TINJAUAN YURIDIS PELELANGAN BARANG JAMINAN DALAM KREDIT BERMASALAH PADA KANTOR PELAYANAN PIUTANG DAN LELANG NEGARA SURAKARTA Oleh: Kartiko Adito Putro Kata Kunci: Barang bukti, pelelangan, piutang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengkaji pelaksanaan pelelangan barang jaminan serta hambatan-hambatan yang timbul dalam pelaksanaan pelelangan barang jaminan di Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara Surakarta dan cara mengatasinya. Pada penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yuridis empiris, sehingga data primernya adalah data yang langsung diperoleh di lapangan. Hasil penelitian ini adalah bahwa pemohon mengajukan permohonan lelang secara tertulis kepada Kepala KP2LN setempat dilengkapi dengan syaratsyarat yaitu syarat umum dan syarat khusus. Kepala KP2LN menetapkan hari, tanggal dan waktu pelaksanaan lelang setelah dilakukan analisa kelengkapan dokumen. Pemohon menetapkan besarnya uang jaminan yang harus disetor calon peserta lelang dengan memperhatikan saran dari KP2LN. Pemohon melaksanakan pengumuman lelang melalui surat kabar harian setempat. Pemohon menetapkan nilai limit dari barang yang akan dilelang dan diserahkan sesaat sebelum lelang. Penawaran lelang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung, untuk cara penawaran lelang ditentukan oleh Kepala KP2LN atau pejabat sesuai dengan permintaan pemohon lelang secara tertulis. Kendala yang dihadapi kaitannya dengan pihak nasabah/kreditur, kendalanya adalah apabila nasabah telah pindah rumah ataupun pindah tempat bekerja, sehingga setelah didatangi alamatnya yang tercantum dalam data-data yang dimiliki oleh pihak KP2LN ternyata rumah tersebut kosong. Nasabah malu untuk mendatangi lelang. Persaingan harga tidak bisa maksimum/optimal seperti yang diharapkan karena pembeli potensial adalah pedagang yang telah bersatu (kongsi). Lelang tidak bisa berjalan optimal karena lelang bukan merupakan pelayanan utama pada itu sebab pelayanan yang lain, pun harus tetap berjalan seperti biasanya.
A. Pendahuluan Pertumbuhan dan perkembangan perbankan nasional kita tidak lepas dari langkah-langkah kebijaksanaan deregulasi pemerintah sebagai upaya perkembangan dan pembangunan yang diharapkan. Bank mempunyai peranan yang sangat strategis sebagai lembaga peratara dalam memobilisasi dana masyarakat dan menyalurkan kembali dalam bentuk kredit yang diberikan. Dalam situasi sumber-sumber pembiayaan (di luar perbankan) masih terbatas, pemberian kredit perbankan masih sangat berperan menunjang kegiatan perekonomian nasional. Apabila pemberian kredit perbankan berjalan lancar, maka kegiatan perekonomian dapat terus berkembang dan dapat ditingkatkan. Sebaliknya, berkurangnya pemberian kredit perbankan akan berakibat pula kelambatan kegiatan ekonomi dan pembangunan. Istilah kredit, dalam kehidupan kita sehari-hari bukanlah merupakan hal asing. Kita masih sering mendengar istilah kredit yaitu bilamana ada seseorang yang akan mencari pinjaman uang, ia akan mengatakan bahwa ia akan mencari pinjaman kredit. Dengan diperolehnya pinjaman kredit dari kreditur, bagi pihak yang telah menerima pinjaman tersebut untuk selanjutnya berkewajiban mengembalikan pinjaman itu beserta bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan bersama antara pemberi kredit (pihak bank) dengan penerima kredit.
B. Metode Penelitian Guna memperoleh data secara lengkap dan konkret penulis mengadakan penelitian yang berhubungan dengan obyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, penulis memilih lokasi di Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara Surakarta (KP2LN). Alasan pemilihan (KP2LN) sebagai lokasi penelitian adalah karena adanya pertimbangan tertentu yaitu di lokasi tersebut telah sering terjadi pelaksanaan pelelangan barang jaminan seperti yang diteliti oleh penulis. Penelitian hukum yang dilakukan oleh penulis adalah termasuk jenis penelitian yuridis empiris.hal ini disebabkan peneliti langsung memperoleh data primer atau data yang pertama kali didapatkan di lapangan atau dalam masyarakat.pengertian penelitian yuridis empiris sendiri adalah penelitian hukum positif tidak tertulis mengenai perilaku anggota masyarakat dalam hubungan hidup bermasyarakat.disini penulis mencari data di Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (selanjutnya disingkat KP2LN) Surakarta. Penelitian yang dilakukan ini mempunyai sifat deskriptif.pengertian penelitian deskriptif yaitu penelitian yang hanya terbatas pada suatu usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan peristiwa yang sebenarnya terjadi, sehingga penelitian ini hanya bersifat untuk mengungkapkan fakta.hasil penelitian ini ditekankan untuk memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diselidiki. Sumber data dalam penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya yang berupa aturan-aturan yang dipakai dalam KP2LN. Dalam hal ini sumber data
primernya adalah berupa keterangan dari manajer atau pegawai pada KP2LN Surakarta. 1. Bahan hukum primer Yaitu bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari: a. UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992 b. PP lelang No. 189 Tahun 1908 2. Bahan hukum sekunder Yaitu bahan yang mendukung dan erat kaitannya dengan bahan hukum primer, seperti hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan terlebih dahulu. 3. Bahan hukum tersier Merupakan bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder.bahan hukum tersier dalam kamus ini berupa kamus hukum. C. Pembahasan Pelaksanaan pelelangan barang jaminan secara umum yang dilakukan oleh KP2LN Surakarta, ada persiapan atau tahapan yang harus dilakukan oleh kreditur selaku pemegang hak tanggungan atau barang jaminan. Dimana dalam Pasal 1131 KUHP ditegaskan bahwa segala barang-barang bergerak dan tak bergerak milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan untuk perikatan-perikatan perorangan debitur itu. Pemegang barang jaminan pertama mempunyai hak untuk menjual obyek barang jaminan atas kekuasaan sendiri
melalui pelelangan umum serta mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut. Penawaran lelang yang dilakukan tidak langsung secara lisan, peserta lelang mengajukan penawaran dengan menggunakan media audio visual dan telepon. Dalam hal penawaran lelang dilakukan tidak langsung secara tertulis, peserta lelang mengajukan penawaran dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi antara lain, LAN (Local area network), intranet, Internet, pesan singkat (short message service/sms) dan facsimile. Pelaksanaan lelang secara tidak langsung dengan penawaran lelang melalui internet, harus memenuhi ketentuan antara lain: 1. Penawaran lelang menggunakan perangkat lunak (software) yang dapat dioperasionalkan untuk penyelenggaraan lelang melalui internet dengan harga semakin meningkat/naik. 2. Peserta lelang yang sah mendapatkan nomor peserta lelang (login) dan sandi akses (password) tertentu agar dapat melakukan penawaran. 3. Penawaran dilakukan sejak mulai pengumuman lelang sampai dengan penutupan penawaran (closing time) seara berkesinambungan. 4. Harga limit bersifat terbuka yang ditayangkan dalam situs (web site). 5. Peserta lelang dapat mengetahui penawaran tertinggi yang diajukan oleh peserta lelang lainnya secara berkesinambungan. 6. Pejabat lelang menetapkan pemenang lelang berdasarkan cetakan rekapitulasi penawaran yang diproses perangkat lunak (software) lelang melalui internet di tempat pelaksanaan lelang pada saat penutupan penawaran (closing time).
Penawaran lelang yang diselenggarakan KP2LN dapat dilakukan dengan harga lelang inklusif atau dengan harga lelang eksklusif. Lelang yang dilakukan dengan harga lelang Inklusif, harga lelang sama dengan pokok lelang dan sudah termasuk Bea Lelang pembeli. Lelang yang dilakukan dengan Harga Lelang Eksklusif, harga lelang sama dengan pokok lelang namun belum termasuk Bea Lelang pembeli. Penawaran harga lelang yang telah disampaikan oleh peserta lelang kepada pejabat lelang tidak dapat diubah atau dibatalkan oleh peserta lelang. Suatu pelelangan dimana terdapat beberapa peserta lelang yang mengajukan penawaran tertinggi, secara lisan semakin menurun atau tertulis dengan nilai yang sama dan mencapai atau melampaui harga limit, Pejabat Lelang berhak menentukan pemenang lelang dengan cara: 1. Melakukan penawaran lanjutan hanya terdapat peserta lelang yang mengajukan penawaran sama, yang dilakukan secara lisan atau tertulis berdasarkan persetujuan peserta lelang bersangkutan. 2. Apabila penawaran lanjutan tidak dapat dilaksanakan, maka dilakukan penetapan salah satu diantara peserta lelang yang mengajukan penawaran sama dengan melakukan pengundian. Cara penawaran lelang itu ditentukan oleh Kepala KP2LN atau pejabat lelang sesuai permintan pemohon lelang atau penjual secara tertulis. Dalam hal pemohon lelang atau penjual tidak menentukan cara penawaran lelang, kepala KP2LN atau Pejabat Lelang berhak menentukan sendiri cara penawaran lelang. Dalam suatu pelaksanaan lelang, penjual tidak diperkenankan mengusulkan cara penawaran lisan untuk sebagian barang dan cara penawaran tertulis untuk
sebagian barang lainnya. Setiap pelaksanaan lelang dikenakan bea lelang sesuai Peraturan Pemerintah tentan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Keuangan. Setiap pelaksanaan lelang dikenakan Uang Miskin sebesar 0,4% dihitung dari pokok lelang. Uang miskin itu dipungut atau dikenakan pada pemenang lelang. Uang miskin itu sendiri adalah uang yang dipungut dari pembeli secara Penerimaan Negara Bukan Pajak pada Departemen Sosial. Untuk pelaksanaan lelang yang ditahan atau tidak ada penawaran tidak dikenakan Bea Lelang, namun untuk pelaksanaan lelang yang dilaksanakan oleh Perusahaan Umum Pengadilan dikenakan Bea Lelang Eksekusi. Penawaran lelang dalam Lelang Eksekusi harus dilaksanakan secara langsung. Pelaksanaan pelelangan di KP2LN mempunyai beberapa permasalahan, permasalahan tersebut dapat dari beberapa pihak yaitu: 1. Pihak nasabah: a. Nasabah pindah rumah atau pindah tempat bekerja, sehingga setelah didatangi alamatnya yang tercantum dalam data-data yang dimiliki oleh pihak KP2LN ternyata rumah tersebut kosong. b. Nasabah malu untuk mendatangi lelang. 2. Pihak perusahaan: a. Persaingan harga tidak bisa maksimum/optimal seperti yang diharapkan karena pembeli potensial adalah pedagang yang telah bersatu (kongsi). b. Lelang tidak bisa berjalan optimal karena lelang bukan merupakan pelayanan utama pada itu sebab pelayanan yang lain, pun harus tetap berjalan seperti biasanya.
3. Pihak lain: Harga barang jaminan yang dinilai sebagai barang bekas nilainya tidak stabil dan kurang terukur secara pasti di pasaran. D. Kesimpulan Pemohon mengajukan permohonan lelang secara tertulis kepada Kepala KP2LN setempat dilengkapi dengan syarat-syarat yaitu syarat umum dan syarat khusus. Kepala KP2LN menetapkan hari, tanggal dan waktu pelaksanaan lelang setelah dilakukan analisa kelengkapan dokumen. Pemohon menetapkan besarnya uang jaminan yang harus disetor calon peserta lelang dengan memperhatikan saran dari KP2LN. Pemohon melaksanakan pengumuman lelang melalui surat kabar harian setempat. Pemohon menetapkan nilai limit dari barang yang akan dilelang dan diserahkan sesaat sebelum lelang. Penawaran lelang dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung, untuk cara penawaran lelang ditentukan oleh Kepala KP2LN atau pejabat sesuai dengan permintaan pemohon lelang secara tertulis. Pelaksanaan lelang dilakukan oleh pejabat lelang bersama-sama dengan pemandu lelang. Pembayaran hasil lelang dilakukan secara tunai oleh pemegang lelang selambat-lambatnya tiga hari kerja setelah lelang kepada pejabat lelang dan selanjutnya segera disetorkan kepada yang berhak setelah dipotong bea lelang penjual. Apabila pemenang lelang yang sudah ditunjuk tidak melunasi pembayaran (wanprestasi), uang jaminan lelang disetorkan ke kas negara. Upaya yang dilakukan KP2LN Surakarta untuk mengatasi permasalahan yang ada dalam pelelangan barang jaminan yaitu nasabah pindah rumah atau
pindah tempat kerja, dalam hal ini penyelesaian pelelangan yang dilaksanakan oleh KP2LN bekerja sama dengan aparat setempat yang berwajib. Dan penyelesaiannya pelelangan paling efektif dan cepat adalah dengan menggunakan Surat Kuasa Menjual (SKM) dari nasabah kepada KP2LN yang ditandatangani bersamaan pada akad kredit. Dan mengadakan sosialisasi lelang, menjual dibawah tangan barang sisa lelang. Daftar Pustaka Abdulkadir Muhammad, 1992, Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni Budi Untung, 2000, Kredit Perbankan di Indonesia, Yogyakarta: Penerbit Andi Hadari Nawawi, 1995, Penelitian Terapan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Bulak Sumur Hardijan Rusli, 1993, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Hartono Hadisoeprapto, 1984, Pokok-pokok Hukum Perikatan dan Hukum Jaminan, Yogyakarta, Liberty Hassanudin Rahmad, 1998, Aspek-aspek Hukum Pemberian Kredit, Bandung: Citra Aditya Bakti Ignatius Ridwan Widyadharma, 1999, Hukum Sekitar Perjanjian Kredit, Badan Penerbit Universitas Diponegoro J. Satrio, 1998, Hukum Jaminan, Hak Jaminan Kebendaan, Hak Tanggungan, Bandung: Citra Aditya Bakti Mar uf Saleh, 1997, Langkah Antisipatif Yang Harus Dilakukan Dalam Memproses dan Menyelesaikan Kredit Bermasalah, Jakarta: Info Bank Munir Fuady, 1999, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek, Bandung: Citra Aditya Bakti Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press
Subekti, 1997, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermassa Thomat Suyatno, 1997, Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Widjanarta, 1997, Kajian Legal Dalam Analisa dan Proses Kredit Komersial Serta Solusi Hukum Menghadapi Kredit Bermasalah, Jakarta: Info Bank, Cetakan II. Wiryono Prodjodikoro, 1981, Pokok-pokok Hukum Perdata Tentang Persetujuanpersetujuan Tertentu. Bandung: Alumni Yahya Harahap, 1986, Segi-segi Hukum Perjanjian, Bandung: Alumni Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pembukuan Undang-undang DAsar 1945 Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Undang-undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan Peraturan Lelang No. 189 Tahun 1908