HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAGNESIUM, ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE HIPERTENSI DI RSUD SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

SKRIPSI RATRI MUTUMANIKAM J Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah SatuSyarat Memperoleh Ijazah S1 Ilmu Gizi.

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

NASKAH PUBLIKASI PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Program Studi Ilmu Gizi FIK UMS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penduduk Indonesia pada tahun 2012 mencapai 237,64 juta jiwa. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat semakin meningkat. Salah satu efek samping

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menopause merupakan berhentinya masa menstruasi

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

HUBUNGAN FAKTOR KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang banyak

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

PENGARUH KONSUMSI LEMAK TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANJUT USIA DI DESA BLULUKAN KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &


BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, banyak perubahan yang akan

NASKAH PUBLIKASI. HUBUNGAN ASUPAN SERAT TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN RAWAT JALAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. jantung beristirahat. Dua faktor yang sama-sama menentukan kekuatan denyut nadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, PROTEIN, LEMAK DAN KARBOHIDRAT DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

menyerupai fenomena gunung es. Penelitian ini dilakukan pada subjek wanita karena beberapa penelitian menyebutkan bahwa wanita memiliki risiko lebih

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

PENDAHULUAN. psikologis, dan perubahan kondisi sosial. 2 Kondisi ini membuat kebutuhan asupan gizi lansia perlu diperhatikan untuk mencegah risiko

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

Kata Kunci : Kejadian hipertensi, perilaku konsumsi makanan, aktivitas fisik, riwayat keluarga

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA SISWI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN INDEKS MASA TUBUH DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LAKI- LAKI PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS X NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.A Sagung Ika Nuriska 1, Made Ratna Saraswati 2

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

Oleh : J PROGRAM FAKULTAS

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

FAKTOR RISIKO RIWAYAT KELUARGA, STATUS GIZI DAN RIWAYAT DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATTINGALLOANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ASUPAN NATRIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

161 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 Rawat Jalan Di RS Tugurejo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

HUBUNGAN ASUPAN LEMAK DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI KELURAHAN SONDAKAN SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Kadar Kolesterol Tinggi Dan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kadar Kolesterol Darah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

GAMBARAN ASUPAN GIZI PADA PENDERITA SINDROM METABOLIK DI RW 04 KELURAHAN SIDOMULYO BARAT KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa gejala, sehingga disebut sebagai Silent Killer (pembunuh terselubung).

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB 4 HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak

INTISARI. Uric Acid Level is Risk Factor for Hypertension ABSTRACT

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

BAB IV HASIL PENELITIAN. diambil dari para wanita akseptor kontrasepsi oral kombinasi dan injeksi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kulon Progo yang memiliki 8 dukuh, yaitu Dhisil, Giyoso, Kidulan,

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dapat timbul akibat perkembangan jaman. adalah gaya hidup tidak sehat yang dapat memicu munculnya penyakit

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAGNESIUM, ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE HIPERTENSI DI RSUD SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : PUJI LESTARI J 310 141 035 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

HALAMAN PERSETUJUAN HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAGNESIUM, ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE HIPERTENSI DI RSUD SUKOHARJO PUBLIKASI ILMIAH Oleh : PUJI LESTARI J 310 141 035 Telah diperiksa dan disetujui untuk dipublikasikan oleh: Dosen Pembimbing (Elida Soviana, S.Gz.,M.Gizi) NIK.110.1620 ii

HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAGNESIUM, ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE HIPERTENSI DI RSUD SUKOHARJO OLEH : PUJI LESTARI J 310 141 035 Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Rabu, tanggal 26 April 2016 dan layak untuk dipublikasikan Dewan Penguji 1. Elida Soviana, S.Gz.,M.Gizi ( ) (Ketua Dewan Penguji) 2. Endang Nur W, SST.,M.si. Med ( ) (Anggota 1 Dewan Penguji) 3. Farida Nur Isnaeni, S.Gz.,M.Sc ( ) (Anggota 2 Dewan Penguji) Mengetahui, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Dekan Dr. Suwaji, M.Kes NIP/NIDN : 19531123 198303 1002/00-2311-5301 iii

PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya. Surakarta, 26 April 2016 Penulis PUJI LESTARI J 310 141 035 iv

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAGNESIUM, ASUPAN LEMAK DAN STATUS GIZI DENGAN TEKANAN DARAH PADA WANITA MENOPAUSE HIPERTENSI DI RSUD SUKOHARJO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ABSTRAK Resiko hipertensi pada wanita akan meningkat setelah mengalami menopause yang disebabkan karena adanya penurunan hormon esterogen dan hormon progesteron sehingga fungsi elastisitas sel endotel akan menurunkan tekanan darah. prevalensi hipertensi di RSUD Sukoharjo sebanyak 9,4% dan mengalami peningkatan sebanyak 84% selama 3 tahun terakhir antara tahun 2012-2014.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asupan magnesium, asupan lemak dan status gizi dengan tekanan darah pada wanita menopause hipertensi di RSUD Sukoharjo.Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan penelitian crossectional. Subjek penelitian adalah 30 wanita usia menopause yang menderita hipertensi dipilih menggunakan consequtive sampling. Asupan magnesium dan asupan lemak diperoleh melalui food frequency semiquantitative. Status gizi diperoleh dengan IMT sedangkan tekanan darah diperoleh dari data rekam medis rumah sakit.subjek penelitian sebagian besar memiliki asupan magnesium cukup 73,3%. 76,7% subjek penelitian memiliki asupan lemak lebih. 60% subjek penelitian memiliki status gizi lebih. 60% subjek penelitian memiliki hipertensi II. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa asupan magnesium berhubungan dengan tekanan darah sistolik (p=0,001) dan tekanan darah diastolik (p=0,002). Asupan lemak memiliki hubungan dengan tekanan darah sistolik dan diastolik (p=0,025, p=0,02). Status gizi juga memiliki hubungan dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik (p=0,004, p=0,006).terdapat hubungan antara tekanan darah, dengan asupan magnesium, asupan lemak dan status gizi. Kata kunci: Asupan magnesium, Asupan lemak, Status Gizi, Tekanan darah. Abstract The risk of hypertension in women increases after experiencing menopause due to a decrease in estrogen and progesterone hormones results in a decrease in endothelial cells the elasticity function that can affect blood pressure. The prevalence of hypertension in Sukoharjo general hospital as much as 9.4% and increased by 84% over the last 3 years between the years 2012-2014. To determine the relationship of magnesium intake, fat intake and nutritional status to the blood pressure among hypertensive menopausal women at Sukoharjo general hospital. This research is observational study with cross sectional design. Total subjects of 30 menopausal hypertensive were selected through systemic consequtive sampling. Magnesium intake and fat intake obtained through 1

semiquantitative food frequency. The nutritional status obtained by BMI (Body Mass Index) while the blood pressure was obtained from hospital medical records. 73.3% of the subjects has enough magnesium intake while 76.7% of the subject has high fat intakes. A total of 60% of the subjects were overnutrition, and 70% of the subjects had hypertension type II. The results show that magnesium intake is associated with systolic blood pressure (p= 0,001) and diastolic blood pressure (p= 0,002). Fat intake has a relationship with systolic and diastolic blood pressure with p= 0,025 andp= 0,02 respectively. Nutritional status also has a relationship with systolic and diastolic blood pressure with p= 0.004 and p= 0,006 respectively. There is a relationship of blood pressure to magnesium intake, fat intake and nutritional status. Keyword: Magnesium intake, Fat intake, Nutritional status, Blood pressure. 1. PENDAHULUAN Menurut Riskesdas (2013) pada tahun 2020 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan mencapai 262,6 juta jiwa. Total jumlah tersebut, terdapat 30,3 juta jiwa wanita usia menopause. Pada usia 40-55 tahun seorang wanita akan lebih rentan dan beresiko terhadap penyakit kardiovaskuler dikarenakan adanya penurunan hormon esterogen dan hormon progesteron sehingga menurunnya fungsi elastisitas sel endotel yang dapat mempengaruhi tekanan darah (Korneliani dkk, 2012). Penyakit hipertensi di Indonesia, merupakan penyebab kematian dengan menempati urutan ketiga setelah stroke dan tuberculosis (TB), dengan proporsi kematian sebesar 6,8%. Adapun prevalensi nasional hipertensi pada penduduk umur >18 tahun adalah sebesar 26,5%, sedangkan prevalensi hipertensi di Jawa Tengah mencapai angka 26,4% (Kemenkes RI, 2013). Terdapat berbagai macam mineral yang dapat menurunkan tekanan darah, salah satunya ialah magnesium (Krummel, 2004). Mineral tersebut menghambat terjadinya konstriksi pembuluh darah yang menyebabkan penurunan resistensi perifer sehingga terjadi penurunan tekanan darah (Krummel, 2004). Berkebalikan dengan magnesium, kebiasaan mengkonsumsi lemak erat kaitannya dengan peningkatan tekanan darah. Konsumsi lemak yang 2

berlebih dapat menyebabkan terjadinya aterosklerosis yang menimbulkan tekanan darah seseorang menjadi meningkat (Lidyawati, 2014). Faktor lain yang dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan darah ialah status gizi. Status gizi dengan indeks masa tubuh mencapai >25 kg/m 2 menyebabkan peningkatan tekanan darah (Ridwan, 2009). Berdasarkan survey pendahuluan tahun 2015, menurut data yang diperoleh dari rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo, hipertensi termasuk penyakit yang menempati urutan sepuluh besar pada rawat jalan dengan prevalensi 9,4% pada bulan Desember 2014. Jumlah penderita hipertensi selama 3 tahun terakhir antara tahun 2012-2014 mengalami peningkatan sebanyak 84%. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan rancangan penelitian crossectional. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2016 di instalasi rawat jalan RSUD Sukoharjo. Sampel penelitian ini ialah 30 wanita menopause. Penentuan sampel dilakukan dengan metode consequtive sampling yaitu mengambil sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi hingga sampel terpenuhi. Data identitas subjek penelitian ditanyakan langsung, data asupan magnesium dan asupan lemak diperoleh dengan semiquantitative food frequency. Data status gizi diperoleh dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) sedangkan data tekanan darah diperoleh dari rekam medis. Uji kenormalan menggunakan Kolmogorov Smirnov. Uji bivariat menggunakan uji hubungan Pearson Product Moment dan Rank Spearman. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Poliklinik rawat jalan RSUD Sukoharjo memiliki falsafah pelayanan rawat jalan merupakan perwujudan pengamalan nilai-nilai pancasila serta pengabdian kepada Negara di bidang kesehatan. Serta visinya ialah terwujudnya pelayanan rawat jalan yang profesional dan bermutu sehingga mendapatkan pelayanan yang optimal dan misinya memberikan pelayanan 3

kesehatan rawat jalan yang profesional berdasar standar pelayanan rawat jalan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat sesuai dengan kemajuan IPTEK. 3.1 Analisis Univariat Karakteristik Subjek Penelitian Distribusi karakteristik subjek dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Karakterikstik Subjek Penelitian Variabel Frekuensi Persentase (%) Usia: 50-64 tahun 65-70 tahun Pendidikan: Dasar Lanjut Pekerjaan: Petani Buruh Wiraswasta IRT Pensiunan Riwayat Penyakit Keluarga: Ada Tidak Ada 20 10 24 6 4 3 3 19 1 22 8 66,7 33,3 77,4 19,4 13,3 10 10 63,3 3,3 73,3 26,7 Berdasarkan Tabel 1, hasil penelitian menunjukkan sebagian besar usia subjek penelitian antara 50-64 tahun sebanyak 66,7%. Sebagian besar berada pada pendidikan tingkat dasar 77,4%. Pekerjaan subjek penelitian sebagian besar ialah ibu rumah tangga 63,3% serta sebanyak 73,3% memiliki riwayat penyakit keluarga hipertensi. 3.2 Distribusi Asupan Magnesium Subjek Penelitian Asupan Magnesium subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Distribusi Asupan Magnesium pada Subjek Penelitian Variabel Frekuensi Persentase (%) Asupan Magnesium Cukup Kurang 22 8 73,3 26,7 4

Subjek penelitian sebagian besar memiliki asupan magnesium cukup sebanyak 73,3%. Rata-rata asupan magnesium subjek penelitian sebanyak 407,01±101,7 mg. Asupan magnesium paling sedikit ialah 226,3 mg per hari sedangkan asupan magnesium paling banyak adalah 614,6 mg per hari. Berdasarkan hasil wawancara FFQ, asupan magnesium subjek penelitian yang kurang disebabkan karena subjek penelitian tidak menyukai produk dari kacang-kacangan seperti tahu dan tempe. Subjek penelitian lebih sering mengkonsumsi lauk hewani daripada lauk nabati. Asupan magnesium subjek penelitian yang cukup diperoleh dari seringnya mengkonsumsi tempe, tahu, susu kedelai, pisang dan bayam. 3.3 Distribusi Asupan Lemak Subjek Penelitian Distribusi asupan lemak subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Distribusi Asupan Lemak pada Subjek Penelitian Variabel Frekuensi Persentase (%) Asupan Lemak Baik Lebih 7 23 23,3 76,7 Asupan lemak subjek penelitian sebagian besar termasuk dalam kategori lebih (76,7%). Rata-rata persen asupan lemak subjek penelitian per hari ialah 127,69%±2,06%, persen asupan lemak minimum subjek penelitian sebanyak 80,40% per hari dan persen asupan lemak maksimum subjek penelitian sebanyak 165,80%. Asupan lemak subjek penelitian yang lebih berasal dari seringnya mengkonsumsi gorengan, cara pengolahan yang sering menggunakan minyak dan beberapa subjek penelitian tidak memasak sendiri makanan yang akan dikonsumsi atau lebih sering membeli makanan dari luar yang beresiko lebih tinggi mengandung lemak dan santan. Asupan lemak subjek penelitian yang kurang disebabkan oleh kurangnya frekuensi dalam 5

mengkonsumsi sumber lemak, adanya alergi terhadap sumber makanan tertentu seperti telur dan ayam. 3.4 Distribusi Status Gizi Subjek Penelitian Status gizi subjek penelitiandapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Distribusi Status Gizi pada Subjek Penelitian Variabel Frekuensi Persentase (%) Status Gizi Normal Lebih 12 18 40 60 Tabel 4 menunjukkan sebanyak 60% subjek penelitian memiliki status gizi lebih. Rata-rata IMT subjek penelitian ialah 25,63±3,21. Nilai IMT minimum subjek penelitian ialah 20,54 sedangkan nilai IMT maksimum sebesar 35,46. Secara tidak langsung tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh meningkatnya nilai IMT seseorang. Study Framingham menunjukkan bahwa peningkatan berat badan sekitar 10% berhubungan dengan kenaikan 7 mmhg pada tekanan darah sistolik (Asriati dkk, 2014). 3.5 Distribusi Tekanan Darah Subjek Penelitian Distribusi subjek penelitian menurut tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini: Tabel 5 Distribusi tekanan darah subjek penelitian Variabel Frekuensi Persentase (%) Tekanan darah Hipertensi I Hipertensi II 9 12 30 70 Tabel 5 menunjukkan sebanyak 70% tekanan darah subjek penelitian termasuk dalam kategori hipertensi II. Nilai rata-rata tekanan sistolik subjek penelitian ialah 164±15,22 mmhg. Nilai minimum tekanan sistolik subjek penelitian adalah 140 mmhg dan nilai maksimum tekanan darah sistolik subjek penelitian ialah 200 mmhg. Rata-rata tekanan tekanan diastolik subjek penelitian ialah 97,67±6,78. Nilai minimum tekanan darah diastolik subjek penelitian ialah 90 mmhg, 6

sedangkan nilai maksimum tekanan darah diastolik subjek penelitian adalah 120 mmhg. 3.6 Analisis Bivariat Hubungan antara Asupan Magnesium dengan Tekanan Darah Hasil analisis hubungan antara asupan magnesium dengan tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7 berikut ini: Tabel 6 Distribusi Tekanan Darah Sistolik Berdasarkan Asupan Magnesium Variabel Rata-rata Standar Median *p Deviasi Asupan 4,070 101,74 398,85 0,001 magnesium Tekanan darah sistolik 164 15,22 160 *uji Pearson Product Moment Tabel 7 Distribusi Tekanan Darah DiastolikBerdasarkan Asupan Magnesium Variabel Rata-rata Standar Deviasi Median *p Asupan magnesium 4,070 101,74 398,85 0,002 Tekanan darah diastolik *uji Rank Spearman 97,67 6,789 100 Hasil uji analisis statistik antara variabel asupan magnesium dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik diperoleh nilai p<0,05 berarti Ho ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara asupan magnesium dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Choi dkk (2015) yang menyatakan bahwa asupan magnesium yang cukup dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang salah satunya ialah asupan magnesium. Berbagai penelitian menemukan bahwa magnesium yang cukup (500-1000 mg/hari) dapat menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat terjadinya konstriksi pembuluh darah yang 7

dapat menyebabkan penurunan resistensi perifer sehingga terjadi penurunan tekanan darah (Krummel, 2004). 3.7 Hubungan antara Asupan Lemak dengan Tekanan Darah Hubungan antara asupan lemak dengan tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9 berikut ini: Tabel 8 Distribusi Tekanan Darah Sistolik Berdasarkan Asupan Lemak Variabel Rata-rata Standar Deviasi Median *p Persen Asupan Lemak 136 37,65 1,25 0,025 Tekanan darah Sistolik 164 15,22 160 *uji Pearson Product Moment Tabel 9 Distribusi Tekanan Darah Diastolik dengan Asupan Lemak Variabel Rata-rata Standar Deviasi Median *p Persen Asupan Lemak 136 37,65 1,25 0,025 Tekanan darah diastolik 97,67 6,789 100 *uji Rank Spearman Hasil analisis statistik antara variabel asupan lemak dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik diperoleh nilai p<0,05, maka Ho ditolak sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara asupan lemak dengan tekanan darah. Hasil ini serupa dengan hasil penelitian Sthefany (2012) bahwa terdapat hubungan antara kebiasaan konsumsi lemak dengan hipertensi. 3.8 Hubungan antara Status Gizi dengan Tekanan Darah Hubungan antara status gizi dengan tekanan darah dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11. 8

Tabel 10 Distribusi Tekanan Darah Sistolik Berdasarkan Status Gizi Variabel Rata-rata Standar Deviasi Median *p Status Gizi 26,65 3,49 26,35 0,004 Tekanan darah Sistolik 164 15,22 160 *uji Pearson Product Moment Tabel 11 Distribusi Tekanan Darah Diastolik Berdasarkan Status Gizi Variabel Rata-rata Standar Deviasi Median *p Status Gizi 26,65 3,49 26,35 0,006 Tekanan darah diastolik 97,67 6,789 100 *uji Rank Spearman Peningkatan Indeks Masa Tubuh (IMT) erat kaitannya dengan peningkatan tekanan darah pada laki-laki maupun perempuan (Sihombing, 2009). Individu yang mengalami obesitas lebih beresiko menderita hipertensi dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami obesitas (Roslina dalam Rahayu, 2012). Hasil uji analisis statistik antara variabel status gizi dengan tekanan darah diperoleh nilai p<0,05, Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan tekanan darah. Semakin besar masa tubuh, semakin banyak darah yang dibutuhkan untuk memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Volume darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri. Kelebihan berat badan juga meningkatkan frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah (Sugiharto, 2007). 4. PENUTUP a. Asupan magnesium yang cukup sebanyak 73,33% dan asupan magnesium yang kurang sebanyak 26,7%. 9

b. Asupan lemak yang baik 23,3% sedangkan asupan lemak yang lebih sebanyak 76,7%. c. Status gizi normal sebanyak 40% dan status gizi lebih sebanyak 60%. d. Tekanan darah yang termasuk dalam kategeori hipertensi I sebanyak 30% dan hipertensi II sebanyak 70%. e. Terdapat hubungan antara asupan magnesium dengan tekanan darah sistolik (p=0,001) maupun diastolik (p=0,002). f. Terdapat hubungan antara asupan lemak dengan tekanan darah sistolik (p=0,025) dan diastolik (p=0,02). g. Ada hubungan antara status gizi dengan tekanan darah sistolik (p=0,004) dan diastolik (p=0,006). DAFTAR PUSTAKA Asriati., Wahiduddin., Rismayanti. 2014. Faktor Risiko Riwayat Keluarga, Status Gizi dan Riwayat Diabetes Mellitus Terhadap Kejadian Hipertensi Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Pattinggaloang. Laporan Penelitian. BagianEpidemiologi Fakultas Kesehatan Fakultas Hasanuddin. Makasar. Choi, MK dan Bae, YJ. 2015. Association of Magnesium Intake with High Blood Pressure in Korean Adults: Korea National Health and Nutrition Examination Survey 2007 2009. Research Article. PLOS ONE vol 10(6):1-12. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Tahun 2013. Korneliani, K dan Meida, D. 2012. Obesitas dan Stress dengan KejadianHipertensi.Jurnal Kesehatan Masyarakat. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi. Tasikmalaya. 7 (2):117-121 Krummel DA. 2004. Medical nutrition therapy in hypertension. In: Mahan K,Escott-Stump S. Krause s food, nutrition, & diet therapy. 11th edition. Philadelphia: Saunders; p. 900-18. Lidiyawati dan Kartini, A. 2014. Hubungan asupan asam lemak jenuh, asam lemak tidak jenuh dan Natrium dengan kejadian hipertensi pada wanita menopause di Kelurahan bojongsalaman. Journal of Nutrition College. 3(4):612-619 10

Rahayu, H. 2012. Faktor Resiko Hipertensi Pada Masyarakat RW 01 Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta Selatan. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Program Sarjana Reguler Universitas Indonesia. Depok. Ridwan, 2009. Mengenal, Mencegah, Mengatasi Sillent Killer Hipertensi. Semarang: Pustaka Widyamara. Sthefany, E. 2012. Hubungan Pola Makan, Gaya Hidup dan Indeks Masa Tubuhdengan Hipertensi Pada Pra Lansia dan Lansia di Pospindu Kelurahan Depok Jaya Tahun 2012. Skripsi. Program Studi Gizi Universitas Indonesia. Jakarta. Sugiharto, A. 2007. Faktor-faktor Resiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Tesis. Program Studi Magister Epidemiologi Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. 11