ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

dokumen-dokumen yang mirip
Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

SNI Standar Nasional Indonesia

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Pupuk amonium klorida

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

Pupuk kalium sulfat SNI

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Analisis kadar abu contoh batubara

Pupuk amonium sulfat

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

Pupuk SP-36 SNI

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

SNI Standar Nasional Indonesia

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Pupuk dolomit SNI

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Kulit masohi SNI 7941:2013

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Minyak terpentin SNI 7633:2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

Air mineral SNI 3553:2015

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

Spesifikasi aspal emulsi kationik

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

Susu segar-bagian 1: Sapi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

Cara uji sifat tahan lekang batu

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Cara uji daktilitas aspal

Cara uji berat jenis aspal keras

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

Pupuk super fosfat tunggal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

Air demineral SNI 6241:2015

Cara uji penetrasi aspal

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

BAB III METODE PENELITIAN

Biji kakao AMANDEMEN 1

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

BAB III METODE PENELITIAN

Cara uji kimia Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk perikanan

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

BAB III METODE PENELITIAN

LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORBEN CANGKANG GONGGONG

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia ICS 13.060.50 Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri Badan Standardisasi Nasional

BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta BSN 2011 i

Daftar isi Daftar isi... i Prakata...iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Cara uji... 2 4 Pengendalian mutu... 4 5 Rekomendasi... 4 Lampiran A (normatif) Pelaporan... 5 Bibliografi... 6 BSN 2011 ii

Prakata SNI ini dengan judul Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri dipergunakan untuk cara uji warna secara spektrofotometri. SNI ini dikonsensuskan oleh Sub Panitia Teknis 13-03-S1, Kualitas Air dari Panitia Teknis 13-03, Kualitas Lingkungan dan Manajemen Lingkungan dengan para pihak terkait. Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis dan pemerintah terkait pada tanggal 28 29 Oktober 2009 di Jakarta. SNI ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 28 Mei 2010 sampai dengan 28 Juli 2010 dan diperpanjang hingga 28 Agustus 2010, dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI. BSN 2011 iii

Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri 1 Ruang lingkup Cara uji ini digunakan untuk menentukan warna air alam, air minum dan air limbah secara spektofotometri pada panjang gelombang 450 nm sampai 465 nm dengan kisaran serapan 0,005-0,8. Cara uji ini digunakan untuk pengukuran warna sebenarnya (true color). Apabila warna memberikan serapan lebih besar dari 0,8, maka lakukan pengenceran. 2 Istilah dan definisi 2.1 air bebas mineral air yang diperoleh dengan cara penyulingan ataupun proses demineralisasi sehingga diperoleh air dengan konduktifitas lebih kecil dari 2 μs/cm 2.2 kurva kalibrasi grafik yang menyatakan hubungan kadar larutan kerja dengan hasil pembacaan serapan yang merupakan garis lurus 2.3 larutan induk warna larutan yang mempunyai warna 500 unit Pt-Co yang digunakan untuk membuat larutan baku dengan warna yang lebih rendah 2.4 larutan baku larutan induk yang diencerkan dengan air bebas mineral, sampai konsentrasi tertentu 2.5 larutan kerja larutan baku yang diencerkan dengan air bebas mineral, digunakan untuk membuat kurva kalibrasi 2.6 larutan blanko air bebas mineral yang diperlakukan sama seperti contoh uji 2.7 warna warna alami dari air yang dapat disebabkan oleh adanya ion logam (besi dan mangan), humus, plankton, tumbuhan air dan dinyatakan dalam satuan warna unit Pt-Co 2.8 warna sebenarnya (true color) warna dari contoh air yang telah disaring dengan kertas saring yang berpori 0,45 µm dan dinyatakan dalam satuan warna unit Pt-Co BSN 2011 1 dari 6

3 Cara uji 3.1 Prinsip Warna dari larutan contoh uji ditentukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 450 nm 465 nm dengan menggunakan larutan standar Pt-Co. Pengukuran nilai warna sebenarnya (true color) berdasarkan hukum Beers. 3.2 Bahan a) air bebas mineral; b) kaliumheksakloroplatinat (K 2 PtCl 6 ) pa; c) kobal klorida (CoCl 2.6H 2 O) pa; d) asam klorida (HCl) pa; dan e) natrium hidroksida (NaOH) pa. 3.3 Peralatan a) spektrofotometer; b) kuvet dengan panjang (path length) minimal 2,5 cm; c) labu ukur 100,0 ml; d) pipet volumetrik 1,0 ml; 2,0 ml; 3,0 ml; 4,0 ml; 5,0 ml; dan 10,0 ml; e) gelas piala; f) kertas saring dengan ukuran pori 0,45 µm; dan g) timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg. 3.4 Persiapan pengujian 3.4.1 Pembuatan larutan induk Pt-Co Larutkan 1,246 g kaliumheksakloroplatinat, K 2 PtCl 6 dan 1,00 g kobal klorida CoCl 2.6H 2 O dengan 100 ml HCl pekat ke dalam labu ukur 1000,0 ml dan encerkan dengan air bebas mineral hingga 1000 ml. Larutan induk Pt-Co ini mempunyai nilai warna 500 unit Pt-Co. CATATAN Larutan induk warna 500 unit PtCo ini tersedia secara komersial. 3.4.2 Pembuatan larutan kerja a) buat deret larutan kerja dari larutan induk warna 500 Unit Pt-Co. dengan 1 (satu) blanko dan minimal 3 kadar yang berbeda secara proporsional yang berada pada rentang pengukuran; b) lindungi larutan baku dari penguapan dan kontaminasi ketika larutan tidak dipakai; c) simpan dalam kondisi gelap bila tidak digunakan dan penyimpanan hanya untuk 1 bulan BSN 2011 2

3.5 Prosedur 3.5.1 Persiapan contoh uji a) analisa contoh uji dilakukan sebelum 24 jam, bila tidak contoh uji disimpan pada suhu 4 C ± 2 C selama maksimal 48 jam; b) kondisikan contoh uji sampai suhu kamar; c) atur ph contoh uji hingga 7 dengan menambahkan HCl atau NaOH dan catat pengaturannya, jika nilai ph diluar kisaran 4-10; d) cuci kertas saring berpori 0,45 μm dan penyaring dengan melewatkan sekurangkurangnya 50 ml air bebas mineral; e) saring contoh uji, buang 25 ml filtrat pertamanya, tampung kira-kira 50 ml filtrat selanjutnya; f) contoh uji siap ukur. 3.5.2 Pembuatan kurva kalibrasi Kurva kalibrasi dibuat dengan tahapan sebagai berikut: a) hidupkan alat dan optimalkan alat uji spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat untuk pengujian warna; b) pilih panjang gelombang dengan serapan maksimum diantara 450 nm dan 465 nm; c) ukur serapan masing-masing larutan kerja yang telah dibuat, kemudian catat dan plotkan terhadap unit Pt-Co; d) buat kurva kalibrasi dari data pada butir 3.5.2.c) di atas dan tentukan persamaan garis lurusnya; e) jika koefisien korelasi regreasi linier (r) < 0,995, periksa kondisi alat dan ulangi langkah pada butir 3.5.2 a) sampai dengan c) hingga diperoleh nilai koefisien r 0,995. 3.5.3 Pengukuran contoh uji Uji warna dengan tahapan sebagai berikut: a) ukur serapan contoh uji pada panjang gelombang dengan serapan maksimum yang telah ditentukan; b) hitung nilai unit warna dari kurva kalibrasi. 3.6 Perhitungan Warna, unit Pt-Co = C x fp (1) Keterangan: C adalah nilai yang didapat dari kurva kalibrasi, dinyatakan dalam unit Pt-Co; fp adalah faktor pengenceran. BSN 2011 3 dari 6

4 Pengendalian mutu a) Gunakan bahan kimia berkualitas murni (pa). b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi. c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi. d) Dikerjakan oleh analis yang kompeten. e) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu penyimpanan maksimum. f) Perhitungan koefisien korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,995 dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi. g) Lakukan analisis duplo dengan frekuensi 5 % - 10 % per satu seri pengukuran atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10 sebagai kontrol ketelitian analisis. Jika Perbedaan Persen Relatif (Relative Percent Difference, RPD) sama dengan 15 % maka dilakukan pengukuran ketiga. Persen RPD hasil pengukuran duplikat pengukuran %RPD = 100% (hasil pengukuran + duplikat pengukuran)/2 5 Rekomendasi Buat kurva kendali (control chart) untuk analisis presisi. (2) BSN 2011 4

Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut: 1) Parameter yang dianalisis. 2) Nama analis. 3) Tanggal analisis. 4) Rekaman hasil pengukuran duplo. 5) Rekaman kurva kalibrasi. 6) Nomor contoh uji. 7) Tanggal penerimaan contoh uji. 8) Rekaman hasil perhitungan. 9) Hasil pengukuran persen RPD. 10) Nilai warna (Pt-Co) dan ph contoh uji. Lampiran A (normatif) Pelaporan BSN 2011 5 dari 6

Bibliografi Lenore S.Clesceri et al. Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater 21 st Edition, 2005, Methods 2120C Spectrophotometric-Single-Wavelength Method (PROPOSED) BSN 2011 6