IDENTIFIKASI MUTASI CODON K76T GEN PFCRT PADA PENDERITA MALARIA FALCIPARUM DI KABUPATEN LAHAT. Jhons Fatriyadi Suwandi 1)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENGANTAR. 1. Latar Belakang Permasalahan. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium sp.

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN SUKABUMI PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

Gambaran Infeksi Malaria di RSUD Tobelo Kabupaten Halmahera Utara Periode Januari Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Multidrug resistant tuberculosis (MDR-TB) merupakan salah satu fenomena

ANALISIS BIAYA DAN TATALAKSANA PENGOBATAN MALARIA PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD ULIN BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN PERIODE TAHUN

ABSTRAK. Pembimbing I : Susy Tjahjani, dr., M.Kes. Pembimbing II : Ronald Jonathan, dr., M.Sc., DTM&H

ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN FUNDAMENTAL. TAHUN ANGGARAN 2014 (Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun)

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN KEPUALAUAN MENTAWAI SELAMA JANUARI-DESEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria adalah suatu penyakit menular yang banyak diderita oleh penduduk di daerah tropis dan subtropis,

Gambaran Diagnosis Malaria pada Dua Laboratorium Swasta di Kota Padang Periode Desember 2013 Februari 2014

STATUS HEMATOLOGI PENDERITA MALARIA SEREBRAL

BIO306. Prinsip Bioteknologi

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI BAGIAN GEN parc DENGAN METODE PCR PADA ISOLAT Salmonella typhi DARI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 2006

Deteksi Resistensi Plasmodium falciparum Terhadap Klorokuin Dengan Marka Situs Polimorfik Lys76Tyr Gen Pfcrt Menggunakan PCR-RFLP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Daftar Pustaka. Arubusman M., Evaluasi Hasil Guna Kombinasi. Artesunate-Amodiakuin dan Primakuin pada Pengobatan

ANALISIS SIDIK DNA (DNA Fingerprinting) RFLP (Restriction Fragmen Length Polymorphism)

Analisis Mutasi Gen Pfmdr pada Penderita Malaria di Mamuju Sulawesi Barat

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI GEN flic DENGAN METODE PCR UNTUK DETEKSI Salmonella typhi GALUR INDONESIA

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Malaria merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan. Malaria adalah penyakit yang disebabkan infeksi

ABSTRAK PREVALENSI INFEKSI MALARIA DI LABORATORIUM RUMAH SAKIT UMUM PANGLIMA SEBAYA TANAH GROGOT KALIMANTAN TIMUR PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Malaria ditemukan hampir di seluruh bagian dunia, terutama di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI DNA BAKTERI MULTIRESISTEN GENUS STREPTOCOCCUS ( ISOLAT WK 45 ) DENGAN METODE PCR MENGGUNAKAN PRIMER UNIVERSAL 16S rrna

BAB I PENDAHULUAN. Hemoglobinopati adalah kelainan pada sintesis hemoglobin atau variasi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 mencapai 1,85% per 1000 penduduk. Penyebab malaria yang tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. orang yang sudah meninggal, kegunaan golongan darah lebih tertuju pada

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MALARIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIAK KOTA PAPUA PERIODE JANUARI- DESEMBER 2011

POLIMORFISME GEN GROWTH HORMONE SAPI BALI DI DATARAN TINGGI DAN DATARAN RENDAH NUSA PENIDA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan masih ada sekitar 99%. Metagenomik muncul sebagai metode baru

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis

AMPLIFIKASI GEN CYTOCHROME OXIDASE SUBUNIT I (COI) DARI SAMPEL SIRIP IKAN HIU DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA PASANGAN PRIMER

ABSTRAK. Deteksi Mutasi pada Quinolone Resistant Determining Regions (QRDRs ) gen gyra pada Salmonella typhi Isolat Klinik dan Galur Khas Indonesia

ABSTRAK. Helendra Taribuka, Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan tubuh nyamuk.

BAB I PENDAHULUAN. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang

Relationship Between Pfmdr1

ABSTRAK. Analisis Mutasi Gen Pengekspresi Domain B dan C DNA Polimerase HBV Dari Pasien Yang Terinfeksi Dengan Titer Rendah.

ABSTRAK. Pembimbing I : Caroline Tan Sardjono, dr., Ph.D. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

ANALISIS MUTASI GEN PENGEKSPRESI DOMAIN B DAN C DNA POLIMERASE HBV DARI PASIEN YANG TERINFEKSI DENGAN TITER TINGGI

Tingkat Kepatuhan Penderita Malaria Vivax... (M. Arie Wuryanto) M. Arie Wuryanto *) *) Bagian Epidemiologi dan Penyakit Tropik FKM UNDIP ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POPPY SISKA ISABELLA

GAMBARAN RESTRICTION FRAGMENT LENGTH POLYMORPHISM (RFLP) GEN SITOKROM b DNA MITOKONDRIA DARI SEMBILAN SPESIES IKAN AIR TAWAR KONSUMSI DENNY SAPUTRA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa penelitian menyatakan bahwa malaria merupakan salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. KESIMPULAN, SARAN, DAN RINGKASAN. V. I. Kesimpulan. 1. Frekuensi genotip AC dan CC lebih tinggi pada kelompok obesitas

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN... PRAKATA... INTISARI... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

STUDI HOMOLOGI DAERAH TERMINAL-C HASIL TRANSLASI INSCRIPTO BEBERAPA GEN DNA POLIMERASE I

BAB I PENDAHULUAN. penularan malaria masih ditemukan di 97 negara dan wilayah. Saat ini sekitar 3,3

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

IDENTIFIKASI DNA BAKTERI MULTIRESISTEN GENUS Bacillus (ISOLAT MG 46) DENGAN PCR MENGGUNAKAN PRIMER UNIVERSAL 16S rrna

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh ENDAH FITRI NOVITASARI PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Lambok Siahaan* Titik Yuniarti**

BAB I PENDAHULUAN. kuku yang menyebabkan dermatofitosis.penyebab dermatofitosis terdiri dari 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

DAFTAR ISI. BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Penelitian...26

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium. Vivax. Di Indonesia Timur yang terbanyak adalah Plasmodium

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

VARIASI DNA KLOROPLAS Shorea leprosula Miq. DI INDONESIA MENGGUNAKAN PENANDA PCR-RFLP RURI SITI RESMISARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang tersebar hampir di beberapa Negara tropis dan subtropis saat

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

KARYA TULIS ILMIAH PROFIL PASIEN HIV DENGAN TUBERKULOSIS YANG BEROBAT KE BALAI PENGOBATAN PARU PROVINSI (BP4), MEDAN DARI JULI 2011 HINGGA JUNI 2013

ABSTRAK. Samuel Widodo, Pembimbing 1 : Khie Khiong, dr., S.Si., M.Si., M.Pharm.Sc., PhD., PA(K). Pembimbing 2 : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes.

Soil Bacterial Genetic Diversity from Rhizosfev of Transgenic and Non transgenic Cotton Plantation in Soppeng, South Sula wesi

DESAIN PRIMER SECARA IN SILICO UNTUK AMPLIFIKASI FRAGMEN GEN rpob Mycobacterium tuberculosis DENGAN POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan merupakan indikator terpenting dalam meningkatkan nilai

HASIL DAN PEMBAHASAN

Korelasi Mutasi JAK2 V617F dengan Keparahan Klinis pada Pasien Neoplasma Myeloproliferatif yang Memiliki Kromosom Philadelphia Negatif

Skripsi MADE RAI DWITYA WIRADIPUTRA

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Separuh penduduk dunia berisiko tertular malaria karena hidup lebih dari 100

Received date: 23/1/2014, Revised date: 25/3/2014, Accepted date: 1/4/2014

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012

I. PENGANTAR. Separuh dari keseluruhan penduduk dunia, diperkirakan 3,3 miliar orang,

Kata Kunci : Malaria Falsiparum, Pengobatan Malaria

J. Teguh Widjaja 1, Hartini Tiono 2, Nadia Dara Ayundha 3 1 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Uji sensitivitas in vivo Plasmodium falciparum terhadap klorokuin: Studi di Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo

ABSTRAK. EFEKTIVITAS FRAKSI ETIL ASETAT KULIT MANGGIS TERHADAP PARASITEMIA PADA MENCIT YANG DINOKULASI Plasmodium berghei

ANALISIS MOLEKULER SEBAGIAN GEN HBsAg VIRUS HEPATITIS B YANG MENGINFEKSI PASIEN HIV DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI DI SURAKARTA TESIS

ABSTRACT. Keywords : Mycobacterium tuberculosis, Resistance, Isoniazid, Rifampin, Streptomycin, Ethambutol. xviii

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

Epidemiologi dan aspek parasitologis malaria. Ingrid A. Tirtadjaja Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri patogen penyebab tuberkulosis.

BAB I PENDAHULUAN. kronik dan termasuk penyakit hati yang paling berbahaya dibandingkan dengan. menularkan kepada orang lain (Misnadiarly, 2007).

Transkripsi:

IDENTIFIKASI MUTASI CODON K76T GEN PFCRT PADA PENDERITA MALARIA FALCIPARUM DI KABUPATEN LAHAT Jhons Fatriyadi Suwandi 1) 1) Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brodjonegoro No. 1 Bandar Lampung 35145 Surel: yadisuwandi04@gmail.com ABSTRACT Most malaria disease cases in Lahat, South Sumatera are caused by Plasmodium falciparum. This study was conducted to evaluate polymorphism of PfCRT gene at malaria patient in Lahat General Hospital. PfCRT gene that play a role in the emergence of P. Falciparum resistance to chloroquine in Lahat. This study was done in Lahat General Hospital South Sumatera, Indonesia at 2011. The DNA extraction on thirty malarial blood samples which have been microscopically tested was done by chelex methode. Results of DNA ectractions was amplificated with nested PCR methode by two pairs of TCRP and TCRD primer. The amplificated results was detected by electrophoresis. Then, the amplificated result was cut by Apo I restriction enzyme. This enzyme cut DNA fragments at 134bpsin K76T codon. Over 30 samples, only 7 samples can be detected by electrophoresis. TheseDNA samples was cut by Apo I restriction enzyme. In the wild type, there was one band of DNA at 134bps, while in themutant type, there was two bands of DNA at 34bpsand 100bps. All of the 7 samples (100%) that had been cut at 34bpsand 100bps indicated that they were themutant types. Keywords : Codon K76T, Lahat, PfCRT, Plasmodium falciparum. ABSTRAK Kasus malaria di Kabupaten Lahat, Propinsi Sumatera Selatan sebagian besar disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis mutasi pada codon K76T gen PfCRT. Gen ini berhubungan dengan resistensi P.falciparum terhadap klorokuin. Pengambilan sampel darah dilakukan pada tahun 2011 di RSUD Kabupaten Lahat dan amplifikasi serta analisis dilakukan di Laboratorium Parasitologi FK UGM. Sebanyak 30 sampel darah penderita malaria dilakukan isolasi DNA dengan metode chelex. DNA hasil ekstraksi diamplifikasi dengan metode nested PCR menggunakan dua pasang primer. Hasil amplifikasi dideteksi dengan elektroforesis. Setelah itu dilakukan analisis dengan metode RFLP menggunakan enzim Apo I sebagai enzim restriksi. Dari 30 sampel darah hanya 7 sampel darah yang dapat diamplifikasi dan kemudian dianalisis dengan metode RFLP. Ketujuh sampel tersebut terpotong menjadi dua fragmen sepanjang 100 bp dan 34 bp. Hasil ini menunjukkan bahwa ketujuh sampel tersebut tergolong mutan type. Kata kunci : Codon K76T, Lahat, PfCRT, Plasmodium falciparum. 557

PENDAHULUAN Infeksi malaria di Kabupaten Lahat telah lama menjadi masalah dibidang kesehatan. Infeksi malaria terus menerus ditemukan sepanjang tahun. Spesies Plasmodium yang paling sering detemukan pada penderima malaria di Kabupaten Lahat adalah Plasmoidum falciparumdan P vivax. Spesies lain yang dapat menginfeksi manusia, yaitu P. malariae, P ovale dan P.knowlesisampai saat ini belum dilaporkan ditemukan di Kabupaten Lahat (Markell et al., 1986; Garcia & Bruckner, 1997; Biggs & Brown 2001; Heelan & Ingersoll 2002; Kemenkes RI, 2011a; Centers for Disease Control and Prevention 2012). Berdasarkan profil kesehatan Kabupaten Lahat tahun 2007, telah dilaporkan angka AMI (Annual malaria incidence) di Lahat sebesar 14,34/1000 populasi (Dinkes Kabupaten Lahat, 2007). Survei pendahuluan pada penderita malaria klinis yang berobat di RSUD Lahat menunjukkan 49% dari 77 sampel darah yang diperiksa pada bulan November 2010 positif malaria (Suwandi, 2011). Klorokuin merupakan salah satu antimalaria yang masih digunakan di Kabupaten Lahat untuk mengendalikan malaria, walaupun saat ini Kementerian Kesehatan RI sudah tidak merekomendasikan klorokuin sebagai obat standar malaria. Adanya penurunan efektifitas klorokuin menjadi penyebab beralihnya standar pengobatan ke kombinassi berbasis artemisinin. Pada tahun 2000 telah dilaporkan resistensi P.falciparum terhadap klorokuin telah ditemukan diseluruh wilayah Indonesia (Zit & Ramdja 2000; Depkes RI 2008; Kemenkes RI 2011; Kemenkes RI 2012). Ditemukannya penderita malaria yang tidak menunjukkan perbaikan klinis atau timbulnya kekambuhan setelah pengobatan dengan klorokuin menunjukkan kemungkinan adanya resistensi terhadap klorokuin. 558

Penyebab timbulnya resistensi P. falciparum terhadap klorokuin adalah salah satunya adanya mutasi gen PfCRT pada kodon posisi 76. Gen ini berperan pada transportasi kation-anion yang pada kondisi normal mengalirkan asam amino masuk ke dalam vakuola makanan parasit melalui membrannya. Adanya mutassi subtitusi pada kodon 76 dari threonine (T) menjadi lysine (K) pada gen ini telah banyak dilaporkan menjadi penyebab resistensi terhadap klorokuin dan amodiakuin. Mutasi pada gen ini akan menyebabkan penurunan pengeluaran asam amino sehingga menyebabkan penurunan ph lisosom. Kondisi ini ditemukan pada parasit yang resisten terhadap klorokuin (Djimdé et al., 2001; Warhurst, 2001; Lopes et al., 2002; Kamelia, 2010). Penurunan ph dalam vakuola makanan akan menyebabkan gangguan pada mekanisme kerja klorokuin. Penelitian ini akan mengkaji mutasi pada codon 76 gen PfCRT pada penderita malaria di Kabupaten Lahat. METODE Sampel penelitian ini di ambil selama bulan Oktober dan November tahun 2011 di RSUD Kabupaten Lahat Propinsi Sumatera Selatan. Sampel penelitian adalah sebagian pasien malaria yang berobat di RSUD Lahat dengan merujuk pada kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel darah yang diperoleh kemudian dilakukan isolasi DNA dengan menggunakan metode chelex (Wooden et al. 1992; Moll et al. 2008). Amplifikasi DNA dilakukan dengan pendekatan nested PCR. Pada tahap pertama dilakukan amplifikasi sepanjang 537 bp yang mengandung codon 76 dengan menggunakan primer forward CCGTTAATAATAAATACACGCAG dan primer reverse CGGATGTTACAAAACTATAGTTAC. Amplifikasi kedua dilakukan sepanjang 134 bp dengan primer forward TGTGCTCATGTGTTTAAACTT, dan 559

primer reverse CAAAACTATAGTTACCAAT TTTG. Hasil amplifikasi dideteksi dengan elektroforesis. Analisis mutasi pada codon 76 dengan menggunakan metode Restriction fragment length polymorphism (RFLP). Hasil PCR pada nested kedua dipotong dengan menggunakan enzim restriksi Apo I. Pada kondisi tidak ada mutasi maka enzim tidak dapat memotong fragmen DNA pada codon 76. Pada kondisi mutasi maka enzim akan memotong fragmen DNA pada codon 76 menjadi dua potong fragmen masing masing sepanjang 34 bp dan 100 bp (Kamelia, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Dari 30 sampel darah yang diamplifikasi, hanya tujuh sampel darah yang berhasil didapatkan pitanya pada elektroforesis. Ketujuh sampel ini kemudian di lakukan RFLP dengan menggunakan enzim restriksi Apo I. Ketujuh sampel yang dilakukan RFLP menunjukkan semua sampel terpotong menjadi dua fragmen sepanjang 34 bp dan 100 bp. Hal ini menunjukkan bahwa ketujuh sampel ini telah menunjukkan addanya mutasi pada codon 76 gen PfCRT. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kamelia (2010) di Lampung yang menjunjukkan adaanya mutasi pada posisi K76T gen PfCRT pada sampel penelitian di Lampung (Kamelia, 2010).Mutasi yang ditemukan pada codon K76T gen PfCRT menyebabkan timbulnya resistensi P. falciparum terhadap klorokuin. Penelitian yang dilakukan oleh Djimdé et al. (2001) gen PfCRT merupakan salah satu marker molekuler untuk mendeteksi ressitensi P. falciparum terhadap klorokuin. Gen PfCRT adalah gen tansporter yang mengatur ph, cairan fan elektrolit pada vakuola makanan Plasmodium. Pada kondisi normal (wild-type), klorokuin akan terakumulasi pada vakuola makanan Plasmodium dan akan berikatan dengan 560

feriprotophorphyrine IX membentuk molekul kompleks. Kompleks molekul ini sangat toksik bagi Plasmodium. Klorokuin juga dapat meningkatkan ph vakuola makanan sehingga polimerisasi heme tidak terjadi. Pada kondisi tanpa klorokuin maka ph di dalam vakuola makanan rendah. Rendahnya ph ini merupakan kondisi yang optimal bagi parasit untuk memecah heme menjadi pigmen yang tidak toksik bagi parasit. Bila penderita mendapat pengobatan dengan klorokuin maka akan menyebabkan perubahan ph pada vakuola makanan. Konsenstrasi klorokuin yang optimal akan menyebabkan ph vakuola makanan meningkat sehingga proses polimerisasi hem terhambat. Terhambatnya proses ini akan menyebabkan menumpuknya hem pada vakuola makanan, yang merupakan bahan toksik sehingga dapat menyebabkan kematian Plasmodium (Djimdé et al. 2001; Warhurst 2001; Suwandi 2007; Kamelia 2010). Bila terjadi mutasi pada codon K76T gen PfCRT maka klorokuin tidak dapat terakumulasi dalam vakuola makanan. Hal ini disebabkan adanya aliran (efflux) cairan termasuk klorokuin dari vakuola makanan ke sitoplasma. Kondisi ini menyebabkan konsentrasi klorokuin dalam vakuola makanan menurun sehingga molekul kompleks yang seharusnya terbentuk menjadi tidak terbentuk. Konsentrasi klorokuin yang rendah juga berakibat peningkatan ph vakuola makanan tidak terjadi. Tetap rendahnya ph vakuola makanan menyebabkan polimerisasi hem menjadi pigmen yang tidak toksik bagi parasit tetap berlangsung. Keseluruhan kondisi ini menyebakan Plasmodium dapat bertahan dan tidak mati, walaupun dosis klorokuin yang diberikan sudah pada dosis terapi maksimal (Djimdé et al. 2001; Warhurst, 2001; Suwandi, 2007; Kamelia, 2010). Kondisi ini yang kemungkinan terjadi pada penderita yang menjadi subjek penelitian ini. Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak mengevaluasi hasil pengobatan dengan mengikuti protokol yang ditetapkan oleh WHO (WHO, 2009). 561

Asumsi adanya kegagalan terapi hanya dengan melihat adanya beberapa penderita yang berulang berobat dengan diagnosis yang sama yaitu malaria. KESIMPULAN Analisis RFLP pada gen PfCRT dari penderita malaria di RSUD Lahat telah ditemukan adanya mutasi pada codon 76 dengan perubahan asam amino threonine (T) menjadi lysine (K) yang menyebabkan timbulnnya resistensi P. falciparum terhadap klorokuin. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih ditujukan pada pimpinan Fakultas Kedokteran Unila yang telah memberikan dana penelitian melalui hibah penelitian FK Unila tahun 2011; Pimpinan dan staf medis dan paramedis karyawan RSUD Kabupaten Lahat atas bantuannya saat pengambilan data dan sampel darah penderita malaria. DAFTAR PUSTAKA Biggs BA & Brown GV. 2001. Malaria dalam Principles and Practice of Clinical Parasitology, Chichester, England: John Wiley & Sons, LTD. Centers for Disease Control and Prevention. 2012. Malaria. Available at: http://www.dpd.cdc.gov/dpdx. Depkes RI. 2008. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Dinkes Kabupaten Lahat. 2007. Profil Kesehatan Kabupaten Lahat Tahun 2007, Lahat: Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat. Djimdé A et al., 2001. A molecular marker for chloroquine resistant Falciparum malaria. The New England Journal of Medicine 344(4): 257 263. Garcia LS & Bruckner DA. 1997. Diagnostic Medical Parasitology 3rd ed., Washington DC: ASM Press. 562

Heelan JS & Ingersoll FW. 2002. Essentials of Human Parasitology, Albany (NY): Delmar Thomson Learning, Inc. Kamelia M. 2010. Studi Polimorfisme Gen Plasmodium falciparum chloroquine resistance transporter (pfcrt) dari Penderita Malaria di Kotamadya Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Kemenkes RI. 2012. Buku Saku Penatalaksana Kasus Malaria, Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Kemenkes RI. 2011. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia, Jakarta: Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan lingkungan. Lopes D. et al. 2002. Molecular characterisation of drug resistant Plasmodium falciparum from Thailand. Malaria journal 1(12): 1 11. Markell EK, Voge M & John DT. 1986. Medical Parasitology 6th ed., Philadelphia: WB Saunders Company. Moll K. et al.. 2008. Methods in Malaria Research 2008th ed., Manassas: Malaria Research and Reference Reagent Resource Center, University Boulervard, Manassas. Suwandi JF. 2007. AKTIVITAS ANTIPLASMODIUM EKSTRAK DAUN SUNGKAI (Peronema canescens) : Kajian aktivitas antiplasmodium in vitro dan in vivo, aktivitas penghambatan polimerisasi hem dan aktivitas sitotoksik terhadap sel vero. Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis Fakultas Kedokteran UGM. Suwandi JF. 2011. Survey Plasmodium falciparum sebagai penyebab malaria di RSUD Kabupaten Lahat Propinsi Sumatera Selatan. Jurnal Kedokteran Universitas Lampung 1(1): 22 29. Warhurst DC. 2001. A molecular marker for chloquinine resistant Falciparum malaria. The New England Journal of Medicine 344(4): 299 302. WHO. 2009. Methods For Surveillance of Antimalarial Drug Efficacy. WHO. The Institute. Wooden J. et al. 1992. Plasmodium falciparum: a simple polymerase chain reaction method for differentiating strains. Experimental parasitology 75(2): 207 12. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1516668. Zit Z & Ramdja M. 2000. The path of chloroquine resistance. ZiMajalah Kedokteran Sriwijaya, 32(3): 21 24. 563