25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2016 sampai dengan bulan Desember 2016. Kegiatan penelitian ini mencakup perancangan dan pembuatan alat, pengujian sampai dengan pengambilan dan pengolahan data. Lokasi pembuatan alat bertempat di Cirebon. 3.2 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN 3.2.1 Alat Adapun alat-alat yang digunakan dalam rancang bangun alat pengering sistem pompa kalor ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Alat utama Alat utama yang digunakan pada alat pengering sistem pompa kalor adalah sebagai berikut: a. Air conditioner (AC) Dimana AC yang digunakan bermerek LG dengan spesifikasi sebagai berikut: Gambar 3.1 Air conditioner (AC)
26 Nama Model : SN09LFG-2 LG Model : HSNC0(^W4A2 Kapasitas : 9.000 Btu/h Daya :840 Watt Ampere : 4.3 A Refigrant : R-22 b. Exhaust fan Exhaust fan berfungsi untuk menghasilkan udara bertekanan dan mensirkulasikan udara panas dan memberikan kecepatan pada udara di ruang pengering. Model exhaust fan yang digunakan BPT12-13B3 ceiling exhaust fan dengan merek Panasonic. Dimensinya adalah 265x185x265mm, dengan daya 30 watt, tegangan 220V~50Hz serta memiliki berat 1,4kg. Gambar 3.2 Exhaust Fan 2. Alat Bantu Berikut adalah alat bantu pembuatan alat pengering pakaian sistem pompa kalor. a. Mesin Las Listrik Mesin las listrik digunakan untuk menyambung besi siku dalam pembuatan rangka alat pengering dan juga menyambung plat besi dalam pembuatan dudukan alat pengering pakaian sistem pompa kalor.
27 Gambar 3.3 Mesin las listrik b. Gerinda Tangan Gerinda tangan digunakan untuk merapikan bekas sambungan las dan juga digunakan utuk memotong pelat aluminium dalam pembuatan alat pengering bahan pertanian ini. Gambar 3.4 Gerinda Tangan c. Bor Tangan Bor tangan digunakan untuk melubangi pelat aluminium yang digunakan sebagai dinding alat pengering. Bagian yang telah dilubangi segera di rivet dengan alat tembak rivet. d. Meteran Gambar 3.5 Bor tangan
28 Meteran digunakan untuk mengukur bahan yang akan dipotong. Gambar 3.6 Meteran e. Penggaris Siku Penggaris siku digunakan untuk membuat tanda persegi ataupun sudut 45 derajat dan 90 derajt pada pelat, besi siku ataupun besi hollow dalam proses pembuatan alat pengering pakaiansistem pompa kalor. Gambar 3.7 Penggaris Siku f. Spidol Spidol digunakan untuk melukis ataupun menggambar pada pelat, besi siku dan juga besi hollow yang akan dipotong sesuai gambar yang telah dibuat. Gambar 3.8 Spidol g. Gunting Seng
29 Gunting seng digunakan untuk memtong pelat aluminium yang telah digambar sebelumnya dan juga digunakan untuk memotong rockwool sesuai dengan keinginan. Gambar 3.9 Gunting seng h. Alat Tembak Paku Rivet Alat tembak paku rivet digunakan untuk menembakkan paku rivet pada pelat aluminium yang akan digunakan sebagai dinding alat pengering. Dimana fungsi dari paku rivet itu sendiri adalah sebagai alat penyambung pada aluminium, sebab pelat aluminium sangat sulit untuk disolder dan dilas. Gambar 3.10 Alat penembak paku rivet i. Alat Tembak Lem Silikon Alat tembak lem silikon digunakan untuk menembakkan lem silikon pada sudutsudut pelat yang terdapat celah. Dimana fungsi dari lem silikon adalah mencegah terjadinya kebocoran Gambar 3.11 Alat tembak lem silikon 3. Alat pendukung dan alat ukur
30 Adapun alat pendukung dan alat ukur yang digunakan dalam pengujian alat pengering pakaian system pompa kalor adalah: a. Timbangan Digital Timbangan digital digunakan untuk megukur berat produk yang dikeringkan secara berkala yaitu setiap satu jam sekali. Alat ini digunakan selama pengeringan berlangsung tujuannya untuk menngetahui pengurangan berat produk selama proses pengeringan. Jenis timbangan digital yang digunakan adalah timbangan duduk digital Gambar 3.12 Timbangan digital b. RH (Relative Humidity) Meter RH meter digunakan untuk mengukur suhu dan kelembaban udara yang mengalir di dalam saluran udara pada pompa kalor. Gambar 3.13 RH Meter c. Anemometer Digunakan untuk mengukur kecepatan aliran udara yang mengalir di dalam suatu aliran. Jenis Anemometer yang digunakan adalah kestrel 1000.
31 Gambar 3.14 Anemometer d. Pressure Gauge Digunakan untuk mengukur tekanan refrigran yang masuk kompresor, keluar kompresor dan juga masuk ke katup ekspansi. Gambar 3.15 Pressure Gauge 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi 2 yaitu: 1. Bahan uji Yang menjadi bahan uji dalam proses pengeringan ini adalah pakaian dengan berbagai macam bahan dengan variasi jumlah. Gambar 3.16 Pakaian dengan bahan yang berbeda
32 2. Bahan penyusun alat pengering pakaian sistem pompa kalor Berikut adalah bahan penyusun alat pengering bahan pertanian sistem pompa kalor dengan APK. a. Besi Siku galvanis Bahan ini digunakan sebagai dudukan alat pengering pakaian sistem pompa kalor dan juga sebagai rangka dari lemari pengering Gambar 3.17 Besi siku galvanis b. Pelat Aluminium Bahan ini digunakan sebagai dinding ataupun penutup daripada alat pengering pakaian sistem pompa kalor. Dimensi daripada pelat aluminium yang digunakan adalah 2000x900x0.8mm. Gambar 3.18 Pelat aluminium c. Roda trolley Roda trolley digunakan untuk memudahkan dalam memindahkan alat pengering pakaian sistem pompa kalor ke tempat yang diinginkan. Roda trolley yang digunakan berdiameter 4 inchi dengan tipe hidup, mati dan rem.
33 Gambar 3.19 Roda trolley d. Kabel NYM Kabel NYM digunakan sebagai media penghantar untuk menyalurkan arus listrik ke alat pengering. Kabel NYM dipilih karena memiliki keunggulan yang lebih baik, dengan isolasi ganda yang mampu mencegah kerusakan. Gambar 3.20 Kabel NYM e. Gagang Pintu Gagang pintu digunakan untuk memudahkan kita dalam membuka dan menutup pintu alat pengering sistem pompa kalor dengan dibuat sendiri dari besi kotak. Gambar 3.21 Gagang pintu
34 f. Engsel Pintu Engsel pintu digunakan sebagai alat bantu yang dipasang pada pintu agar mudah dibuka dan ditutup. Gambar 3.22 Engsel pintu 3.3 METODE PELAKSANAAN PENELITIAN Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan kegiatan yang meliputi beberapa tahapan yang digambarkan dalam bentuk diagram yang tergambar seperti ditunjukkan pada gambar 3.23 di bawah ini.
35 Gambar 3.23 Metode pelaksanaan penelitian
36 3.4 EXPERIMENTAL SETTING UP Refigrant yang mengalir dalam system secara tertutup, sedangkan udara yang mengalir dalam sistem berlangsung secara terbuka, Dimana udara sekitar dihisap oleh blower kondensor untuk mendinginkan refigrant sedangkan udara panas dari refigrant dialirkan melewati kondensor ke ruang pengering bersuhu rendah dan kering. Setelah melewati kondensor suhu udara menjadi naik (kondensor melepaskan panas).untuk menjadikan suhu refigrant lebih panas maka saluran pipa tembaga yang akan memasuki kompresor di tempelkan dengan pipa kapiler (sebagai heat exchanger) agar fasa refigrant menjadi super heated. Setelah melewati ruang pengering suhu udara mulai turun dan kelembaban udara naik, hal ini disebabkan udara menyerap uap air yang ada pada pakaian yang dikeringkan (terjadinya perpindahan massa). selanjutnya udara yang berasal dari ruang pengering dibuang ke lingkungan sekitar. Demikian selanjutnya proses ini berlangsung secara berulang. Pengukuran suhu dan kelembaban udara dilakukan pada titik 1 dan 2, yaitu pada saat udara akan masuk ke ruang pengering dan keluar ruang pengering dengan menempatkan hygrometer pada masing-masing titik tersebut. Sedangkan pengukuran kecepatan udara yang mengalir dalam saluran dilakukan pada tutuk dimana udara akan masuk ke dalam ruang pengering dengan menempatkan anemometer. Untuk mengukur berat pakaian yang dikeringkan dengan menggunakan timbangan digital sebelum dan sesudah pakaian dikeringkan, kemudian data yang diperoleh ini selanjutnya akan diolah dan dilakukan analisis untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini.
37 Gambar 3.24 Sketsa mesin pengering 3.5 CARA MENDAPATKAN KESIMPULAN Dari analisis yang sudah dilakukan akan diperoleh suatu kesimpulan. Kesimpulan merupakan inti sari hasil analisis penelitian dan kesimpulan harus menjawab tujuan dari penelitian.