BAB I PENDAHULUAN. sedangkan rata-rata ASEAN adalah 364 TOE/juta US$, dan negara maju 202 TOE/juta US$

dokumen-dokumen yang mirip
1 BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pertumbuhan penduduk di suatu negara yang terus meningkat

Untuk mengatasi permasalahan di atas, pada tahun 2003 pemerintah meluncurkan program kemitraan konservasi energi. Program kemitraan ini merupakan kese

BAB I PENDAHULUAN. listrik yang pada gilirannnya akan berdampak pada terhambatnya roda

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin meningkatnya penggunaan energi sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. efisiensi proses produksinya sebagai syarat untuk bisa terus bertahan di tengah

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat, dan pesatnya perkembangan teknologi. Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

STRATEGI KEN DALAM MEWUJUDKAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL

RENSTRA BALAI BESAR TEKNOLOGI ENERGI

SETAHUN PROGRAM DEMAND SIDE MANAGEMENT

50001, BAB I PENDAHULUAN

Mendukung Pengentasan Kemiskinan melalui Perencanaan Energi Daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manajemen baik dari sisi demand maupun sisi supply energi. Pada kondisi saat ini

Keputusan Presiden No. 43 Tahun 1991 Tentang : Konservasi Energi

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

[ BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI 2012

PELUANG KONSERVASI ENERGI DI INDUSTRI TEKSTIL

I. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.

SISTEMATIKA PENYUSUNAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL, RENCANA UMUM ENERGI DAERAH PROVINSI, DAN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH KABUPATEN/KOTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di era yang serba modern seperti saat ini, energi merupakan salah satu hal penting

Harga Minyak Mentah Dunia 1. PENDAHULUAN

PP NO. 70/2009 TENTANG KONSERVASI ENERGI DAN MANAGER/AUDITOR ENERGI

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

I. PENDAHULUAN. dalam menjalankan aktivitas ekonomi suatu negara. Seiring dengan pertambahan

PROGRAM KONSERVASI ENERGI

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

2 Di samping itu, terdapat pula sejumlah permasalahan yang dihadapi sektor Energi antara lain : 1. penggunaan Energi belum efisien; 2. subsidi Energi

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Tata Cara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENANGGULANGAN KRISIS ENERGI DAN/ATAU DARURAT ENERGI

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah batubara. Selama beberapa dasawarsa terakhir. kini persediaan minyak bumi sudah mulai menipis.

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

IDENTIFIKASI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI GEOTERMAL DI INDONESIA

KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL Berdasarkan PP KEN 79/2014

ESDM untuk Kesejahteraan Rakyat

KomUNIKASI SINgKAT: BAgAImANA NASIB ENERgI TERBARUKAN DI INDoNESIA PASCA TURUNNyA harga minyak DUNIA?

BAB IV. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 6 P E N U T U P. Secara ringkas capaian kinerja dari masing-masing kategori dapat dilihat dalam uraian berikut ini.

Sembuh Dari Penyakit Subsidi BBM: Beberapa Alternatif Kebijakan

Versi 27 Februari 2017

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi energi listrik di gedung Fakultas Pertanian Unila mengalami

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

BAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan

SOLUSI KEBIJAKAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GAS DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

I. PENDAHULUAN. pemanfaatan energi terbarukan menjadi meningkat. Hal ini juga di dukung oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

Kebijakan. Manajemen Energi Listrik. Oleh: Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. energi fosil. Jumlah konsumsi energi fosil tidak sebanding dengan penemuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya yang meliputi pada aspek sosial, ekonomi maupun politik.

PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL DI GEDUNG BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU (BIOMASSA) UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK. PT. Harjohn Timber. Penerima Penghargaan Energi Pratama Tahun 2011 S A R I

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG KEBIJAKAN ENERGI NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Tugas dari seorang manajer adalah mengambil keputusan secara tepat

Perubahan Paradigma Kebijakan Energi Menuju Pembangunan yang Berkelanjutan *)

BAB 1 PENDAHULUAN. utama. Perkembangan teknologi dengan tujuan memudahkan semua aktifitas dan

PERSIAPAN SUMATERA UTARA DALAM MENYUSUN RENCANA UMUM ENERGI DAERAH (RUED)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

Peran dan Strategi Dunia Usaha dalam Implementasi NDC Sektor Energi Dr. Ir. Surya Darma, MBA

Masih Perlukah Kebijakan Subsidi Energi Dipertahankan Rabu, 22 Oktober 2014

Gambar 1.1 Perkiraan kebutuhan energi final nasional (Outlook Energi Indonesia, BPPT 2012)

KEBIJAKAN KONSERVASI ENERGI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Inflasi di Pulau Jawa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan kapasitas pembangkit tenaga listrik.(dikutip dalam jurnal Kelistrikan. Indonesia pada Era Millinium oleh Muchlis, 2008:1)

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR SEKTOR ESDM

1. PENDAHULUAN. Indocement. Bosowa Maros Semen Tonasa. Semen Kupang

SITUASI ENERGI DI INDONESIA. Presented by: HAKE

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN BATUBARA YANG DICAIRKAN SEBAGAI BAHAN BAKAR LAIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Analisis Dampak Pelaksanaan Program Low Cost Green Car Terhadap Pendapatan Negara

Menimbang ; a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 37

Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Energi mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian, baik sebagai bahan bakar, bahan baku, maupun sebagai komoditas ekspor. Konsumsi energi terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Untuk memenuhi permintaan energi tersebut perlu dikembangan sumber daya energi, baik energi fosil maupun energi terbarukan. Mengingat sumber daya energi fosil khususnya minyak bumi jumlahnya terbatas maka perlu dioptimalkan penggunaannya. Di samping itu pemberlakuan kebijakan subsidi harga energi yang berkepanjangan menyebabkan pemakaian energi di semua sektor tidak efisien. Hal ini terlihat dari intensitas energi yang masih tinggi. Pada tahun 1998 intensitas energi Indonesia mencapai 392 TOE/juta US$, sedangkan rata-rata ASEAN adalah 364 TOE/juta US$, dan negara maju 202 TOE/juta US$ (DESDM 2003). Belum dimanfaatkannya berbagai teknologi yang efisien pada saat ini menyebabkan penggunaan energi belum produktif. Pemerintah dalam rangka optimalisasi penggunaan energi telah mengeluarkan kebijakan umum bidang energi yang meliputi 1

kebijakan diversifikasi, intensifikasi, konservasi, harga energi, dan lingkungan (BAKOREN 1998). Kebijakan ini merupakan perbaikan dari kebijakan-kebijakan energi yang sudah ada sebelumnya dan akan terus diperbarui sesuai dengan kondisi di masa mendatang. Pada tahun 2004 pemerintah dalam hal ini Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) mengeluarkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang merupakan pembaruan dari KUBE tahun 1998 yang penyusunannya dilakukan bersama-sama dengan stakeholders di bidang energi. Kebijakan yang 2 ditempuh masih serupa dengan KUBE sebelumnya yaitu intensifikasi, diversifikasi, dan konservasi dengan menambah instrumen legislasi dan kelembagaan. Pemerintah juga telah mengeluarkan Instruksi Presiden No.10/2005 tentang penghematan energi menyusul terjadinya krisis pengadaan BBM pada tahun 2005. Pada tahun 2006 pemerintah melalui Peraturan Presiden No.5/2006 mengeluarkan KEN yang merupakan revisi dari KEN tahun 2004. KEN bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri, mengoptimalkan produksi energi, dan melakukan konservasi energi. Dari sisi pemanfaatannya perlu diusahakan penggunaan energi yang efisiensi dan melakukan diversifikasi. Kebijakan konservasi energi dimaksudkan untuk meningkatkan penggunaan energi secara efisien dan rasional tanpa mengurangi kuantitas energi yang memang benar-benar diperlukan. Upaya konservasi energi dapat diterapkan pada seluruh tahap pemanfaatan, mulai dari pemanfaatan sumber daya energi sampai pada pemanfaatan akhir, dengan menggunakan teknologi yang efisien dan membudayakan pola hidup hemat energi. DESDM (2003) mengidentifikasi bahwa potensi konservasi energi di semua sektor mempunyai peluang yang sangat besar yaitu antara 10% - 2

30%. Penghematan ini dapat direalisasikan dengan cara yang mudah dengan sedikit atau tanpa biaya. Dengan cara itu penghematan yang dapat dicapai sekitar 10-15%, apabila menggunakan investasi, penghematan dapat mencapai 30%. Sektor industri yang di samping menggunakan energi listrik juga menggunakan energi uap untuk proses produksi merupakan sektor yang sudah banyak melakukan upaya konservasi. Konservasi energi dapat dicapai melalui penggunaan teknologi hemat energi dalam penyediaan, baik dari sumber terbarukan maupun sumber tak terbarukan dan menerapkan budaya hemat energi dalam pemanfaatan energi. Penerapan konservasi energi meliputi perencanaan, pengoperasian, dan pengawasan dalam pemanfaatan energi. Hambatan yang dihadapi dalam konservasi energi antara lain: biaya investasi tinggi, budaya hemat energi masih sulit diterapkan, kemampuan sumber daya manusia masih rendah sehingga pengetahuan terhadap teknologi yang efisien masih sangat kurang, dan dukungan dari pemerintah dalam bentuk insentif untuk melakukan upaya konservasi masih kurang. Makalah ini membahas konservasi energi di industri Otomotif, yang meliputi audit energi serta peluang penghematan energi dengan menerapkan teknologi yang lebih efisien baik secara teknis maupun ekonomis terhadap industri Otomotif. Studi kasus yang akan ditinjau adalah di PT Sanwa Screen Indonesia 1.2 Rumusan Masalah Pada skripsi ini, masalah yang diangkat adalah peluang-peluang penghematan energi listrik pada sisi permintaan nergi listrk khususnya yang digunakan industri manufaktur otomotif untuk keperluan proses produksinya. Dengan meneliti setiap tahapan proses produksi dalam jangka waktu tertentu diperoleh data-data penggunaan energi yang akan digunakan untuk konservasi energi pada PT Sanwa Screen Indonesia. Efesiensi penggunaan 3

energi dapat dilihat dari data ini, yang kemudian akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari peluang-peluang peghematan energi listrik. Dari peluang-peluang yang dikemukakan akan diajukan rekomenasi-rekomendasi sebagai upaya yang diberikan akan disertai studi kelayakan dari segi teknis dan segi ekonomis di PT Sanwa Screen Indonesi. 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penulisan laporan tugas akhir ini penulis membatasi masalah agar pembahasannya terarah dan mempunyai batasan yang jelas sehingga mendapatkan hasil yang optimal, oleh karena itu perlu diadakan pembatasan-pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Pokok pembahasan hanya berkisar pada hal-hal yang berkaitan dengan audit energi pada sektor industri manufaktur. 2. Identifikasi dan kelayakan dari segi teknis dan segi ekonomis di PT. Sanwa Screen Indonesia. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Mengidentifikasi kualitas energi dan studi kelayakan dari segi teknis dan segi ekonomissehingga dapat meningkat kan efesiensi pemanfaatan energin di PT. Sanwa Screen Indonesia 2. Menyusun acuan PT. Sanwa Screen Indonesia sebagai peserta program kemitraan konservasi energi untuk dapat melaksanakan penghematan energi dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan energi listrik. 1.5 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut: 4

a. Studi Pustaka, yaitu mempelajari teori-teori dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan tema tulisan yang dibuat. b. Studi Observasi, yaitu pengambilan data primer dilakukan oleh tim audit energi c. Wawancara, yaitu tim audit energy dengan pihak manajemen perusahaan terkait penggunaan energi listrik. Pengumpulan data didapat melalui pengambilan data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara wawancara dengan para ahli di bidang energi, dan beberapa pihak untuk membahas masalah terkait yang akan dibahas, sedangkan pengambilan data sekunder dilakukan dengan mengumpulkan data-data yang telah ada melalui badan-badan penelitian. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan digunakan untuk memudahkan pembahasan, penulisan ini dibagi menjadi enam bab yang terkait antara satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya penulis akan menguraikan secara garis besarnya sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah dan sistematika penulisan, dengan maksud memperoleh gambaran umum mengenai masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diterangkan secara singkat tentang teori-teori yang berhubungan dan berkaitan erat dengan masalah masalah yang akan dibahas serta merupakan tinjauan kepustakaan yang menjadi kerangka dan landasan berfikir dalam proses pemecahan penelitian. 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas tentang metodologi yang dipakai selama pembuatan laporan dan perumusan masalah yang ada sehingga mendapatkan referensi sebagai alat bantu untuk menyelesaikan permasalahan. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini berisikan pengumpulan data yang berisi data awal yang selanjutnya diolah menjadi informasi yang akan dibahas pada bagian analisis. BAB V ANALISA DATA Pada bab ini akan menganalisa dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Analisa ini akan menjelekkan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa dan penelitian secara menyeluruh serta diberikan juga saran-saran, baik untuk pihak perusahaan maupun pengembangan penelitian selanjutnya. 6