1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang terpenting bagi kehidupan manusia. Melalui pendidikan maka akan membantu kemajuan bangsa dan Negara dalam berbagai hal. Kemajuan suatu Negara ditentukan oleh suatu pencapaian sistem pendidikan yang dibuat. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Sedangkan evaluasi dimaksudkan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan yang ada dalam kurikulum. Selain itu, evaluasi juga dapat digunakan oleh guruguru dan pengawas pendidikan untuk mengukur atau menilai keefektifan pengalaman mengajar, kegiatan-kegiatan belajar, dan metode-metode mengajar yang digunakan. Dengan demikian dapat dikatakan betapa penting peranan dan fungsi evaluasi dalam proses belajar mengajar. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat (1), evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihakpihak yang berkepentingan diantaranya terhadap siswa, lembaga, dan program pendidikan. Evaluasi pembelajaran harus ada demi meningkatkan mutu pendidikan yang ada di Indonesia sekaligus mengetahui seberapa 1
2 jauh pengetahuan siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Evaluasi dilakukan pada setiap akhir pokok bahasan materi pembelajaran secara terus menerus sehingga peningkatan hasil belajar siswa dapat terlihat. Evaluasi dilakukan oleh guru secara berkesinambungan untuk memantau kemajuan dari proses pembelajarannya dalam bentuk ulangan harian, Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS), ulangan kenaikan kelas. Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian biasanya dilakukan dengan cara tes yaitu dengan memberikan soal pada siswa yang harus dikerjakan dengan benar dan tepat. Pedoman penulisan soal yang menyangkut segi materi, konstruksi, dan bahasa. Segi materi meliputi kesesuaian standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diajarkan. Segi konstruksi meliputi cara penyusunan soal. Sedangkan segi bahasa yaitu penggunaan bahasa dalam soal dengan menggunakan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu juga memerhatikan jenjang ranah kognitif menurut Anderson dan Krathwohl dalam Kuswana (2010) yang meliputi: mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6). Ranah kognitif yang diterapkan disesuaikan dengan jenjang sekolah dasar. Analisis penelitian secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui analisis pada setiap butir soal. Arikunto (2012) mengatakan tes dikatakan
3 berkualitas apabila dalam penyusunannya memperhatikan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda.. Soal dikatakan valid apabila soal tersebut sesuai dengan kenyataan. Reliabilitas mengandung arti tetap atau ajeg, artinya soal yang baik akan memiliki sebuah keajegan meskipun diteskan berulang-ulang. Tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui mudah atau sulitnya soal tersebut. soal yang baik hendaknya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Daya beda digunakan untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Berdasarkan hasil wawancara guru, persiapan evaluasi dilakukan dengan menyiapkan siswanya terlebih dahulu. Persiapan itu meliputi berlatih mengerjakan soal latihan, guru mengajarkan pelajaran sesuai dengan kompetensi yang sesuai, dan mengetahui kualitas butir soalnya yang akan berpengaruh pada siswanya. Penyusunan soal harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang sesuai.hasil wawancara dengan guru dapat diketahuai bahwa dalam pembuatan soal ulangan harian, guru tidak membuat kisi-kisi soal terlebih dahulu. Banyak guru yang langsung membuat soal. Untuk soal Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS) biasanya dibuat oleh perkumpulan guru dalam satu kabupaten. Proses pembuatan soal tersebut terlebih dahulu membuat kisikisi agar sesuai dengan materi, namun soal yang dibuat tidak diuji cobakan terlebih dahulu. Hal itu tentu belum sesuai dengan pedoman pembuatan
4 soal yang benar. Soal yang baik hendaknya dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas butir soal. Soal yang dianalisis dalam penelitian ini adalah soal ulangan harian, Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir Semester (UAS) mata pelajaran matematika kelas V semester gasal tahun 2016/2017. Analisis dalam penelitian ini dilakukan secara deskriftif kuantitatif. Analisis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui soal tersebut telah memenuhi kriteria tes yang baik atau belum. Analisis soal secara deskriptif meliputi aspek materi, konstruksi, bahasa, dan distributif ranah kognitif. Analisis secara kuantitatif meliputi aspek validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda. Penelitian analisis butir soal telah banyak dilakukan karena sangat bermanfaat untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang lebih baik. Penelitian analisis butir soal sebelumnya telah diteliti oleh Maria Stefani Mustida Nugraha (2016) dengan judul Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPS kelas V SD di Kecamatan Depok. Hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa validitas butir soal sudah sesuai dengan materi yang ada di Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD). Soal tersebut memiliki tingkat reliabilitas tinggi dengan nilai 0,759. Tingkat kesukaran telah sesuai dengan proporsi tingkat kesukaran soal UAS. Daya beda yang dimiliki soal tersebut cukup baik, namun efektifitas pengecohnya belum seluruhnya berfungsi.
5 Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Mansour Sayyah dkk (2012) dengan judul An Item Analysis of Written Multiple-Choise Question. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kesukaran yang ada pada soal yang telah dibuat terlalu sulit sehingga sulit dipecahkan. Daya beda yang dihasilkan dalam penelitian tersebut sebesar 0,36. Hal itu menunjukkan bahwa daya beda pada soal tersebut cukup. Reliabilitas butir soal menunjukkan hasil keajegan yang rendah. Distraktor berfungsi dengan baik sehingga cukup menarik untuk dipilih. Berdasarkan uraian tersebut, guru belum pernah melakukan analisis terhadap soal yang telah dibuatnya. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tentang analisis perangkat evalusi dengan judul Analisis Perangkat Evaluasi Matematika Kurikulum 2006 Semester Gasal Kelas V Sekolah Dasar. Penelitian ini diharapkan mampu membantu memberikan evaluasi terhadap perangkat evaluasi bentuk tes yang telah disusun oleh guru dan dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan selanjutnya. B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Bagaimana kualitas perangkat evaluasi Matematika semester gasal kelas V Sekolah Dasar ditinjau dari aspek materi, konstruksi, bahasa? 2. Bagaimana kualitas perangkat evaluasi Matematika semester gasal kelas V Sekolah Dasar ditinjau dari jenjang ranah kognitif?
6 3. Bagaimana kualitas perangkat evaluasi Matematika semester gasal kelas V Sekolah Dasar ditinjau dari validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya beda? C. Tujuan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui kualitas perangkat evaluasi Matematika semester gasal kelas V Sekolah Dasar ditinjau dari aspek materi, konstruksi, bahasa. 2. Untuk mengetahui kualitas perangkat evaluasi Matematika semester gasal kelas V Sekolah Dasar ditinjau dari jenjang ranah kognitif. 3. Untuk mengetahui perangkat evaluasi Matematika semester gasal kelas V Sekolah Dasar ditinjau dari validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya beda. D. Manfaat Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti Peneliti dapat mengetahui kualitas soal melalui analisis butir soal dan dapat menyususn soal dengan baik. 2. Bagi guru Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas dalam pembuatan perangkat evaluasi. 3. Bagi sekolah
7 Pembuatan perangkat evaluasi tidak hanya memperhatikan persebaran materi tetapi juga validitas, reliabilitas, dan kelayakan butir soal. 4. Bagi dinas pendidikan Pengetahuan mutu pendidikan maka instrumen yang digunakan harus memenuhi kriteria sehingga data yang didapatkan sesuai.