VI. ESTIMASI MARGINAL ABATEMENT COST (MAC) Besar kecilnya tingkat pencemaran yang disebabkan oleh pembuangan

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada perusahaan farmasi yaitu PT. Prafa, yang

mg/l yang merupakan tingkat konsentrasi COD tertinggi yang dapat dihasilkan

I. PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang

VII. MARGINAL ABATEMENT COST (MAC) Per UNIT PRODUK. ditimbulkan adanya adanya kualitas lingkungan yang rendah, sebagai akibat

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 1990-an paradigma pembangunan ekonomi Indonesia

Lampiran 1. Hasil Analisa Laboratorium Kualitas Air Sungai

III. KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Kesediaan untuk Menerima (Willingness to Accept/WTA)

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA.

PENETAPAN NILAI PAJAK LINGKUNGAN UNTUK INDUSTRI TEKSTIL (Studi Kasus: PT. UNITEX, Kota Bogor) Oleh : CITA SEPTIVIANI A

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.

ANALISIS PENETAPAN NILAI PAJAK LINGKUNGAN INDUSTRI KERTAS. (Studi Kasus: PT Aspex Kumbong, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor) Oleh: RETNO DAMAYANTI

III. KERANGKA PEMIKIRAN. dibuang ke lingkungan melalui pengurangan konsentrasi ambient, sebagai contoh:

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran tadi tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik-pabrik yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI GULA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB 1 PENDAHULUAN. air dapat berasal dari limbah terpusat (point sources), seperti: limbah industri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

ESTIMASI MARGINAL ABATEMENT COST LIMBAH CAIR INDUSTRI FARMASI (Studi Kasus: PT. Prafa, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor)

BAB I PENDAHULUAN. air. Dalam proses metabolisme, sistem jaringan semua memerlukan air. Melihat

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Contingent Valuation Method (CVM), eksternalitas, biaya produksi dan metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS EKONOMI PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN INSTALASI PERCONTOHAN PENGOLANAN AIR LIMBAH GABUNGAN INDUSTRI

STUDI DAYA DUKUNG SUNGAI DI PERKEBUNAN KALIJOMPO KECAMATAN SUKORAMBI JEMBER

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN KEDELAI

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 112 TAHUN 2003 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

MEMUTUSKAN: Menetapkan :PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN RUMPUT LAUT.

BAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO. 58 TAHUN 1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 52/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN HOTEL LINGKUNGAN HIDUP

PERHITUNGAN NILAI BOD 5. oksigen terlarut dari larutan pengencer dapat dilakukan : = 8,2601 = 7,122 = 8,1626 = 7,0569

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembangunan biasanya selalu

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KEGIATAN RUMAH PEMOTONGAN HEWAN

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV ANALISA DAN HASIL 4.2 SPESIFIKASI SUBMERSIBLE VENTURI AERATOR. Gambar 4.1 Submersible Venturi Aerator. : 0.05 m 3 /s

Lampiran 3. Hasil Analisis Air Limbah Domestik PT Inalum. No. Parameter Satuan Konsentrasi Metoda Uji mg/l mg/l mg/l

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI INDUSTRI ROKOK DAN/ATAU CERUTU

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1

EKONOMI KUALITAS LINGKUNGAN

EKONOMI KUALITAS LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia terhadap lingkungan adalah adanya sampah. yang dianggap sudah tidak berguna sehingga diperlakukan sebagai barang

Efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah Terhadap Kualitas Limbah Cair Rumah Sakit Haji Makassar Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya gangguan terhadap kesehatan masyarakat (Sumantri, 2015). Salah satu

BAB VI HASIL. Tabel 3 : Hasil Pre Eksperimen Dengan Parameter ph, NH 3, TSS

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009 menyatakan

SINKRONISASI STATUS MUTU DAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN AIR SUNGAI METRO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Baku Mutu Air Limbah. Migas. Panas Bumi.

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ANALISIS FAKTOR VARIASI WAKTU DAN JARAK TEMPAT PENGAMBILAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN. Mukhtar Ali *) ABSTRAK

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI OLEOKIMIA DASAR

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2017 NOMOR : 27

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP-58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah suatu pungutan yang merupakan hak prerogatif pemerintah

Lampiran I Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Tahun 2014 Tanggal :

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI RAYON

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Sewon dibangun pada awal

BAB I PENDAHULUAN. resiko toksikologi juga akan meningkat. terbentuk secara alami dilingkungan. Semua benda yang ada disekitar kita

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 58/MENLH/12/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN RUMAH SAKIT LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI PETROKIMIA HULU

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PETERNAKAN SAPI DAN BABI

BAB I PENDAHULUAN. dari proses soaking, liming, deliming, bating, pickling, tanning, dyeing,

PEDOMAN PENERAPAN DAYA TAMPUNG BEBAN PENCEMARAN PADA SUMBER AIR

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI MINYAK GORENG

dikelola secara individual dengan menggunakan pengolahan limbah yang berupa

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. industri yang mampu bersaing di dunia internasional. Industri batik juga

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya produksi minyak kelapa sawit di Indonesia sehingga

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN. PENILAIAN MANDIRI dan PENGAWASAN LANGSUNG PROPER Periode

BAB I PENDAHULUAN. mil laut dengan negara tetangga Singapura. Posisi yang strategis ini menempatkan

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

PENETAPAN NILAI PAJAK LINGKUNGAN UNTUK INDUSTRI TEKSTIL (Studi Kasus: PT. UNITEX, Kota Bogor) Oleh : CITA SEPTIVIANI A

BAB I PENDAHULUAN. limbah yang keberadaannya kerap menjadi masalah dalam kehidupan masyarakat.

Transkripsi:

VI. ESTIMASI MARGINAL ABATEMENT COST (MAC) 6.2 Estimasi Nilai MAC Besar kecilnya tingkat pencemaran yang disebabkan oleh pembuangan limbah cair ke badan penerima (sungai) dapat dilihat dari besar kecilnya konsentrasi parameter pencemar yang terkandung dalam air limbah yang dibuang ke lingkungan. Konsentrasi limbah cair yang dibuang ke lingkungan harus memenuhi syarat buangan/baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah. Besarnya upaya penanggulangan pencemaran yang dilakukan oleh suatu perusahaaan agar konsentrasi parameter limbah cair memenuhi baku mutu dapat dilihat dari besar kecilnya MAC perusahaan tersebut. Semakin besar MAC suatu perusahaan maka semakin besar pula pengurangan konsentrasi parameter pencemar limbah cair yang dibuang dan sebaliknya. Dalam penentuan persamaan MAC PT. UNITEX, diawali dengan mengestimasi rataan nilai MAC PT. UNITEX setiap 1 mg/l untuk masing-masing parameter. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi total biaya yang dikeluarkan oleh PT. UNITEX dalam memproses air limbah setiap bulan (Total Abatement Cost/TAC) dan tingkat konsentrasi parameter BOD dan COD (mg/l) sebelum diolah dengan IPAL (inlet) maupun setelah diolah dengan IPAL (outlet). Untuk mengestimasi nilai MAC, digunakan pendekatan biaya rata-rata (average cost pricing) yang langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Rataan Nilai Konsentrasi Parameter Penggunaan nilai rataan digunakan untuk mengantisipasi variasi dalam perubahan konsentrasi parameter limbah cair. Perhitungan mengenai rataan konsentrasi yang dihasilkan oleh PT. UNITEX dapat dilihat pada Lampiran 5. Sementara itu, hasil perhitungan rataan konsentrasi inlet, outlet, maupun selisih inlet-outlet, untuk masing-masing parameter BOD dan COD dapat dilihat pada Tabel 11. Rataan konsentrasi sebelum diolah dengan IPAL (inlet) menunjukkan tingkat pencemaran maksimum yang dapat dihasilkan oleh perusahaan sebelum adanya upaya pengolahan air limbah. Apabila dibandingkan dengan baku mutu, tingkat konsentrasi inlet tersebut melebihi syarat buangan yang ditentukan pemerintah sehingga akan memberikan dampak yang berbahaya jika dibuang ke lingkungan. Dari hasil perhitungan, diperoleh rataan konsentrasi BOD inlet dan COD inlet yang dihasilkan oleh PT. UNITEX, masing-masing 147 mg/l dan 375 mg/l. Rataan konsentrasi parameter setelah diolah dengan IPAL (outlet) mengalami penurunan dibandingkan sebelum diolah dengan IPAL (inlet). Nilai baku mutu limbah cair untuk industri tekstil yang diizinkan untuk dibuang ke lingkungan berdasarkan KepGub Jawa Barat No. 6 Tahun 1999 untuk parameter BOD maksimum sebesar 60 mg/l dan COD sebesar 150 mg/l. Jika dibandingkan dengan baku mutu limbah cair, konsentrasi limbah setelah melalui IPAL PT. UNITEX menghasilkan rata-rata BOD outlet sebesar 41 mg/l dan rata-rata COD outlet sebesar 110 mg/l. Dari data ini terlihat bahwa konsentrasi parameter tersebut tidak ada yang melewati syarat buangan yang ditentukan. IPAL PT.

UNITEX berfungsi dengan baik karena menghasilkan kandungan/konsentrasi parameter kualitas limbah cair yang layak dibuang ke lingkungan. Nilai pengurangan konsentrasi limbah cair antara inlet dengan outlet menunjukkan besarnya tingkat pencemaran yang berhasil diturunkan oleh perusahaan setelah melalui proses pengolahan air limbah dalam IPAL dengan tujuan agar memenuhi baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Dari hasil perhitungan selisih konsentrasi inlet-outlet yang berhasil diturunkan oleh PT. UNITEX untuk BOD inlet-outlet sebesar 106 mg/l dan COD inlet-outlet sebesar 265 mg/l. Tabel 11. Hasil Perhitungan Rata-Rata Konsentrasi Parameter Limbah Cair Inlet, Outlet, dan Inlet-Outlet IPAL PT. UNITEX Parameter Limbah Cair Satuan Inlet Outlet Inlet- Outlet Baku Mutu Limbah Cair Industri Tekstil BOD mg/l 147 41 106 60 COD mg/l 375 110 265 150 2. Persentase Pengurangan Konsentrasi Parameter Inlet dengan Outlet Persentase pengurangan konsentrasi parameter inlet-outlet dihitung berdasarkan distribusi selisih BOD inlet-outlet dan COD inlet-outlet PT. UNITEX. Perhitungan persentase pengurangan konsentrasi parameter inlet-outlet dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 12 menunjukkan hasil perhitungan rataan dan persentase pengurangan konsentrasi masing-masing parameter limbah cair sebelum dan sesudah IPAL (inlet-outlet). Hasil perhitungan persentase pengurangan konsentrasi inlet-outlet untuk BOD inlet-outlet sebesar 28 persen dan COD inlet-outlet sebesar 72 persen. Hasil persentase ini digunakan untuk menentukan nilai MAC yang merupakan tambahan biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan untuk mengurangi satu-satuan (mg/l) konsentrasi parameter limbah cair. Tabel 12. Hasil Perhitungan Rata-Rata dan Persentase Pengurangan Konsentrasi Parameter Limbah Cair Sebelum dan Sesudah IPAL (Inlet-Outlet) Parameter Limbah Cair Sebelum dan Sesudah IPAL (Inlet-Outlet) Rata-Rata (mg/l) BOD inlet-outlet 106 28 COD inlet-outlet 265 72 Jumlah 371 100 Persentase (%) 3. Nilai Marginal Abatement Cost (MAC) Perhitungan MAC per 1 mg/l setiap bulan dan rataan nilai MAC per 1 mg/l dapat dilihat pada Lampiran 6. Tabel 13 menunjukkan hasil rataan MAC PT. UNITEX setiap 1 mg/l. Dari hasil perhitungan ditemukan bahwa untuk mengurangi tingkat konsentrasi parameter BOD dan COD per 1 mg/l maka perusahaan mengeluarkan tambahan biaya masing-masing sebesar Rp 599.743,00 dan Rp 647.992,00 yang digunakan untuk biaya pengolahan air limbah. Sementara itu hasil salah satu studi di Cina memperkirakan abatement cost pencemaran air untuk industri di Cina adalah sebesar $ 15 per ton BOD dan $ 30 per ton COD. 4 Tabel 13. Hasil Perhitungan Rataan MAC PT. UNITEX per 1 mg/l Parameter Limbah Cair Rata-Rata MAC (Rupiah) BOD 599.743 COD 647.992 Setelah diketahui rataan MAC setiap 1 mg/l maka dapat dihitung nilai MAC untuk mencapai konsentrasi 0 mg/l (tidak ada pencemaran sama sekali), 4 Dasgupta, Susmita; Huq, Minul; Wheeler, David; Chonghua Zhang;.1996.Water Pollution Abatement By Chinese Industry : Cost Estimates And Policy Implications. Situs: http://wwwwds.worldbank.org/servlet/wdscontentserver/wdsp/ib/1996/08/01/000009265_3961214131504 /Rendered/PDF/multi_page.pdf. (diakses tanggal 18 Desember 2008)

konsentrasi maksimum inlet (tidak ada upaya pengolahan air limbah), serta outlet. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 14. Tambahan biaya yang dikeluarkan oleh PT. UNITEX untuk mengurangi konsentrasi BOD dan COD sampai mencapai konsentrasi nol yaitu Rp 88.162.162,00 dan Rp 242.996.995,00. Sementara itu, tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan ketika tingkat pencemaran maksimum (konsentrasi ketika inlet) yaitu pada saat konsentrasi BOD sebesar 147 mg/l dan COD sebesar 375 mg/l, masing-masing sebesar Rp 0,00. Hal ini berarti tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan Tingkat konsentrasi yang dihasilkan setelah melalui proses pengolahan air limbah dalam IPAL (outlet) mengalami pengurangan, untuk parameter BOD sebesar 41 mg/l dan COD sebesar 110 mg/l maka tambahan biaya yang dikeluarkan yaitu Rp 63.572.715,00 dan Rp 171.717.876,00. Tabel 14. Hasil Perhitungan MAC PT. UNITEX ketika Tidak ada Pencemaran, Inlet, dan Outlet Parameter Tidak ada Pencemaran Inlet Outlet Kadar (mg/l) MAC (rupiah) Kadar (mg/l) MAC (rupiah) Kadar (mg/l) MAC (rupiah) BOD 0 88.162.162 147 0 41 63.572.715 COD 0 242.996.995 375 0 110 171.717.876 6.2 Estimasi Persamaan dan Kurva Marginal Abatement Cost (MAC) Dari hasil perhitungan di atas dapat diestimasi persamaan dan kurva MAC dari parameter BOD dan COD. Persamaan MAC untuk masing-masing parameter dalam penelitian ini diperoleh dengan pendekatan persamaan garis linier dua titik. Perhitungan persamaan MAC untuk parameter BOD dan COD masing-masing dapat dilihat pada Lampiran 9. Slope (kemiringan) dari kurva MAC adalah negatif, hal ini menunjukkan setiap pengurangan konsentrasi parameter (BOD dan

COD) akan meningkatkan tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Persamaan dan kurva MAC untuk masing-masing parameter adalah sebagai berikut: 1. Persamaan dan Kurva MAC untuk Parameter BOD Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan persamaan MAC untuk parameter BOD sebagai berikut: MAC BOD = 88.162.162 599.742,5986 BOD Pada persamaan di atas, nilai 88.162.162 menunjukkan tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengurangi konsentrasi BOD sampai mencapai 0 mg/l adalah sebesar Rp 88.162.162,00. Sementara itu, nilai 599.743 menunjukkan apabila terjadi kenaikan konsentrasi BOD sebesar satu-satuan (mg/l), maka tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akan berkurang sebesar Rp 599.743,00. Sebagai contoh apabila terjadi kenaikan konsentrasi BOD dari konsentrasi 0 mg/l menjadi 1 mg/l maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan awalnya Rp 88.162.162,00 menjadi Rp 87.562.419,00. Hal ini berarti kenaikan konsentrasi BOD setiap 1 mg/l terjadi pengurangan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp 599.743,00. Dengan demikian melalui persamaan tersebut dapat diketahui biaya tambahan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengurangi konsentrasi parameter BOD per 1 mg/l adalah sebesar Rp 599.743,00. Hal ini sesuai dengan kriteria ekonomi lingkungan bahwa semakin tinggi konsentrasi BOD dalam air limbah maka tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses pengolahan air limbah (MAC) akan semakin rendah.

Selanjutnya dibuat kurva MAC berdasarkan nilai MAC BOD. Gambar 21 menunjukkan kurva MAC untuk parameter BOD. Kurva MAC memiliki slope negatif yang menunjukkan semakin besar pengurangan konsentrasi limbah cair maka biaya tambahan yang dikeluarkan oleh perusahaan akan semakin besar. Kurva MAC BOD dimulai dari tingkat pencemaran maksimum (inlet) sebesar 147 mg/l. Nilai tersebut yang menunjukkan tingkat konsentrasi BOD tertinggi yang dapat dihasilkan oleh perusahaan, sebelum adanya upaya dalam proses pengolahan air limbah. Hal ini berarti tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Seiring pengurangan konsentrasi BOD yang semakin besar maka MAC yang dikeluarkan juga akan semakin besar. Dengan demikian apabila perusahaan (PT. UNITEX) berupaya untuk mengurangi konsentrasi BOD sampai mencapai 0 mg/l, maka biaya tambahan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 88.162.162,00. Rupiah 100000000 90000000 80000000 70000000 60000000 50000000 40000000 30000000 20000000 10000000 0 (0;88.162.162) MAC BOD (147;0) 0 147 Konsentrasi Parameter BOD (mg/l) Gambar 21. Kurva MAC untuk Parameter BOD 2. Persamaan dan Kurva MAC untuk Parameter COD

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan persamaan MAC untuk parameter COD sebagai berikut: MAC COD = 242.996.995 647.991,9867 COD Pada persamaan di atas, nilai 242.996.995 menunjukkan biaya tambahan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengurangi konsentrasi COD sampai mencapai 0 mg/l adalah sebesar Rp 242.996.995,00 Sementara itu, nilai 647.992 menunjukkan apabila konsentrasi COD bertambah sebesar satu-satuan (mg/l) maka tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan akan berkurang sebesar Rp 647.992,00. Sebagai contoh apabila terjadi kenaikan konsentrasi COD dari konsentrasi 0 mg/l menjadi 1 mg/l maka biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan awalnya Rp 242.996.995,00 menjadi Rp 242.349.003,00. Hal ini berarti kenaikan konsentrasi COD setiap 1 mg/l terjadi pengurangan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebesar Rp 647.992,00. Dengan demikian melalui persamaan tersebut dapat diketahui biaya tambahan yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengurangi konsentrasi parameter BOD setiap 1 mg/l adalah sebesar Rp 647.992,00. Hal ini sesuai dengan kriteria ekonomi lingkungan bahwa semakin tinggi konsentrasi COD dalam air limbah maka tambahan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam proses pengolahan air limbah (MAC) akan semakin rendah. Selanjutnya dibuat kurva MAC berdasarkan nilai MAC COD. Gambar 22 menunjukkan kurva MAC untuk parameter COD. Kurva MAC memiliki slope negatif yang menunjukkan semakin besar pengurangan konsentrasi limbah cair, maka biaya tambahan yang dikeluarkan oleh perusahaan akan semakin besar. Kurva MAC COD dimulai dari tingkat pencemaran maksimum (inlet) sebesar 375

mg/l yang merupakan tingkat konsentrasi COD tertinggi yang dapat dihasilkan oleh perusahaan sebelum adanya upaya dalam proses pengolahan air limbah. Hal ini berarti tidak ada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Seiring pengurangan konsentrasi COD yang semakin besar maka MAC yang dikeluarkan juga akan semakin besar. Dengan demikian apabila perusahaan (PT. UNITEX) berupaya untuk mengurangi konsentrasi COD sampai mencapai 0 mg/l, maka biaya tambahan yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 242.996.995,00 270000000 MAC COD 240000000 (0;242.996.995) 210000000 180000000 Rupiah Rupiah 150000000 120000000 90000000 60000000 30000000 (375;0) 0 0 0 Konsentrasi Parameter COD (mg/l) 375 Gambar 22. Kurva MAC untuk Parameter COD VII. ESTIMASI MARGINAL DAMAGE (MD)