I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan

I. PENDAHULUAN. keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi masayarakat industri.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2013

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2012

Perkembangan Indikator Makro Usaha Kecil Menengah di Indonesia

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Peranan Sektor Agroindustri Terhadap Perekonomian Kota Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dalam periode jangka panjang mengikuti

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. dapat menikmati hasil pembangunan. Salah satu bukti telah terjadinya

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

BAB III METODE PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

I. PENDAHULUAN. suatu perekonomian dari suatu periode ke periode berikutnya. Dari satu periode ke

I. PENDAHULUAN. (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

BPS PROVINSI MALUKU PERTUMBUHAN EKONOMI MALUKU PDRB MALUKU TRIWULAN IV TAHUN 2013 TUMBUH POSITIF SEBESAR 5,97 PERSEN

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka. nasional, serta koefisien gini mengecil.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2010

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2008

PERTUMBUHAN EKONOMI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada umumnya pembangunan ekonomi selalu diartikan sebagai

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI BARAT TRIWULAN III TAHUN 2014

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II-2008

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan, khususnya di negara-negara berkembang. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. atau regional khususnya di bidang ekonomi. Angka-angka pendapatan regional dapat

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

PERKEMBANGAN EKONOMI RIAU

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. yaitu pertumbuhan, penanggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional merupakan cerminan keberhasilan pembangunan. perlu dilaksanakan demi kehidupan manusia yang layak.

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BPS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI TENGAH TAHUN 2012

Sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan di

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN I-2011

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kontribusi bagi pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB)

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang perekonomian pada suatu wilayah adalah dengan melihat pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses bagaimana suatu perekonomian di suatu wilayah berkembang atau berubah dari waktu ke waktu dalam jangka waktu yang cukup panjang, dan di dalamnya terdapat kemungkinan terjadi penurunan atau kenaikan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi dapat juga didefinisikan sebagai proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan turut meningkat. Pembangunan ekonomi dalam jangka panjang perlu dilakukan dan tentunya hal ini akan membawa pada suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi. Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun membuat semakin cepat pola perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa faktor-faktor lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan baku dan teknologi tersedia. Pada dasarnya setiap wilayah mempunyai kelebihan dan kekurangan masingmasing, namun yang lebih penting adalah bagaimana upaya dari wilayah tersebut untuk mengoptimalkan kelebihan dan meminimalkan kekurangannya. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengembangan sektor unggulan dan sektor-sektor lain yang terkait. Dalam pengembangan sektor unggulan adalah sangat penting untuk mengetahui keterkaitan antar sektor dan dampak yang mungkin timbul akibat adanya perubahan permintaaan. Sektor-sektor unggulan yang berpotensi untuk dikembangkan perlu diidentifikasi dengan teliti, sehingga secara keseluruhan dapat direncanakan kebijakan-kebijakan yang tepat untuk pengembangan perekonomian di wilayah DKI Jakarta.

2 Khusus bagi Provinsi DKI Jakarta, menyusun rencana pembangunan yang matang sangat diperlukan agar proses pembangunan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Pada skala regional, kegiatan perencanaan pembangunan ekonomi akan melibatkan berbagai kegiatan yang saling berkaitan antar sektor-sektor dalam perekonomian. Untuk itu dalam melakukan perencanaan pembangunan ekonomi di DKI Jakarta, perlu dilihat sektor-sektor ekonomi apa saja yang mengalami perubahan. Hal ini perlu dilakukan agar dalam proses pembuatan kebijakan nantinya tidak salah dalam menentukan sektor-sektor mana yang mestinya mendapat prioritas dikembangkan lebih lanjut. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) sebagai dokumen perencanaan 5 (lima) tahunan merupakan penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang memiliki kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. RPJMD selanjutnya dijabarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan perencanaan tahunan dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. RPJMD DKI Jakarta 2007-2012 disusun dengan maksud untuk mensinergikan program-program pembangunan di daerah dalam rangka pelaksanaan RPJPD DKI Jakarta Tahun 2005-2025. Dokumen Renstrada (rencana strategis daerah) ini bersifat jangka pendek dan menengah namun tetap diletakkan pada jangkauan jangka panjang, sehingga rumusan visi, misi dan arah kebijakan pembangunan Provinsi DKI Jakarta untuk 5 (lima) tahun mendatang menjadi sangat penting dan strategis. Strategi pembangunan Provinsi DKI Jakarta disusun dan disesuaikan dengan setiap bidang di dalam Program Pembanganunan Daerah (Propeda) Provinsi DKI Jakarta yang memiliki 8 (delapan) bidang pembangunan yaitu: Hukum, Ketentraman Ketertiban Umum dan Kesatuan Bangsa, Pemerintahan, Ekonomi, Pendidikan dan Kesehatan, Kependudukan dan Ketenagakerjaan, Sosial dan Budaya, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, serta Sarana dan Prasarana Kota. Proses penyusunan rencana jangka menengah ini dilakukan melalui pendekatan politik yang dideskripsikan dalam visi, misi dan program kerja pemerintah DKI Jakarta. Sesuai dengan Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah bahwa arahan penataan ruang wilayah akan ditujukan untuk melaksanakan 3 (tiga) misi utama, yaitu : 1). Membangun Jakarta yang berbasis pada masyarakat; 2). Mengembangbiakan

3 lingkungan kehidupan perkotaan yang berkelanjutan dan 3). Mengembangkan Jakarta sebagai kota jasa skala nasional dan internasional. Penataan ruang kota Jakarta dimaksudkan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera berbudaya dan berkeadilan, terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan hidup sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampungnya, kemampuan masyarakat dan pemerintah, serta kebijakan pembangunan nasional dan daerah. Selain itu penataan ruang juga bertujuan untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan serta terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung dan budi daya.dengan adanya penataan ruang yang lebih baik dan terarah, diharapkan visi pembangunan kota Jakarta yaitu agar sejajar dengan kota-kota besar negara maju lainnya dapat terwujud. Jakarta memiliki potensi ekonomi berupa letaknya yang strategis dan menjadi potret mininya Indonesia. Disamping itu DKI Jakarta juga memiliki sarana penunjang ekonomi yang memadai sehingga memungkinkan perekonomian Jakarta dapat bergerak optimal. Unggulan potensi ekonomi tersebut telah membuahkan hasil selama sembilan tahun terakhir (2000-2008) yakni telah memberi kontribusi terhadap PDB sebesar 13-17 persen. Angka ini merupakan kontribusi terbesar dibandingkan dengan provinsi-provinsi lainnya di Indonesia. Pada masa krisis moneter, pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta sempat mengalami kontraksi sebesar minus 17,49 persen dan jauh lebih rendah dari nasional yang sebesar minus 13,13 persen, dan pada tahun 2002 pertumbuhan ekonomi sudah menjadi 4,89 persen. Pertumbuhan ini meningkat terus menjadi 6,01 persen tahun 2005 dan sedikit mengalami perlambatan pada tahun 2006 menjadi 5,90 persen sebagai dampak kenaikan harga BBM pada akhir tahun 2005, tahun 2008 perekonomian DKI Jakarta kembali tumbuh menjadi 6,18%. Dari gambaran tersebut memperlihatkan bahwa DKI Jakarta memiliki kemampuan dalam recovery perekonomian. Hal ini memberikan harapan untuk dapat mencapai kondisi perekonomian yang lebih baik di masa yang akan datang. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang merupakan ukuran dalam menilai keberhasilan pembangunan wilayah yang diukur dengan pertumbuhan PDRB. Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta selama 9 tahun (tahun 2000 hingga 2008)

4 terlihat mengalami pertumbuhan relatif lebih tinggi dibandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi nasional (lihat Gambar 1.1). Hal ini memberikan gambaran bahwa kinerja perekonomian wilayah DKI Jakarta mengalami pertumbuhan cukup tinggi selama periode tersebut. Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta. Gambar 1.1 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Nasional dan DKI Jakarta Tahun 2000-2008 Selain pertumbuhan, proses pembangunan ekonomi dengan sendirinya juga akan membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi regional. Pembangunan ekonomi biasanya disertai dengan pergeseran struktur ekonomi dari sektor primer (pertanian dan pertambangan) ke sektor sekunder (industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih; dan bangunan/konstruksi) dan selanjutnya ke sektor tersier (perdagangan, hotel dan restoran; pengangkutan/transportasi dan jasa). Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh Mangiri (2000) bahwa semakin maju dan semakin tinggi teknologi perekonomian, semakin panjang dan semakin tinggi pula keterkaitan antar sektor. Gambaran struktur perekonomian DKI Jakarta secara umum terdapat pada Tabel 1.1 yang menunjukkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta atas dasar harga berlaku. Pada Tabel tersebut terlihat bahwa PDRB DKI Jakarta secara nominal mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama 9 tahun terakhir, yaitu dari Rp. 227,86 triliun pada tahun 2000 menjadi Rp. 675,91 triliun pada tahun 2008.

5 Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2000 dan 2008 SEKTOR TAHUN 2000 TAHUN 2008 PDRB (Jt Rp) Share (%) PDRB (Jt Rp) Share (%) Sektor Primer 1.679.108 0,74 3.907.298 0,58 Pertanian 391.324 0,17 687.829 0,10 Pertambangan/Penggalian 1.287.784 0,57 3.219.468 0,48 Sektor Skunder 65.682.104 28,83 190.563.775 28,19 Industri Pengolahan 40.348.835 17,71 106.381.595 15,74 Listrik,Gas,Air Bersih 1.452.045 0,64 7.591.329 1,12 Bangunan 23.881.225 10,48 76.590.851 11,33 Sektor Tersier 160.500.026 70,44 481.435.901 71,23 Perdag,Hotel & Restoran 45.601.592 20,01 140.158.197 20,74 Pengangkutan & Komunikasi 12.615.546 5,54 63.319.391 9,37 Keuang, Persewa & Js Perus 74.937.113 32,89 192.987.182 28,55 Jasa-Jasa 27.345.777 12,00 84.971.132 12,57 JUMLAH 227.861.239 100,00 675.906.974 100,00 Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta. Dari Tabel 1.1 terlihat bahwa struktur perekonomian DKI Jakarta tersebut didominasi oleh tiga sektor utama, yakni sektor keuangan, sektor perdagangan, dan sektor industri. Ketiga sektor tersebut telah mengalami perkembangan yang relatif baik dan mempunyai keterkaitan kuat dengan perkembangan sektor perekonomian lainnya. Sektor-sektor tersebut juga telah memberikan kontribusi besar dalam perekonomian serta punya peranan besar dalam penyerapan tenaga kerja. Peranan sektor industri dalam perekonomian DKI Jakarta tahun 2008 memberikan kontribusi sebesar 15,74 persen, sementara sektor keuangan dan perdagangan andilnya masingmasing sebesar 28,55 persen dan 20,76 persen. Sumbangan sektor jasa-jasa dalam perekonomian DKI Jakarta tahun 2008 sebesar 12,57 persen. Kontribusi sektor jasa tergolong relatif masih kecil mengingat arah pembangunan kota Jakarta kedepan adalah berorientasi pada sektor jasa. Dalam visi pembangunan jangka panjang Kota Jakarta, sebagaimana tertuang dalam Draft Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi DKI Jakarta 2005-2025 adalah untuk Mengembangkan Jakarta sebagai Kota Jasa

6 Bertaraf Internasional hal ini sesuai dengan fungsi dan perannya sebagai pusat kegiatan bisnis sekaligus pusat pemerintahan. Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan strategi dan perencanaan yang tepat agar dapat mendukung arah pembangunan Kota Jakarta sebagaimana yang diharapkan. Langkah penting yang perlu dijalankan oleh pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjalankan strategi tersebut adalah menginventarisir potensi dan kemampuan sumberdaya yang ada di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, salah satu aspek yang tidak kalah penting adalah mengetahui, mengenali dan memahami bagaimana peran masing-masing sektor dalam memberikan kontribusi terhadap output pembangunan. Oleh karena alasan inilah perlu diteliti analisis perubahan struktur dan sumber pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta, menggunakan model input output. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pokok-pokok permasalah yang dibahas dalam penelitian, yaitu: 1. Sektor apa saja yang menjadi sektor unggulan (keysector) untuk dikembangkan, serta bagaimana pola keterkaitan antar sektor yang terjadi dalam perekonomian DKI Jakarta? 2. Bagaimana perubahan struktur perekonomian yang terjadi di DKI Jakarta selama periode tahun 1993, 2000 dan 2006? 3. Bagaimana peranan sumber pertumbuhan output sektoral dalam rangka pembangunan ekonomi DKI Jakarta? 1.3. Tujuan Penelitian Dengan mengacu pada latar belakang dan rumusan permasalahan yang ada, maka tujuan penulisan tesis ini adalah: 1. Mengetahui sektor unggulan yang potensial untuk dikembangkan, dan mengetahui pola keterkaitan antar sektor dalam perekonomian DKI Jakarta. 2. Mengetahui perubahan struktur ekonomi DKI Jakarta, baik dari aspek perubahan permintaaan dan penawaran, perubahan total output, perubahan komponen ekspor dan impor, perubahan komposisi permintaan akhir, dan perubahan keterkaitan antar sektor (industrial linkages)

7 3. Mengetahui sumber pertumbuhan ekonomi dengan melakukan dekomposisi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan output. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini secara umum adalah memberikan masukan kepada pemerintah DKI Jakarta, bagi masyarakat, pelaku ekonomi serta peneliti yang lain. 1. Bagi pemerintah DKI Jakarta bisa menjadi masukan dan bahan pertimbangan dalam pembuatan rencana dan kebijakan pembangunan jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. 2. Bagi masyarakat dan pelaku ekonomi, mereka bisa memperkirakan dan melakukan langkah-langkah antisipasi dari dampak setiap alternatif kebijakan yang dibuat oleh pemerintah DKI Jakarta. 3. Bisa menjadi referensi dan rujukan bagi peneliti lain untuk mengeksplorasi model pembangunan yang telah berjalan di Provinsi DKI Jakarta selama ini. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Sektor pembangunan dan permasalahan yang ada di wilayah Provinsi DKI Jakarta begitu beragam. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari penelitian ini, maka cakupan penelitian difokuskan pada: 1. Pembahasan hanya menganalisis model Input-Output menggunakan batasan periode penelitian tahun 1993-2000 dan 2000-2006. 2. Mengingat adanya beberapa keterbatasan, maka penelitian ini tidak membahas tentang employment share dan dekomposisi pertumbuhan tenaga kerja. 3. Sektor dan subsektor yang diteliti merupakan hasil penyesuaian yang terdapat di dalam PDRB dan Tebel Input Output DKI Jakarta yang telah diagregasi menjadi 23x23 sektor.

8 Halaman ini sengaja dikosongkan