Economics Development Analysis Journal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Economics Development Analysis Journal

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Economics Development Analysis Journal

III METODE PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI DI KECAMATAN SINGKAWANG SELATAN KOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia memiliki potensi besar dalam lingkup pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

Economics Development Analysis Journal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kabupaten Tulungagung, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kontribusi Pajak Dan Retribusi Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

STUDI POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KOTA TERNATE, MALUKU UTARA (STUDI DINAS PARIWISATA KOTA TERNATE) JURNAL.

BAB V INDIKASI KEKUATAN, KELEMAHAN, ANCAMAN DAN PELUANG

ANALISIS POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA ALAM AIR TERJUN SILIMALIMA DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PT. UBS TOUR AND TRAVEL DI DENPASAR BALI

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

PENGEMBANGAN AGROWISATA BALAI BENIH INDUK HORTIKULTURA KECAMATAN PEKALONGAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Economics Development Analysis Journal

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA KUNANG-KUNANG (Firefly) DI KAWASAN HUTAN MANGROVE DESA BOKOR KECAMATAN RANGSANG BARAT PROVINSI RIAU

II. TINJAUAN PUSTAKA. pariwisata, seperti melaksanakan pembinaan kepariwisataan dalam bentuk

BAB III METODE KAJIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

PENILAIAN DAYA TARIK DAN PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI TANJUNG BELANDANG DI KABUPATEN KETAPANG

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

STRATEGI PEMASARAN PAKET WISATA PADA PT. MERRYS TOUR AND TRAVEL SERVICE

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya semakin meningkat. Pengembangan ini terus dilakukan karena

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

Economics Development Analysis Journal

III. METODE PENELITIAN

PERAN THEME PARK PADA INDUSTRI PARIWISATA DALAM PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KOTA BATU (Studi pada Museum Angkut dan Kusuma Agrowisata)

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

LAPORAN PENELITIAN POTENSI PENGEMBANGAN WISATA KULINER: STUDI KASUS DI SOLO. Oleh: Edy Purwo Saputro, SE, MSi Fatchan Achyani, SE, MSi

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

ANALISIS POTENSI OBYEK WISATA PANTAI DI KAWASAN PATTAYA, THAILAND

ABSTRACT. Keywords : Effectiveness, Contribution, Parking Tax, Local Taxes, and Local Revenue. viii

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan alam seperti pantai, danau, laut, gunung, sungai, air terjun, gua,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Daerah di mana sistem pemerintahan negara yang semula. pembangunan perekonomian daerah setempat.

FAKTOR-FAKTOR INTERNAL PENGEMBANGAN OBJEK WISATA PANTAI LAKBAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA SEBAGAI OBJEK WISATA ANDALAN

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

KAJIAN POTENSI UNTUK EKOWISATA DI PANTAI TANGSI KABUPATEN LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA BARAT DENGAN MENGGUNAKAN SWOT ANALISIS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi wisata

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

Seminar Nasional IENACO ISSN: STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING DESTINASI WISATA DAERAH TERTINGGAL

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu industri tanpa henti yang mana setiap negara

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

MENYUSUN STRATEGI. "Strategi yang paling sukses berakar pada visi, bukan rencana".

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB III METODE PENELITIAN. daya tarik wisata budaya yang lebih baik. Dalam pengembangan ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB III METODE PENELITIAN. metode analisis deskriptif dimana dalam metode ini penelitan bersifat

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh pantai bisa didapat secara langsung dan tidak langsung. Manfaat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi Melalui Konsep Sustainable. 2. Sarana dan fasilitas perlu ditingkatkan pengawasannya.

Transkripsi:

EDAJ 6 (2) (2017) Economics Development Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PURI MAERAKACA TERHADAP PEDAPATAN SEKTOR PARIWISATA KOTA SEMARANG Dede Setya Ramadhan 1, Rusdarti 2 Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima Maret 2017 Disetujui April 2017 Dipublikasikan Mei 2017 Keywords: Attraction; Development Strategy; Tourism Revenue Abstrak Kota Semarang adalah ibukota Jawa Tengah yang lebih dikenal sebagai kota bisnis dan industri, tetapi bukan berarti Kota Semarang tidak memiliki obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi adalah Obyek Wisata Puri Maerakaca yang memiliki konsep sebagai Taman Mini Jawa Tengah, tetapi obyek wisata ini belum dikembangkan secara optimal sehingga menjadikan obyek wisata ini kurang menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui strategi pengembangan yang perlu dilakukan dalam mengembangkan Obyek Wisata Puri Maerakaca untuk meningkatkan pendapatan obyek wisata tersebut dan melihat kontribusinya terhadap pendapatan sector pariwisata Kota Semarang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, metode yang digunakan deskriptif kualitatif dan analisis SWOT. Hasil deskriptif kualitatif menunjukkan profil dan kondisi Obyek Wisata Puri Maerakaca, sedangkan hasil perhitungan analisis SWOT menunjukkan bahwa Puri Maerakaca berada pada kuadran I, memiliki kekuatan dan peluang yang dominan sehingga berpotensi untuk dikembangkan. Saran dalam penelitian ini adalah meningkatkan pelayanan kepada wisatawan dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan obyek wisata sehingga memberikan kenyamanan bagi wisatawan, Selain itu pemerintah juga harus mendukung pengembangan Obyek Wisata Puri Maerakaca dengan cara meningkatkan sarana dan prasarana serta infrastruktur yang menunjang untuk mengembangkan Obyek Wisata Puri Maerakaca. Abstract Semarang city as a capital city of Central Java better known as industrial and business city, but it doesn t mean Semarang City doesn t have interesting attractions to visited. One of the attraction is Puri Maerakaca that have a concept as miniature of Central Java, but this attraction haven t developed optimally so it make Puri Maerakaca less interesting to visited by tourist. The purpose of this research is to knowing the strategy to develop Puri Maerkaca and raise Puri Maerakaca revenue, also knowing the contribution of Puri Maerakaca revenue to tourism sector revenue of Semarang City. The data on this research is primary data and secondary data. The method of this research are descriptive qualitative and SWOT analysis. The result of the descriptive qualitative is indicated the profil and condition of Puri Maerakaca, while the SWOT analysis indicated Puri Maerakaca be in first quadrant that have strengths and opportunities more dominant so it makes Puri Maerakaca potential to develop. The advice of this research is increase the services to thr tourists with remain maintaining the cleanliness of the attraction so it will make the tourists feel comfort. In addition the government must be support the development of Puri Maerakaca with increasing infrastructure support. Alamat korespondensi: Gedung L2 Lantai 2 FE Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: dedesetyaramadhan93@gmail.com 2017 Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6765 166

PENDAHULUAN Pengembangan sektor pariwisata merupakan program yang sangat penting dalam mencapai target pembangunan yang baik di negara berkembang seperti Indonesia, karena sektor pariwisata memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lain seperti sektor pertanian, jasa, perdagangan, dan sektor transportasi. Pengembangan sektor pariwisata secara optimal akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan daerah. Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat, yakni secara ekonomis, sosial dan budaya. Namun, jika pengembangannya tidak dipersiapkan dan dikelola dengan baik, justru akan menimbulkan berbagai permasalahan yang menyulitkan atau bahkan merugikan masyarakat. Untuk menjamin supaya pariwisata dapat berkembang secara baik dan berkelanjutan serta mendatangkan manfaat bagi manusia dan meminimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul maka pengembangan pariwisata perlu didahului dengan kajian yang mendalam, yakni dengan melakukan penelitian terhadap semua sumber daya pendukungnya (Wardiyanta, 2006 : 47). Kota Semarang sebagai ibukota Jawa Tengah lebih dikenal sebagi kota industri dan bisnis, tetapi bukan berarti Kota Semarang tidak memiliki obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Salah satu obyek wisata yang menarik untuk dikunjungi adalah Obyek Wisata Puri Maerakaca atau lebih dikenal sebagai Taman Mini Jawa Tengah. Tetapi pengembangan obyek wisata ini belum optimal sehingga kurang diminati oleh wisatawan. Potensi yang dimiliki obyek wisata Puri Maerakaca belum dikelola dengan baik sehingga keberadaan aset wisata ini belum mendapat respon positif wisatawan dalam bentuk kunjungan wisatanya. Hal ini ditunjukkan dengan kondisi lingkungan dan fasilitas obyek wisata yang kurang terawat sehingga membuat wisatawan kurang nyaman untuk berwisata di Obyek Wisata Puri Maerakaca. Puri Maerakaca cenderung menurun dari tahun 2010-2013. Jumlah pengunjung tinggi terdapat pada tahun 2014 yaitu sebesar 38.571 orang, sedangkan jumlah pengunjung terendah terdapat pada tahun 2013 yaitu sebesar 22.010 orang. Peningkatan jumlah pengunjung Obyek Wisata Puri Maerakaca yang terjadi pada tahun 2014 karena pengelola Obyek Wisata Puri Maerakaca mulai menawarkan program baru dalam paket wisata yang ditawarkan melalui sales call ke sekolah-sekolah yang ada di Jawa Tengah terutama di Kota Semarang. Pengunjung yang didapatkan dari sales call beragam jumlahnya, dari mulai 50 orang sampai >100 orang. Tabel 1. Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Puri Maerakaca tahun 2010-2014 Jumlah Pengunjung (orang) 2010 26.560 2011 26.740 2012 23.052 2013 22.010 2014 38.571 Sumber : PT. PRPP Jawa Tengah, 2016 Kecenderungan jumlah pengunjung Obyek Wisata Puri Maerakaca yang berfluktuasi tidak diikuti oleh pendapatn sektor pariwisata Kota Semarang. Pendapatan sektor pariwisata Kota Semarang cenderung meningkat setiap tahunnya. pendapatan ini berasal dari pajak dan retribusi termasuk retribusi tiket masuk obyek wisata, seperti pada tabel berikut: Tabel 2. PDRB Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Kota Semarang PDRB Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Kota Semarang 2010 Rp. 3.676.867.000 2011 Rp. 3.859.294.000 2012 Rp. 3.960.203.000 2013 Rp. 4.277.649.000 Berdasarkan tabel 1 di bawah ini, dapat diketahui bahwa jumlah pengunjung Obyek Wisata 167 2014 Rp. 4.491.531.450 Sumber : BPS diolah, 2016.

Dilihat pada tabel 2, PDRB Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi merupakan sub sektor Jasa-Jasa yang mencakup jasa hiburan dan obyek wisata termasuk pendapatan 21 obyek wisata yang ada di Kota Semarang. Tabel tersebut menunjukan bahwa PDRB Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Kota Semarang cenderung meningkat setiap tahunnya. Pendapatan terendah terendah terdapat pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 3.676.867.000,00. Sedangkan pendapatan sektor pariwisata Kota Semarang tertinggi terdapat pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 4.491.531.450,00. Pengembangan Obyek Wisata Puri Maerakaca seharusnya dapat lebih diperhatikan oleh pemerintah Kota Semarang karena obyek wisata ini memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan mengingat Puri Maerakaca memiliki konsep yang berebda dibandingkan dengan obyek wisata lain yang ada di Kota Semarang yaitu sebagai Taman Mini Jawa Tengah yang menampilkan 35 rumah adat serta kebudayaan dan adat yang ada di Jawa Tengah. Penelitian ini mengangkat permasalahan yang menjadi topik utama dalam pengembangan Obyek Wisata Puri Maerakaca yaitu mendeskripsikan profil Obyek Wisata Puri Maerakaca, mengidentifikasi faktor internal dan eksternal pengembangan Obyek Wisata Puri Maerakaca dan menentukan strategi untuk mengembangkan Obyek Wisata Puri Maerakaca serta melihat kontribusinya terhadap pendapatan sektor parwisata Kota Semarang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan Obyek Wisata Puri Maerakaca serta melihat kontribusinya terhadap pendapatan sektor pariwisata Kota Semarang. METODE PENELITIAN Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung Obyek Wisata Puri Maerakaca, pengelola Obyek Wisata Puri Maerakaca. Data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari responden yang melakukan kegiatan di 168 obyek wisata (PT. PRPP Jawa Tengah, pengunjung Obyek Wisata Puri Maerakaca, Dinas Pariwisata Privinsi Jawa Tengah) dan data sekunder diperoleh dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Semarang maupun melalui media secara online untuk melengkapi sumber data. Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif, alat analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Analysis SWOT adalah model analisis ynag mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats), (Rangkuti, 2006 : 18). Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menggambarkan profil dan kondisi Obyek Wisata Puri Maerakaca. Sedangkan analisis SWOT digunakan untuk mengetahui strategi yang tepat untuk mengambangkan Obyek Wisata Puri Maerakaca dengan merumuskan kekuatan, kelemahan, peluang dan anacaman yang dimilki oleh Obyek Wisata Puri Maerakaca. Variabel yang dianalisis adalah tenaga kerja, manajemen, fasilitas, promosi, dukungan pemerintah, minat wisatawan, lingkungan, daya saing obyek wisata lain, aksesibilitas. Variabel tersebut dipilih karena merepresentasikan faktor-faktor yang ada dalam pengembangan suatu obyek wisata. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Puri Maerakaca Taman Wisata Budaya Jawa Tengah Puri Maerakaca atau yang lebih dikenal dengan sebutan Puri Maerakaca adalah salah satu-satunya taman yang berada di komplek perumahan Puri Anjasmoro bagian utara, tepatnya di Jalan Anjasmoro-Tawang Mas Semarang dan hanya berjarak 5 km dari Tugu Muda Semarang. Selain itu Obyek Wisata Puri Maerakaca merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh kawasan PRPP (Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan) Jawa Tengah.

Puri Maerakaca diwujudkan dengan pulau yang merupakan gambaran miniatur Jawa Tengah yang dibatasi oleh danau di sebelah utara dan selatan sebagai gambaran Laut Jawa dan Samudera Indonesia dan lahan Jawa Barat dan Jawa Timur diisi dengan tanaman langka, sedangkan di luar danau ini terdapat jalan dengan lebar 6 meter yang bisa dipakai untuk kereta mini dan sebagainya. Topografi dan geografi dibuat berupa tanah yang berkontur, misalnya seperti rumah adat/anjungan Wonosobo dengan kontur tanah yang lebih tinggi dari Semarang dan sebagainya, juga gunung, sungai dan waduk besar semua diletakkan sesuai dengan kondisi aslinya. Wisatawan yang ingin berwisata di Obyek Wisata Puri Maerakaca dapat melewati 2 jembatan penghubung, 1 jembatan utama merupakan pintu masuk terletak di sebelah utara rumah adat/anjungan Semarang tetapi saat ini tidak digunakan karena sering terjadi banjir dan 1 jembatan di sebelah timur sebagai satu-satunya pintu masuk dan pintu keluar Obyek Wisata Puri Maerakaca. Berdasarkan tabel 1.3, jumlah keseluruhan tenaga kerja di Obyek Wisata Puri Maerakaca sebanyak 40 orang dengan tingkat pendidikan yang bervariasi dari mulai SD sampai S1. Tetapi tenaga kerja di Obyek Wisata Puri Maerakaca masih didominasi oleh tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 20 orang yang merupakan karyawan lama di Obyek Wisata Puri Maerakaca. Hal ini merupakan kebijakan pengelola Obyek Wisata Puri Maerakaca yang lama karena menyesuaikan dengan lokasi obyek wisata yang dekat dengan lingkungan masyarakat jadi pengelola Obyek Wisata Puri Maerakaca merekrut tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Tenaga kerja di Obyek Wisata Puri Maerakaca sebagian besar berasal dari Kota Semarang dan memiliki jam kerja 7-9 jam/hari. Faktor Internal dan Faktor Eksternal Pengembangan Obyek Wisata Puri Maerakaca Faktor internal pengembangan antara lain tenaga kerja sebagian besar berasal dari Kota Semarang, pembagian kerja berdasarkan kebutuhan disesuaikan menurut keahlian/kemampuan dan pendidikan, memberikan pelatihan khusus guna meningkatkan kualitas tenaga kerja, menjalin kerjasama dengan masyarakat sekitar, menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah setempat, komunitas-komunitas, dan biro perjalanan wisata di Kota Semarang, promosi Obyek Wisata Puri Maerakaca melalui brosur dan social media, adanya dukungan pemerintah daerahh setempat dalam bentuk pelatihan tenaga kerja, promosi, dan pameran. Faktor Eksternal pengembangan antara lain menambah media promosi untuk meningkatkan minat wisatawan, menambah wahana permaianan, menambah variasi acara berdasarkan segmen pengunjung, menjalin kerjasama dengan pihak penyedia transportasi dalam pengadaan kendaraan antar jemput wisatawan, memanfaatkan hutan bakau /mangrove sebagai salah satu kegiatan unggulan di Obyek Wisata Puri Maerakaca. Hasil Analisis SWOT Berdasarkan perhitungan dari analisis faktorfaktor strategis internal dan faktor-faktor eksternal, maka diperoleh nilai akhir dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman : Faktor Internal : Kekuatan Kelemahan = 1.750 0.678 = 1.072 Faktor Eksternal : Peluang Ancaman = 1.733 1.718 = 0.015 Obyek Wisata Puri Maerakaca memiliki kekuatan dan peluang yang lebih dominan (lihat Gambar 1). Apabila hasil perhitungan tersebut dimasukan ke dalam Matrix Grand Strategy terlihat pengembangan Obyek Wisata Puri Maerakaca berada pada kuadran I, yaitu Obyek Wisata Puri Maerakaca berada pada situasi yang menguntungkan karena memiliki kekuatan dan peluang yang dominan sehingga Obyek Wisata Puri Maerakaca dapat memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk merebut peluang yang ada. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Puri Maerakaca 169

Perumusan strategi pengembangan Obyek Wisata Puri Maerakaca menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah analisis yang mengkombinasikan antara kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan acaman yang dimiliki oleh Obyek Wisata Puri Maerakaca maka diperoleh strategi yang bisa dilakukan oleh pengelola maupun pemerintah: (1) Meningkatkan promosi Obyek Wisata Puri Maerakaca, promosi dan inovasi kegiatan-kegiatan Obyek Wisata Puri Maerakaca penting untuk dilakukan karena hal tersebut dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Dalam promosi dan inovasi yang dilakukan harus didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang menarik dalam obyek wisata, sehingga mampu menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung ke Obyek Wisata Puri Maerakaca. Selain itu dengan teknologi yang semakin berkembang saat ini, promosi Obyek Wisata Puri Maerakaca dapat dilakukan melalui media online selain memudahkan wisatawan mendapatkan informasi tentang obyek wisata, juga dapat menarik minat wisatawan melalui promosi Obyek Wisata Puri Maerakaca yang lebih menarik. (2) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta infrastruktur yang menunjang untuk menciptakan kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan wisatawan ketika berkunjung ke Obyek Wisata Puri Maerakaca sehingga dapat meningkatkan minat wisatwan untuk berkunjung ke Obyek Wisata Puri Maerakaca. (3) Memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh Obyek Wisata Puri Maerakaca untuk mengatasi persaingan obyek wisata lain yang ada di Kota Semarang, mengingat obyek wisata lain memliki keunikan dan daya tarik masing-masing. Maka dari itu Obyek Wisata Puri Maerakaca memerlukan inovasi baru untuk berkembang menjadi lebih baik Gambar 1. Hasil Analisis SWOT 3. Mendukung strategi Berbagai Peluang 1. Mendukung strategi agresif Kelemahan Internal (1.072;0.015) Kekuatan Internal. 4. Mendukung strategi Berbagai Ancaman 2. Mendukung strategi diversifikasi Kontribusi Obyek Wisata Puri Maerakaca Terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata Kota Semarang Kontribusi pendapatan Obyek Wisata Puri Maerakaca cenderung berfluktuasi seperti pada tabel berikut: Tabel 3. Kontribusi Pendapatan Obyek Wisata Puri Maerakaca Terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata Kota Semarang 2010-2015 Pengunjung (orang) Pendapatan Total Obyek Wisata Puri Maerakaca (Rp) Pendapatan Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Kota Semarang (Rp) 170 Kontribusi (%) 2010 26.560 146.080.000 3.676.867.000 3,97 2011 26.740 147.070.000 3.859.294.000 3,81 2012 23.052 126.786.000 3.960.203.000 3,20

Pengunjung Dede Setya Ramadhan, Rusdarti/ Economics Development Analysis Journal 6 (2) (2017) 2013 22.010 121.055.000 4.277.649.000 2,83 2014 38.571 212.140.500 4.491.531.450 4,72 2015 73.596 551.970.000 4.716.108.023 11,70 Sumber: Data Primer diolah, 2016. Berdasarkan tabel 3, perkembangan jumlah pengunjung paling tinggi selama periode 2010-2015 terdapat pada tahun 2015 yaitu sebesar 73.596 orang dan jumlah pengunjung paling sedikit selama periode 2010-2015 terdapat pada tahun 2013 sebesar 22.010 orang. Selain dilihat dari jumlah pengunjungnya, perkembangan Obyek Wisata Puri Maerakaca dapat dilihat dari pendapatan total, pendapatan paling tinggi selama periode 2010-2015 terdapat pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 551.970.000,00 dan pendapatan paling rendah selama periode 2010-2015 terdapat pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp. 121.055.000,00. Selanjutnya pendapatan sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi merupakan sub sektor Jasa-jasa yang mencakup jasa hiburan serta obyek wisata termasuk 21 obyek wisata yang ada di Kota Semarang maka data pendapatan sektor pariwisata yang digunakan untuk menghitung persentase kontribusi Obyek Wisata Puri Maerakaca berasal dari PDRB Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Kota Semarang. Perkembangan pendapatan sektor pariwisata Kota Semarang selama periode 2010-2015 paling tinggi terdapat pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp. 4.716.108.023,00 dan pendapatan sektor pariwisata Kota Semarang paling rendah selama periode 2010-2015 terdapat pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp. 3.676.867.000,00. Pendapatan total Obyek Wisata Puri Maerakaca memberikan kontribusi terhadap pendapatan sektor pariwisata Kota Semarang, kontribusi paling tinggi pendapatan total Obyek Wisata Puri Maerakaca selama periode 2010-2015 terdapat pada tahun 2015 yaitu sebesar 11.70% dan kontribusi pendapatan total Obyek Wisata Puri Maerakaca paling rendah terdapat pada tahun 2013 yaitu sebesar 2.83%. lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar 1.2, 1.3, 1.4 dan 1.5. Gambar 2. Jumlah Pengunjung Obyek Wisata Puri Maerakaca 80000 60000 40000 20000 0 Jumlah Pengunjung (orang) 73596 38571 26500 26740 23052 22010 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: PT.PRPP Jawa Tengah, 2016. Pada gambar 2, dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 pengunjung Puri Maerakaca sebesar 26.500 orang, selanjutnya pada tahun 2011 meningkat sebesar 26.740 orang. Tetapi pada tahun 2012 dan 2013 mengalami penurunan dari 23.052 orang menjadi 22.010 orang. Tren penurunan ini tidak terjadi pada tahun 2014, karena pada tahun tersebut pengunjung Obyek Wisata Puri Maerakaca mengalami peningkatan sebesar 38.571 orang. Selanjutnya peningkatan jumlah pengeunjung tersebut terus terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 73.596 orang. 171

Pendapatan Pendapatan Dede Setya Ramadhan, Rusdarti/ Economics Development Analysis Journal 6 (2) (2017) Gambar 3. Jumlah Pendapatan Total Obyek Wisata Puri Maerakaca 600000 400000 200000 0 Pendapatan Total Obyek Wisata Puri Maerakaca (000) 146080 147070 126786 121055 Sumber: Data Primer, 2016. 212140 551970 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Pada gambar 3, dapat dilihat bahwa pada tahun 2010 pendapatan total Obyek Wisata Puri Maerakaca sebesar Rp 146.080.000,00, selanjutnya pada tahun 2011 meningkat sebesar Rp 147.070.000,00. Tetapi pada tahun 2012 pendapatan Obyek WIsata Puri Maerakaca mengalami penurunan sebesar Rp 126.786.000,00, kemudian penurunan pendapatan Obyek Wisata Puri Maerakaca terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 121.050.000,00. Tren penurunan ini tidak terjadi pada tahun 2014, karena pada tahun tersebut mengalami peningkatan sebesar Rp 212.140.050,00. Selanjutnya peningkatan ini terus terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp 551.970.000,00. Gambar 4. PDRB Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Kota Semarang 5000000 4000000 3000000 2000000 1000000 0 PDRB Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Kota Semarang (000) 3960203 3676867 3859294 4277649 4491531 4716108 PDRB Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Kota Semarang 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: BPS Kota Semarang tahun 2015, diolah. 172

Jumlah Dede Setya Ramadhan, Rusdarti/ Economics Development Analysis Journal 6 (2) (2017) Pada gambar 4, dapat dilihat bahwa PDRB Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi merupakan sub sektor Jasa-Jasa yang mencakup jasa hiburan serta obyek wisata termasuk pendapatan dari 21 obyek wisata yang ada di Kota Semarang, maka data pendapatans ektor pariwisata yang digunakan untuk menghitung persentase kontribusi berasal dari PDRB Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Kota Semarang. Perkembangan pendapatan sektor pariwisata Kota Semarang periode 2010-2015 terus meningkat. Pendapatan sektor pariwisata tertinggi terdapat pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp 4.716.108.023,00. Sedangkan pendapatan sektor pariwisata terendah terdapat pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 3.676.867.000,00. Pada gambar 5, dapat dilihat bahwa kontribusi Obyek Wisata Puri Maerakaca terhadap pendapatan sektor pariwisata Kota Semarang pada tahun 2010 sebesar 3,97%. Tetapi pada tahun 2011, 2012 dan 2013 kontribusinya mengalami penurunan sebesar 3,81% pada tahun 2011, 3,20% pada tahun 2012 dan pada tahun 2013 sebesar 2,83%. Tren penurunan kontribusi ini tidak terjadi pada tahun 2014, karena pada tahun tersebut kontribsinya mengalami peningkatan sebesar 4,72%. Selanjutnya peningkatan kontribusi ini terus terjadi pad tahun 2015 yaitu sebesar 11,70%. Gambar 5. Kontribusi Pendapatan Obyek Wisata Puri Maerakaca terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata Kota Semarang 15.00 10.00 Kontribusi Obyek Wisata Puri Maerakaca Terhadap Pendapatan Sektor Pariwisata Kota Semarang (persen) 5.00 0.00 3.97 3.81 3.20 2.83 4.72 11.70 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Data Primer tahun 2016, diolah. SIMPULAN Hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulan beberapa hal sebagai berikut: (1) Obyek Wisata Puri Maerakaca sebagai Taman Mini Jawa tengah adalah satu-satunya taman yang menampilkan 35 rumah adat kota/kabupaten yang ada di Jawa Tengah serta menawarkan wisata rekreasi dan edukasi dengan memberikan informasi tentang kebudayaan dan adat yang ada di Jawa Tengah. Tetapi pada kenyataannya obyek wisata ini kurang mampu menarik minat wisatawan dengan daya tarik yang 173 dimiliki, dibuktikan dengan perawatan kebersihan lingkungan dan fasilitas umum yang masih kurang baik. (2) Faktor internal pengembangan antara lain tenaga kerja sebagian besar berasal dari Kota Semarang, pembagian kerja berdasarkan kebutuhan disesuaikan menurut keahlian/kemampuan dan pendidikan, memberikan pelatihan khusus guna meningkatkan kualitas tenaga kerja, menjalin kerjasama dengan masyarakat sekitar, menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah setempat, komunitas-komunitas, dan biro perjalanan wisata di Kota Semarang, promosi Obyek Wisata Puri

Maerakaca melalui brosur dan social media, adanya dukungan pemerintah daerahh setempat dalam bentuk pelatihan tenaga kerja, promosi, dan pameran. Faktor Eksternal pengembangan antara lain menambah media promosi untuk meningkatkan minat wisatawan, menambah wahana permaianan, menambah variasi acara berdasarkan segmen pengunjung, menjalin kerjasama dengan pihak penyedia transportasi dalam pengadaan kendaraan antar jemput wisatawan, memanfaatkan hutan bakau /mangrove sebagai salah satu kegiatan unggulan di Obyek Wisata Puri Maerakaca. (3) Meningkatkan promosi dengan memanfaatkan perkembangan teknologi melalui social media dan inovasi kegiatankegiatan Obyek Wisata Puri Maerakaca, meningkatkan kualitas sarana dan prasarana serta infrastrukut yang menunjang untuk menciptakan kemudahan, kenyamanan dan keselamatan wisatawan saat berkunjung ke Obyek Wisata Puri Maerakaca, memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh Obyek Wisata Puri Maerakaca untuk mengatasi persaingan obyek wisata lain yang ada di Kota Semarang. Berdasarkan hsail analisis dan pembahasan, saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: (1) PT. PRPP Jawa Tengah sebagai pengelola Obyek Wisata Puri Maerakaca perlu terus meningkatkan pelayanan publik di obyek wisata terutama kebersihan lingkungan obyek wisata untuk meningkatkan kenyamanan dan pelayanan sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan, karena saat ini komdisi kebersihan lingkungan dan fasilitas umum di Obyek Wisata Puri Maerakaca kurang begitu baik. (2) Pemanfaatan teknologi informasi seperti social media perlu ditingkatkan untuk mempromosikan potensipotensi wisata kepada masyarakat luas. Selain mempromosikan kepada masyarakat luas, pemanfaatan teknologi informasi juga dapat menarik investor-investor untuk berkontribusi dalam pengembangan Obyek Wisata Puri Maerakaca. (3) Obyek Wisata Puri Maerakaca sebagai satu-satunya taman mini Jawa Tengah yang menawarkan keindahan miniatur 35 rumah adat kota/kabupaten di Jawa Tengah kepada wisatawan juga dapat memberikan informasi dan wawasan tentang adat dan budaya yang ada di Jawa Tengah. Sebaiknya potensi ini harus selalu diawasi pengembangannya sehingga tidak terpengaruh dengan munculnya obyek wisata baru serta persaingan antar obyek wisata. DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015. Kota Semarang Dalam Angka. Semarang: BPS. Badan Pusat Statistik. 2015. PDRB Kota Semarang. Semarang: BPS. Dinas Pengelolaan Pendapatan dan Keuangan Daerah Kota Semarang. 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015. Pendapatan Sektor Pariwisata Kota Semarang. Semarang: DPPKD Kota Semarang. PT. PRPP (Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan) Jawa Tengah. Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Taufiqurrohman, M. (2014). STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA SERTA KONTRIBUSINYA PADA PENERIMAAN RETRIBUSI KOTA PEKALONGAN. Economics Development Analysis Journal, 3(1). doi:http://dx.doi.org/10.15294/edaj.v3i1.3516 Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : CV Andi OFFSET. 174