Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.1 Tahun 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

PERANAN MOBILISASI DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI PADA IBU POST PARTUM (Studi di Polindes Rabiyan Puskesmas Bunten Barat Kabupaten Sampang)

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i3 (83-87)

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM NORMAL DI BPM SRI LUMINTU SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Uterine Involution Process in The Mothers Who Take and Do Not Take Postpartum Exercise in Independent Practice Midwife

BAB I PENDAHULUAN. dan kembalinya organ reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil. Wanita

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN INVOLUSI UTERUS IBU POST PARTUM NORMAL HARI KE 7

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINDAKAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH SAKIT ACEH

STUDI DESKRIPTIF TENTANG PEMULIHAN ORGAN REPRODUKSI PADA MASA NIFAS DI BPM SRI HARINI TOSUTAN KRANGGAN POLANHARJO KLATEN TAHUN 2016 INTISARI

Hubungan Karakteristik Ibu Pasca Sectio Caesarea Terhadap Pelaksanaan Mobilisasi Dini di Rumah Bersalin dan Perawatan Anak Mutia Banjarbaru Tahun 2012

Factors that Have Correlation with the Height of Fundus Uteri to Parturition Mother with Post Partum 6 Hours

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

PERBEDAAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI BERDASARKAN JENIS PERSALINAN PADA IBU NIFAS FISIOLOGIS DAN POST SECTIO CAESAREA

1

PERBEDAAN EFEKTIVITAS PIJAT OKSITOSIN DAN RELAKSASI HYPNOBIRTHING TERHADAP INVOLUSI UTERUS PADA IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS RAWALO PADA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

Kata kunci: mobilisasi dini, penyembuhan luka operasi, sectio caesarea(sc)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERCEPATAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM PERVAGINAM DI RUANG KEBIDANAN RSUD TOTO KABILA KAB.

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PADA IBU POST SECTIO CAESARIA. Endang Rudjianti, Khomsiami Abdillah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

HUBUNGAN INISIASI MENYUSUI DINI DENGAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KECEPATAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI

PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN SENAM NIFAS DI BPS NY.YENIE IKA SUGIARTI SST

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

Referat Fisiologi Nifas

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERCEPAT PENGELUARAN ASI PADA IBU PASCA SALIN NORMAL DI DUSUN SONO DESA KETANEN KECAMATAN PANCENG GRESIK.

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR DENGAN LAMA WAKTU INVOLUSI UTERUS DI BPS SUHARTINI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KEBUMEN INTISARI

PENGARUH MASASE UTERUS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DOMISILI DEMAK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

Jurnal Darul Azhar Vol 1, No.1 Februari-Juli 2016: 30-36

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MASASE FUNDUS UTERI TERHADAP PENGETAHUAN DAN INVOLUSI UTERUS PADA IBU POSTPARTUM DI RUMAH SAKIT ISLAM SAMARINDA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN INVOLUSIO UTERUS PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP INVOLUSIO UTERI HARI KETIGA PADA IBU POSTPARTUM DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI BENIS JAYANTO NGENTAK, KUJON, CEPER, KLATEN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

EFEKTIVITAS ANTARA SENAM NIFAS VERSI A DAN SENAM NIFAS VERSI N TERHADAP KELANCARAN INVOLUSIO UTERI DI PUSKESMAS BINUANG TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN PENGELUARAN COLOSTRUM PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

PENGERTIAN MASA NIFAS

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

BAB 1 PENDAHULUAN. Sectio Caesaria (SC), dimana SC didefinisikan sebagai proses lahirnya janin

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. panggul atau ukuran lingkar panggul ibu tidak sesuai dengan ukuran lingkar

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN INVOLUSI UTERI IBU POST PARTUM DI DESA GEDANGAN GROGOL SUKOHARJO

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PASIEN PASCA SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT TENTARA BINJAI

BAB I PENDAHULUAN. beberapa kondisi tertentu proses kehamilan harus dilakukan dengan operasi. caesar atau lebih dikenal dengan sectio caesarea.

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi oleh organisme secara normal melaui berbagai tahapan yaitu

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan

HUBUNGAN ANTARA USIA IBU DENGAN INVOLUSI UTERI PADA IBU POSTPARTUM CORRELATION BETWEEN MATERNAL AGE WITH THE UTERINE INVOLUTION ON POSTPARTUM

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP KECEPATAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI (TFU) PADA PRIMIPARA POST PARTUM

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan. Pada masa ini terjadi perubahan sistem -sistem dalam tubuh, atau

PENGARUH PELATIHAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR PADA IBU NIFAS PRIMIPARA TERHADAP KETRAMPILAN DALAM MENYUSUI

Library reference : ( ) : Early Mobilization

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut laporan WHO (2014) angka kematian ibu di Indonesia menduduki

MOTIVASI IBU POSTPARTUM MELAKUKAN SENAM NIFAS SEBELUM DAN SESUDAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN TERHADAP PROSES INVOLUSI UTERUS THE EFFECT OF OXYTOCIN MASSAGE TO INVOLUTION UTERINE PROCESS

BAB I PENDAHULUAN. menantikannya selama 9 bulan. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI BAYI DI BPM APRI OGAN ILIR

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan umur bayi atau lebih dari 90 persen.

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN RETENSIO URINE PADA IBU NIFAS DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN UKDW kelahiran hidup (World Health Organization, 2012). perubahan pada tahun 2012 (Dinkes Jawa Tengah, 2013).

HUBUNGAN MOBILISASI DINI PADA IBU POST OPERASI SECTIO CAESAREA DENGAN PENGELUARAN LOCHEA RUBRA DI RSUD Dr. M. ASHARI KABUPATEN PEMALANG

KORELASI LAMA INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP PENGELUARAN ASI DI PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

ANALISIS KEJADIAN PAYUDARA BENGKAK PADA IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI MALIAH PALEMBANG TAHUN 2016

PENDAHULUAN. Dwi Rukma Santi STIKES NU TUBAN ABSTRAK

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

PENGARUH PENATALAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI (IMD) TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI DI RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO, Wirdawty S.

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (ENGORGEMENT) PADA IBU NIFAS

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO PADANG

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

PENGARUH INSIASI MENYUSU DINI TERHADAP PROSES INVOLUSI UTERI PADA IBU NIFAS DI BPM SUNARTI KECAMATAN RENGEL KABUPATEN TUBAN

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN INVOLUSIO UTERI PADA IBU NIFAS DI RUMAH BERSALIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI TAHUN 2011 Titik Hindriati 1 Abstract Uterine involution is the process of the return of the uterus after the baby is born until it reaches the pre- pregnant state. Uterine involution can be observed from the outside by checking the fundus uteri after delivery of the placenta. Within 2-4 hours after delivery, uterine fundus decreased 1 cm ( 1 finger ) every day. Early mobilization has proven successful in reducing thromboembolic events and uterine involusio accelerate the process, then after the first rest period and ended around 2 hours, the mother is expected to perform early mobilization. This study is a descriptive study with cross- sectional design which aims to determine the factors associated with maternal postpartum uterine involusio at the maternity hospital in Puskesmas Rawasari. The population is all postpartum women on the first day up to three with a sample of 44 respondents, sampling techniques accidental sampling. Collecting data using questionnaires tersruktur. Data processed by univariate and bivariate analysis with the chi-square statistical test. The results showed that 34 (77.3 %) of respondents did early mobilization immediately after 2-6 hours postpartum, on the third day involusio occur with decreased uterine fundus height 2 cm below the center of the largest occurred in 16 (36.4%) respondents. Statistical test results showed no significant relationship between early mobilization with uterine involusio with the p-value of 0.000, there was a significant association between breast-feeding early to involusio uteri with p-value 0.041 and no significant relationship between parity against uterine involusio (p-value 0.355) Based on the above results it can be concluded that on the third day postpartum uterine involusio occur with decreased uterine height of about 2 cm below the center of the next there is a significant association between early mobilization and early breast feeding against uterine involusio, it is expected that the results of this study can be used as a reference in an effort improve the quality of obstetric care services especially early mobilization activities at 2 hours postpartum mothers. Keywords : Early mobilization, and uterine Involusio PENDAHULUAN Involusi uteri merupakan proses kembalinya uteri setelah bayi dilahirkan hingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Involusi uteri dapat diamati dari luar dengan memeriksa tinggi fundus uteri setelah plasenta lahir, uteri masuk ke dalam rongga panggul dan fundus uteri dapat teraba dari dinding perut. Tinggi fundus uteri diukur dari symphisis pubis sampai ke fundus uteri. Dalam waktu 2-4 jam setelah persalinan, tinggi fundus uteri meningkat menjadi 2 cm diatas pusat (12 cm diatas symphisis pubis), selanjutnya tinggi fundus uteri menurun 1 cm (1 jari) setiap hari. Pada hari ke tujuh pasca persalinan menjadi 5 cm diatas symphisis pubis. Pada hari ke dua belas pasca bersalin tinggi fundus uteri tidak dapat diraba lagi melalui dinding perut (Bobak, 2004:493). Mobilisasi dini telah terbukti sukses dalam mengurangi peristiwa tromboemboli dan mempercepat proses involusio, dimana proses terjadi setelah periode istirahat pertama berakhir sekitar 2 jam, ibu dianjurkan untuk melakukan mobilisasi secara dini (Bobak, 2000:776). Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dini bila 1 Staf Dosen Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kebidanan tidak dilakukan akan menimbulkan involusio yang tidak, sehingga sisa darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, menimbulkan perdarahan yang abnormal karena kontraksi uterus yang kurang. Rumah Bersalin di wilayah Puskesmas Rawasari sebagai tempat pelayanan kesehatan di kota Jambi dengan jumlah pasien rata-rata 30-40 pasien setiap bulannya. Rumah Bersalin di wilayah kerja Puskesmas Rawasari adalah institusi pelayanan kesehatan yang memiliki potensi untuk meningkatkan program kesehatan ibu melalui mobilisasi dini kepada ibu nifas. Berdasarkan studi pendahuluan di RB wilayah kerja Puskesmas Rawasari telah menerapkan mobilisasi dini setelah 2 jam post partum, namun masih ada RB yang melaksanakan mobilisasi dini setelah 6 jam post partum. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Diketahui factor-faktor yang berhubungan dengan involusio uterus pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Rawasari tahun 2011. 2. Tujuan Khusus a. Diketahui gambaran pelaksanaan mobilisasi dini pada ibu nifas 90

b. Diketahui gambaran paritas ibu nifas c. Diketahui gambaran evaluasi penurunan tinggi fundus uteri pada hari ke tiga pada ibu nifas d. Diketahui hubungan paritas terhadap involusio uterus. e. Diketahui hubungan pemberian ASI dini terhadap involusio uterus. KERANGKA KONSEP Kerangka konsep pada penelitian mengacu pada teori yang dikemukakan oleh Manuaba (1999:150), Farrer (2002:239-240) dan Bobak (2000:776), tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan involusio uterus yang meliputi: Paritas, Pemberian ASI dini dan Latihan (pergerakan/mobilisasi dini). Paritas dapat mempengaruhi involusio uterus, terutama pada paritas tinggi dimana otot-otot uterus terlalu sering teregang maka elastisitasnya akan berkurang sehingga memerlukan waktu yang lama dalam proses pemulihannya. Menurut Bobak (2004:494) involusi uteri bervariasi pada ibu pasca bersalin dan biasanya ibu yang paritasnya tinggi proses involusinya menjadi lebih lambat. Sejak kehamilan muda sudah terdapat persiapan-persiapan pada mammae untuk menghadapi masa laktasi (menyusi). Setelah persalinan, pengaruh penekanan dari estrogen dan progesteron terhadap simfisis hilang. Hipofisis mengeluarkan oksitosin yang merangsang pengeluaran ASI. Umumnya produksi ASI berlangsung pada hari ke 2-3 pasca bersalin (Saifuddin, 2002:208). Pada hari pertama sebenarnya bayi belum memerlukan cairan atau makanan sehingga belum diperlukan pemberian susu formula, cairan lain, atau cairan prelactat feeding. Bayi pada usia 30 menit harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi (non nutritive sucking), tetapi untuk belajar menyusu atau membiasakan mengisap puting susu, dan guna mempersiapkan ibu mulai memproduksi ASI. Gerakan refleks mengisap pada bayi baru lahir mencapai puncaknya 20-30 menit setelah bayi lahir sehingga apabila terlambat menyusui, refleks ini akan berkurang (Danuatmadja, 2003:45). Isapan bayi menyebabkan ASI keluar, proses terjadi pada waktu bayi menghisap, otototot polos pada puting susu teregang dan terangsang, rangsangan ini diteruskan ke otak oleh saraf. Kemudian otak memerintahkan kelenjar hipofise bagian belakang mengeluarkan hormon oksitosin yang dibawa ke otot-otot pada mamae, sehingga otot-otot polos pada mammae berkontraksi (Saifuddin, 2002:208). Adanya kontraksi otot-otot polos tersebut, ASI dikeluarkan dan didalam sel acini terjadi produksi ASI lagi. Hormon oksitosin tersebut bukan saja mempengaruhi otot-otot polos pada mammae tetapi juga mempengaruhi otot-otot polos pada uteri sehingga berkontraksi lebih sehingga involusi uteri lebih cepat dan pengeluaran lochea lebih lancar. Latihan dapat membantu menguatkan otototot perut dan menghasilkan bentuk tubuh yang, mengencangkan dasar panggul sehingga dapat mencegah atau memperi stres inkontinensia serta membantu memperi sirkulasi darah diseluruh tubuh (Farrer, 2002:240). Setelah bersalin, ibu harus istirahat, bergantung pada kondisi dan komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka. Menurut Manuaba (1999:150) mobilisasi dini atau aktivitas segera dilakukan setelah beristirahat beberapa jam dan beranjak dari tempat tidur ibu (pada persalinan normal). Mobilisasi dini dapat mengurangi bendungan lochea dalam rahim, meningkatkan peredaran darah sekitar alat kelamin, mempercepat normalisasi dalam keadaan semula. Ibu yang baru melahirkan mungkin enggan banyak bergerak karena merasa letih dan sakit. Mobilisasi dini sangat penting dalam mencegah trombosis vena. Setelah persalinan yang normal, jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan kateter dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi dan pergi ke WC dengan dibantu setelah satu sampai du jam melahirkan secara normal (Farrer, 2002:239-240). Menurut Bobak (2000:776) pencegahan terjadinya trombosis vena (pembekuan atau pengembangan gumpalan darah beku) dapat dilakukan dengan melakukan beberapa gerakan seperti melemaskan dan memanjangkan kaki secara bergantian dan memutar kaki. Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah dengan melemaskan dan memanjangkan tungkai kaki secara bergantian kemudian menekankan punggung lutut ke permukaan tempat tidur secara rileks. Setelah 6 sampai 8 jam melakukan persalinan ibu dianjurkan untuk buang air kecil sesegera mungkin secara spontan (tidak ditahan : misalnya buang air besar tidak dengan mengedan). Sebagian besar pasien dapat melakukan mobilisasi segera setelah efek obat-obatan yang diberikan saat melahirkan telah hilang. Aktivitas tersebut sangat berguna bagi semua sistem 91

tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi, dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu mencegah pembentukan bekuan (trombosis) pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat dan tidak tergantung. Berdasarkan teori tersebut diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut : Bagan 1 Kerangka Konsep Faktor-faktor yang berhubungan Dengan involusio Mobilisasi Dini - Latihan (pergerakan/ mobilisasi dini - Paritas - Pemberian ASI dini Involusio uteri HIPOTESIS 1. Ada hubungan antara mobilisasi dini 2. Ada hubungan antara Paritas dengan 3. Ada hubungan antara Pemberian Asi dini BAHAN DAN CARA Penelitian ini menggunakan metode cross sectional, dilakukan di RB Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari bulan Februari sampai dengan Maret 2011. Populasi adalah seluruh ibu nifas di RB wilayah kerja Puskesmas Rawasari tahun 2011. Cara pengambilan sampel adalah accidental sampling berjumlah 44 responden dengan kriteria inklusi yaitu Ibu nifas normal hari pertama sampai dengan hari ke 3. Data dianalisis menggunakan perangkat komputer dengan analisis univariat untuk melihat distribusi frekuensi setiap variabel dan dilanjutkan dengan analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan terikat, menggunakan uji statistik chi-square dengan tingkat kemaknaan = 0,05 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran mobilisasi dini terhadap Involusio Uteri pada ibu nifas Mobilisasi dini dapat segera dilakukan setelah beristirahat beberapa 1-2 jam khususnya pada persalinan yang normal, tergantung pada kondisi fisik ibu dan komplikasi persalinan/nifas. Hasil analisa data menunjukkan bahwa 34 (77,3%) responden melakukan mobilisasi segera setelah 2 6 jam post partum dan 10 (22,7%) responden tidak melakukan mobilisasi segera setelah post partum 2-6 jam dan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini: Diagram. 1 Distribusi Responden berdasarkan Mobilisasi Dini 2-6 jam Postpartum 22.7% Dilakukan Tidak dilakukan 77.3% Diperkirakan bila ibu nifas tidak melakukan pergerakan selama 2 jam setelah persalinan akan menimbulkan involusi yang kurang dimana terdapat sisa darah persalinan yang terhambat keluar dengan ditandai meningkatnya suhu tubuh. Dengan melakukan gerakan ringan seperti berjalan kekamar kecil walaupun masih didampingi merupakan suatu usaha mobilisasi dini yang berguna bagi mempercepat involusio uterus dan mempertahankan fungsi fisiologis Pada Uji statistik chi square besaran nilai P-value adalah 0,000 berarti lebih kecil dibandingkan dengan 0,05, hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara mobilisasi dini dengan involusio uterus ibu nifas. Mobilisasi dini telah terbukti sukses dalam mengurangi terjadinya peristiwa tromboemboli dan mempercepat proses involusio. Setelah periode istirahat pertama berakhir biasanya sekitar 2 jam, ibu dianjurkan untuk seringsering melakukan mobilisasi dini (Bobak, 2000:776). Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden telah melakukan mobilisasi dini, hal ini menggambarkan adanya kemauan responden untuk pulih kembali setelah melahirkan, meskipun masih ada yang belum melakukan mobilisasi dini karena takut jahitan lepas dll. Pada hasil uji statistik menunjukkan hubungan yang bermakna, berarti aktivitas mobilisasi dini besar dampaknya terhadap proses involusio uteri pada masa nifas 2. Gambaran paritas terhadap involusio uteri pada ibu nifas Berdasarkan hasil analisa data menunjukkan bahwa dari 44 responden dengan kurang dari dua sebanyak 36 (81.82%) responden, sedangkan responden yang 92

mempunyai jarak persalinan 1 tahun sebanyak 7(15,9%) reponden, 5(11.4%) responden mempunyai jarak persalinan 2 tahun dan 6(13,64%) yang mempunyai jarak persalinan 3 tahun Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan bahwa 29 (65,91%) responden dengan paritas mengalami involusio uterus dan 5 (11,36%) responden dengan paritas kurang mengalami involusio uterus, namun dari nilai P-value =0,355 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara paritas ibu nifas dengan involusio uterus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Hubungan antara Paritas Terhadap Involusio Uterus pada Ibu Nifas INVOLUSI PARITAS krg Total partas < 2 7 29 36 81.82 (paritas > 2) 3 5 8 18,18 P-value : 0.355 3. Gambaran evaluasi penurunan tinggi fundus uteri pada masa nifas Berdasarkan analisa pada evaluasi penurunana tinggi fundud uteri pada hari ke tiga menunjukkan bahwa 16 (36,4%) responden mengalami penurunan tinggi uterus 2 cm bawah pusat, 10 (22,7%) responden mengalami penurunan tinggi fundus uteri 1 cm bawah pusat, 12 (27,3%) responden mengalami penurunan tinggi fundus uteri 3 cm bawah pusat dan sisanya 6 (13,6%) responden mengalami penurunan tingi fundus uteri sampai dengan 4 cm bawah pusat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 2 berikut : Diagram. 2 Distribusi Responden berdasarkan evaluasi penurunan tinggi fundus uteri 27,30% 13,60% % 22,70% 36,40% 1 cm baw ah pusat 2 cm baw ah pusat 3 cm baw ah pusat 4 cm baw ah pusat 4. Gambaran pemberian ASI dini terhadap Involusio uteri pada ibu nifas Berdasarkan analisa data menunjukkan bahwa 16 (36,4%) responden memberikan ASI dini segera setelah bayi dilahirkan sebanyak 14 (31,8%) responden memberikan ASI dini 30 menit setelah lahir, 10 (22,7%) reponden memberikan ASI dini 2 jam setelah lahir dan 4 (9,1%) responden memberikan ASI dini 6 jam setelah lahir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut ini: Diagram. 3 Distribusi Responden berdasarkan Pemberian ASI Dini 22.7% 9.1% 31.8% Segera setelah bayi lahir 30 menit setelah lahir 2 jam setelah lahir 6 jam setelah lahir 36.4% Menyusui diperkirakan dapat mempercepat involusio uteri karena dapat menurunkan kadar hormon estrogen dan progesteron serta meningkatkan hormon prolaktin. Karena hormon prolaktin konsentrasinya tinggi pada akhir kehamilan. Dengan meningkatnya prolaktin, terjadi produksi air susu, sementara oksitosin menyebabkan kontraksi mammae yang membantu pengeluaran air susu. Oksitosin juga berfungsi meningkatkan kontraksi uterus sehingga membantu involusi. Setelah tercapai tingkat kontraksi tertentu, kadar prolaktin dan oksitosin menurun kembali, sehingga produksi dan pengeluaran berhenti (Perinasia, 2003:3). Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa 26 orang ibu nifas yang menyusui dini mengalami involusio. dan 8 responden yang tidak menyusui dini mengalami involusio. Hasil uji statistik chi square dengan nilai P-value sebesar 0,041 menunjukan bahwa pemberian Asi dini terdapat hubungan yang signifikan dengan involusio uterus karena sebagian besar ibu memberikan ASI segera setelah lahir. pada umumnya Pemberian ASI dini telah diberikan meskipun masih ada yang memberikan asinya 6 jam setelah persalinan. Ternyata pemberian asi secara dini berbengaruh terhadap involusio uteri pada masa nifas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Hubungan Pemberian ASI Dini dengan Involusio Uteri pada Ibu Nifas MENYUSUI DINI Ya INVOLUSI krg To tal 4 26 30 % 68,18 93

Tidak 6 8 14 31,82 Total 10 34 44 100 P-value : 0.041 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Sebagian besar ibu nifas melakukan mobilisasi dini 2 6 jam segera setelah persalinan, meskipun masih ada yang melakukan mobilisasi dini 6 jam setelah persalinan b. Rata-rata Responden mengalami penurunan tinggi fundus uteri 2-3 cm pada hari ketiga pasca persalinan dan hanya sebagian kecil yang mengalami penurunan fundus uteri sampai 4 cm/ pertengahan simpisis dan pusat. c. Sebagian besar ibu nifas memberikan ASI dalam 1 jam pertama setelah persalinan melalui Inisiasi Menyusu Dini meskipun masih ada yang memberikan ASI dini 6 jam setelah persalinan. d. Ada hubungan yang bermakna mobilisasi dini terhadap involusio uteri pada hari ketiga terjadi penurunan fundus uteri 4 cm di bawah pusat. e. Tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas terhadap involusio uteri pada ibu nifas. f. Adanya hubungan yang bermakna antara pemberian ASI dini terhadap involusio uteri pada ibu nifas. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat dikemukakan beberapa saran yaitu: a. Bagi Bidan di Puskesmas Rawasari Hendaknya kebijakan Kesehatan Reproduksi yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak dapat dilaksanakan petugas dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya kegiatan mobilisasi dini pada ibu segera setelah persalinan. b. Bagi Peneliti lain Hendaknya hasil penelitian dapat ditindak lanjuti dengan metode dan variabel yang berbeda. c. Bagi Institusi Jurusan Kebidanan Diharapkan penelitian ini sebagai bahan bacaan dan wawasan tentang mobilisasi dini. DAFTAR PUSTAKA Bobak, Buku Ajar Keperawatan Maternita/ pengarang, lowdermilk, Jensen;alih bahasa, Mariaijayarini, Peter I. Anugerah; editor edisi bahasa Indonesia, Renata Komalasari. Ed.4. Jakarta: EGC, 2004 xx,1121 hal.; 21x27 cm. Cunningham,et al.2005, Obstetri William. EGC. Jakarta: x + 1748 Danuatmaja,Boni,2003, 40 hari pasca persalinan. Puspa Suara. Jakarta: vii + 192 Farrer Helen,2001, Perawatan Maternitas. Yasmin Asih. Jakarta: vii + 267 Halminton,1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternal. EGC. Jakarta: viii + 342 Manuaba,Ida Bagus Gde,1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: x + 507 Mardalis,Drs, 2004, Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal). Bumi Aksara. Jakarta: 180,1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Arcan. Jakarta: vii + 240 Roesli,Utami,2000, Mengenal ASI Ekslusif. Trubus Agri Widya. Jakarta: x + 48 Saifuddin,Bari Abdul,2007, Pelayanan Kesehatan Maternal dan NeonatalYBPSP. Jakarta: xxiv + 608 Saifuddin,2004, Buku Pelayanan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBPSP. Jakarta: xxvi + 346 Sastrawinata, S, 1993. Obstetri Fisiologi. Eleman. Bandung Suharsimi, Arikunto 2010, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik / Suharsimi Arikunto Ed.rev., cet.14 Jakarta : Rineka Cipta, 2010 xi, 413 halm.; 23,5. http://mobilisasidini.htm.27/01/209/16.15wib http://www.google.com/imd.16/06/2009/18.45 94