Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

dokumen-dokumen yang mirip
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

BAB III METODE PENELITIAN

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

ANALISIS PENETAPAN KAWASAN ANDALAN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN PADA TINGKAT KABUPATEN DI PROPINSI MALUKU SKRIPSI. Oleh: Muhammad A. A.

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA

II PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. regional merupakan pelaksanaan dari pembangunan nasional pada wilayah

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan institusi-institusi baru, pembangunan industri-industri alternatif,

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

DAMPAK BELANJA DAERAH TERHADAP KETIMPANGAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan rangkuman dari Indeks Perkembangan dari berbagai sektor ekonomi

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA. Aurelianus Jehanu 1 Ida Ayu Purba Riani 2

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN TIMUR TENGAH SELATAN PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

Keywords : GDRP, learning distribution, work opportunity

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan atas sumber daya

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

Volume 1 No.1 Januari - Juni 2013

III. METODE PENELITIAN. 2010, serta data-data lain yang mendukung. Data ini diperoleh dari BPS Pusat,

DAMPAK PENINGKATAN PENGELUARAN KONSUMSI SEKTOR RUMAH TANGGA DAN PENGELUARAN SEKTOR PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROPINSI JAMBI ABSTRAK

KAJIAN KESENJANGAN PENDAPATAN PROVINSI JAMBI. Oleh : PRIMA AUDIA DANIEL Dosen STIE Muhammadiyah Jambi ABSTRAK

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

Analisis Tipologi Pertumbuhan Ekonomi Dan Disparitas Pendapatan Dalam Implementasi Otonomi Derah di Propinsi Jambi. Oleh : Etik Umiyati.SE.

KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTARA KABUPATEN ACEH TENGAH DAN KABUPATEN BENER MERIAH

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

ANALISIS EFEK PERTUMBUHAN EKONOMI PADA DISTRIBUSI PENDAPATAN DI KABUPATEN JOMBANG

TEKNIK PROYEKSI PDRB KOTA MEDAN DENGAN RUMUS

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

ANALISIS PERUBAHAN STRUKTURAL DILIHAT DARI PENURUNAN KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN PENDEKATAN PERTUMBUHAN SEKTOR BASIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan suatu daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

KAJIAN PENGARUH BELANJA DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI. Oleh: N U R D I N Dosen STIE Muhammadiyah Jambi ABSTRAK

Produk Domestik Regional Bruto

ANALISIS PERBANDINGAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI LAMPUNG SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

DINAMIKA PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK

Listrik, Gas & Air Bersih. Dengan demikiansektor tersebut perlu mendapat perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

KETERKAITAN PENERIMAAN DAERAH DAN PDRB PROPINSI JAMBI (PENDEKATAN SIMULTAN)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah

JEFRI TIPKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Maluku Tengah Jl. R. A. Kartini No. 15 Kelurahan Namaelo, Masohi

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN LOCATION QUATION KABUPATEN PELALAWAN. Anthoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti Indrawati

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkannya diperlukan syarat-syarat yang harus terpenuhi, laju pertumbuhan penduduknya. (Todaro, 2011)

Perkembangan Ekonomi Propinsi Nusa Tenggara Barat...Ida Bgs, Eka Artika 101

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

ANALISIS POTENSI SEKTOR BASIS DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

Economics Development Analysis Journal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

III. METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah wilayah penelitian Kota Bandar Lampung dengan wilayah. arah tersedianya pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. pembagian pendapatan yang merata bagi seluruh rakyat sesuai dengan sila Pancasila

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI PROVINSI ACEH PERIODE

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN

IDENTIFIKASI SEKTOR SEKTOR POTENSIAL DI KABUPATEN BATANGHARI

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

Transkripsi:

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) DAMPAK PERTUMBUHAN SEKTOR EKONOMI BASIS TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI Imelia, Hardiani ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor ekonomi basis dan menganalisis dampak pertumbuhan sektor ekonomi basis terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi. Data yang digunakan adalah data periode waktu 2000-2010 yang mencakup data PDRB Provinsi Jambi, PDB Indonesia dan jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi. Untuk mengidentifikasi sektor ekonomi basis dengan menggunakan koefisien Location Quotient (LQ). Untuk mengetahui dampak pertumbuhan sektor ekonomi basis terhadap kemiskinan menggunakan model analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode waktu 2000-2010 dalam perekonomian Provinsi Jambi terdapat 5 (lima) sektor ekonomi basis, yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Selanjutnya berdasarkan pengujian hipotesis terhadap model regresi yang dibangun menunjukkan bahwa baik secara bersama-sama maupun secara parsial, pertumbuhan sektor ekonomi basis tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kemiskinan di Provinsi Jambi. Kata Kunci: Kemiskinan; Location Quotient; Pertumbuhan Ekonomi; Sektor Basis Halaman 51

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah daerah Provinsi Jambi dalam mendorong proses pertumbuhan ekonomi daerahnya, secara umum telah menunjukkan keberhasilan. Hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi. Pada tahun 2005 laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tercatat sebesar 5,57 persen. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi ini terus mengalami peningkatan hingga mencapai 7,16 persen pada tahun 2008. Pada tahun 2009 walaupun terjadi penurunan laju pertumbuhan ekonomi dari tahun sebelumnya, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi masih cukup tinggi yaitu sebesar 6,37 persen. Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi ditentukan oleh pertumbuhan yang terjadi pada berbagai sektor ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa bagi perekonomian daerah. Laju pertumbuhan dari masing-masing sektor ekonomi dalam perekonomian Provinsi Jambi cukup beragam. Pada tahun 2005 laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor bangunan yaitu sebesar 20,49 persen dan sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 9,04 persen. Sementara itu pada tahun 2009 sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami laju pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 17,85 persen diikuti oleh laju pertumbuhan pada sektor bangunan dan sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu masing-masing sebesar 8,45 persen dan 7,56 persen, sedangkan sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor dengan laju pertumbuhan yang terendah yaitu sebesar 0,71 persen. Laju pertumbuhan ekonomi akan sangat bermakna bila pertumbuhan tersebut terjadi pada sektor yang memiliki potensi atau kemampuan dalam mendorong proses peningkatan dan percepatan pembangunan ekonomi yang dikenal sebagai sektor basis. Model ekonomi basis (economic base model) pertama kali dikemukakan oleh DC.North tahun 1995. Ide pokok model ini adalah karena adanya perbedaan sumber daya dan keadaan geografis dalam satu negara yang menyebabkan masing-masing nregion (wilayah) mempunyai keuntungan lokasi (keuntungan komparatif) terhadap beberapa sektor atau jenis kegiatan produksi. Selanjutnya keuntungan tersebut dapat dimanfaatkan dalam memacu pertumbuhan daerah melalui spesialisasi kegiatan-kegiatan ekonomi yang dapat dijadikan sebagai kegiatan basias ekonomi daerah tersebut, (Sidki, 2004). Halaman 52

Berdasarkan hal tersebut, secara khusus penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengidentifikasi sektor basis dalam perekonomian Provinsi Jambi; (2) menganalisis pengaruh pertumbuhan sektor ekonomi basis terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi: (1) masukan bagi pemerintah Provinsi Jambi dalam merumuskan kebijakan pembangunan ekonomi daerah, khususnya dalam upaya pengentasan kemiskinan; (2) sumber acuan bagi penelitian sejenis, baik dalam aspek ruang maupun waktu pada masa yang akan datang. II.METODE PENELITIAN 2.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data sekunder periode waktu 2000-2010 yang mencakup data PDRB Propvnsi Jambi, PDB Indonesia, Gini Ratio Provinsi Jambi dan jumlah dan persentase penduduk miskin di Provinsi Jambi. Data bersumber dari berbagai publikasi BPS Provinsi Jambi dan BPS RI. 2.2. Alat Analisis Untuk mengidentifikasi sektor basis di Provinsi Jambi digunakan alat analisis Location Quotient (LQ), dengan formulasi sebagai berikut R R Ei / E LQ N N E / E i Dimana : LQ = Location Quotient R E I = PDRB sektor i Provinsi Jambi E = PDRB total N i Provinsi Jambi R E Indonesia = PDB sektor i di N E = PDB total Indonesia Koefisien LQ yang dihasilkan memberikan indikasi bila LQ > 1, sektor i merupakan sektor basis, sedangkan bila LQ < 1, sektor i merupakan sektor non-basis. Selanjutnya, untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan sektor ekonomi basis terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi digunakan model analisis regresi linier berganda dalam bentuk persamaan sebagai berikut: KM b b SB b SB b S 0 1 1 2 2 keterangan: GR = variabel gini rasio sebagai variabel dependen (ketimpangan distribusi pendapatan). KM = variabel kemiskinan b 0 = intercept (konstanta) b 1 b n = koefisien regresi sektor ekonomi basis SB 1...SB n = variabel sektor ekonomi basis. n Halaman 53

Pengujian hipotesis model dilakukan dengan uji simultan dan uji parsial. Uji simultan menggunakan uji F dan uji parsial menggunakan uji t III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Sektor Ekonomi Basis dalam Perekonomian Provinsi Jambi Berdasarkan analisis LQ menggunakan data periode tahun 2000 2010 dapat diketahui terdapat lima sektor basis di Provinsi Jambi dari sembilan sektor tersebut. Nilai LQ masing-masing sektor basis tersebut diberikan pada tabel berikut: Tabel 1. Rata-rata Koefisien Location Quotient (LQ) menurut Sektor dalam Perekonomian Provinsi Jambi Periode 2000-2010 Sektor 1. Pertanian 2. Pertambangan dan penggalian 3. Listrik, gas dan air bersih 4. Perdagangan, hotel dan restoran 5. Pengangkutan dan komunikasi Sumber: Hasil perhitungan Rata-Rata Koefisien LQ 2,12 1,31 1,07 1,01 1,13 Halaman 54

Dari Tabel 1 terlihat bahwa diantara kelima sektor basis tersebut, sektor pertanian memiliki koefisien LQ tertinggi, diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor listrik, gas dan air bersih serta yang paling rendah adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Kelima sektor ekonomi basis tersebut merupakan sektor yang memiliki potensi dan kemampuan yang lebih besar untuk mendorong peningkatan dan percepatan proses pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi. Dengan kata lain kelima sektor basis tersebut perlu mendapat prioritas utama bagi pemerintah Provinsi Jambi dalam proses pembangunan ekonomi pada masa yang akan datang, terutama pada sektor pertanian dengan berbagai sub sektornya. 3.2. Laju Pertumbuhan Sektor Ekonomi Basis Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya, Laju pertumbuhan sektor ekonomi basis dalam perekonomian Provinsi Jambi tercermin dari laju peningkatan PDRB dari setiap sektor ekonomi basis tersebut atas dasar harga konstan 2000. Laju pertumbuhan dari setiap sektor ekonomi basis tersebut mencerminkan aktifitas kinerja masing-masing sektor dalam proses produksi dalam menghasilkan output berupa barang dan jasa. Semakin tinggi laju pertumbuhan suatu sektor berarti semakin besar peningkatan sektor tersebut dalam menghasilkan output, begitu pula sebaliknya Halaman 55

Tabel 2. Laju Pertumbuhan PDRB Sektor Ekonomi Basis dalam Perekonomian Provinsi Jambi Periode 2000-2010 Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Sektor Basis 1 2 3 4 5 7,14 23,20 5,12 2,86 3,78 3,71 29,59 6,01 2,54 8,10 4,85-1,52 16,05 5,67 5,36 3,56 2,82 22,10 6,32 4,94 5,08 0,65 13,03 6,03 6,47 4,61 1,04 5,10 9,74 7,10 11,34-7,29 7,38 7,90 5,94 4,57 9,60 4,47 6,25 7,14 5,72 14,70 7,28 3,99 3,37 6,56 0,71 9,27 7,56 5,81 5,13 14,46 13,12 10,23 3,99 Rata-rata 5,51 6,48 10,39 6,62 5,82 Sumber: BPS Provinsi Jambi Keterangan: 1. Sektor pertanian; 2. Sektor pertambangan dan penggalian; 3. Sektor listrik, gas dan air bersih; 4. Sektor perdagangan, hotel dan restoran; 5. Sektor pengangkutan dan komunikasi Sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor ekonomi basis dalam perekonomian Provinsi Jambi dengan laju pertumbuhan tertinggi. Selama kurun waktu 2002-2010 sektor ini tumbuh rata-rata sebesar 10,39 persen pertahun, jauh lebih tinggi dari rata-rata laju pertumbuhan sektor ekonomi basis lainnya. Halaman 56

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7, April,2013 Tingginya laju pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih dalam perekonomian Provinsi Jambi ini. Terutama terjadi pada tahun 2003 dengan laju pertumbuhan sebesar 22,10 persen serta tahun 2002 dan 2010 yaitu masing masing sebesar 16,05 persen dan 13,12 persen. Hal ini bersumber pada peningkatan laju pertumbuhan yang terjadi pada sub sektor listrik dan sub sektor air bersih. Pada tahun 2003 sub sektor listrik tumbuh sebesar 22,62 persen dan pada tahun 2002 serta 2010 tumbuh masing-masing sebesar 15,14 persen dan 13,69 persen. Sedangkan sub sektor air bersih pada tahun 2003 tumbuh sebesar 19,72 persen dan tahun 2002 serta 2010 yaitu masing-masing sebesar 20,40 persen dan 9,46 persen. 3.3. Perkembangan Penduduk Miskin di Provinsi Jambi Kemiskinan menurut Bank Dunia didefinisikan sebagai ketidakmampuan penduduk yang bersangkutan untuk mencapai atau memenuhi standar hidup minimum tertentu, (Kamaluddin, 1998). Ketidakmampuan seseorang atau penduduk didalam memenuhi kebutuhan hidup minimum tersebut tidak terlepas dari berbagai faktor penyebabnya. Selama kurun waktu 2000-2010 jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi cendrung semakin berkurang, kecuali pada tahun 2003 dan 2010 yang jumlahnya meningkat dengan laju penurunan pertahun rata-rata sebesar 5,85 persen. Pada tahun 2000 jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi cukup banyak yaitu 504.900 orang atau sebesar 21,15 persen dari total penduduk Provinsi Jambi tahun 2000 yaitu sebanyak 504.900 orang. Hal ini terjadi sebagai dampak dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 dan 1999. Proses pemulihan ekonomi yang terjadi pasca krisis ekonomi tersebut serta berbagai upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Provinsi Jambi dan pemerintah kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Jambi dalam peningkatan kegiatan produksi dari berbagai sektor ekonomi juga telah mendorong percepatan penurunan penduduk miskin di Provinsi Jambi. Pada tahun 2001 jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi telah berkurang menjadi 480.400 orang atau turun sebesar -4,85 persen dari tahun 2001 yaitu sebanyak 504.900 orang. Penurunan ini terus terjadi. Bahkan hingga tahun 2009 jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi telah berkurang menjadi 245.000 orang. Halaman 57

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7, April,2013 3.4. Dampak Pertumbuhan Sektor Ekonomi Basis terhadap Kemiskinan Untuk mengetahui pengaruh laju pertumbuhan sektor ekonomi basis yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap kemiskinan maka dilakukan dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda. Dari hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi linear berganda dalam bentuk berikut. KM = 108.763,82 + 15.761,22 SP + 5.103,55 ST + 4.939,89 SL 13.449,74 SD + 22.582,88 SK t hitung = (1,015) (1,458) (0,799) (-1,159) (1,204) R² = 0,651 F hitung = 1,868 KM = jumlah penduduk miskin SP = laju pertumbuhan sektor pertanian ST = laju pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian SL = laju pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih SD = laju pertumbuhan sektor perdagangan hotel dan restoran SK = laju pertumbuhan sektor pengangkutan dan komunikasi 4. KESIMPULAN Kesimpulan Dalam perekonomian Provinsi Jambi periode waktu 2000-2010 terdapat 5 (lima) sektor yang tergolong dalam sektor ekonomi basis yaitu sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Selama kurun waktu 2000-2010 sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor ekonom basis dengan laju pertumbuhan tertinggi, diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengangkutan dan komunikasi dan yang paling rendah adalah sektor pertanian. Selanjutnya berdasarkan pengujian terhadap model regresi antara pertumbuhan sektor ekonomi basis terhadap kemiskinan memperlihatkan bahwa baik secara simultan maupun parsial, pertumbuhan sektor ekonomi basis tidak berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jambi. Halaman 58

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7, April,2013 DAFTAR PUSTAKA Arsyad, Lincolin. 1999, Ekonomi Pembangunan Edisi ke-4, Penerbit STIE YKPN, Yogyakarta. Jhingan, M.L. 1993, Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan, Edisi ke-16, Penerbit Manajemen PT. RAJA GRAFINDO PERSADA, Jakarta. Kuncoro, Mudrajat. 1997, Ekonomi Pembangunan; Teori, Masalah dan Kebijakan, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Rustian, Kamaluddin. 1998, Pengantar Ekonomi Pembangunan, Penerbit FE UI, Jakarta. Todaro, Michael.P. 1987, Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jilid 1, Edisi Ketiga, Alih Bahasa Burhanudin Abdullah, Penerbit Erlangga, Jakarta. Halaman 59