolagen lebih padat dibanding dengan yang ekstrak plasenta Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah menggunakan kloramfenikol sebagai pembanding Aloe vera. Selain itu pada penelitian ini menggunakan krim sebagai sediaan obat kloramfenikol Aloe vera. Hingga saat ini, belum ada penelitian yang menggunakan krim kloramfenikol topikal sebagai pembanding krim Aloe vera pada penyembuhan luka kulit tikus Sprague Dawley dengan melihat densitas kolagennya. luka diberi