Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG PETANI TAMBAK KEPADA TENGKULAK DI DUSUN PUTAT DESA WEDUNI KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP DENDA YANG TIDAK UMMAT SIDOARJO. Keuangan Syariah dalam melakukan aktifitasnya yaitu, muraba>hah, ija>rah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PINJAM MEMINJAM UANG DENGAN BERAS DI DESA SAMBONG GEDE MERAK URAK TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN KOMISI KEPADA AGEN PADA PRULINK SYARIAH DI PT. PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANTI RUGI DALAM JUAL BELI ANAK BURUNG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Pada hakikatnya pembiayaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) di Bank. pemenuhan kebutuhan akan rumah yang disediakan oleh Bank Muamalat

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB IV ANALISIS TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA SPBU PERTAMINA DI SURABAYA UTARA

BAB IV STUDI ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG APLIKASI RETENSI CO ASURANSI SYARI AH DI PERUSAHAAN ASURANSI PT. TAKA>FUL INDONESIA DI SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN SISTEM KELOMPOK DI BMT KUBE SEJAHTERA KRIAN SIDOARJO

BAB IV. dan pemborong cat yang dilakukan masyarakat Tambak wedi. Musha>rakah

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

BAB IV PEMANFAATAN GADAI SAWAH PADA MASYARAKAT DESA SANDINGROWO DILIHAT DARI PENDAPAT FATWA MUI DAN KITAB FATH}UL MU I<N

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TENTANG PERILAKU JUAL BELI MOTOR DI UD. RABBANI MOTOR SURABAYA

dasarnya berlandaskan konsep yang sesuai dengan Syariat agama Islam. perubahan nama di tahun 2014 Jamsostek menjadi BPJS (Badan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG TUBAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN LETTER OF CREDIT PADA BANK MANDIRI SYARI AH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PROSEDUR DAN APLIKASI PERFORMANCE BOND DI BANK BUKOPIN SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG PIUTANG DANA ZAKAT MA L DI YAYASAN NURUL HUDA SURABAYA. A. Analisis Mekanisme Hutang Piutang Dana Zakat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK SIMPANAN WADI AH BERJANGKA DI BMT TEGAL IJO DESA GANDUL KECAMATAN PILANGKENCENG KABUPATEN MADIUN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB II LANDASAN TEORI. A. Konsep Akad Musyarakah dalam Fiqh Muamalah. tanggung jawab yang sama. Musyarakah bisa berbentuk mufawadhah atau

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. perilaku umat Islam dalam memandang kelembagaan-kelembagaan yang ada

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

maka dalam bab ini penulis akan menganalisis praktek denda pada pembiayaan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN BIAYA IJARAH DI PEGADAIAN SYARIAH SIDOKARE SIDOARJO MENURUT PRINSIP NILAI EKONOMI ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENENTUAN HAK ATAS DISKON PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ASY-SYIFA KENDAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

HILMAN FAJRI ( )

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENERAPAN SISTEM LOSS / PROFIT SHARING PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA DI KOPERASI SERBA USAHA SEJAHTERA BERSAMA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH BIL WAKALAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEJAHTERAAN NASABAH DI UJKS JABAL RAHMA

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD IJARAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN BINA AGROBISNIS DALAM PERSPEKTIF FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR 09/ DSN-MUI/ IV/ 2000

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UU PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR 8 TAHUN 1999 TERHADAP JUAL BELI BARANG REKONDISI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI RIGHT ISSUE DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB I PENDAHULUAN. membedakan pengelolaan lembaga keuangan Islam (syariah) dengan

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

BAB IV. suatu transaksi. Pembiayaan yang terjadi yaitu pembiayaan mura>bah}ah bi alwaka>lah.

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada fungsi sosial LAZ, Baznas, dan lembaga pengelola wakaf.

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUD{A>RABAH PADA NASABAH YANG TELAH PAILIT DI PT. BNI SYARI AH CAPEM NGAGEL SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI IKAN TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

adalah suatu transaksi yang sering terjadi saat masyarakat membutuhkan adalah penjual mencari seorang pembeli melalui jasa makelar.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

BAB IV TINJAUAN MASḶAHẠH TERHADAP PENERAPAN FATWA DSN NO. 29/ DSN-MUI/ VI/ 2002 TENTANG PEMBIAYAAN PENGURUSAN HAJI DI BRI SYARIAH SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORI. skim pembiayaan syari ah. Dibawah ini akan dijelaskan pengertian tentang

BAB II. terhadap suatu usaha yang nantinya keuntungan serta kerugian dibagi sesuai

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM PERDATA TERHADAP SURABAYA. A. Analisis Berdasarkan Hukum Islam Terhadap Kontrak, Prosedur, Realisasi

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN PADA PNPM MP DI DESA IMA AN KECAMATAN DUKUN KABUPATEN GRESIK STUDI ANALISIS KOMPILASI HUKUM

BAB IV ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI KSPPS AR-RAHMAH GRINGSING LIMPUNG BATANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV ANALISIS DATA. A. Proses Akad yang Terjadi Dalam Praktik Penukaran Uang Baru Menjelang Hari Raya Idul Fitri

BAB IV ANALISIS PRAKTIK PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP IMPLEMENTASI AKAD MUSYARAKAH PADA BMT ALFA NUSA KEBUMEN

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB IV. Sejalan dengan tujuan dari berdirinya Pegadaian Syariah yang berkomitmen

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV ANALISIS SADD AH TERHADAP JUAL BELI KREDIT BAJU PADA PEDAGANG PERORANGAN DI DESA PATOMAN ROGOJAMPI BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. merugikan ( pure risk), seperti resiko bisnis, resiko kecelakaan, dan resiko sakit.

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

ب س م االله الر ح من الر ح ي م

BAB IV ANALISIS TERHADAP RESCHEDULING TAGIHAN MURA>BAH{AH BERMASALAH PADA PT. BNI SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN RESIKO SENGKETA PADA KEMITRAAN TERNAK AYAM DI DESA NONGKOSAWIT KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK BAGI HASIL DENGAN PEMBAGIAN TETAP DARI PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DI KJKS KUM3 RAHMAT SURABAYA

BAB IV ANALISIS PERILAKU NASABAH BANK MINI SYARIAH UNTUK MENJADI NASABAH BANK MINI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH UINSA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 TERHADAP PENANGGUNGAN RISIKO OLEH NASABAH DALAM AKAD PEMBIAYAAN MUSHᾹRAKAH DI BMT MUDA KEDINDING SURABAYA A. Analisis Aplikasi Penanggungan Risiko Oleh Nasabah Pada Akad Pembiayaan Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya Sebagaimana telah dijelaskan dalam pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya penanggungan risiko pada akad pembiayaan musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya adalah kurangnya modal dalam melakukan usaha oleh Nasabah, niat membantu dari pihak BMT MUDA Kedinding Surabaya serta mendapatkan keuntungan dari modal yang disertakan. Islam memang mengajarkan kepada umatnya untuk saling membantu dan meringankan beban orang lain. Hal ini telah dilakukan oleh pihak BMT MUDA Surabaya kepada nasabahnya, seperti yang dijelaskandalam al-qur an surat al-ma>idahayat 2 sebagaiberikut: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (Q.S. al-ma>idah: 2). 68

69 Dalam melakukan kerjasama pembiayaan musha>rakah yang terjadi antara Nasabah dan BMT MUDA Kedinding Surabaya bahwa kedua belah pihak melaksanakan akad dengan menyatakan ija>b dan qa>bul sebagai salah satu syarat bahwa kedua belah pihak resmi melakukan kerjasama dalam pembiayaan musha>rakah, akad kerjasama ini dituangkan secara tertulis pada saat terjadinya kontrak kerja berlangsung. Musha>rakah ini termasuk jenis-jenis musha>rakah al-inan, yang mana musha>rakah al-inan adalah kerjasama dalam permodalan dan tenaga antara dua orang atau lebih dengan mengumpulkan modal masing-masing, kemudian bekerja bersama dan membagi hasil keuntungan yang mereka peroleh sesuai dengan kesepakatan bersama. Nisbah bagi hasil yang ditentukan pada waktu akad dengan berpedoman kemungkinan untung dan rugi. Pengertian musha>rakah al-inan ini sesuai dengan produk yang ada dalam pembiayaan BMT MUDA, yang manadalam kontrak perjanjian yang tertuang bahwa kedua belah pihak sama-sama menyertakan modal dalam usaha yang dilakukan yakni modal dari Nasabah sebesar Rp 7.200.000,- dari keseluruhan modal yang dibutuhkan Rp 18.000.000, sedangkan pihak BMT MUDA Kedinding Surabaya menyertakan modal sebesar Rp 10.800.000,-. Pelaksanaan kerja dalam pembiayaan musha>rakah ini dilakukan oleh Nasabah sedangkan pihak BMT MUDA Kedinding Surabaya sebagai pengawas kegiatan usaha yang dilakukan oleh Nasabah. Dalam kerjasama kedua belah pihak melaksanakan kerja atas nama pribadi yakni Nasabah dan BMT MUDA. Dan sesuai dengan kesepakatan apabila usaha tersebut

70 mandapatkan keuntungan maka keuntungan tersebut dibagi sesuai degan proporsi modal yang disertakan oleh keduanya, yakni Nasabah 40% bagian dan BMT MUDA Kedinding Surabaya 60% bagian yakni Rp 6.480.000,-/ 12 bulan menjadi Rp.540.000,- jadi keuntungan yang didapat oleh BMT MUDA Kedinding Surabaya sebesar 5% atau Rp.540.000,- perbulan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan oleh pihak BMT MUDA terhadap Nasabah, pihak BMT MUDA meminta jaminan kepada Nasabah, dan Nasabah memberikan jaminan berupa sebuah sepeda motor dengan jangka waktu pembiayaan satu tahun. Jaminan tersebut akan dijual atau dilelang apabila pihak Nasabah tidak mampu melaksanakan kewajibannya sesuai dalam perjanjian pembiayaan musha>rakah. Pelaksanaan kerjadalam pembiayaan musha>rakah yang hanya dilakukan oleh Nasabah ini awalnya berjalan dengan lancar selama 8 bulan, namun pada bulan ke-9 usaha yang dijalankan oleh Bapak Hadi mengalami kerugian dikarenakan adanya persaingan usaha yang mengakibatkan ketidakmampuan Bapak Hadi untuk membayar angsuran bulanan kepada pihak BMT MUDA Kedinding Surabaya. Oleh karena itu, sepeda motor yang dijadikan sebagai jaminan pembiayaan dilelang oleh pihak BMT MUDA dan terjual seharga Rp 5.000.000, kemudian digunakan untuk mengembalikan modal pokok sebesar Rp 3.600.000 dan dikembalikan Rp 1.400.000 kepada bapak hadi.

71 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penanggungan risiko oleh nasabah dalam pembiayaan musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya, antara lain: 1. Keterpaksaan nasabah menerima semua perjanjian yang diberikan pihak BMT MUDA, yang mana perjanjian itu merugikan pihak nasabah karena perjanjian dalam akad musha>rakah itu terdapat penjelasan bahwa, jika terdapat kerugian, maka seluruh kerugian akan ditanggung oleh nasabah. 2. Pihak nasabah membutuhkan dana/pembiayaan untuk modal usaha, tanpa memperhitungkan risiko-risiko yang akan datang. 3. Usaha nasabah mengalami penurunan, dikarenakan nasabah kurang mampu mengatur jalannya keuangan usahanya. Seperti bapak Hadi, beliau pernah mengalami penanggungan risiko, karena kondisi keuangannya mengalami penurunan dan tidak mendapat keuntungan, sehingga menyebabkan beliau tidak bisa mengangsur pembiayaan seperti biasanya. 4. Keuntungan yang diperoleh nasabah dalam usahanya digunakan untuk keperluan lain, dikarenakan nasabah mendapat musibah, sehingga nasabah tidak mampu membayar angsuran. Dalam mengatasi berbagai faktor di atas tersebut, BMT MUDA Surabaya melakukan identifikasi terhadap sekian banyak nasabah yang dibagi dalam beberapa kategori, yaitu dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Pembiayaan yang masuk kategori dalam perhatian khusus, termasuk pembiayaan yang masih mudah diselamatkan, sehingga

72 dilakukan pendekatan dengan cara memberi surat peringatan (SP), sedangkan pembiayaan yang masuk dalam kategori pembiayaan kurang lancar, diragukan, dan macet termasuk pembiayaan yang tidak mudah diselamatkan karena tunggakannya sudah melampaui 90 hari, bahkan lebih. B. Analisis Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 08/DSN-MUI/IV/2000 Terhadap Penanggungan kerugian Oleh Nasabah dalam Pembiayaan Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan sebuah lembaga yang berada di bawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI), yang dipimpin oleh Ketua Umum MUI. Fungsi utama Dewan Syariah Nasional (DSN) adalah mengawasi produkproduk lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariat Islam. Untuk keperluan pengawasan, Dewan Syariah Nasional (DSN) membuat garis panduan pada produk syariah yang diambil dari sumber-sumber hukum Islam. Garis panduan ini menjadi dasar pengawasan bagi Dewan Syariah Nasional (DSN) pada lembaga-lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar pengembangan produkproduknya. Garis panduan pada produk syariah adalah fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN). Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) merupakan Peraturan dan ketentuan yang berkenaan dengan semua kegiatan dalam lembaga keuangan syariah. Pada dasarnya segala macam bentuk syarat yang dikembangkan dri syarat umum dalam hukum bisnis Islam diperbolehkan, akan tetapi itu dibatasi dengan adanya dalil hukum Islam yang melarangnya. Hal ini sesuai dengan kaidah

73 fiqh sebagai berikut: Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkan. Sejalan dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah, sehingga memacu produk layanan dan jasa agar dapat melayani keperluan masyarakat. Salah satu produk yang berkembang di BMT MUDA Kedinding Surabaya adalah pembiayaan musha>rakah. Pembiayaan musha>rakah adalah akad kerjasama antara dua orang atau lebih dalam hal modal dengan keuntungan dan kerugian ditanggung bersama-sama sesuai dengan kesepakatan. Hal ini sesuai dengan Firman Allah dalam al-quran surat Ash-Sha>d24:. Artinya: Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat z\alim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, dan amat sedikitlah mereka ini. Dengan berkembangnya produk pembiayaan musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya, maka terdapat kesepakatan-kesepakatan yang merugikan salah satu pihak walaupun salah satu pihak tersebut menerima kesepakatan dalam perjanjian yang dilakukan. Kesepakatan diawal perjanjian Nasabah menandatangani surat perjanjian antara kedua belah pihak tersebut. Dalam hal keuntungan yang didapat, bahwa Nasabah mendapatkan bagian 40% dan BMT MUDA Kedinding Surabaya mendapatkan bagian 60% dari prosentase modal yang disertakan, apabila usaha yang dilakukan

74 mengalami kerugian, hanya Nasabah yang menanggung segala risiko kerugian yang dialami. sesuai kesepakatan dalam pasal 2 perjanjian akad pembiayaan musha>rakah, bahwa segala bentuk kerugian yang dikarenakan kelalaian oleh Nasabah risiko akan ditanggung oleh Nasabah itu sendiri. Risiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian apabila terdapat kerugian diluar kesalahan salah satu pihak yang menimpa benda atau obyek dalam suatu kerjasama. Risiko sendiri merupakan suatu peristiwa yang tidak dikehendaki oleh semua pihak yang disebabkan karena keadaan yang memaksa (over macht) dan di luar jangkauan para pihak, karena bisnis yang dilakukan melalui aktifitas pembiayaan memang selalu berkaitan dengan risiko. Hal diatas merugikan salah satu pihak yaitu Nasabah, walaupun pihak Nasabah menyetujui dan menandatangani perjanjian tetapi hal itu tidak sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.08/MUI-DSN/2000 tentang kerjasama dalam pembiayaan musha>rakah yang dijelaskan oleh Firman Allah Qs. Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi: Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa danpelanggaran. danbertakwalahkamukepada Allah, Sesungguhnya Allah Amatberatsiksa-Nya.. 1 Dalam praktik yang terjadi terhadap Nasabah bahwa nasabah mengalami kemunduran keuntungan pada bulan ke 8 dari kesepakatan berlangsung, beliau 1 Departemen Agama RI, al-qur an danterjemahannya,106.

75 mengalami kerugian dikarenakan beratnya persaingan usaha ditempat beliau membuka usaha soto ayam tersebut. Karena kesepakatan disetujui oleh nasabah, selaku Nasabah harus menanggung sendiri kerugian yang beliau alami. Hal tersebut tidak sesuai dengan Fatwa Dewan Syariah Nasional yang menjelaskan bahwa Kerugian harus dibagi diantara para mitra secara proposional menurut saham masing-masing dalam modal. Dan dipandang penanggungan risiko oleh nasabah BMT MUDA secara penuh merupakan suatu bentuk kerusakan, hal ini sesuai dengan kaidah fiqh sebagai berikut : د ر أ ال م ف اس د أ و ل ى ع ن ج ل ب ال م ص ا ل ح Artinya: Menolak kerusakan lebih diutamakan daripada menarik kemaslahatan. 2 2 A. Djazuli, Kaidah-Kaidah Fikih; Kaidah-kaidah Hukum Islam dalam Menyelesaikan Masalahmasalah yang Praktis, (Jakarta : Kencana, 2006), 80.