BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam penelitian ini dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh independensi, reputasi auditor, dan kompetensi terhadap kualitas audit yang berada pada KAP di Jakarta Selatan. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Kuesioner diberikan dan diterima kembali oleh peneliti dengan waktu yang sudah ditentukan serta menyesuaikan dengan jadwal KAP yang dituju. B. Desain Penelitian Desain penelitian yang dgunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kausal. Penelitian kausal adalah penelitian untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel (independen variabel) terhadap variabel tertentu (dependen variabel). Penelitian ini memerlukan hipotesis dengan uji statistik. C. Hipotesis Penelitian Uji hipotesis yang digunakan dengan metode analisis berganda (multiple regression analysis). Metode ini digunakan untuk menguji kuat 26
27 tidaknya pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan nilai signifikannya sebesar 0,05 (Ghozali, 2009). Sedangkan susunan hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut : Ho 1 : Independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Ha 1 : Independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Ho 2 : Reputasi auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Ha 2 : Reputasi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Ho 3 : Kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Ha 3 : Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. D. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan metode survei lapangan, dengan mendatangi langsung responden yaitu auditor di KAP yang akan mengisi kuesioner. Kuesioner yang diberikan kepada responden berupa pertanyaan mengenai pengaruh independensi, reputasi auditor dan kompetensi terhadap kualitas audit di Kantor Akuntan Publik Jakarta Selatan dengan menggunakan skala likert. E. Jenis Data Penelitian ini menggunakan data primer. Menurut Sakaran (2006:60), data primer ialah data yang diperoleh dari tangan pertama untuk analisis berikutnya guna menemukan solusi atau masalah yang diteliti. Data primer
28 diperoleh melalui survey dengan mengisi kuesioner yang diberikan secara langsung oleh peneliti kepada responden yang bersangkutan. F. Variabel dan Skala Pengukuran Variabel penelitian meliputi variabel x sebagai variabel bebas (independent variable) adalah independensi, reputasi auditor, dan kompetensi, sedangkan variabel y sebagai variabel terikat (dependent variable) yaitu kualitas audit. Variabel X 1 = independensi dengan 6 butir pertanyaan. Variabel X 2 = reputasi auditor dengan 4 pertanyaan. Variabel X 3 = kompetensi dengan 5 butir pertanyaan. Sedangkan variabel Y = kualitas audit dengan 5 pertanyaan. Pengukuran dilakukan dari hasil kuesioner yang diperoleh dari karyawan KAP, dengan menggunakan skala likert dimana untuk setiap jawaban diberi ukuran sebagai berikut : 1. Sangat Setuju (SS) diberi nilai = 5 2. Setuju (S) diberi nilai = 4 3. Netral (N) diberi nilai = 3 4. Tidak Setuju (TS) diberi nilai = 2 5. Sangat tidak Setuju (STS) diberi nilai = 1
29 Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Independensi (X 1 ) merupakan sikap mental yang tidak mudah dipengaruhi dan tidak dikendalikan oleh pihak lain. Variabel ini mempengaruhi apakah auditor mempunyai kelayakan atau tidak untuk menjadi seorang profesional. Peneliti menggunakan dua dimensi dari Reza Oka Suhastra (2012) yaitu tekanan dari klien dan kerjasama dengan klien. Terdapat 5 pertanyaan sebagai indikator yaitu (1) pengungkapan kecurangan klien, (2) pemberian fasilitas klien, (3) hubungan dengan klien, (4) besarnya fee audit, (5) penggantian auditor, dan (6) penggunaan jasa non audit. Semua item diukur pada skala 1 sampai 5. 2. Reputasi auditor (X 2 ) merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki auditor tersebut. Peneliti menggunakan dimensi dalam Efraim Ferdinan Giri (2010) yaitu ukuran Kantor Akuntan Publik. Peneliti menggunakan pertanyaan sebagai indikator sebagai berikut : Terdapat 4 pertanyaan sebagai indikator yaitu (1) prestasi atau kinerja auditor, (2) ukuran Kantor Akuntan Publik dimana auditor tersebut bekerja, (3) banyaknya klien yang diaudit, dan (4) Afiliasi dengan Kantor Akuntan Publik internasional. Semua item diukur pada skala 1 sampai 5.
30 3. Kompetensi (X 3 ) merupakan tingkat kemampuan seorang auditor dalam bidang akuntansi dan auditing. Variabel ini mempengaruhi apakah seseorang mempunyai kelayakan atau tidak untuk menjadi auditor. Peneliti menggunakan dua dimensi dari Murianto (1998) dalam Reza Oka Suhastra (2012) yaitu pengalaman dan pengetahuan. Peneliti menggunakan pertanyaan sebagai indikator sebagai berikut : Terdapat 5 pertanyaan sebagai indikator yaitu (1) pengetahuan dan pengalaman auditor, (2) kecakapan asisten, (3) kompeten dalam bidangnya (4) pendidikan profesional yg berkesinambungan, dan (5) pengalaman dalam pengambilan keputusan. Semua item diukur pada skala 1 sampai 5. 4. Kualitas audit (Y) merupakan dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Variabel ini mempengaruhi apakah seorang auditor dalam melakukan pekerjaannya telah sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan dalam mengerjakan pekerjaannya dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang tidak seharusnya dilakukan oleh auditor. Wooten (2003) dalam Reza Oka Suhastra (2012) telah mengembangkan model kualitas audit dari membangun teori dan penelitian empiris yang ada. Model yang disajikan oleh Wollten dalam penelitian ini dijadikan sebagai indikator untuk kualitas audit, yaitu (1) deteksi salah saji, (2) proses pengendalian atas pekerjaan supervisor (3) resiko audit (4) prinsip kehati-hatian, dan (5) kerjasama yang diberikan oleh manajemen atau klien. Semua item diukur pada skala 1 sampai 5.
31 G. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2006:90). Populasi dari penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP wilayah Jakarta Selatan. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 250 responden. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2006:91). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka dapat ditentukan kriteria sampel sebagai berikut : 1) Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar dalam directory Institute Accountant Public Indonesia pada tahun 2012 di wilayah Jakarta Selatan. 2) Auditor yang sudah bekerja lebih dari 1 tahun di Kantor Akuntan Publik (KAP) wilayah Jakarta Selatan. Untuk menentukan besarnya jumlah responden atau sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin (Bambang Prasetyo, 2005 : 136 ) yaitu sebagai berikut :
32 n = Keterangan : N = Populasi n = Sampel e = Tingkat kesalahan penarikan sampel 10% dan tingkat kepercayaan 90%. yaitu : Sehingga berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka jumlah sampel n = n = n = 71,4 Dari perhitungan di atas maka sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 71 responden. H. Metode Analisis Data Untuk mencapai tujuan penelitian, maka penulis menggunakan analisis statistik, dengan bantuan Statistical Product and Service Solution 17 (SPSS 10) for windows, untuk mengukur pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen da menguji hipotesis yang diajukan. Analisis ini digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis tersebut. Adapun analisis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut :
33 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam pemikiran merupakan proses trasformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diintepretasikan. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai gambaran demografi responden penelitian. Data demografi tersebut antara lain : usia, jenis kelamin, jenjang pendidikan, dan lama masa kerja. 2. Uji Kualitas Data 1) Uji Validitas Uji validitas ditujuan untuk mengukur seberapa nyata suatu pengujian atau instrumen. Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar. Pengujuan validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik yaitu menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan metode Product Moment Pearson Correlation. Data dinyatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation > dari r- tabel pada signifikansi 0.05 (5%). 2) Uji Reabilitas Pengujian reabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden seluruh butir pertanyaan yang digunakan. Reabilitas suatu variabel yang dibentuk dari daftar pertanyaan dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach s Alpha > dari 0,60.
34 3. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Menguji dalam sebuah model regresi yaitu variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan antara lain: (1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikui arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, serta (2) jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2) Uji Multikolinearitas Multikolinearitas menyatakan hubunngan antar sesama variabel independen. Asumsi multikolinearitas bahwa variabel independen harus terbebas dari gejala multikolineartias. Gejala multikolinearitas adalah gejala korelasi yang signifikan antar variabel independen. Apabila terjadi gejala multikolinearitas, salah satu langkah untuk memperbaiki model adalah dengan menghilangkan variabel dan model regresi. Model regresi yang baik tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai tolerance.
35 Jika VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas. 3) Uji Heteroskedastisitas Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi regresi dimana varians dan residual tidak sama untuk suatu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam regresi, salah satu asumsi yang harus dipenuhi adalah bahwa varians dari residual ke pengamatan yang lain tidak sama antar satu varians dari residual. Gejala varians yang tidak sama ini disebut gejala heteroskedastisitas, sedangkan adalah gejala residual yang sama dari satu pengamatan ke pengamatan lain disebut homokedastisitas, salah satu uji untuk menguji heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual. Heteroskedastisitas terjadi jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain terjadi ketidaksamaan. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah dengan cara melihat grafik plot nilai prediksi variabel dependen (ZPRED) dengan residunya (SRESID). Dasar pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar), maka telah terjadi heteroskedastisitas.
36 2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4) Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan pada periode t-1 (sebelumnya), jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain atau time series (Ghozali, 2006:99). Dalam pengujian ini, uji autokorelasi tidak dilakukan karena data yang digunakan bukan data series. 4. Uji Hipotesis Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Uji Koefisien Determinasi (Adjust R-Square) Uji koefisien determinasi ditujukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen yang dilihat melalui Adjust R-Square karena variabel independennya lebih dari satu. Jika nilai Adjust R-Square adalah 1 (satu) berarti kuatnya kemampuan fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan fluktuasi variabel dependen, sebaliknya jika nilainya
37 mendekati angka nol (0), maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen (Ghozali 2009 : 87). 2) Uji Regresi Linear Berganda Uji interaksi atau Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi linear berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua tau lebih variabel independen) (Ghozali, 2009 : 150). Dalam skripsi ini penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh independensi, reputasi auditor, dan kompetensi terhadap kualitas auditor. Persamaan regresi yang digunakan adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Keterangan: Y b X 1 X 2 X 3 a e = Kualitas Audit, = Koefisien regresi, = Independensi, = Reputasi auditor, = Kompetensi, = konstanta, dan = Standar error
38 3) Uji Simultan (uji F) Uji F ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel-variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel pada tingkat kepercayaan 5% dan derajat kebebasan (degree of freedom) df1 = k-1 dan df2 = n-k dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah : Jika F hitung > F tabel (df1 = k-1 dan df2 = n-k) maka Ho ditolak. Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen (X 1, X 2, dan X 3 ) berpengaruh terhadap nilai variabel (Y). Jika F hitung < F tabel (df1 = k-1 dan df2 = n-k) maka Ho diterima. Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen (X 1, X 2, dan X 3 ) tidak berpengaruh terhadap nilai variabel (Y). Selain itu uji F dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05 (taraf signifikansi α = 5%). Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah : Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak Jika p value > 0,05 maka Ho diterima
39 Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar presentase pengaruh dari variabel independen X 1, X 2, dan X 3 secara bersamasama terhadap opini akuntan publik sbagai variabel dependen Y dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R2). Dimana R2 menjelaskan seberapa besar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelskan variabel dependen. 4) Uji Parsial (uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji t dilakukan dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Untuk menentukan nilai t tabel ditentukan dengan tingkat signifikansi 5% dengan derajat kebebasan df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independen. Kriteria pengujian yang digunakan adalah : Jika t hitung > t tabel (n-k-1) maka Ho ditolak Jika t hitung < t tabel (n-k-1) maka Ho diterima Selain itu uji t tersebut dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value (p value) dibandingkan dengan 0,05 (taraf signifikansi α = 5%). Adapun kriteria pengujian yang digunakan adalah : Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak Jika p value > 0,05 maka Ho diterima
40 Untuk mengetahui seberapa besar presentase pengaruh dari variabel independen X 1, X 2, dan X 3 secara parsial terhadap kualitas audit sebagai variabel dependen dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R2). Dimana R2 menjelaskan seberapa besar variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen.