BAB 7 RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi ringkasan penelitian serta kesimpulan yang diambil dari penelitian ini, keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian dan rekomendasi yang dapat digunakan RSUD Muntilan untuk perubahan kearah yang lebih baik. 7.1 Ringkasan Sebagai bentuk dari kewajiban pemerintah dalam melakukan pengelolaan sumber daya, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres RI) Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah (AKIP). Hal ini dilakukan berdasarkan inpres tersebut yaitu dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dan dipandang perlu adanya pelaporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) untuk mengetahui kemampuannya dalam pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Untuk menyusun LAKIP maka dibuatlah Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). SAKIP didesain untuk membantu menciptakan AKIP. SAKIP secara umum terdiri dari 4 komponen yaitu perencanaan kinerja (RENSTRA, RKT, PK), pengukuran kinerja (target dengan realisasi), pelaporan kinerja (LAKIP) dan evaluasi kinerja (self assesment). Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan evaluasi atas sistem pengukuran kinerja pada RSUD Muntilan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah indikator kinerja yang dibuat RSUD Muntilan dilakukan 69
dengan sungguh-sungguh sebagai suatu kebutuhan dalam meningkatkan manajemen kinerja pemerintah yang profesional dan berorientasi pada hasil atau hanya untuk memenuhi kewajiban sesuai ketentuan pemerintah tanpa mengetahui maksudnya. Pertanyaan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah sistem pengukuran kinerja RSUD Muntilan telah menunjukkan hubungan yang logis (kesesuaian informasi dari perencanaan strategis hingga pelaporan)? Dan Bagaimana kecenderungan indikator kinerja RSUD Muntilan jika dievaluasi dengan pendekatan OPM&M menggunakan metode alur logika yang diperluas (performance blueprint)? Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan kesesuaian informasi dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) RSUD Muntilan dan Menjelaskan indikator kinerja RSUD Muntilan jika dievaluasi dengan pendekatan OPM&M menggunakan metode alur logika yang diperluas (performance blueprint). Agar dapat mengetahui kendala pada saat melakukan implementasi SAKIP, maka hasil dari analisis dokumen ditindaklanjuti dengan melakukan wawancara kepada pihak yang terlibat dengan tahapan menyusun transkrip hasil wawancara, melakukan reduksi data, kategori data, dan sintesisasi data dan yang terakhir melakukan penarikan kesimpulan. Analisis ini menggunakan model performance blueprint yang terdiri dari analisis model logika (logic model) dan analisis empat kuadran (four quadrant analysis). 70
Analisis model logika dilakukan untuk melihat apakah telah terjadi kesesuaian informasi mulai dari dokumen perencanaan hingga pelaporan yang terdiri dari dokumen RENSTRA, RKT, PK, dan LAKIP pada RSUD Muntilan. Analisis empat kuadran dengan menggunakan peta indikator kinerja akan menunjukkan indikator kinerja RSUD Muntilan masuk dalam kategori upaya (kuantitas dan kualitas) atau hasil (kuantitas dan kualitas). Selanjutnya dari hasil evaluasi, dibuatlah sebuah kesimpulan dengan memberitahukan keterbatasan penelitian dan menyampaikan saran-saran perbaikan kepada pihak RSUD Muntilan. 7.2 Kesimpulan Penelitian ini merupakan evaluasi yang menilai proses pengukuran kinerja pada RSUD Muntilan dengan melakukan analisis atas sasaran kinerja dan indikator kinerja pada dokumen perencanaan dan pelaporan kinerja. Dari hasil pembahasan Bab 6, dapat ditarik kesimpulan antara lain: 1. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muntilan telah membuat Laporan Akuntabilitas Kinerja sesuai dengan apa yang terdapat pada Permenpan 29 tahun 2010. 2. Sistem pengukuran kinerja mulai dari perencanaan hingga pelaporan kinerja sudah cukup menggambarkan kesesuaian informasi (hubungan yang logis), akan tetapi masih ada program/kegiatan dengan indikator yang digunakan kurang sesuai. Selain itu, jumlah sasaran lebih sedikit dari jumlah misi yang bisa dikatakan tidak logis. 71
3. Indikator kinerja dalam mencapai visi misinya sudah cukup menggambarkan hubungan yang logis. Hasil evaluasi menggunakan analisis empat kuadran memberikan gambaran bahwa indikator kinerja RSUD Muntilan sebagian besar masih berfokus pada kuadran 3 yakni kualitas upaya yang artinya RSUD Muntilan berorientasi pada upaya pemerintah dalam memberikan pelayanan (service-delivery outcomes). 7.3 Keterbatasan Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; 1. Penelitian ini berfokus pada evaluasi sistem pengukuran kinerja yang didalamnya mencakup evaluasi dokumen perencanaan (RENSTRA, RKT,TAPKIN) dan LAKIP (Program/Kegiatan dan Indikator Kinerja) RSUD Muntilan. 2. Penelitian hanya dilakukan pada RSUD Muntilan yang berarti hasil penelitian ini tidak bisa di generalisasi atau disama ratakan untuk RSUD lain di Indonesia. 7.4 Rekomendasi Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan kendala-kendala sistem pengukuran kinerja, maka peneliti menyarankan kepada pemerintah RSUD Muntilan sebaiknya melakukan hal-hal berikut: 72
1. Melakukan tinjauan ulang mengenai sasaran strategis yang mana jumlah misi lebih banyak dibandingkan dengan jumlah sasaran yang nantinya dapat berakibat salah satu misi tidak tercapai. Atau bisa juga misi ke4 dan ke5 digabungkan saja karena cenderung sama-sama bisa menggunakan sasaran yang ke4. Selain itu, sekiranya dapat membuat indikator kinerja utama (IKU) sendiri yang disesuaikan dengan kondisi RSUD Muntilan. Yang mana IKU tersebut harus berorientasi kepada hasil. Kedua persoalan diatas dapat menggunakan model performance blueprint yang didalamnya menggunakan alat model logika untuk membantu RSUD Muntilan menyediakan informasi yang memiliki hubungan yang logis antara dokumen perencanaan dan dokumen pelaporan. 2. Indikator kinerja keluaran (output) pada RSUD Muntilan sebaiknya dibuat dengan fokus diarahkan untuk mencapai kuadran 1 yang bisa dibuat dengan pemetaan analisis empat kuadran. 3. RSUD Muntilan sebaiknya melakukan pelatihan yang berkesinambungan yang melibatkan seluruh perwakilan yang berkepentingan dalam melakukan pengukuran dan pelaporan kinerja dengan melibatkan perguruan tinggi yang berkompeten dalam hal membuat indikator kinerja yang benar dan baik. 4. Membuat sistem pengumpulan data melalui Standard Operating Procedure (SOP) mengenai mekanisme pengumpulan data dari masing-masing bidang, pengukuran, evaluasi dan pelaporan data kinerja. 73