BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

II. TINJAUAN PUSTAKA. bagi warga kota. Selain sebagai sarana tersebut, kehadiran lapangan golf

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

I. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di

masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi

BAB III METODE PENELITIAN

PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. terstruktur. Begitu pula dengan perencanaan lansekap (landscape planning)

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

Pemeliharaan Lanskap (Landscape maintenance and management)

BAB V KONSEP PERANCANGAN

KAJIAN PENATAAN ELEMEN STREET FURNITURE Penggal Jalan Puad Ahmad Yani - Bundaran Kalibanteng Semarang

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

PENGELOLAAN PEMELIHARAAN LANSKAP KAWASAN PERUMAHAN GRAHA RAYA KECAMATAN SERPONG DAN PONDOK AREN FEBBY LESTARI A

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

Mengenal Jenis Tanah. Sebelum tanam kita kenali lebih dahulu tanah di halaman 1. Jenisnya, 2. Permukaannya.

Mengenal Jenis Tanah. Sebelum tanam kita kenali lebih Fungsi tanah di halaman Aestetica 1. Jenisnya, Teknik 2. Permukaannya.

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

ANALISIS DAN SINTESIS

MATA KULIAH PERENCANAAN TAPAK

Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

BISNIS TANAMAN BONSAI

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

Science&Learning&Center!di!Universitas!Mulawarman!! dengan!konsep!green&building!

BAB V KONSEP PERANCANGAN

LESTARI SURYANDARI. A Studi Kualitas Visual Lanskap Sejarah Kawasan Jakarta Kota. (Di bawah bimbingan MARZETJE WUNGKAR dan AND1 GUNAWAN)

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

BAB V KONSEP PERANCANGAN

I. PENDAHULUAN. Lampung. Fakultas Pertanian Unila telah menetapkan Visi 2025 yaitu: Fakultas

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

Subdivisi Arsitektur Lanskap. Redinuka Ashil Karamah. Sempervivum tectorum

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V KONSEP RANCANGAN

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

BAB I PENDAHULUAN. semuanya memberikan nuansa tersendiri dan mampu memunculkan nilai estetis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

RESORT DENGAN FASAILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep dasar perancanagan. 5.2 Konsep perancangan

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

PENGANTAR VEGETASI LANDSCAPE PENGELOMPOKAN VEGETASI BERDASAR PEMBENTU DAN ORNAMENTAL SPACE

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2010

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.

Dari pertimbangan diatas dibuat konsep tata ruang

HORTIKULTURA LANSEKAP

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Lansekap Pada hakikatnya Arsitektur Lansekap adalah ilmu dan seni perencanaan (planning) dan perancangan (design) serta pengaturan daripada lahan, penyusunan elemen-elemen alam dan buatan melalui aplikasi ilmu pengetahuan dan budaya, dengan memperhatikan keseimbangan kebutuhan pelayanan dan pemeliharaan sumber daya, hingga pada akhirnya dapat tersajikan suatu lingkungan yang fungsional dan estetis (Rustam dan Hardi, 2008). Dari dasar pemikiran Rustam dan Hardi (2008), Arsitektur Lansekap harus dapat menjembatani pemikiran-pemikiran Natural Scientist dan Land Developer Economist. Mampu berlaku dan bertindak mendayagunakan dan menghasilkan potensi dan kemampuan lingkungan alam secara bijaksana untuk berbagai kebutuhan lingkungan manusia. 2.1.2. Entrance Area Menurut Cowie A. P. (1994), entrance adalah jalan masuk dan keluar yang bisa dibuka dan ditutup. Pengertian entrance lainnya adalah pintu besar dimana kita akan pergi menuju tempat lainnya. Berbeda dengan variasi minimalis rumah yang anda miliki, gerbang sekolah tentu memiliki ukuran dan desain yang berbeda. Sebuah rumah minimalis tentu memiliki desain gerbang atau pagar rumah berciri minimalis yang sangat dinamis dan fungsional. Untuk itu, desain gerbang sekolah pun harus memiliki model dinamis yang menarik. Contoh gerbang minimalis adalah gerbang sekolah yang tinggi dan panjang dan hanya didesain gambar garis biasa dengan bagian atas yang runcing ataupun yang didatarkan dengan garis khusus. Adapula yang didesain berbentuk gelombang dan bermotif minimalis (Anonim, 2014). Desain gerbang sekolah terbaru saat ini adalah berbentuk lorong atau biasanya memiliki lahan lebih besar untuk membuat gerbang berdesain minimalis yang berbentuk lorong ataupun gapura. Suasana bagian depan sekolah dapat diperindah terutama di samping gerbang dengan menata tanaman hias atau

tanaman perdu hias (Anonim, 2014). Berbeda dengan gerbang pada model minimalis rumah modern yang biasanya didesain lebih pendek atau rendah serta memiliki desain bermotif. Maka pada gerbang sekolah biasanya hanya memiliki model sederhana seperti gambar kotak, bulat dan garis-garis saja. Biasanya gerbang lebih tinggi dan bermodel datar, gelombang ataupun segitiga pada bagian atas, serta biasanya memiliki sebuah gapura sebagai alternatif untuk memajang nama sekolah atau nama instansi. Sebuah gerbang sekolah bisa dibuat langsung di pinggir jalan ataupun masuk ke dalam. Akan lebih baik jika gerbang dibuat di tempat yang lebih jauh dari jalan, sehingga memudahkan kendaraan yang akan memasuki sekolah. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (2006), pembangunan gerbang sekolah memiliki beberapa criteria, antara lain; 1. Memerlukan lokasi atau luasnya lahan yang disediakan untuk membuat sebuah gerbang. 2. Memperhitungkan keserasian mencakup pagar, vegetasi besar/pohon, bangunan penunjang seperti pos jaga dan papan nama bangunan. 3. Sistem keamanan gerbang yang dapat dikunci atau diamankan dengan cara lain. 2.1.3. Aspek Arsitektur Lansekap Taman Menurut Rustam dan Hardi (2008), di dalam aktivitas profesional kerjanya atau komponen kegiatan arsitektur lansekap terlihat adanya klasifikasi sesuai tuntutan kebutuhan masyarakat, yaitu Perencanaan Lansekap (Landscape Planning); Perencanaan Tapak (Site Planning); Perencanaan Detail Lansekap (Detailed Landscape Design). Perencanaan lansekap (landscape planning) mengkhususkan pada studi pengkajian proyek berskala besar untuk bisa mengevaluasi secara sistematik area lahan yang sangat luas untuk ketetapan penggunaan bagi berbagai kebutuhan di masa datang. Pengamatan masalah ekologi dan lingkungan alam sangat peka diperhatikan pada kegiatan ini. Kerja sama lintas disiplin merupakan syarat mutlak untuk bisa sampai kepada produk kebijakan atau tata guna tanah. Di sinilah mengenal cakupan pekerjaan seperti regional lansekap, lansekap 6

perkotaan, lansekap pedesaan, lansekap daerah aliran sungai, taman nasional, dan sebagainya (Rustam dan Hardi, 2008). Perencanaan tapak (landscape site planning) di dalamnya juga tercakup lansekap design, merupakan usaha penanganan tapak (site) secara optimal melalui proses keterpaduan penganalisisan dari suatu tapak dan kebutuhan program penggunaan tapak, menjadi suatu sintesa yang kreatif. Menurut Rustam dan Hardi (2008), setiap elemen dan fasilitas akan diletakkan di atas lahan dalam keterpaduan fungsi dan selaras dengan karakteristik tapak dan lingkungan alamnya. Keterpaduan dalam menganalisis ini sangat dituntut seperti dalam penanganan: tapak resort daerah rekreasi, tata ruang luar daerah industri, daerah pendidikan, daerah bagian wilayah kota, daerah pemukiman dan sebagainya. Perancangan detail lansekap (detailed landscape design) adalah usaha seleksi dan ketepatan penggunaan komponen/elemen, material/bahan lansekap, tanaman, kombinasi pemecahan detail berbagai elemen taman seperti: pedestrian, plaza, air mancur, kolom, bollard dan sebagainya. Kesemuanya merupakan pemecahan yang spesifik dan berkualitas dari diagram/program ruang dan area dari sebuah rencana rinci tapak (Rustam dan Hardi, 2008). 2.1.4. Desain Taman Prinsip desain adalah dasar dari terwujudnya suatu rancangan atau ciptaan bentuk. Kita mengetahui bahwa komponen dan unsur-unsur bentuk mempunyai dan memiliki sifat masing-masing. Masing-masing sifat mempunyai karakteristik tersendiri. Rustam dan Hardi (2008), untuk menyatukan komponen dan unsur tersebut haruslah didasarkan pada prinsip desain. Prinsip dasar utama dalam desain adalah faktor Keteraturan dan Kesatuan atau Unity and Consistency. Keteraturan dapat memberikan keindahan dalam komposisi. Sebuah taman minimalis lebih menitikberatkan pada penataan hardscape, dipadukan dengan penataan softscape (tanaman) yang tidak terlalu banyak. Tujuannya, selain untuk membuat kesan taman menjadi luas, juga agar perawatan taman lebih mudah dan sederhana. Sehingga tidak membutuhkan waktu yang banyak untuk perawatan taman. Keuntungan yang lain adalah, sinar matahari akan lebih bebas masuk ke taman, dan kemudian menembus ruang dalam rumah (Arrafiani, 2012). 7

Menurut Suharso (2004), untuk membuat taman yang indah, kita harus membuat pola atau perencanaan yang matang terlebih dahulu. Di samping perencanaan matang, kita juga membutuhkan beberapa komponen, misalnya tanaman, batu-batuan, kerikil, pasir, batu merah, air, semen dan peralatanperalatan lain yang diperlukan. Taman dapat pula dilengkapi dengan patung, gazebo, lampu taman dan sebagainya. Faktor-Faktor yang mempengaruhi rancangan menurut Rustam H. (2006): a. Skala (scale) b. Proporsi (proportion) c. Jarak (distance) d. Posisi sudut pandangan (observer position) e. Kondisi cuaca (atmospheric condition) f. Cahaya (light) g. Musim (seasons) h. Gerakan (motion) Ada lima tingkatan atau tahapan yang umum dikenal dalam proses desain. Di setiap tingkatan, grafik yang dihasilkan umumnya berfungsi untuk mencatat, mengeluarkan dan menyampaikan ide-ide atau informasi (Grant, 2001). Elemen lansekap pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 (dua) golongan besar menurut Rustam dan Hardi (2008), yaitu 1. Elemen keras (hard material); perkerasan, bahan statis. 2. Elemen lembut (soft material); tanaman, air. Komposisi dan proporsi atas komponen-komponen yang kita gunakan untuk pembuatan taman harus kita perhitungkan dengan baik. Komposisi tinggirendahnya tanaman harus diatur, sehingga tampak artistik. Misalnya penempatan tanaman di pojok halaman harus diusahakan dari jenis tanaman yang tinggi sebagai latar belakang dan semakin ke depan ditanam jenis-jenis tanaman yang lebih rendah. Pemangkasan tanaman harus dilakukan secara teratur agar komposisi tanaman-tanaman itu tepat, indah dan bagus (Suharso, 2004). Tanaman memerlukan kelembaban stabil. Kadar kelembaban tanah dapat dijaga dengan penyiraman yang cukup (satu sampai dua kali sehari). Untuk menanam tanaman diperlukan tanah yang subur. Kesuburan itu sendiri sangat 8

berkaitan dengan tekstur dan struktur sebuah tanah. Secara umum, tanah mengandung empat unsur fisik yaitu pasir, kapur, liat dan humus. Menurut Arrafiani (2012), Tanah yang subur adalah tanah yang memiliki kandungan humus yang tinggi, karena humus memiliki cadangan zat hara paling banyak, tanah juga sebaliknya mudah dicangkul, tidak kering ataupun becek dan tidak lengket di tangan maupun peralatan seperti cangkul/sekop. Pemilihan tanaman juga sangat berpengaruh dengan jenis tanah. Sebuah taman rumah akan terlihat indah dan terasa nyaman ketika taman tersebut menampilkan desain yang cocok dengan karakter elemen yang digunakan. Pemahaman karakter elemen yang akan digunakan sangat penting, karena elemen akan tampak indah ketika mendapatkan perhatian lebih (perawatan yang konsisten) (Anonim, 2012). 2.1.5. Konsep Taman Langkah awal dari pengajuan proyek desain adalah dengan membuat dan mengajukan Rencana Usulan Proyek (RUP) atau Preliminary Report. Menurut Rustam dan Hardi (2008), dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang proyek desain yang diusulkan berupa gagasan dasar dan data proyek. Menurut Arrafiani (2012), mengenai peletakkan pohon, shrubs, elemen hardscape, furniture dan lain-lain. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam peletakan: Melihat lintasan matahari, karena akan berpengaruh terhadap kesuburan tanah, pertumbuhan tanaman dan juga ikan. Drainase yang baik. Agar air dapat terserap sempurna, untuk kemudian dibuang ke selokan ataupun diserap langsung oleh tanah. Drainase yang baik tidak akan membuat taman kebanjiran pada musim hujan. Instalasi air dan listrik, perlu menyiapkan titik air secukupnya untuk memudahkan penyiraman tanaman. Menentukan peletakkan semua elemen yang membutuhkan listrik (misalnya pompa air dan lampu taman). 9

Walaupun ada rumput yang tahan terhadap pijakan kaki, akan lebih baik jika disediakan areal untuk berjalan. Ini dapat dilakukan dengan memasang stepping stone atau membuat patio atau perkerasan. Menurut Mona dan Murhananto (2004), perlu diperhatikan jenis bahan permukaannya. Sebaiknya, tidak menggunakan bahan yang licin terutama jika lingkungannya sering hujan. Tanaman yang eksotik dapat dilihat dari bentuk keseluruhan atau bentuk bagian tanaman seperti batang atau bunga. Keberadaan tanaman ini akan memberikan ciri khas bagi taman (Mona dan Murhananto, 2004). 2.1.6. Perawatan Taman Pemeliharaan taman meliputi penyiraman dan pembersihan, pemangkasan tanaman atau rerumputan, pemupukan dan pengendalian hama atau penyakit. Penyiraman sebaiknya dilakukan setiap pagi dan sore hari. Tujuan penyiraman adalah agar tanaman tidak kering dan dapat hidup dengan baik, terutama tanaman yang baru saja ditanam. Kebersihan taman juga harus tetap dijaga agar taman tetap bersih, indah dan teratur. Menurut Suharso (2004), pemangkasan dilakukan pada daun-daun dan ranting-ranting tanaman atau rumput-rumput yang mulai tinggi agar komposisi taman tetap dalam keadaan baik. Pemupukan dilakukan secara teratur dengan dosis yang sesuai agar tanaman tumbuh dengan baik dan subur. Sebuah taman minimalis umumnya tidak membutuhkan perawatan yang sulit. Perawatan tanaman dilakukam penyiraman yang cukup (1-2 kali sehari) dan pemangkasan tanaman apabila sudah terasa rimbun. Apabila menginginkan bentuk batang agar tidak mudah rebah ke bawah, dapat dilakukan pengarahan dengan cara melilitkan batang pada dolken/bambu, atau bisa juga dengan menggunakan kawat lunak. Pemupukan diperlukan waktu tiga minggu setelah penanaman. Untuk selanjutnya dua minggu sampai tiga bulan sekali (Arrafiani, 2012). Banyak tanaman mati disebabkan terlalu banyak diberi air atau sebaliknya terlalu kurang air. Kebanyakan air menyebabkan pori-pori tanah yang biasa terisi udara kini terisi air, sehingga akar tak bisa bernafas dan membusuk. Kekurangan air menyebabkan kandungan air didalam tubuh tanaman hanya ada sedikit, yang 10

kemudian terus-menerus diuapkan, sehingga sel-sel kehilangan air, mengerut dan layu (Intan, 2007). Untuk penyiraman tanaman yang terbaik adalah air sumur, karena mengandung mineral/zat makanan yang diperlukan tanaman. Kemudian air hujan dan air ledeng, tetapi sebaiknya ditampung dalam bak-bak dan didiamkan selama 12-24 jam lebih dahulu, baru digunakan untuk menyiram. Intan (2007) menyatakan, air sungai kurang baik untuk penyiraman karena dikhawatirkan mengandung penyakit yang dapat mematikan tanaman. Tanaman yang hidup membutuhkan zat-zat makanan untuk kelangsungan hidupnya. Zat-zat makanan yang mutlak diperlukan untuk pertumbuhan tanaman ialah unsur-unsur C, H, O, N, S, P dan K (Intan, 2007). 2.2.Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang, tujuan, model hipotetis dan tinjauan pustaka, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: 1. Preferensi sivitas akademika terhadap entrance area Kampus II adalah perencanaan dan perancangan entrance area yang sederhana, aman, dan nyaman yang fungsional. 2. Rancangan di entrance area Kampus II UKSW adalah entrance area yang memiliki bentuk taman minimalis dan fungsional. 2.3.Definisi dan Pengukuran Variabel Pada penelitian ini, terdapat beberapa variabel dan pengertian terhadap hipotesis, sebagai berikut: 1. Observasi lapangan adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian. 2. Kuesioner suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh responden yang ingin diselidiki. 3. Responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel dalam sebuah penelitian. 4. Uji T yaitu, untuk menguji bagaimana pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri terhadap variable terikat. 11

5. Persepsi adalah tindakan menyusun, mengenali dan menafsirkan informasi untuk memberikan gambaran dan pemahaman tentang taman. 6. Ekspektasi adalah bentuk dasar responden tentang taman yang diinginkan dalam bentuk perencanaan. 7. Rancangan merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan hasil analisa dari sebuah keusioner ke dalam sebuah desain untuk mendeskripsikan dengan detail komponen-komponen kuesioner diimplementasikan. 8. Desain biasa diterjemahkan sebagai seni terapan, arsitektur dan berbagai pencapaian kreatif lainnya. 9. Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. 10. Taman minimalis merupakan konsep pada arsitektur yang meliputi bangunan, interior dan taman yang terdiri dari bentuk-bentuk sederhana dan fungsional. Taman minimalis lebih menekankan pada fungsi sehingga setiap ruang yang berada di lahan dapat dimanfaatkan sebagai taman. 11. Taman fungsional merupakan sebuah taman yang dilihat dari segi fungsi yang dibutuhkan oleh pengguna Kampus II. Taman fungsional menjadi tempat berdiskusi, membaca, bersantai dan menunggu waktu kuliah pengguna Kampus II. 12