KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Kepala, Drs. Abdillah Benteng, M.Pd NIP

dokumen-dokumen yang mirip
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA BANGLI

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN TA 2017 (audited) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

KEJAKSAAN NEGERI PULAU PUNJUNG

Catatan Atas Laporan Keuangan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

BPS KOTA TOMOHON. Laporan Keuangan. Untuk Periode yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

KEJAKSAAN NEGERI DHARMASRAYA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

Catatan atas Laporan Keuangan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. LAMPIRAN IVd PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016

LAPORAN KEUANGAN (01)

KATA PENGANTAR. Jakarta, 20 Januari 2016 Kepala, Dr. Haris Munandar N., Ma, NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 September Tahun Jl. Putri Tujuh

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA

KATA PENGANTAR. Jakarta, 28 April 2017 Kepala, Prof. Dr. Ir. Iskandar Zulkarnain NIP

Sekolah Menengah Kejuruan - SMAK PADANG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

DEWAN KETAHANAN NASIONAL. LAPORAN KEUANGAN (Audited) Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015

BAGIAN ANGGARAN 022 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN Jl. Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun JL.DEPATI SAID,No. 01, Kel.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN (04)

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang

Laporan Keuangan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

KATA PENGANTAR. Klaten, 19 Januari 2018 KPU KABUPATEN KLATEN SEKRETARIS THOMAS SUNARNO, SH NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 UAPPA-W NUSA TENGGARA TIMUR

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp ,- atau mencapai 94,28 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp ,-.

Badan Pengawas Obat dan Makanan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

BAGIAN ANGGARAN 089 NOMOR : LAP-323/IP/3/2016 TANGGAL : 21 APRIL 2016 JALAN PRAMUKA, NOMOR 33 JAKARTA TIMUR

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 masingmasing

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

SMK-SMAK MAKASSAR Laporan Keuangan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

PENGADILAN NEGERI BINTUHAN LAPORAN KEUANGAN

Badan Pengawas Obat dan Makanan

Laporan Keuangan. Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2016

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PUTUSSIBAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. D.I. Pandjaitan Nomor 10 Putussibau

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

KATA PENGANTAR. Magetan, Juli Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Sultan Trenggono No

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No. 14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Budi utomo No. 23

PENGADILAN AGAMA NEGARA (402572) LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Pusat Informasi Pengawasan BPKP Tahun 2016 (Audited) DAFTAR ISI. Halaman

LAPORAN KEUANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN TAHUN. (Audited) PPATK PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Putri Tujuh

Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 TAHUN ANGGARAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

Transkripsi:

1 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Balai Diklat Industri Jakarta adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Balai Diklat Industri Jakarta mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel. Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Balai Diklat Industri Jakarta. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Jakarta, Januari 2016 Kepala, Drs. Abdillah Benteng, M.Pd NIP 19580501 198003 1 005

2 DAFTAR ISI Hal Kata Pengantar 1 Daftar Isi 2 Pernyataan Tanggung Jawab 3 Ringkasan 4 I. Laporan Realisasi Anggaran 6 II. Neraca 7 III. Laporan Operasional 8 IV. Laporan Perubahan Ekuitas 9 V. Catatan atas Laporan Keuangan 10 A. Penjelasan Umum 10 B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 22 C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 30 D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 40 E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 46 F. Pengungkapan Penting Lainnya VI. Lampiran dan Daftar

3 BALAI DIKLAT INDUSTRI JAKARTA JL. BALAI KIMIA NO.1A PEKAYON PS. REBO JAKARTA TIMUR TELEPON 021 87703067, FAXIMILE 021 87702821 PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB Laporan Keuangan Balai Diklat Industri Jakarta yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami. Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta, Januari 2016 Kepala, Drs. Abdillah Benteng, M.Pd NIP 19580501 198003 1 005

4 RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Balai Diklat Industri Jakarta Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015. Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp35.367.300 atau mencapai 39,96 persen dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp88.500.000. Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp41.356.532.528 atau mencapai 91,95 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp44.976.093.000. 2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2015. Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp41.873.967.222 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp3.781.700; Aset Tetap (neto) sebesar Rp41.866.473.022; Piutang Jangka Panjang sebesar Rp0; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp3.712.000. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp31.592.575 dan Rp41.842.374.647. 3. LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-lo, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-lo, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode

5 sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp35.367.300, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp29.736.968.331 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp29.701.601.031. Surplus/(Defisit) Kegiatan Non Operasional dan Defisit Pos-pos Luar Biasa masing-masing sebesar Rp0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp29.701.601.031. 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah sebesar Rp29.926.066.450 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp29.701.601.031 kemudian ditambah dengan Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan senilai Rp4.095.000 dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp41.613.814.228 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2015 adalah senilai Rp41.842.374.647. 5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan basis akrual.

6 I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN BALAI DIKLAT INDUSTRI JAKARTA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 URAIAN CATATAN (Dalam Rupiah) TA 2015 TA 2014 % thd Angg ANGGARAN REALISASI REALISASI PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 88.500.000 35.367.300 39,96 650.000 JUMLAH PENDAPATAN 88.500.000 35.367.300 39,96 650.000 BELANJA B.2. Belanja Pegawai B.3 3.353.281.000 1.334.760.312 39,80 1.153.664.739 Belanja Barang B.4 27.318.448.000 26.031.462.216 95,29 12.571.411.383 Belanja Modal B.5 14.304.364.000 13.990.310.000 97,80 1.569.247.405 Belanja Bantuan Sosial B.6 - - 0,00 - JUMLAH BELANJA 44.976.093.000 41.356.532.528 91,95 15.294.323.527

7 ASET II. NERACA BALAI DIKLAT INDUSTRI JAKARTA NERACA PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (DalamRupiah) URAIAN CATATAN 2015 2014 ASET LANCAR Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 - - Kas di Bendahara Penerimaan C.2 - - Kas Lainnya dan Setara Kas C.3 - - Piutang Bukan Pajak C.4 - - Bagian Lancar TP/TGR C.5 - - Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran C.6 - - Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Lancar C.7 - - Belanja Dibayar di Muka C.8 - - Pendapatan yang Masih harus Diterima C.9 - - Persediaan C.10 3.781.700 2.165.700 Jumlah Aset Lancar 3.781.700 2.165.700 PIUTANG JANGKA PANJANG Tagihan TP/TGR C.11 - - Tagihan Penjualan Angsuran C.12 - - Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Jangka Panjang C.13 - - Jumlah Piutang Jangka Panjang - - ASET TETAP Tanah C.14 9.082.800.000 9.082.800.000 Peralatan dan Mesin C.15 14.196.798.995 12.276.033.995 Gedung dan Bangunan C.16 26.634.674.570 14.607.204.570 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.17 697.469.586 697.469.586 Aset Tetap Lainnya C.18 176.279.490 176.279.490 Konstruksi dalam pengerjaan C.19 - - Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.20 (8.921.549.619) (6.894.138.597) Jumlah Aset Tetap 41.866.473.022 29.945.649.044 ASET LAINNYA Aset Tidak Berwujud C.21 3.712.500 3.712.500 Aset Lain-Lain C.22 - - Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.23 - - Jumlah Aset Lainnya 3.712.500 3.712.500 JUMLAH ASET 41.873.967.222 29.951.527.244 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Uang Muka dari KPPN C.24 - - Utang kepada Pihak Ketiga C.25 31.592.575 25.460.794 Pendapatan yang Ditangguhkan C.26 - - Pendapatan Diterima di Muka C.27 - - Beban yang Masih Harus Dibayar C.28 - - Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 31.592.575 25.460.794 JUMLAH KEWAJIBAN 31.592.575 25.460.794 EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar C.29 - - Ekuitas Dana Investasi C.30 - - Ekuitas C.31 41.842.374.647 29.926.066.450 JUMLAH EKUITAS DANA 41.842.374.647 29.926.066.450 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 41.873.967.222 29.951.527.244

8 III. LAPORAN OPERASIONAL BALAI DIKLAT INDUSTRI JAKARTA LAPORAN OPERASIONAL UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 2015 2014 KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 35.367.300 - JUMLAH PENDAPATAN 35.367.300 - BEBAN Beban Pegawai D.2 1.334.760.312 - Beban Persediaan D.3 1.424.733.500 - Beban Barang dan Jasa D.4 22.038.495.302 - Beban Pemeliharaan D.5 662.956.495 - Beban Perjalanan Dinas D.6 1.916.460.200 - Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 332.151.500 - Beban Bantuan Sosial D.8 - - Beban Penyusutan dan Amortisasi D.9 2.027.411.022 - Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.10 - - JUMLAH BEBAN 29.736.968.331 - SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (29.701.601.031) - KEGIATAN NON OPERASIONAL D.11 Surplus Penjualan Aset Nonlancar - - Defisit Penjualan Aset Non Lancar - - Defisit Selisih Kurs - - SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL - - SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (29.701.601.031) - POS LUAR BIASA D.12 Pendapatan PNBP - - Beban Perjalanan Dinas - - Beban Persediaan - - SURPLUS/DEFISIT LO (29.701.601.031) -

9 IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS BALAI DIKLAT INDUSTRI JAKARTA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 2015 2014 EKUITAS AWAL E.1 29.926.066.450 - SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (29.701.601.031) - DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR - - LAIN-LAIN KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3 - - KOREKSI NILAI ASET TETAP E.4 4.095.000 - KOREKSI ATAS BEBAN E.5 - - KOREKSI ATAS PENDAPATAN E.6 - - KOREKSI LAIN-LAIN -- HIBAH MASUK/KELUAR E.7 - Jumlah Lain-Lain 4.095.000 - TRANSAKSI ANTAR ENTITAS 41.613.814.228 - EKUITAS AKHIR E.8 41.842.374.647 -

10 V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Balai Diklat Industri Jakarta Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis Berdasarkan Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 40/M-IND/PER/5/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Industri Balai Diklat Industri mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia industri. Sesuai dengan Pasal 3 Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 40/M-IND/PER/5/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Industri Balai Diklat Industri, Balai Diklat Industri menyelenggarakan fungsi: Penyusunan rencana program pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia industri; Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi pembina industri; Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kerja industri, wirausaha industri kecil dan industri menegah yang berbasis spesialis dan kompetensi Pelaksanaan uji kompetensi, sertifikasi dan penempatan tenaga kerja industri; Penyelenggaraan inkubator bisnis untuk wirausaha industri kecil dan industri menegah; Pelaksanaan identifikasi kompetensi sumber daya manusia yang dibutuhkan dunia usaha industri; Pelaksanaan kerjasama dan pengembangan program pendidikan dan pelatihan industri;

11 Evaluasi dan pelaporan kegiatan pendidikan dan pelatihan industri; Pelaksanaan urusan tata usaha Balai Diklat Industri Untuk mewujudkan tujuan di atas Balai Diklat Industri Jakarta berkomitmen dengan visi Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan SDM Industri berbasis spesialisasi, kompetensi dan berdaya saing pada Tahun 2019. Untuk mewujudkannya akan dilakukan beberapa langkah-langkah strategis sebagai berikut: Membangun BDI sebagai lembaga pendidikan dan pelatihan berbasis spesialisasi dan kompetensi Menyelenggarakan diklat secara profesional dan berbasis kompetensi, serta berorientasi pada kebutuhan industri. Membangun SDM Industri yang kompeten dan berdaya saing Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Tahun 2015 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Balai Diklat Industri Jakarta. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan

12 SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya. Basis Akuntansi A.3. Basis Akuntansi Balai Diklat Industri Jakarta menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dasar Pengukuran A.4. Dasar Pengukuran Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Balai Diklat Industri Jakarta dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang

13 digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Kebijakan Akuntansi A.5. Kebijakan Akuntansi Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang merupakan entitas pelaporan dari Balai Diklat Industri Jakarta. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakan-kebijakan akuntansi penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Balai Diklat Industri Jakarta adalah sebagai berikut: Pendapatan-LRA (1) Pendapatan- LRA Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). Akuntansi pendapatan-lra dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

14 Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Pendapatan-LO (2) Pendapatan- LO Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-lo pada Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan adalah sebagai berikut: o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan Akuntansi pendapatan-lo dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Belanja (3) Belanja Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

15 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Beban Aset Aset Lancar (4) Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. (5) Aset Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya. a. Aset Lancar Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

16 Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal. Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut: o Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap. o Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.

17 Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut: Kualitas Piutang Uraian Penyisihan Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN 0.5% 10% 50% 100% Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA. Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:

18 o harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; o harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; o harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. Aset Tetap b. Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: o Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah); o Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah); o Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan

19 kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya. Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD. Penyusutan Aset Tetap c. Penyusutan Aset Tetap Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: o Tanah; o Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan o Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan. Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:

20 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut: Penggolongan Masa anfaat Aset Tetap Kelompok Aset Tetap Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Jaringan dan Irigasi Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) Masa Manfaat 2 s.d. 20 tahun 10 s.d. 50 tahun 5 s.d 40 tahun 4 tahun Piutang Jangka Panjang Aset Lainnya d. Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan. e. Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya. Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai

21 tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi. Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Kewajiban (6) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. o Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya. o Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas

22 bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Ekuitas (7) Ekuitas Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN Selama periode berjalan, Balai Diklat Industri Jakarta telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai berikut: Pendapatan Uraian ANGGARAN ANGGARAN AWAL SETELAH REVISI Pendapatan Jasa 88.500.000 88.500.000 Pendapatan Lain-lain 0 - Jumlah Pendapatan 88.500.000 88.500.000 Belanja Belanja Pegawai 3.353.281.000 3.353.281.000 Belanja Barang 18.442.266.000 27.318.448.000 Belanja Bantuan Sosial 0 - Belanja Modal 12.000.000.000 14.304.364.000 Jumlah Belanja 33.795.547.000 44.976.093.000 2015

23 Realisasi Pendapatan Rp35.367.300 B.1 Pendapatan Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp35.367.300 atau mencapai 39,96 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp88.500.000. Pendapatan Balai Diklat Industri Jakarta terdiri dari Pendapatan Jasa dan Pendapatan Lain-lain. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut: Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Uraian Anggaran 2015 Realisasi % Real Angg. Pendapatan Jasa 88.500.000 - - Pendapatan Lain-lain - 35.367.300 - Jumlah 88.500.000 35.367.300 39,96 Realisasi Pendapatan Jasa TA 2015 mengalami kenaikan 53,41% dibandingkan TA 2014. Pendapatan Lain-lain Balai Diklat Industri Jakarta tersebut berasal dari pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah pada tahun 2015. Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2015 dan 2014 URAIAN REALISASI T.A. 2015 REALISASI T.A. 2014 NAIK (TURUN) % Pendapatan Jasa - - 0,00 Pendapatan Lain-lain 35.367.300 650.000 53,41 Jumlah 35.367.300 650.000 53,41 Realisasi Belanja Negara Rp41.356.532.528 B.2 Belanja Realisasi Belanja instansi pada TA 2015 adalah sebesar Rp41.356.532.528 atau 91,95% dari anggaran belanja sebesar Rp44.976.093.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja TA 2015 adalah sebagai berikut:

24 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2015 Uraian Anggaran 2015 Realisasi % Real Angg. Belanja Pegawai 3.353.281.000 1.334.760.312 39,80 Belanja Barang 27.318.448.000 26.031.462.216 95,29 Belanja Bantuan Sosial - - - Belanja Modal 14.304.364.000 13.990.310.000 97,80 Total Belanja Kotor 44.976.093.000 41.356.532.528 91,95 Pengembalian - - Jumlah 44.976.093.000 41.356.532.528 91,95 Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini: 30.000.000.000 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 Anggaran Belanja - Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Bantuan Sosial Belanja Modal Dibandingkan dengan TA 2014, Realisasi Belanja TA 2015 mengalami Kenaikan sebesar 170,40% dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain: 1. Pada tahun 2015 terdapat pengadaan pembangunan gedung TPT tahap 3 dan sarana pendukung lainnya. 2. Kegiatan pelatihan yang dilaksanakan bertambah dikarenakan besarnya kebutuhan tenaga kerja pada industri tekstil dan produk garmen.

25 Perbandingan Realisasi Belanja TA 2015 dan 2014 URAIAN REALISASI TA 2015 REALISASI TA 2014 NAIK (TURUN) % Belanja Pegawai 1.334.760.315 1.153.664.739 15,70 Belanja Barang 26.031.462.216 12.571.411.383 107,07 Belanja Bantuan Sosial - - - Belanja Modal 13.990.310.000 1.569.247.405 791,53 Jumlah 41.356.532.531 15.294.323.527 170,40 Belanja Pegawai Rp1.334.760.312 B.3 Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai TA 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp1.334.760.312 dan Rp1.153.664.739. Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Realisasi belanja TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 15,70% dari TA 2014. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan pegawai dalam rangka mendukung program maupun kegiatan dalam beberapa tahun mendatang. Perbandingan Belanja Pegawai TA 2015 dan 2014 URAIAN REALISASI TA 2015 REALISASI TA 2014 NAIK (TURUN) % Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 819.537.920 706.082.780 16,07 Belanja Gaji dan Tunjangan Non PNS 324.848.855 284.207.108 14,30 Belanja Honorarium 0 0 - Belanja Lembur 190.376.000 163.378.000 16,52 Belanja Vakasi - - - Jumlah Belanja Kotor 1.334.762.775 1.153.667.888 15,70 Pengembalian Belanja Pegawai (2.463) (3.149) (21,78) Jumlah Belanja 1.334.760.312 1.153.664.739 15,70

26 Belanja Barang Rp26.031.462.216 B.4 Belanja Barang Realisasi Belanja Barang TA 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp26.031.462.216 dan Rp12.571.411.383. Realisasi Belanja Barang TA 2015 mengalami kenaikan 107,07% dari Realisasi Belanja Barang TA 2014. Hal ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya belanja Jasa dan belanja bahan sepanjang tahun 2015. Perbandingan Belanja Barang TA 2015 dan 2014 URAIAN REALISASI TA 2015 REALISASI TA 2014 NAIK (TURUN) % Belanja Barang Operasional 538.980.000 270.220.000 99,46 Belanja Barang Non Operasional 5.806.723.000 2.554.600.950 127,30 Belanja Jasa 17.371.915.521 7.905.597.221 119,74 Belanja Pemeliharaan 397.383.495 572.691.925 (30,61) Belanja Perjalanan Dalam Negeri 1.916.460.200 1.273.101.287 50,53 Belanja Barang untuk diserahkan kepada Masy. - - - Jumlah Belanja Kotor 26.031.462.216 12.576.211.383 106,99 Pengembalian Belanja - (4.800.000) 0,04 Jumlah Belanja 26.031.462.216 12.571.411.383 107,07 Belanja Modal Rp13.990.310.000 B.5 Belanja Modal Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp13.990.310.000 dan Rp1.569.247.405. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Realisasi Belanja Modal pada TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 791,53% dibandingkan TA 2014 disebabkan oleh implementasi akuntansi berbasis akrual, dan berakibat peningkatan kebutuhan fasilitas pelatihan tekstil dan produk tekstil, berupa gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, serta belanja modal lainnya.

27 Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 URAIAN REALISASI T.A. 2015 REALISASI T.A 2014 NAIK (TURUN) % Belanja Modal Tanah 0 0 0,00 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 1.962.840.000 682.913.000 187,42 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 12.027.470.000 687.616.655 1649,15 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 198.717.750 (100,00) Belanja Modal Lainnya 0 0 0,00 Jumlah Belanja Kotor 13.990.310.000 1.569.247.405 791,53 Pengembalian - - - Jumlah Belanja 13.990.310.000 1.569.247.405 791,53 Belanja Modal Tanah Rp0 B.5.1 Belanja Modal Tanah Realisasi Belanja Modal Tanah TA 2015 dan TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BELANJA REALISASI T.A. 2015 REALISASI T.A 2014 Naik (Turun) % Belanja Modal Tanah 0 0 0,00 Belanja Modal Pembayaran Honor Tim Tanah 0 0 0,00 Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Tanah 0 0 0,00 Belanja Modal Pengurukan dan Pematangan Tanah 0 0 0,00 Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah 0 0 0,00 Jumlah Belanja Kotor 0 0 0,00 Pengembalian Belanja Modal - - - Jumlah Belanja 0 0 0,00 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp1.962.840.000 B.5.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2015 adalah sebesar Rp1.962.840.000, mengalami kenaikan sebesar 187,42% bila dibandingkan dengan realisasi TA 2014 sebesar Rp682.913.000. Hal ini disebabkan oleh penambahan gedung baru yang diikuti dengan penambahan peralatan dan mesin sebagai fasilitas gedung.

28 Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 URAIAN REALISASI TA 2015 REALISASI TA 2014 NAIK (TURUN) % Perlengkapan Sarana Kantor 1.167.155.000 133.650.000 773,29 Perlengkapan Sarana Asrama 495.055.000 190.575.000 0,00 Mesin Industri Garmen 300.630.000 358.688.000 Jumlah Belanja Kotor 1.962.840.000 682.913.000 187,42 Pengembalian - - - Jumlah Belanja 1.962.840.000 682.913.000 187,42 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Rp12.027.470.000 B.5.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp12.027.470.000 dan Rp687.616.655. Realisasi Belanja Modal TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 94,28% dibandingkan Realisasi TA 2014. Belanja Gedung dan Bangunan ini berasal dari penambahan dua gedung yang diperuntukan untuk kegiatan pelatihan tekstil dan produk tekstil. Perbandingan Realisasi Belanja Gedung dan Bangunan TA 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BELANJA REALISASI T.A. 2015 REALISASI T.A 2014 NAIK (TURUN) % Gedung Tempat Kerja 12.027.470.000 687.616.655 94,28 Jumlah Belanja Kotor 12.027.470.000 687.616.655 94,28 Pengembalian Belanja Modal - - - Jumlah Belanja 12.027.470.000 687.616.655 94,28 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp0 B.5.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan TA 2015 dan TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp198.717.850.

29 Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BELANJA T.A. 2015 T.A 2014 Naik (Turun) Belanja Modal Jaringan 0 198.717.850-100,00 Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor Pengelola Teknis Jaringan 0 0 0,00 Jumlah Belanja Kotor 0 198.717.850-100,00 Pengembalian Belanja Modal - - - Jumlah Belanja 0 198.717.850-100,00 Belanja Modal Lainnya Rp0 Belanja Bantuan Sosial Rp0 B.5.5 Belanja Modasl Lainnya Realisasi Belanja Modal Lainnya TA 2015 dan TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. B.6 Belanja Bantuan Sosial Realisasi Belanja Bantuan Sosial TA 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. Belanja bantuan sosial merupakan belanja pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada masyarakat untuk menghindari terjadinya risiko sosial dan bersifat selektif. Perbandingan Realisasi Belanja Bantuan Sosial TA 2015 dan TA 2014 URAIAN REALISASI T.A. 2015 REALISASI T.A 2014 NAIK (TURUN) % Belanja Bantuan Sosial 0 0 0,00 Jumlah Belanja Kotor 0 0 0,00 Pengembalian - - - Jumlah Belanja 0 0 0,00

30 Kas di Bendahara Pengeluaran Rp0 C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan berada di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan ke Rekening Kas Negara per tanggal neraca. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut: Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran Keterangan TH 2015 TH 2014 Uang Tunai - - Bank Mandiri 1280004040454 - - Jumlah - - Kas di Bendahara Penerimaan Rp0 C.2 Kas di Bendahara Penerimaan Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar masing-masing Rp0 dan Rp0. Kas di Bendahara Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di bank yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak. Rincian Kas di Bendahara Penerimaan Keterangan TH 2015 TH 2014 Uang Tunai - - Bank Mandiri 1290007941228 - - Jumlah - - Kas Lainnya dan Setara Kas Rp0 C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0.

31 Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas pada bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, kas lainnya dan setara kas. Setara kas yaitu investasi jangka pendek yang siap dicairkan menjadi kas dalam jangka waktu 3 bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Rincian sumber Kas Lainnya dan Setara Kas pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas Keterangan Tahun 2015 Tahun 2014 Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran - - Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan - - Kas Lainnya dari Hibah - - Jumlah - - Piutang PNBP Rp0 C.4 Piutang PNBP Saldo Piutang PNBP per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp0 dan Rp0. Piutang PNBP merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan namun belum diselesaikan pembayarannya. Rincian Piutang PNBPdisajikan sebagai berikut: Rincian Piutang PNBP Uraian TH 2015 TH 2014 Piutang PNBP - - Piutang Lainnya - - Jumlah - - Bagian Lancar Tagihan TP/TGR Rp0 C.5 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0.

32 Bagian Lancar TPA Rp0 C.6 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran Saldo Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp0 dan Rp0. Bagian Lancar TPA merupakan Tagihan TPA yang akan jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan atau kurang sejak tanggal pelaporan. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar Rp 0 Belanja Dibayar di Muka Rp0 Pendapatan yang Masih Harus Diterima Rp0 C.7 Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp0 dan Rp0. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Lancar adalah merupakan estimasi atas ketidaktertagihan piutang lancar yang ditentukan oleh kualitas piutang masing-masing debitur. C.8 Beban Dibayar di Muka Saldo Beban Dibayar di Muka per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp0 dan Rp0. Beban dibayar di muka merupakan hak yang masih harus diterima setelah tanggal neraca sebagai akibat dari barang/jasa telah dibayarkan secara penuh namun barang atau jasa belum diterima seluruhnya. C.9 Pendapatan yang Masih Harus Diterima Pendapatan yang Masih Harus Diterima per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp0 dan Rp0. Pendapatan yang Masih Harus Diterima merupakan hak pemerintah atas pelayanan yang telah diberikan namun belum diserahkan tagihannya kepada penerima jasa. Persediaan Rp3.781.700 C.10 Persediaan Nilai Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-

33 masing adalah sebesar Rp3.781.700 dan Rp2.165.700. Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut: Rincian Persediaan Jenis TH 2015 TH 2014 Barang Konsumsi 3.781.700 2.165.700 Barang untuk Pemeliharaan - - Suku Cadang - - Persediaan Lainnya - - Jumlah 3.781.700 2.165.700 Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik. Tagihan TP/TGR Rp0 C.11 Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Nilai Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember 2015 dan 2014 masingmasing sebesar Rp0 dan Rp0. Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan kepada bendahara akibat kelalaiannya atau tindakannya yang melanggar hukum yang mengakibatkan kerugian negara. Sedangkan Tuntutan Ganti Rugi adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara untuk penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara. Tagihan Penjualan Angsuran Rp0 C.12 Tagihan Penjualan Angsuran Saldo Tagihan Penjualan Angsuran (TPA)per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. Tagihan Penjualan Angsuran adalah tagihan kepada pegawai bukan bendahara atas transaksi jual/beli aset tetap instansi.

34 Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang Rp0 C.13 Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp0 dan Rp0. Penyisihan Piutang Tak Tertagih Piutang Jangka Panjang merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Tagihan PA dan TP/TGR yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang. Tanah Rp9.082.800.000 C.14 Tanah Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Balai Diklat Industri Jakartaper 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp9.082.800.000 dan Rp9.082.800.000. Mutasi nilai tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 9.082.800.000 Mutasi tambah: 0 Pembelian 0 Mutasi kurang: 0 Penyitaan pengadilan 0 Saldo per 31 Desember 2015 9.082.800.000 Rincian saldo Tanah per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: Rincian Tanah No Luas Lokasi Nilai 1 7569 m2 Jl. Balai Kimia No.1A Pekayon Ps. Rebo 9.082.800.000 Jakarta Timur 13710 Jumlah 9.082.800.000 Tanah seluas 7569 m2 yang terletak di Jl. Balai Kimia No.1A Pekayon Ps. Rebo Jakarta Timur 13710, pada tanggal pelaporan dikuasai/digunakan oleh satker kami.

35 Peralatan dan Mesin Rp14.196.798.995 C.15 Peralatan dan Mesin Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah Rp14.196.798.995 dan Rp12.276.033.995. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 12.276.033.995 Mutasi tambah: Pembelian 1.920.765.000 Hibah Barang 0 Koreksi tambah 0 Mutasi kurang: 0 Penghentian dari penggunaan - Saldo per 31 Desember 2015 14.196.798.995 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 0 Nilai Buku per 31 Desember 2015 14.196.798.995 Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin berupa: a. Pembelian Interior Gedung Kantor Rp1.005.125.000; b. Pembelian AC senilai Rp142.450.000; c. Pembelian Kelengkapan Sarana Perkantoran senilai Rp162.030.000; dan d. Pembelian Peralatan dan Sarana Asrama senilai Rp258.555.000 Gedung dan Bangunan Rp26.634.674.570 C.16 Gedung dan Bangunan Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah Rp26.634.674.570 dan Rp14.607.204.570. Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

36 Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 14.607.204.570 Mutasi tambah: Pembangunan tambahan ruang kelas 12.027.470.000 Mutasi kurang: - Saldo per 31 Desember 2015 26.634.674.570 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 - Nilai Buku per 31 Desember 2015 26.634.674.570 Transaksi penambahan Gedung dan Bangunan berasal dari penambahan gedung pelatihan tekstil dan produk tekstil. Jalan,Jaringan dan Irigasi Rp697.469.586 C.17 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Saldo Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp697.469.586 dan Rp697.469.586. Tidak ada mutasi tambah maupun kurang atas aset Jalan, Irigasi, dan Jaringan. Aset Tetap Lainnya Rp176.279.490 C.18 Aset Tetap Lainnya Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam tanah,peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah Rp176.279.490 dan Rp176.279.490. Tidak ada mutasi tambah maupun kurang atas aset tetap ini untuk Tahun 2015. Rincian Aset Tetap Lainnya disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini. Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp0 C.19 Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) Saldo konstruksi dalam pengerjaan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar R0 dan Rp0 Pada tanggal pelaporan penyelesaian gedung tersebut telah mencapai 100% Rincian lebih lanjut terkait Konstruksi Dalam Pengerjaan

37 disajikan dalam lampiran. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Rp8.921.549.619 C.20 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing Rp8.921.549.619 dan Rp6.894.138.597. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang disusutkan selama masa manfaat aset yang bersangkutanselain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut: Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap No Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 Peralatan dan Mesin 14.238.873.995 7.115.660.102 7.123.213.893 2 Gedung dan Bangunan 26.634.674.570 1.407.186.900 25.227.487.670 3 Jalan, Irigasi dan Jaringan 697.469.586 398.702.617 298.766.969 4 Aset Tetap Lainnya 3.712.500 0 3.712.500 Akumulasi Penyusutan 41.574.730.651 8.921.549.619 32.653.181.032 Rincian akumulasi penyusutan aset tetap disajikan pada Lampiran A1 Laporan Keuangan ini. Aset Tak Berwujud Rp3.712.500 C.21 Aset Tak Berwujud Saldo Aset Tak Berwujud (ATB) per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah Rp3.712.500 dan Rp3.712.500. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud pada Balai Diklat Industri Jakarta berupa software yang digunakan untuk menunjang operasional kantor. Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

38 Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 3.712.500 Mutasi tambah: Pembelian - Mutasi kurang: - Saldo per 31 Desember 2015 3.712.500 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 - Nilai Buku per 31 Desember 2015 3.712.500 Rincian Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2015adalah sebagai berikut: RincianAset Tak berwujud Uraian Nilai Aplikasi Komputer 3.712.500 Jumlah 3.712.500 Aset Lain-Lain Rp0 C.22 Aset Lain-Lain Saldo Aset Lain-lain per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah Rp0 dan Rp0. Aset Lain-lain merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas. Rincian Aset Lain-lain berdasarkan nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku tersaji pada Lampiran Laporan Keungan ini. Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya Rp0 C.23 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing Rp0 dan Rp0. Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya merupakan kontra akun Aset Lainnya yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Lainnya. Uang Muka dari KPPN Rp0 C.24 Uang Muka dari KPPN Saldo Uang Muka dari KPPN per per 31 Desember 2015 dan

39 2014 masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. Uang Muka dari KPPN merupakan Uang Persediaan (UP) atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) yang diberikan KPPN sebagai uang muka kerjadan masih berada pada atau dikuasai oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan. Utang kepada Pihak Ketiga Rp31.592.575 C.25 Utang kepada Pihak Ketiga Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp31.592.575 dan Rp25.460.794. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan kewajiban yang masih harus dibayar dan segera diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu kurang dari 12 (dua belas bulan) sejak tanggal pelaporan.adapun rincian Utang Pihak Ketiga pada Kantor Akuntansi Istimewa Papua per tanggal pelaporan adalah sebagai berikut: Rincian Utang kepada Pihak Ketiga Uraian Jumlah Penjelasan Tagihan Jasa Listrik Bulan Januari 2016 28.659.248 Pendapatan Jasa Giro belum disetor ke kas negara Tagihan Jasa Telepon Bulan Januari 2016 2.933.327 Potongan pajak belanja UP belum disetor ke kas negara Total 31.592.575 Pendapatan yang Ditangguhkan Rp0 C.26 Pendapatan yang Ditangguhkan Nilai Pendapatan Ditangguhkan per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. Pendapatan yang Ditangguhkan merupakan pendapatan negara yang belum disetorkan ke Kas Negara pada tanggal pelaporan. Pendapatan tersebut merupakan pendapatan PNBP, pengembalian belanja, serta pungutan/potongan pajak yang belum disetorkan ke kas negara pada tanggal 31 Desember 2014.

40 Rincian Pendapatan yang Ditangguhkan pada Balai Diklat Industri Jakarta per tanggal pelaporan disajikan sebagai berikut: Rincian Pendapatan yang Ditangguhkan Uraian Jumlah Pendapatan PNBP - PPh yang belum disetor - Total - Pendapatan Diterima di Muka Rp0 Beban yang Masih Harus Dibayar Rp0 C.27 Pendapatan Diterima di Muka Nilai Pendapatan Diterima di Muka per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp0 dan Rp0. Pendapatan Diterima di Muka merupakan pendapatan yang sudah diterima pembayarannya, namun barang/jasa belum diserahkan. C.28 Beban yang Masih Harus Dibayar Beban yang Masih Harus Dibayar per 31 Desember 2015 dan 2014 sebesar Rp0 dan Rp0, merupakan kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga yang pada tanggal pelaporan keuangan belum diterima tagihannya. Ekuitas Rp41.842.374.647 C. Ekuitas Ekuitas per 31 Desember 2015dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp41.842.374.647 dan Rp29.926.066.450. Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas. D. PENJELASAN ATAS POS LAPORAN OPERASIONAL Pendapatan PNBP Rp35.367.300 D.1 Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp35.367.300 dan