18/04/2012. Program Studi Kehutanan, FP USU

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

BAB I PENDAHULUAN. Hutan memiliki banyak fungsi ditinjau dari aspek sosial, ekonomi, ekologi

PENDUGAAN SIMPANAN KARBON DI ATAS PERMUKAAN LAHAN PADA TEGAKAN EUKALIPTUS (Eucalyptus sp) DI SEKTOR HABINSARAN PT TOBA PULP LESTARI Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Hutan merupakan pusat keragaman berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang. jenis tumbuh-tumbuhan berkayu lainnya. Kawasan hutan berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih

ANALISIS POTENSI SERAPAN KARBON PADA AREA KONSERVASI MANGROVE PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA, Tbk KALIMANTAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

BAB III METODE PENELITIAN

Pengenalan perubahan penggunaan lahan oleh masyarakat pinggiran hutan. (Foto: Kurniatun Hairiah)

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Aceh

I. PENDAHULUAN. Hutan di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Biomassa dan Karbon Biomassa Atas Permukaan di Kebun Panai Jaya, PTPN IV Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

I. PENDAHULUAN. menyebabkan perubahan yang signifikan dalam iklim global. GRK adalah

Topik C4 Lahan gambut sebagai cadangan karbon

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari

III. METODE PENELITIAN

PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI

II. TINJAUAN PUSTAKA. iklim global ini telah menyebabkan terjadinya bencana alam di berbagai belahan

I. PENDAHULUAN. Biomassa berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Kalimantan Tengah

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA Biomassa

Pembangunan Kehutanan

PERAN BENIH UNGGUL DALAM MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Jawa Barat

I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Bali

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Maluku

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di DKI Jakarta

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Papua

Lembar Fakta Kurva Biaya Pengurangan Emisi GRK (Gas Rumah Kaca) Indonesia

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Gorontalo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Oktober November 2014 di Desa Buana Sakti, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur.

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Nusa Tenggara Timur

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Tenggara

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Perubahan iklim global (global climate

III. BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Rataan suhu di permukaan bumi adalah sekitar K (15 0 C ), suhu

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juni 2013.

I. PENDAHULUAN. Peningkatan aktivitas manusia di muka bumi telah mendorong terjadinya

Pengaruh Daya Dukung Hutan Terhadap Iklim & Kualitas Udara di Ekoregion Kalimantan

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

PENDAHULUAN. mengkonversi hutan alam menjadi penggunaan lainnya, seperti hutan tanaman

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tidak berkelanjutan. Pertanian dengan olah tanah intensif di lahan kering merusak

D4 Penggunaan 2013 Wetlands Supplement to the 2006 IPCC Guidelines untuk Inventarisasi Gas Rumah Kaca di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekitar 60 Pg karbon mengalir antara ekosistem daratan dan atmosfir setiap

Fahmuddin Agus dan Achmad Rachman Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 bertempat di kawasan sistem

Emisi bersih GRK. Total luasan tahunan hutan dan lahan gambut yang mengalami perubahan di Sulawesi Barat

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyerapan karbon oleh hutan dilakukan melalui proses fotosintesis. Pada proses

Kegiatan konversi hutan menjadi lahan pertambangan melepaskan cadangan

SAMBUTAN KETUA DPR-RI. Pada Jamuan Makan Siang dengan Peserta International Youth Forum on Climate Change (IYFCC) Jakarta, 28 Februari 2011

Unsur gas yang dominan di atmosfer: Nitrogen : 78,08% Oksigen : 20,95% Argon : 0,95% Karbon dioksida : 0,034%

L PEI\{DAITULUAIT. 1.1 Latar Belakang. di Sumatra Selatan 51,73 oh), di Kalimantan (di Kalimantan Selatan 9,99 %o;

PENDAHULUAN Latar Belakang

Dampak Perubahan Iklim

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (UU RI No. 41

PENCEGAHANKEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN. Deputi Bidang Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup Solo, 27 Maret 2013

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan 32% Papua 30% dan sebagian kecil ada di Sulawesi, Halmahera

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

POTENSI SIMPANAN KARBON PADA HUTAN TANAMAN MANGIUM (Acacia mangium WILLD.) DI KPH CIANJUR PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BERDAGANG KARBON DENGAN MENANAN POHON: APA DAN BAGAIMANA? 1

LESSON LEARNED DARI PEMBANGUNAN PSP UNTUK MONITORING KARBON HUTAN PADA KEGIATAN FCPF TAHUN 2012

Iklim Perubahan iklim

TINJAUAN PUSTAKA. dalam siklus karbon global, akan tetapi hutan juga dapat menghasilkan emisi

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

Pemanfaatan Hutan Mangrove Sebagai Penyimpan Karbon

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB III BAHAN DAN METODE

ESTIMASI STOK KARBON PADA TEGAKAN POHON Rhizophora stylosa DI PANTAI CAMPLONG, SAMPANG- MADURA

Hibah Kompetitif Penelitian Sesuai Prioritas Nasional BatchII

BAB I PENDAHULUAN. dan Salomon, dalam Rahayu et al. (2006), untuk mengurangi dampak perubahan

VALUASI EKONOMI RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI PENYERAP KARBON DAN PENGHASIL OKSIGEN

BAB I PENDAHULUAN. karena hutan memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, hewan dan

Tata ruang Indonesia

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di permukaan bumi ini, kurang lebih terdapat 90% biomasa yang terdapat

Sidang Pendadaran, 24 Desember 2016 Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ~VK

TINJAUAN PUSTAKA. membentuk bagian-bagian tubuhnya. Dengan demikian perubahan akumulasi biomassa

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Menyelaraskan hutan dan kehutanan untuk pembangunan berkelanjutan. Center for International Forestry Research

Transkripsi:

18/04/2012 Kandungan Karbon Kebun Kopi dan Peranannya dalam Mitigasi Perubahan Iklim Onrizal Program Studi Kehutanan, FP USU Alam diciptakan dalam keadaan seimbang Salah satu contoh: Udara bersih yang ideal untuk kehidupan di bumi terdiri dari: 78,09% gas nitrogen 20,94% gas oksigen (O2) 0,93% gas argon 0,0032% gas karbondioksida (CO2) serta sisanya unsur lainnya 2 1

Kini, iklim mengalami perubahan, dan suhu bumi makin panas! Sumber: Cole & McCarthy, 2012 3 Mengapa bumi makin panas? Ibarat selimut Konsentrasi gas CO2 di atmosfir terus meningkat: 285 ppm tahun 1880 315 ppm tahun 1960 390 ppm tahun 2011 (Cole & McCarthy, 2012) 4 2

Aktivitas manusia seperti apa yang meningkatkan karbon di udara? 5 Deforestasi dan degradasi hutan menyumbang 20% s.d. 25% dari emisi tahunan CO 2 dunia (Santili et al., 2005; Myers, 2007; World Bank, 2007) 2/3 emisi GRK Nasional Indonesia(SNC,2010) 6 3

600 >>> Karbon (Gt C) 500 400 300 200 Suhu global naik 1 4,5 O C (average 2,5 o C) Tinggimuka air lautnaik 60 cm 40% aktifitas manusia 60% proses alami 270 540 Upaya Mitigasi 100 (NAST, 2000) 0 1800 1850 1900 1950 2000 2050 2100 2150 Tahun 7 Apa solusi agar CO 2 tidak terus meningkat? Salah satunya Stern (2006): menghindari deforestasi akan memberikan biaya yang terendah diantara opsi-opsi mitigasi meningkatnya emisi CO 2 memungkinkan meningkatnya gudang karbon, pada saat yang sama, berbagai manfaat lainnya, seperti: pengurangan kemiskinan, konservasi keanekaragaman hayati (biodiversity), konservasi tanah dan air, dan adaptasi terhadap perubahan iklim dapat ditingkatkan 8 4

Dataran tinggi Gayo telah lama dikenal sebagai penghasil kopi Kopi Gayo Berada di daerah yang berdekatan dengan hutan yang memiliki kekayaan hayati sangat tinggi dan kandungan karbon tinggi pula: ekosistem hutan Leuser ekosistem hutan Ulu Masen 9 Tujuan Penelitian Dec 2, 2010 Menghitung karbon tersimpan di dalam kebun kopi di daratan tinggi Gayo berdasarkan budidaya kopinya Bagaimana peran kebun kopi dalam mitigasi perubahan iklim? 10 5

Bagaimana Penelitian Dilakukan? Lokasi penelitian: Dataran tinggi Gayo: Aceh Tengah & Bener Meriah Karakteristik kebun kopi: Kebun kopi (12 plot) dengan variasi: Umur kopi» 10 th : 5 plot» 10 < A 20 th : 4 plot» 20 < A 30 th : 2 plot» 30 < A 40 th : 1 plot Sistem pohon pelindung» monokultur(sejenis) : 5 plot» polikultur (banyak jenis) : 7 plot 11 Penelitian Lapangan 5 * 40 m contoh utama 20 * 100 m plot utama untuk pohon besar Pohon 10 cm diameter at 1,3 m, di dalam dan di luar plot Pohon5 <...<10 cm diameter at 1,3 m, di dalam dan di luar plot Plot contoh untuk tumbuhan bawah dan serasah (Dimodifikasi darihairiah et al., 2001) 12 6

Penelitian Lapangan 13 Analisis Data Biomassa pohon (W; kg) KopiW = 0,281 D 2,06 (Hairiahet al., 2001) PisangW = 0,030 D 2,13 (Hairiahet al., 2001) Jenis lainnyaw = 0,11 ρ D 2,62 (Katteringset al., 2001) Berapa kandungan karbon (C) pohon? C pohon = 0,5 x W (Brown, 1999, Delaney, 1999, Delaney & Roshetco, 1999) 14 7

Analisis Data Tumbuhan bawah dan serasah Dikeringkan dengan oven (Heriyanto et al., 2002) Biomassa tumbuhan bawah dan serasah (Dw): Dw = (Ds / Fs) x Fw Ds= berat kering contoh, Fs = berat basah contoh, dan Fw = berat basah seluruhnya Kandungan karbon (C) setiap bagian tumbuhan bawah dan serasah metode Wakleydan Black (Sulaeman et al., 2005) 15 Pohon Pelindung Kebun Kopi Jumlah jenis: 14 sp. 1 s.d. 9 sp./plot Leucaena leucocephala (pete/lamtoro) (F 100%) Citrussp.(jeruk) (F 83,3%) Perseaamericana (alpukad) (F 50,0%) Artocarpusheterophyllus (nangka) (F 50,0%) 16 8

Struktur kebun kopi Kerapatan tanaman sangat bervariasi: Tanaman kopi: 2,100 6,000 ind/ha (3,367 ind/ha) Pohon pelindung: 125-1,650 ind/ha, (580 ind/ha) Rasio kerapatan kopi : pelindung = 85 : 15 17 Contoh gambaran struktur kebun kopi Pohon pelindung nangka (kiri) dan alpukad (kanan) dengan diamater > 80 cm pada umur sekitar 60 tahun 18 9

Biomassa (kg/ind) 50 40 30 20 10 Biomassa tanaman pelindung (monokultur) y = 23.532ln(x) -45.574 R² = 0.6648 0 0 10 20 30 40 50 60 Umur (tahun) Biomassa (kg/ind) 250 200 150 100 50 Biomassa tanaman pelindung (polikultur) y = 119.17ln(x) -295.83 R² = 0.7269 0 0 10 20 30 40 50 60 Umur (tahun) Biomassa tanaman pelindung (gabungan) Biomassa (kg/ind) 250 200 150 100 50 y = 113.13ln(x) -291.32 R² = 0.6376 0 0 10 20 30 40 50 60 Umur (tahun) 19 Karbon di atas permukaan tanah Tiga besar 1. Kebun C01» 70,97 ton C/ha;atau 260,47 ton CO 2 e/ha» Rasio simpanan karbon tan. kopi : pelindung = 11 : 89 Spesies % kerapatan % karbon Persea americana dan Artocarpus heterophyllus 11,9 67,3 Leucaena leucocephala 54,9 9,6 Lainnya 33,2 23,1 *Simpanan karbon kebun kopi C01 > hutan pinus sekunder 52.76 t C/ha(Onrizal, 2011) 20 10

Karbon di atas permukaan tanah Tiga besar 2. Kebun C05» 65,80 ton C/ha; atau 241,50 ton CO 2 e/ha» Rasio simpanan karbon tan. kopi : pelindung = 36 : 64 Spesies % kerapatan % karbon Artocarpus heterophyllus 10,0 58,4 Citrus sp. 60,0 32,2 Leucaena leucocephala 30,0 9,1 *Simpanan karbon kebun kopi C05 > hutan pinus sekunder 52.76 t C/ha(Onrizal, 2011) 21 Karbon di atas permukaan tanah Tiga besar 3. Kebun C09» 64,14 ton C/ha; 235,40 ton CO 2 e/ha» Rasio simpanan karbon tan. kopi : pelindung = 16 : 84 *Simpanan karbon kebun kopi C09 > hutan pinus sekunder 52.76 t C/ha(Onrizal, 2011) 22 11

Laju simpanan karbon Rasio simpanan karbon tan. kopi: pelindung = 37 : 63 Rasio kerapatan tanaman kopi: pelindung = 85 : 15 Laju simpanan karbon Tanaman kopi : 0,87 ± 0,21 ton C/ha/th Pohon pelindung : 0,92 ± 0,48 ton C/ha/th Total kebun kopi : 1,72 ± 0,41 ton C/ha/th 23 Peran Kebun Kopi dalam Mitigasi Perubahan Iklim Laju penyerapan karbon oleh perkebunan kecil dan kebun agroforestry yang berkelanjutan berkisar 1,5-3,5 ton C/ha/tahun, atau ± 2,1 milyar ton C/tahun di seluruh dunia (Cacho et al., 2003) Kebun kopi di dataran tinggi Gayo: 1,72 ± 0,41 ton C/ha/th (penelitian ini) 24 12

Peran Kebun Kopi dalam Mitigasi Perubahan Iklim Simpanan karbon kebun kopi di dataran tinggi Gayo dapat ditingkatkan dengan meningkatkan jumlah tanaman pelindung, utamanya dari jenis alpukad, nangkaand jeruk. perlu pengaturan pola tanaman dengan jenis pohon pelindung utama (Leucaena leucocephala[pete/lamtoro]) 25 Peran Kebun Kopi dalam Mitigasi Perubahan Iklim Secara simultan, dampak penambahan kerapatan jenis pohon pelindung penghasil produk komersial tersebut a.l.: penambahan pendapatan bagi petani kopi, selain dari hasil utama berupa kopi mengurangi kemiskinan mengurangi konversi hutan meningkatkan karbon tersimpan konservasi keanekaragaman hayati (biodiversity), konservasi tanah dan air, dan adaptasi terhadap perubahan iklim dapat ditingkatkan 26 13

Terima Kasih Conservation International Indonesia Bpk Ir. Syahrial (Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Aceh Tengah) dan staf, khususnya Sdr. Inayat Syah Putra, S.Hut. dan Sdr. Apriansyah, S.Hut Masyarakat lokal onrizal@gmail.com; onrizal.wordpress.com 081314769742 27 Struktur kebun kopi Kode Plot Tanaman Kopi Pohon Pelindung Umur Kerapatan BA Umur Kerapatan BA (tahun) (ind/ha) (m 2 /ha) (tahun) (ind/ha) (m 2 /ha) Sistem C01 14 2100 3,76 s.d. 60 255 11,38 Polikultur C02 12 3550 5,11 Rerata 12 1200 7,12 Monokultur C03 10 2600 3,06 s.d. 25 550 11,04 Polikultur C04 25 4450 9,24 s.d. 20 125 2,29 Polikultur C05 28 3300 11,15 s.d. 30 500 11,12 Polikultur C06 15 2600 5,40 s.d. 35 265 6,22 Polikultur C07 18 3200 10,88 Rerata 25 350 4,72 Monokultur C08 1 6000 0,00* Rerata 30 1650 18,29 Monokultur C09 10 2800 4,93 s.d. 60 580 12,64 Polikultur C10 9 3200 4,18 Rerata 18 650 4,58 Monokultur C11 40 3200 13,35 s.d. 25 240 3,64 Polikultur C12 5 3400 6,20 Rerata 25 600 6,20 Monokultur Rata-rata 3367 6,44 580 8,27 28 14