PEMBAYARAN BIAYA PERKARA PERDATA DALAM PRAKTIKNYA DI PENGADILAN NEGERI KLAS I.A PADANG. ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN MELALUI PROSES PENGADILAN DAN DILUAR PENGADILAN

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

EKSEKUSI RIEL PUTUSAN HAKIM TERHADAP BENDA TIDAK BERGERAK

EKSEKUSI TERHADAP KEPUTUSAN HAKIM YANG MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN

[DEVI SELVIYANA, SH] BAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang harus dihargai dan dihormati oleh orang lain.

ELIZA FITRIA

BAB II SUMBER HUKUM EKSEKUSI. mempunyai kekuatan hukum tetap (in kracht van gewijsde) yang dijalankan

BAB II VERSTEK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya,

BAB I. Eksekusi pada hakekatnya tidak lain ialah realisasi daripada kewajiban pihak yang

BAB IV. memutuskan dan mengadili perkara Nomor: 207/Pdt. G/2011/PA. Kdr. tentang

MASALAH PUTUSAN SERTA MERTA DALAM PRAKTEK DI PENGADILAN NEGERI (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Surakarta)

SEKITAR EKSEKUSI. (oleh H. Sarwohadi, S.H., M.H. Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

TINJAUAN HUKUM TENTANG KENDALA-KENDALA EKSEKUSI YANG TELAH INKRACHT (Studi Pada Pengadilan Negeri Palu) TEGUH SURIYANTO / D

KEKUATAN HUKUM DARI HASIL MEDIASI DI PENGADILAN

PELAKSANAAN LELANG EKSEKUSI TERHADAP TANAH BERIKUT BANGUNAN YANG DIJAMINKAN DI BANK DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

KEKUATAN PEMBUKTIAN ALAT BUKTI PENGAKUAN YANG DIBERIKAN DI LUAR PERSIDANGAN

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

EKSEKUSI TANAH TERHADAP PUTUSAN SERTA MERTA Muhammad Ilyas,SH,MH Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum. Oleh: AFRIANTO

Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kekuatan pembuktian alat bukti

TENTANG DUDUK PERKARANYA

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

DIPONEGORO LAW REVIEW Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016 Website :

BAB IV. ANALISIS TERHADAP PUTUSAN NO. 0688/Pdt.G/2011/PA.Tbn TENTANG PENCABUTAN GUGATAN TANPA PERSETUJUAN TERGUGAT DALAM PERKARA CERAI GUGAT

SEKITAR PEMERIKSAAN SETEMPAT DAN PERMASALAHANNYA ( Oleh : H. Sarwohadi, S.H.,M.H. Hakim Tinggi PTA Mataram )

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENETAPKAN DAPAT DITERIMANYA CONSERVATOIR BESLAG SEBAGAI PELAKSANAAN EKSEKUSI RIIL ATAS SENGKETA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran yang harus ditegakkan oleh setiap warga Negara.

BAB III PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA OLEH PEJABAT TATA USAHA NEGARA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PROSES PEMERIKSAAN DI MUKA SIDANG DALAM PERKARA WARIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pengadilan Agama sebagai salah satu badan peradilan di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA HUKUM TERHADAP PUTUSAN SELA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP SUATU PERKARA PERDATA (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

PENERAPAN PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG MEDIASI DALAM PERSIDANGAN DI PENGADILAN AGAMA Oleh : H. Sarwohadi, SH, MH (Hakim Tinggi PTA Bengkulu)

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

KEKUATAN HUKUM AKTA PERDAMAIAN HASIL MEDIASI. (Studi di Pengadilan Agama Kabupaten Malang) SKRIPSI. Oleh: Lailatul Qomariyah NIM

BAB 1 PENDAHULUAN. Liberty, 1981), hal ), hal. 185.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BERACARA DALAM PERKARA PERDATA Sapto Budoyo*

PUTUSAN YANG DAPAT DIJALANKAN TERLEBIH DAHULU ATAU PUTUSAN SERTA MERTA (UITVOERBAAR BIJ VOORRAAD) DALAM PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NKLAS I A PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia ada tata hukum yaitu tata tertib dalam pergaulan hidup

PERMOHONAN PUTUSAN SERTA-MERTA ATAS GUGATAN SEWA MENYEWA

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017

EKSEKUSI PUTUSAN YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP

BAB II TINJAUAN HUKUM TENTANG ALAT BUKTI SURAT ELEKTORNIK. ( )

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PENGOSONGAN RUMAH YANG DITEMPATI OLEH ORANG LAIN SECARA MELAWAN HUKUM (STUDI KASUS PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

ARTIKEL PENELITIAN PELAKSANAAN PENCABUTAN SITA JAMINAN (CONSERVATOIR BESLAG) DALAM PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI KLAS 1.A PADANG.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan. Kehakiman mengatur mengenai badan-badan peradilan penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENCABUTAN PERKARA DI PERADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesamanya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, hal ini

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pogram Studi Strata 1 pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Oleh : ANGGA PRADITYA C

CARA MENGAJUKAN GUGATAN DAN PERUBAHAN GUGATAN DALAM PRAKTEK PERADILAN HUKUM ACARA PERDATA

LEGAL ACTIONS VERZET AGAINTS EXECUTION CONFISCATION IN CIVIL CASE AT DISTRICT COURT SEMARANG (CASE STUDY COURT DECISION NO. 152/Pdt.Plw/2006/PN.

Lex Administratum, Vol. III/No.3/Mei/2015

PENERAPAN AZAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA MELALUI MEDIASI BERDASARKAN PERMA NO

EKSEKUSI PUTUSAN PERKARA PERDATA

E K S E K U S I Bagian I Oleh : Drs. H. Taufiqurrohman, SH. Ketua Pengadilan Agama Praya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XV/2017 Perintah Penahanan yang Termuat dalam Amar Putusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

BAB I PENDAHULUAN. Didalam Hukum Acara Perdata terdapat dua perkara, yakni perkara

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. membuat keseimbangan dari kepentingan-kepentingan tersebut dalam sebuah

PENYELESAIAN GUGATAN SEDERHANA YANG DILAKUKAN DI PENGADILAN NEGERI KLAS I A BATAM ARTIKEL

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

Imma Indra Dewi Windajani

KEDUDUKAN AKTA OTENTIK SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM PERKARA PERDATA. Oleh : Anggun Lestari Suryamizon, SH. MH

UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 1947 TENTANG PERATURAN PERADILAN ULANGAN DI JAWA DAN MADURA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PEMBUKTIAN DALAM HUKUM ACARA PERDATA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG ARBITRASE DAN ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PHI 5 ASAS HUKUM ACARA PERDATA

PEMBEBANAN SUMPAH PEMUTUS (DECISSOIR) DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Perkara Perdata Putusan No. 100/PN.Dps/Pdt/1978.)

BAB III. Upaya Hukum dan Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara. oleh Pejabat Tata Usaha Negara

PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PRODEO (Selayang Pandang Implementasi SEMA No. 10 Tahun 2010 Oleh : Firdaus Muhammad Arwan

KAJIAN HUKUM PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MEMUTUS PERKARA SENGKETA TANAH AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

PENETAPAN AHLI WARIS DAN P3HP /PERMOHONAN PERTOLONGAN PEMBAGIAN HARTAPENINGGALAN

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. EKSEKUSI YANG TIDAK DAPAT DIJALANKAN MENURUT HUKUM ACARA PERDATA 1 Oleh: Rahmawati Kasim 2

I. HUKUM ACARA PERDATA

oleh: Dr.H.M. Arsyad Mawardi, S.H.,M.Hum (Hakim Tinggi PTA Makassar) {mosimage}a. PENDAHULUAN

E K S E K U S I (P E R D A T A)

MEKANISME BERACARA SECARA PRODEO DALAM PERKARA PERDATA

AKIBAT HUKUM PEMBATALAN TERHADAP AKTA PERDAMAIAN (ACTA VAN DADING) OLEH SALAH SATU PIHAK YANG BERPERKARA DI PENGADILAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

BAB I PENDAHULUAN. dimenangkan dan pihak yang dikalahkan. Terdapat dua pilihan bagi pihak yang. putusan serta-merta(uitvoerbaar Bij Voorraad).

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak ketiga dalam suatu perkara perdata. Derden verzet merupakan

Perlawanan terhadap sita eksekutorial (executorial beslag) oleh pihak ketiga di pengadilan negeri (studi kasus di pengadilan negeri Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kembali hak-haknya yang dilanggar ke Pengadilan Negeri

TERGUGAT DUA KALI DIPANGGIL SIDANG TIDAK HADIR APAKAH PERLU DIPANGGIL LAGI

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lainnya sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan

Transkripsi:

PEMBAYARAN BIAYA PERKARA PERDATA DALAM PRAKTIKNYA DI PENGADILAN NEGERI KLAS I.A PADANG Osvita Yeni, 1 As Suhaiti Arif, S.H, M.H, 1 Syafril, S.H, M.H, 1 1 Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Bung Hatta E-mail: osvitayeni769@gmail.com ABSTRACT Court fees in Article 193 RBG / 182 HIR can be passed on to the loser, but the payment is paid in advance by the plaintiff at the time of registering the complaint. However, in practice the payment of court fees is often not working as it should. Problems studied authors are: 1) how the payment of the cost of a civil case in practice in Class IA Padang District Court; 2) efforts to do so if the verdict in the civil case fee payment can be accomplished; This research is a sociological and legal research is descriptive. Data collection techniques are interviews, the study documents and analyzes the results using qualitative methods. The results showed that; 1) The cost of the Registrar's Office and the costs of the process. Costs include the costs for the calling process will be biased 3x plaintiff panggilan.biaya to call the defendant to be biased as much as 4x plus the cost of calls and secretariat. 2) Efforts to do so verdict that sentenced the defendant to pay the court fees is when the losing party does not want to implement the decision to pay the court fees voluntarily, then the court will carry out the execution, may seize and auction off goods prized possession losers whose results are used to pay the court fees. Keywords: Cost Case, State Court, Plaintiff and Defendant Pendahuluan Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara hukum, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945. Artinya, negara yang menegakkan kekuasaan hukum tertinggi untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, dan tidak ada kekuasaan yang tidak dipertanggung jawabkan. Dalam pasal 4 ayat (2) Undangundang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman 1

mengatakan pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya peradilan yang sederhana, cepat, dan biaya ringan. Khusus pada biaya ringan, penjelasan undang-undang tersebut menyatakan bahwa yang di maksud dengan biaya ringan adalah biaya perkara yang dapat dipikul oleh rakyat. Pada keterangan diatas sudah jelas di atur di dalam Undang-undang yang menyatakan tentang biaya murah, dan Peraturan Mahkamah agung menyebutkan biaya tersebut adalah biaya proses untuk menyelesaikan perkara di pengadilan. Dan Surat keputusan Ketua Pengadilan Negeri biaya perkara dibagi menjadi dua yaitu biaya proses dan biaya kepaniteraan. Sedangkan dalam prosesnya pembayaran biaya perkara tersebut tidak sesuai dengan asas beracara di pengadilan, biaya yang dibayar oleh pihak yang akan berperkara di pengadilan tidaklah murah. Dan menghukum pihak tergugat membayar biaya perkara yang timbul saat beracara di pengadilan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Pihak yang kalah yang dihukum masih ada yang tidak mau membayar biaya perkara tersebut sehingga menyebabkan putusan pengadilan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pembayaran biaya perkara perdata dalam praktiknya di Pengadilan Negeri Klas I.A Padang? 2. Upaya-upaya apakah yang dapat dilakukan agar putusan hakim dalam pembayaran biaya perkara perdata tersebut dapat terlaksana? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pembayaran biaya perkara perdata di Pengadilan Negeri Klas I.A Padang. 2. Untuk mengatahui Upaya-upaya yang dapat dilakukan agar putusan hakim dalam pembayaran biaya perkara perdata tersebut dapat terlaksana. 2

Metode Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan penelitian hukum sosiologis yaitu menitik beratkan pada penelitian di lapangan untuk memperoleh data primer. Penelitian ini bersifat deskriptif, diamana hasil penelitian ini dapat menggambarkan secara sistematis dan menyeluruh tentang pelaksanaan pembayaran biaya perkara perdata di Pengadiln Negeri Klas I.A Padang. Disamping itu juga dilakukan penelitian terhadap bahan kepustakaan untuk memperoleh data sekunder. Tinjauan Pustaka Pengertian dan Pengaturan Hukum Acara Perdata Hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang mengatur bagamaimana caranya menjamin ditaatinya hukum perdata materil dengan perantara hakim. Dengan perkataan lain hukum acara perdata adalah peraturan hukum yang mentukan bagaimana carana menjamin pelaksanaan hukum perdata materil. Hukum acara perdata bertujuan untuk menjamin ditaatinya hukum perdata materil. Dengan demikian hukum acara perdata pada umumya tidaklah membebani hak dan kewajiban seperti yang termuat dalam hukum perdata materiil, tapi memuat aturan tentang cara melaksanakan dan mempertahankan atau menegakkan kaidah-kaidah yang termuat dalam hukum perdata materil, atau dengan perkataan lain untuk melindungi hak perseorangan. Sifat Hukum Acara Perdata Dalam hukum acara perdata, inisiatif untuk mengajukan tuntutan hak diserahkan sepenuhnya kepada yang berkepentingan. Jadi ada atau tidaknya suatu perkara atau apakah akan ada proses atau tidak, apakah suatu perkara atau tuntutan hak itu akan ada atau tidak, sepenuhnya diserahkan kepada pihak yang berkepentingan. Dengan demikian jelas, bahwa disini tuntutan hak yang mengajukan adalah pihak yang berkepentingan, sedangkan hakim hanya bersifat menunggu 3

datangnya tuntutan hak yang diajukan kepadanya. Asas-asas Hukum Acara Perdata a. Hakim Bersifat Menunggu Asas dari pada hukum acara pada umumnya, termasuk hukum acara perdata, ialah bahwa pelaksanaanya, yaitu inisiatif untuk mengajukan tuntutan hak diserahkan sepenuhnya kepada yang berkepentingan. b. Hakim Pasif Hakim didalam memeriksa perkara perdata bersifat pasif dalam arti kata bahwa ruang lingkup pokok sengketa yang diajukan kepada hakim untuk diperiksa pada asasnya ditentukan oleh para pihak yang berperkara dan bukan oleh hakim. c. Sifat Terbukanya Persidangan Sidang pemeriksaan pengadilan pada asasnya adalah terbuka untuk umum, yang berarti bahwa setiap orang dibolehkan hadir dan mendengarkan pemeriksaan di persidangan. d. Asas-Asas Mendengarkan Kedua Belah Pihak Asas ini mengandung arti bahwa didalam hukum acara perdata yang berperkara harus sama-sama diperhatikan, berhak atas perlakuan yang sama dan adil, serta masingmsing harus diberi kesempatan untuk memberi pendapatnya. e. Putusan Harus Disertai Alasan- Alasan Semua putusan pengadilan harus memuat alasan-alasan putusan yang dijadikan alasan untuk mengadili (Pasal 50 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009), 148 ayat (1), 319 HIR, 618 RBg). Alasan-alasan atau argumentasi itu dimaksudkan pertanggungan jawab Hakim dari pada putusannya terhadap masyarakat, para pihak pengadilan yang lebih tinggi dan ilmu hukum, sehingga oleh karenanya mempunyai nilai obyektif. f. Beracara Dikenakan Biaya Biaya perkara ini meliputi biaya kepaniteraan dan biaya untuk 4

pengadilan, pemberutahuan para pihak, serta biaya materai. g. Tidak Ada Keharusan Mewakilkan HIR tidak mewajibkan para pihak untuk mewakilkan kepada orang lain, sehingga pemeriksaan dipersidangan terjadi secara langsung terhadap para pihak yang langsung berkepentingan. Pengertian Gugatan Perdata Gugatan merupakan tuntutan hak yang di ajukan oleh seseorang atau lebih (penggugat) kepada orang lain (tergugat) melalui pengadilan untuk memperoleh perlindungan hukum. Dalam hukum acara perdata, terdapat dua jenis perkara gugatan yang menjadi wewenang pengadilan menyelesaikan perkaranya, yakni gugatan yang terdapat dua pihak yang bersengketa disebut dengan gugatan contentious. Dan gugatan yang bersifat sepihak (ex-parte), gugatan yang bersifat sepihak yaitu permasalahan yang di ajukan untuk diselesaikan pengadilan tidak mengandung sengketa (undisputed matters), tetapi semata-mata untuk kepentingan pemohon yang disebut dengan gugatan voluntair. Tata Cara Mengajukan Gugatan Perdata Pengajuan gugatan perdata yang dibenarkan undang-undang dalam praktik berbentuk lisan dan tulisan. a. Bentuk Lisan Penggugat yang tidak bisa membaca dan menulis atau dengan kata lain buta huruf dimungkinkan untuk mengajukan gugatannya secara lisan kepada ketua pengadilan negeri yang berwenang untuk mengadili gugatan tersebut dan memohon agar dibuatkan surat gugatan. b. Bentuk Tulisan Gugatan yang paling diutamakan adalah gugatan yang berbentuk tertulis sebagaimana ditegaskan dalam pasal 118 Ayat (1) HIR/Pasal 142 RBg. Menurut pasal tersebut, gugatan harus dimasukan kepada pengadilan negeri dengan surat permintaan yang di 5

tandatangani oleh penggugat atau kuasanya. Pengertian Biaya Perkara Perdata Dalam asas-asas hukum acara perdata diatas, dinyatakan bahwa beracara dalam hukum perdata dikenakan biaya yang harus ditanggung oleh pihak yang kalah yang mana pembayaran dapat dibayarkan lebih dahulu oleh pihak penggugat sewaktu mendaftarkan gugatannya, sebagaimana ditegaskan juga pada (Pasal 121 ayat (4) HIR / pasal 145 (4) RBg, yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan biaya perkara perdata adalah biaya yang terlebih dahulu harus dibayar oleh penggugat ketika memasukkan gugatan perdata, sesuai dengan asas tidak ada biaya tidak ada perkara. Biaya perkara ini meliputi biaya Kepaniteraan dan biaya untuk panggilan, pemberitahuan para pihak serta biaya materai. Pembagian Biaya Perkara Perdata di Pengadilan Negeri Dalam menentukan biaya panggilan/ pemberitahuan untuk wilayah hukum Pengadilan Negeri Padang ditetapkan dengan mempertimbangkan jarak dan kondisi daerah tempat tinggal para pihak, agar proses persidangan yang berhubungan dengan panggilan berjalan lancar, dibagi dengan radius daerah. Pengertian Putusan Hakim Putusan pengadilan merupakan sesuatu yang sangat dinantikan oleh pihakpihak yang berperkara untuk menyelesaikan perkara mereka dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, para pihak yang bersengketa mengharapkan adanya kepastian hukum dan keadilan dalam perkara yang sedang dihadapi. Untuk dapat menyelesaikan atau mengakhiri suatu perkara atau sengketa setepatnya-tepatnya, maka hakim harus terlebih dahulu mengetahui secara objektif tentang duduk perkara yang sebenarnya sebagai dasar putusannya, dan bukan secara apriori menemukan putusannya, sedangkan pertimbangannya baru kemudian dikonstruksi. 6

Asas-asas Putusan hakim M. Yahya Harahap menyatakan bahwa asas-asas putusan hakim ada 3 yaitu: a. Memuat dasar alasan yang jelas dan rinci b. Wajib Mengadili Seluruh Bagian Gugatan c. Diucapkan di Muka Umum Jenis-Jenis Putusan Hakim a. Putusan Akhir Putusan akhir adalah putusan yang mengakhiri suatu sengketa atau perkara dalam suatu tingkatan peradilan tertentu. b. Putusan yang Bukan Putusan Akhir Putusan yang bukan putusan akhir yang disebut juga putusan antara atau putusan sela, berfungsi tidak lain adalah untuk memperlancar pemeriksaaan perkara, Putusan sela berisi perintah yang harus dilakukan oleh para pihak yang berperkara untuk memudahkan hakim menyelesaikan pemeriksaan perkara, sebelum dia menjatuhkan putusan akhir. Putusan Hakim yang Telah Mempunyai Kekuatan Hukum Tetap Suatu putusan memperoleh kekuatan hukum yang pasti atau tetap (inkracht van gewijsde) apabila tidak ada lagi upaya hukum biasa tersedia. Termasuk upaya hukum biasa ialah perlawanan, banding, dan kasasi. Dengan memperoleh kekuatan hukum yang pasti maka putusan itu tidak lagi dapat diubah, sekalipun oleh pengadilan yang lebih tinggi, kecuali dengan upaya hukum yang khusus, yaitu request civil dan perlawanan oleh pihak ketiga. a. Kekuatan Mengikat Kekuatan mengikat adalah bahwa suatu putusan mengikat kedua belah pihak yang berperkara, tidak, tidak mengikat kepada pihak ketiga. Kecuali jika pihak ketiga itu ikut serta atau ikut campur dalam sengketa antara penggugat dengan tergugat atau yang 7

diwakili dalam proses Pasal 1917 dan Pasal 1920 KUHPerdata. b. Kekuatan Pembuktian Kekuatan pembuktian adalah putusan yang dituangkan dalam bentuk tertulis sebagai dokumen yang merupakan suatu akta otentik yang dapat dipergunakan sebagai alat bukti bagi para pihak, yang mungkin diperlukan untuk banding, kasasi atau eksekusi. c. Kekuatan Eksekutorial Kekuatan eksekutorial adalah kekuatan untuk dilaksanakannya apa yang ditetapkan dalam putusan itu secara paksa oleh alat-alat negara. Setiap putusan harus memuat titel eksekutorial, yaitu kalimat Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Putusan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap atau memperoleh kekuatan yang pasti, mempunyai kekuatan untuk dilaksanakan. Hasil Peneliti Dan Pembahasan Pembayaran Biaya Perkara Perdata dalam Praktiknya di Pengadilan Negeri Klas 1.A Padang Dari hasil wawancara peneliti dengan informan yang mana sebagai Kasir Pengadilan Negeri Padang Ibu Rini Sumi mengatakan bahwa didalam perkara perdata sewaktu mendaftarkan gugatannya pihak penggugat harus memanjar biaya perkara tersebut dengan ketentuan yaitu sebagai berikut: a) Biaya untuk pemanggilan penggugat akan dipanjar sebanyak 3x panggilan. b) Biaya untuk pemanggilan tergugat akan dipanjar sebanyak 4x panggilan. Adapun jumlah untuk setiap panggilan tersebut sama antara penggugat dan tergugat. Yang membedakan hanyalah radius jarak tempat tinggal penggugat/tergugat dengan Kantor Pengadilan Negeri Klas I.A Padang. Upaya-upaya yang Dapat Dilakukan Agar Putusan Hakim dalam 8

Pembayaran Biaya Perkara Perdata Tersebut Dapat Terlaksana. Di dalam hukum acara perdata memang dinyatakan bahwa biaya perkara perdata dapat dibebankan kepada pihak yang kalah, namun dibayar terlebih dahulu oleh pihak penggugat pada saat mendaftarkan gugatannya. Maka atas dasar itu pulalah, didalam putusan hakim perkara perdata selalu dibunyikan pada salah satu putusannya yaitu menghukum pihak yang kalah penggugat/tergugat untuk membayar segala biaya biaya yang timbul dalam perkara ini. Namun dalam praktiknya, khususnya di Pengadilan Negeri Klas I.A Padang tempat penulis melakukan penelitian pada bulan januari 2015 sampai November 2015 terdapat 174 sengketa yang di daftarkan di Pengadilan Negeri Padang hampir semuanya diminta untuk membayar biaya perkara bagi pihak yang kalah, namun pelaksanaan dari putusan ini sangat jarang bahkan hampir tidak pernah terjadi. Dari wawancara yang penulis lakukan pada tanggal 23 November 2015 dengan Humas Pengadilan Negeri Klas I.A Padang Bapak Siswatmono Radiantoro, S.H mengatakan bahwa pelaksanaan dari putusan hakim itu diserahkan kepada para pihak. Artinya apabila pihak yang menang meminta kepada pihak pengadilan, dalam hal ini Ketua Pengadilan untuk melaksanakan isi putusan tersebut maka pihak pengadilan akan melaksanakannya, namun apabila tidak diminta oleh pihak yang menang maka pengadilan juga tidak berhak untuk melaksanakan isi putusan itu. Simpulan Pelaksanaan Pembayaran Biaya Perkara Perdata dalam Prakteknya di Pengadilan Negeri klas I.A Padang adalah dibayar panjarnya oleh pihak penggugat pada saat mendaftarkan gugatannya ke pengadilan. Panjar biaya tersebut meliputi biaya kepaniteraan dan biaya proses dalam biaya proses. Besarnya biaya perpanggilan ini berbeda-beda tergantung jarak radius tempat tinggal 9

penggugat/tergugat dengan Kantor Pengadilan Negeri Klas I.A Padang. Upaya-upaya yang dapat dilakukan agar putusan hakim dalam pembayaran biaya perkara perdata tersebut dapat terlaksana adalah sebagai berikut: a. Meminta kepada pihak yang kalah unutuk melaksanakan putusan hakim yang menghukum dia untuk membayar biaya perkara secara sukarela, namun apabila dia tidak melaksanakannya secara sukarela, maka dapat dilakukan secara paksa oleh pihak pengadilan. b. Jika pihak yang kalah tersebut tidak mau juga membayar, maka pihak pengadilan yang melakukan eksekusi dapat menyita bendabenda berharga milik pihak yang kalah tersebut dan kemudian melelangnya. Uang hasil lelang itulah yang akan digunakan untuk membayar biaya perkara dan seandainya hasil lelang tersebut melebihi jumlah biaya yang harus dibayarnya, maka sisa uang itu akan dikembalikan kepada pihak yang kalah tersebut. DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku K. Wantjik Saleh, 1983, Hukum Acara Perdata RBg/HIR, Cetakan Ke Lima, Ghalia Indonesia, Jakarta. M. Nur Rasaid, 1996, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta. M. Yahya Harahap, 2005, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan Pengadilan, Sinar Grafika, Jakarta. Sudikno Mertokusumo, 2006, Hukum Acara Perdata Indonesia, Cetakan Pertama, Edisi ke-7, Liberty, Yogyakarta. Wirjono Prodjodikoro, 1984, Hukum Acara Perdata di Indonesia, Sumur Bandung, Bandung. B. Peraturan Perundang-Undangan Herziene Indonesische Reglement (HIR) / Rechtsreglement voor de Buitengewesten (RBg). Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2012. 10

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman. C. Sumber Lain Http;//www.hukumacaraperdata.com/2 012/04/10/prosedur-pengajuangugatan-pada-pengadilan-negeri/. Rini Sumi S.H, 2015. Kasir Pengadilan Negeri Klas I.A Padang. Siswatmono Radiantoro S.H, 2015, Humas Pengadian Negeri KLas I.A Padang. 11