BAB I PENDAHULUAN. aktif dari seluruh anggota masyarakat. Disamping itu juga diperlukan. pengerahan dana, kemampuan modal dan potensi yang tersedia.

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : IWAN BAYU AJI NIM : C

TINJAUAN YURIDIS BILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI BANK BTN CABANG SURAKARTA

PELAKSANAAN KLIRING ANTAR BANK ATAS WARKAT YANG BERBENTUK CEK PADA BANK INDONESIA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer) menerangkan bahwa Perjanjian jual beli merupakan suatu perjanjian yang

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

FERY PRAMONO C

I. PENDAHULUAN. orang yang tidak berhak dapat menggunakan surat berharga itu, karena pembayaran dengan surat

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

PENGGUNAAN CEK SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DAN PERMASALAHANNYA DI PT BANK CIMB NIAGA Tbk CABANG SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

I. PENDAHULUAN. Berkembang pesatnya dunia perekonomian dan perdagangan pada masa sekarang ini

PELAKSANAAN PENANGGUNGAN ( BORGTOCHT ) DALAM PERJANJIAN KREDIT. ( Studi Kasus di PD. BPR BANK PASAR Kabupaten Boyolali )

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Kegiatan perekonomian yang sehari-hari dilakukan

I. PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran. Oleh karena itu, masyarakat dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai. perdagangan dan setiap adanya bank baru yang di dirikan akan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebenarnya tidak terdapat dalam KUHD maupun perundang-undangan lainnya, namun kita dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga atau industri yang bergerak di bidang

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

I. PENDAHULUAN. Jenis surat berharga diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga. menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, dalam penyelesaian kewajiban pembayaran di

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP BILYET GIRO. A. Bilyet Giro Sebagai Salah Satu Surat Berharga. sejumlah uang kepada pemegang surat tersebut 11.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang mengelola kekuatan potensi ekonomi menjadi kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10. November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dan negara yang berdasarkan Pancasila dan UUD Tujuan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara berkembang, seperti Indonesia pemahaman masyarakat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit).

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dukungan kecepatan dalam pembayaran atau bertransaksi. Lembaga-lembaga

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

Fendhi Harsinto Aji NIM : C

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Surat berharga merupakan terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pemeriksaan perkara dalam persidangan dilakukan oleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan peningkatan pembangunan nasional pada umumnya dan. perkembangan kegiatan ekonomi pada khususnya, menyebabkan pula

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan secara

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Negara berkembang maupun negara maju, perbankan adalah suatu industri

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia usaha. Hal ini yang akan menimbulkan dunia perbankan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, perkembangan suatu bank mengalami krisis dapat diartikan. Sementara itu dalam bentuk memberikan pelayanan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Uang sebagai sistem pembayaran tidak dapat dipisahkan dari fungsinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ekonomi makro telah menimbulkan dampak yang cukup

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK PEMBAYARAN EKSPOR-IMPOR FURNITURE PADA CV.MUGIHARJO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian dalam suatu Negara. Menurut Drs. Mohammad Hatta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan alat pembayaran dengan menggunakan sistem non cash

BAB I PENDAHULUAN. Kasmir (2014) mengemukakan kegiatan utama suatu bank dalam suatu

FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA WARISAN ( STUDI KASUS DI KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI )

BAB I PENDAHULUAN. asing seperti dolar yang cenderung mengalami penurunan serta telah terjadi. dalam bidang jasa keuangan (Arifin,2012).

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat

METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisis dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

Pelaksanaan Transaksi Kliring Dalam Kegiatan Oprasional PT. BANK BRI Syariah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, perkembangan ekonomi berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

STUDI TENTANG EVALUASI SISTEM KLIRING ELEKTRONIK DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

GIRO & PINJAMAN REKENING

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang sebagfai Negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

MASALAH PENGGUNAAN CEK KOSONG DALAM TRANSAKSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. dan perbankan mengalami kesulitan dalam hal keuangan, tingkat suku bunga

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan investasi serta perdagangan. Bank mempunyai peranan sangat penting

PT. : : : ABSTRAK

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia secara alamiah menghendaki agar dalam kehidupannya dapat dijalani dengan layak dan serba

BAB I PENDAHULUAN. - Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat. cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

BAB I PENDAHULUAN. arah peningkatan taraf hidup masyarakat. sangat vital, seperti sebuah jantung dalam tubuh manusia.

TINJAUAN PELAKSANAAN KEWENANGAN PENGUASAAN ATAS BARANG JAMINAN FIDUSIA OLEH DEBITUR

Business Law. Surat berharga M-8. Tony Soebijono

BAB 1 PENDAHULUAN. dibutuhkan teknologi informasi yang baik dan berkualitas. Maka dari itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang perlu mengutamakan kualitas pelayanan. Apabila bank tidak mampu

PENGGUNAAN KARTU KREDIT DALAM PERJANJIAN JUAL BELI BARANG DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR DALAM TRANSAKSI PADA DERIVATIVES MARKET DI ASIA TRADE POIN FUTURE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

Jenis-jenis Uang dan Contohnya Tugas Pokok Bank Umum IPS. Oleh : Nashra Kautsari IX

Soal Pilihan Ganda Bab Perbankan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. transaksi. Untuk itu, perbankan dituntut untuk menyediakan berbagai. yang disediakan oleh jasa perbankan adalah Kliring.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhhnya. Untuk melaksanakan dan mensukseskan program pembangunan tersebut diperlukan adanya peran aktif dari seluruh anggota masyarakat. Disamping itu juga diperlukan pengerahan dana, kemampuan modal dan potensi yang tersedia. Dana-dana tersebut, baik dalam jumlah yang kecil atau pun dalam jumlah yang besar, kemudian oleh Bank ditampung dalam bentuk simpanan uang yang berupa Giro, Deposito, dan Tabungan. Pada masa sekarang ini dunia perdagangan merupakan salah satu sektor penghimpun dana yang cukup besar, ini dapat terlaksana dengan baik apabila didukung beberapa faktor yang sangat penting. Kemajuan dibidang tehknologi juga sangat mempengaruhi perkembangan dalam dunia perdagangan, khususnya dalam lalu lintas pembayaran. Ini dapat kita lihat alat pembayaran kredit dan alat pembayaran tunia selain dengan mata uang. Dalam perkembangan, masyarakat Indonesia sedikit banyak telah mengenal dan mengetahui manfaat dari alat-alat pembayaran seperti itu. Didalam dunia perdagangan baik diluar maupun didalam negeri, tidak lagi menggunakan alat pembayaran kontan. 1

2 Didalam dunia perdagangan dan dunia perusahaan telah mengenal berbagai macam surat yang pada umumnya orang menganggap itu sebagai surat berharga, surat itu berupa Wesel, Cek, Saham, Obligasi, Giro, Kredit Card, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian yang sebenarnya dari surat berharga menurut Iman Prayogo: Ialah surat yang diadakan oleh seseorang sebagai pelaksana pemenuhan suatu prestasi, yang merupakan pembayaran sejumlah harga uang. Namun pembayaran tersebut tidak dilaksanakan dengan menggunakan mata uang, melainkan dengan dengan menggunakan alat pembayaran yang lain. Alat pembayaran tersebut adalah berupa surat yang didalamnya terdapat suatu pesan atau perintah terhadap pihak ketiga atau pernyataan sanggup untuk membayar sejumlah uang kepada pemegang surat tersebut. 1 Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang telah diatur ketentuan mengenai surat berharga, namun dalam lalu lintas surat berharga masih saja terdapat hal-hal yang belum mendapatkan pengaturan didalamnya, hal ini dapat kita lihat terutama pada Bilyet Giro dalam dunia Perbankan. Kenyataan yang ada pada masyarakat kita, khususnya masyarakat perdagangan dan perusahaan, mereka mempunyai berbagai alternatif yang dipandang menguntungkan dalam transaksi perdagangaanya, seperti keinginan seseorang yang bersifat praktis dan aman dalam lalu lintas pembayaran. Dan dalam prakteknya didunia perusahaan dan perdagangan Bilyet Giro dianggap sebagai salah satu pilihan yang dirasakan memberikan rasa aman dan praktis dalam lalu lintas pembayaran. 1 Imam Prayogo Suryohadikusumo, Joko Prakoso, Surat Berharga Pembayaran Dalam Masyarakat Modern, Bina Aksara, Jakarta, Hal. 6.

3 Bilyet Giro termaksud surat berharga, yang tidak diatur di dalam KUHD. Kalo dibandingkan dengan surat-surat berharga lainnya, Bilyet Giro ini tidak dapat ditukarkan dengan uang secara langsung, oleh karena itu dirasakan lebih aman dari pada surat berharga lainnuya yang diatur dalam KUHD. Peranan Bilyet Giro dalam lalu lintas pembayaran sangat penting sekali artinya, walaupun pada mulanya Bilyet Giro belum dikenal dan disegani para pedagang tetapi setapak demi setapak saat perekonomian mulai stabil dan era modern sekaran ini, orang semakin suka menggunakan Bilyet Giro. Beberapa faktor pendorong para nasabah menggunakan Bilyet Giro antara lain adalah : kewajiban menyediakaan dana baru timbul setelah tanggal efektif tiba (jatuh tempo), pelaksanaan amanat sampai pada tujuan, dan dapat dibatalkan. Bilyet Giro merupakan surat berharga, dimana surat tersebut adalah suatu surat perintah nasabah yang telah distandarisir bentuknya kepada Bank penyimpan dana untuk memindah bukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan pada pihak penerima yang disebutkan namanya, pada Bank yang sama atau pada Bank yang lainnya. Dengan demikian pembayaran dana Bilyet Giro mempunyai dua tanggal dalam teksnya yaitu tanggal penerbitan dan tanggal efektif (jatuh tempo). Sebelum tanggal efektif tiba, Bilyet Giro sudah dapat diedarkan sebagai alat pembayaran kredit. Bilyet Giro tidak dapat dipindah tangankan melalui Endosemen, karena didalamnya tidak ada klausula yang menunjukkan cara pemindahannya. Pembayaran suatu transaksi perdagangan dipandang sudah selesai apabila pemindah bukuan yang dimaksud dalam Bilyet Giro itu sudah dilaksanakan

4 oleh Bank. Didalam Bilyet Giro orang yang menerbitkan adalah pihak yang harus membayar, menerbitkan surat berharga disini maksudnya adalah penerbit memerintahkan kepada Bank dimana ia menjadi nasabah untuk memindah bukukan sejumlah uang dari rekeningnya kapada rekening pihak ketiga yang disebutkan namanya. Pihak yang menerima Bilyet Giro ini disebut pemegang atau penerima, sedangkan Bank sebagai pihak yang memerintahkan melakukan pemindah bukuan disebut tersangkut. Dalam KUHD Indonesia diatur syarat-syarat yuridis dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral, sedangkan syarat-syarat dan tata cara penggunaan Bilyet Giro sebagai alat pemindah bukuan antara Bank setempat belum ada pengaturannya secara tegas. Oleh karena itu ketentuan dan pengaturan prosedur penggunaan tersebut adalah sangat penting, mengingat manfaat Bilyet Giro sebagi sarana perbankan dan pemakainnya adalah masyarakat. Dan untuk mengetahui lebuh lanjut mengenai penggunaan Bilyet Giro dan permasalahannya maka penulis ingin mencari menggungkapkan dalam sebuah karya penelitian dengan judul PENGGUNAAN BILYET GIRO DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN (Study di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cab. BOYOLALI ). A. Pembatasan masalah Keadaan lalu lintas perdagangan di Indonesia sekarang ini menunjukan adanya kemajuan dan kecenderungan dalam hal pembayaran dan penggunaan

5 alat pembayaran. Baik alat pembayaran kredit maupun alat pembayaran secara tunai selain dengan mata uang kartal. Salah satu alat pembayaran tersebut adalah dengan menggunakan Bilyet Giro. Sebagaimana diketahui, bahwa penggunaan Bilyet Giro dalam lalu lintas pembayaran merupakan suatu sistem pambayaran yang bersifat Booking Transfer yaitu pembayaran dengan jalan pemindah bukuan dari satu rekening ke dalam rekening yang lain 2. Pembatasan masalah disini dimaksudkan untuk mempertegas ruang lingkup masalah yang akan dibahas, agar pembahasan menjadi terarah dan tidak menyimpang dari pokok permasalahan sehingga terhindar dari kekaburan dan kesimpangsiuran dalam pembahasan nanti. Pembatasan permasalahan oleh penulis terletak pada penggunaan Bilyet Giro dalam lalu lintas pembayaran di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cab. Boyolali. B. Perumusan masalah Dengan mengacu pada latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka permasalahan yang relevan untuk dikemukakan adalah: 1 Bagaimanakah peraturan-peraturan yang mengatur mengenai Bilyet Giro? 2 Bagaimanakah arti penting penggunaan Bilyet Giro dalam lalu lintas pembayaran di BRI Cab. Boyolali? 2 Ibid,Hal 275.

6 3 Hambatan-hambatan apa yang timbul dalam penggunaan Bilyet Giro sebagai alat pembayaran di BRI Cab. Boyolali? dan bagaimana caracara penyelesaiannya? C. Tujuan penelitian Tujuan dalam suatu penelitian diperlukan untuk memberi arahan dalam melangkah sesuai dengan maksud penelitian. Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang peraturan-peraturan yang ada mengenai Bilyet Giro. 2. Untuk memperoleh data tentang arti penting penggunaan Bilyet Giro dalam lalu lintas pembayaran di BRI Cab. Boyolali. 3. Untuk mengetahui lebih mendalam apa yang menjadi hambatan dalam penggunaan Bilyet Giro beserta cara-cara penyelesaiannya. E. Manfaat penelitian 1 Manfaat Teoritis a. Memberikan gambaran dan sumbangan pemikiran untuk membantu mengembangkan disiplin ilmu hukum, terutama hukum dagang dan perbankan. b. Pembaca dan masyarakat dapat mengetahui bagaiman cara / prosedur yang harus dilakukan dalam penggunaan Bilyet Giro. 2 Manfaat Praktis

7 Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi masyarakat dalam menggunaan Bilyet Giro. F. Metode penelitian Agar penulis memperoleh data-data yang diperlukan, maka dibutuhkan metode penelitian yang tepat dan sesuai dengan pokok-pokok permasalahan dalam penulisan hukum yang disusun. Untuk lebih jelasnya, peneliti akan menguraikan metode penelitian mulai dari perngumpulan data hingga analisi data, sebagai berikut : 1 Metode Pendekatan Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pendekata Yuridis Sosiologis, dalam dalam penelitian ini, hukum tidak hanya dikonsepkan sebagai keseluruhan asas-asas dan kaidah yang mengatur kehidupan dalam masyarakat, melainkan meliputi pula lembaga-lembaga dan proses berlakunya kaidah hukum itu dalam masyarakat. 2 Jenis Penelitian Metode penelitian adalah merupakan faktor yang penting bagi penelitian itu sendiri, disamping untuk mendapatkan data yang sesuai dengan tujuan penelitian juga akan mempermudah guna kelancaran suatu penelitian. Penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis merupakan

8 bentuk penelitian hukum. Menurut Soeryono Soekanto yang dimaksud dengan penelitian hukum ialah : suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika dan penalaran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisa dan juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut, untuk kemudian mengadakan suatu pemecahan atas permasalahpermasalahan yang timbul didalam suatu gejala yang bersangkutan 3 Dalam penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu : penelitian yang dimaksudkan memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia atau keadaan yang seteliti mungkin tentang manusia atau keadaan dan gejala-gejala lainnya 4 Dipakainya jenis penelitian ini untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai sejauh mena Bilyet Giro berperan dalam lalu lintas pembayaran dan maslah-masalah apa saja yang timbul sehubungan dengan penggunaan Bilyet Giro. 3 Lokasi Penelitian Untuk mencari dan mengumpulkan data-data yang diperlukan sebagai bahan penyusunan Skiripsi, maka penelitian dilakukan pada Bank Rakyat Indionesia (BRI) Cab. Boyolali. 4 Jenis Data a. Data Primer 3 Soeryono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, 1985, Hal. 43 4 Ibid, Hal. 10

9 Merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari penelitian lapangan, berupa keterangan hasil dari wawancara dan pengamatan di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cab. Boyolali. b. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, dokumendokumen, arsip-arsip maupun dari buku yang ada hubungannya dengan masalah Bilyet Giro. 5. Sumber data a. Sumber Data Primer Yaitu pihak-pihak yang terkait langsung dalam masalah ini, yaitu Pimpinan dan Staf pegawai Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cab. Boyolali bagian Dana dan Jasa. b. Sumber Data Sekunder Merupakan sumber data secara tidak langsung yang dapat memberikan keterangan yang bersifat mendukung sumber data primer yang berasal dari beberapa literatur catatan dokumen, majalah, koran serta peraturan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. 6 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Studi lapangan

10 1) Wawancara Yaitu teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab sehingga memberikan kemungkinan kepada penulis untuk mengadakan komunikasi secara langsung dengan pihak-pihak yang secara langsung berhubungan dengan permasalahan yang diteliti, khususnya terhadap pihak Bank Rakyat Indonesia bagian Dana dan Jasa serta masyarakat umum pengguna jasa Bilyet Giro. 2) Observasi atau pengamatan Merupakan teknik pegumpulan data yang mengadakan pengamatan secara langsung ke tempat penelitian dan mengadakan pencatatan yang sistematis terhadap gejala obyek yang diteliti. 3) Study kepustakaan Yaitu dengan mengumpulkan data-data dari dokumen, arsip, literatur tentang Bilyet Giro. 7 Teknik Analisis Data Setalah data yang diperlukan terkumpul dengan lengkap, langkah berikutnya yang dilakukan adalah menganalisi data. Pada tahap ini data akan dimanfaatkan sedemikian rupa agar berhasil menyimpulkan kebenaran yang akan digunakan untuk mejawab persoalan yang akan diajukan untuk penelitian. Data yang terkumpul adalah data kualitatif dimana data yang diperoleh secara statistik berupa angka-angka yang dianalisis secara statistik, namun naratif dan tidak mementingkan data

11 yang banyak, tetapi data yang detail dan terperinci. Analisi data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, mengingat data yang ada di dalam penelitian ini juga bersifat kualitatif. Metode kualitatif adalah : salah satu tata cara penelitian yang menghasilakan data deskriptif analitif yaitu apa yang dinyatakan responden secara tertulis dan juga perilaku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari secara utuh. 5 Menurut H. B. Soetopo, Metode Analisi Data Kualitatif Model Interaktif adalah: data yang terkumpul akan dianalisis melalui 3 tahap, mereduksi data, menyajikan data, dan setelah pengumpulan data selesai, peneliti kemudiana menarik kesimpulan yang didasarkan pada apa yang terdapat dalam reduksi data dan sajian data. 6 Untuk lebih jelasnya dapat digambarkan sebagai berikut : Pengumpulan data Reduksi data sajian data Penarikan kesimpulan / Verifikasi 5 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, hal. 250. 6 H.B. Sutopo, Pengantar Metodologi penelitian Kualitatif. Makalah Diklat Penelitian Hukum UNS, 1993, Hal 15.

12 G. Sistematika Penulisan Hukum Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan Skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Metodologi Penelitian G. Sistematika Skripsi BAB II : TINJAUAN PUSTAKAAN A. Tinjauan umum tentang Bank: 1. Pengertian Bank. 2. Sumber Hukum Perbankan Indonesia. 3. Jenis-jenis Bank. B. Tinjaunan Umum tentang Surat-Surat Berharga : 1. Pengertian Surat-surat berharga. 2. Jenis Surat-Surat Berharga. 3. Dasar hukum yang menimbulkan ikatan antara Penerbit dan Pemegang Surat Berharga.

13 C. Tinjauan umum tentang Bilyet Giro : 1 Pengertian Bilyet Giro 2 Syarat Formal Bilyet Giro. 3 Perikatan dasar 4 Rekening Giro sebagai syarat mutlak 5 Kewajiban menyediakan dana 6 Tengaang waktu penawaran BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Peraturan-peraturan mengenai Bilyet Giro : 1 Syarat dan tata cara penggunaan Bilyet Giro di BRI Cabang Boyolali. 2 Tata cara pemindahbukuan. 3 Perlindungan hukum bagi pemegang yang jujur. B. Arti penting penggunaan Bilyet Giro dalam lalu lintas pembayaran di BRI Cab. Boyolali : 1 Faktor-faktor pendorong penggunaan Bilyet Giro di BRI Cab. Boyolali. C. Hambatan-hambatan dalam penggunaan Bilyet Giro di BRI Cab. Boyolai?dan cara-cara penyelesaiannya. BAB IV: PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran